Quote:
Original Posted By ivandjaw►Cara paling efektif memang disirkulasikan, tapi ada beberapa pertimbangan:
1. Kalo udara di luar jelek, agan tuker udara di dalam rumah yg penuh VOC dengan udara di luar yg penuh dengan macem2 partikel PM2.5 (sisa bekas pembakaran kendaraan bermotor, atau kalo deket rumah agan ada bakar sampah / pabrik, ya lebih parah lagi)
2. Sirkulasi seperti itu ga akan bisa sekali langsung beres karena VOC dari furnitur, cat dll itu keluarnya perlahan2 dan gak langsung sekaligus.
Alternatifnya jadi bisa disirkulasikan atau dengan air purifier yg mengandung karbon aktif.
Sekarang pertanyaannya karbon aktif beneran ga sih seefektif itu dalam menghilangkan kandungan kimia?
Jawabannya: sangat efektif. (
https://www.sciencedirect.com/topics...ivated-carbon)
Karbon aktif sudah digunakan sejak lama baik di air (water) maupun udara (air) untuk menyerap macam2 kandungan organik. Nah pertanyaannya sekarang bukan efektif / engga karena ini secara scientific sudah dibuktikan dan sudah menjadi standard umum baik di water / air purification technology.
Pertanyaannya harusnya bukan efektif / engga, tapi "karbon aktif" yg agan pake itu beneran "karbon aktif" ga?
Kenapa demikian? Kalo di dunia water filter, ada 2 macam "karbon aktif" yg beredar di pasaran Indonesia: (1) karbon aktif (beneran); atau (2) "karbon aktif" (asal jadi). Kenapa ada yg beneran dan asal jadi?
Karena karbon aktif yg bener2 karbon aktif biasanya terbuat dari cangkang kelapa (coconut shell) atau buah2an lainnya (cangkang sawit, dll) yang kemudian dibakar menjadi arang, kemudian melalui 1 proses lagi yang akan memperbesar pori2 dan luas permukaan di karbon tersebut shingga menjadikannya sangat efektif dalam menyerap organik.
Nah kalo yg asal jadi bedanya apa? Biasanya "karbon aktif" asal jadi itu cuma cangkang kelapa yg dibakar tanpa proses pengaktifan selanjutnya (atau bahkan banyak yg ambil karbon aktif bekas lalu dibakar ulang). Kekurangannya apa? Kalo yg cuma dibakar tanpa pengaktifan ya itu efeknya sangat kecil sekali atau hampir ga ketara bedanya. Lebih parah & berbahaya lagi kalo yg karbon aktif bekas. Kenapa? Karena apapun yg pernah diserap oleh karbon tersebut bisa saja lepas ke air (atau udara) agan. Kalo sebelumnya karbon aktif tersebut dipakai u/ menyerap kandungan organik / logam berbahaya, maka air / udara anda bisa ikutan terkontaminasi.
Jadi kesimpulannya gimana?
Ya kembali ke agan lagi, kalo agan mau hilangin VOC saja tapi ga sensitive sama PM2.5, ya lebih baik udara disirkulasi saja.
Kalo agan mau hilangin both VOC and PM2.5? Saya recommend pakai AP (yang ada HEPA & carbonnya) saat agan / istri agan ada d rumah supaya aman terlinding dari ke2-2nya. Kalo lagi ga d rumah, sirkulasikan saja udaranya supaya lebih cepet hilang VOCnya.
Dan satu lagi, kalo mau beli AP, pilihlah AP yang ada quote CADR valuenya. Lalu pilihlah CADR per Rupiah yang paling tinggi untuk mendapatkan AP yang paling worth for your hard earned money
Bro, background edukasi bro itu ke arah lingkungan ya?
Mungkin bro bisa kasih terobosan / solusi buat pencemaran lingkungan di Indonesia. Khususnya di Jakarta dulu bro.
Kalau misalnya beli AP, gw rasa percuma juga ya kalau lingkungan Jakarta penuh polusi juga. Kalau setiap kita keluar juga menghirup PM 2.5 atau polusi lainnya di jalan (naik motor, mobil, jalan kaki dsb).
Apalagi yang hidupnya lebih sering di jalan.. haha