anna1812Avatar border
TS
anna1812
[SCRIPT FILM PENDEK] : KETIKA USIA SENJA MENYAPA



Naskah Film Pendek
Ketika Usia Senja Menyapa
Oleh anna1812



Premis : Seorang kakek hidup dalam kesendirian, saat semua anaknya sibuk dengan kehidupan masing-masing.

Sinopsis : Sodikun, seorang kakek malang berusia kurang lebih 70 tahun, hidup bersama salah seorang cucunya. Suatu ketika dia sakit, tapi tidak mau memeriksakan penyakitnya. Sedangkan sang cucu, sibuk dengan dunianya sendiri.


FADE IN

SCENE 1. EXT. SAMPING RUMAH SODIKUN - PAGI HARI

CAST: Tetangga Sodikun (Bu Rani, 26 tahun, Bu Siti, 25 tahun, dan Bu Wati, 25 tahun)
Pukul 8 pagi, mereka bertiga sedang menyuapi bayinya.

DIALOG :
Bu Rani : Rumah Mbah Sodikun kok masih tutupan gordennya, ya, Bu?

Bu Wati : Iya. Biasanya kan sudah dibuka.

Bu Siti : Apa belum bangun, ya? Kemarin sakit. Saya sudah nyaranin buat ke dokter. Minta Indra, cucunya, buat nganterin. Tapi Indra kerja masuk malam kayaknya.

Setelah selesai menyuapi anaknya masing-masing, mereka bergegas meninggalkan tempat itu.

CAMERA : LONG SHOT ke samping rumah Sodikun di mana para ibu sedang berkumpul, lalu MOVE TO ke mereka secara bergantian (CLOSE UP).

SOUND-EFFECT : Suara burung, ayam berkokok, denting sendok, dan celotehan bayi-bayi.

Cut to



SCENE 2. EXT. DEPAN RUMAH SODIKUN

CAST : Adik perempuan Sodikun (Bu Yuni), 65 tahun
Tangannya menenteng plastik hitam berisi nasi bungkus. Dia mengetuk berkali-kali pintu yang tertutup rapat dan memanggil-manggil sang kakak. Namun, tak ada jawaban. Lalu dia meninggalkan rumah Sodikun.

CAMERA : CLOSE UP ke arah Bu Yuni.

SOUND-EFFECT : Suara ketukan pintu.

Cut to



SCENE 3. EXT. JALAN MENUJU RUMAH BU YUNI

CAST : Bu Yuni dan pengguna jalan

CAMERA : LONG SHOT ke arah jalan raya dan pengguna jalan lainnya. MOVE TO sekeliling jalan dan rumah-rumah penduduk yang ada di pinggir jalan, lalu ke arah Bu Yuni yang berjalan kaki menyusuri jalan beraspal (CLOSE UP).

SOUND-EFFECT : Suara motor, kendaraan lain, klakson, dan teriakan beberapa pengguna jalan.

Cut to



SCENE 4. INT. RUMAH BU YUNI

CAST : Bu Yuni dan anaknya, Dewi (20 tahun)

Bu Yuni memasuki rumah dan disambut oleh anak perempuannya yang sedang menonton suatu acara di televisi.

DIALOG :
Dewi : Kok cepet banget udah balik, Bu? Pakdhe ada, kan?

Bu Yuni : Gak tau, Wi. Pintunya dikunci. Ibu panggil-panggil ndak ada sahutan. Makanya ibu balik ambil kunci cadangan.

Bu Yuni masuk kamar mengambil kunci. Sejurus kemudian keluar.

Dewi : Emang Kak Indra juga gak ada? Eh, hari ini dia masuk pagi kayaknya.

Bu Yuni : Entahlah. Itu enak memang kurang peduli sama kakeknya. Terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Ya sudah, ibu mau balik lagi ke rumah pakdhemu, ya. Perasaan ibu ndak enak.

Dewi : Iya, Bu. Dewi antar, ya.

Bu Yuni : Ndak usah. Ibu jalan kaki aja. Dekat ini.

CAMERA : LONG SHOT ke arah ruang keluarga. MOVE TO kamar Bu Yuni. Lalu ke arah Bu Yuni dan Dewi secara bergantian (CLOSE UP).

SOUND-EFFECT : Suara televisi

Cut to



SCENE 5. EXT. JALAN MENUJU RUMAH SODIKUN

CAST : Bu Yuni dan pengguna jalan

Bu Yuni kembali menyusuri jalan beraspal menuju rumah sang kakak sambil menenteng plastik hitam.

CAMERA : LONG SHOT ke arah jalan, pengguna jalan, dan sekitarnya. MOVE TO Bu Yuni (CLOSE UP).

SOUND-EFFECT : Bising suara kendaraan dan klakson.

Cut to



SCENE 6. EKT. DEPAN RUMAH SODIKUN

CAST : Bu Yuni

Bu Yuni membuka pintu rumah sang kakak.

CAMERA : CLOSE UP ke arah Bu Yuni dan daun pintu.

SOUND-EFFECT : Suara anak kunci dimasukkan ke lubangnya, dan kicau burung.

Cut to



SCENE 7. INT. RUMAH SODIKUN

CAST : Bu Yuni dan Indra

Mencari dan memanggil-manggil Sodikun. Dia menemukan Indra sedang tidur di kamar tengah. Telinganya tersumpal headset. Bu Yuni ke kamar sang kakak, tapi tak menemukan sosok yang dicarinya.

CAMERA : LONG SHOT ke ruang tamu lalu MOVE TO kamar tengah, lalu kamar Sodikun. CLOSE UP ke wajah Bu Yuni yang diliputi rasa cemas.

SOUND-EFFECT : Sunyi, hanya kicau burung dari luar.

Cut to



SCENE 8. INT. RUMAH SODIKUN

CAST : Bu Yuni dan Sodikun

Bu Yuni melangkah ke ruang belakang. Terlihat beberapa gelas dan piring kotor berserakan di meja makan. Dia membereskan semuanya dan membawa ke dapur. Alangkah terkejut ketika dia melihat sosok Sodikun tertindih rak piring yang terbuat dari stenlees. Diraihnya tubuh sang kakak. Dia meraung sejadi-jadinya manakala kulitnya bersentuhan dengan tubuh yang telah dingin dan kaku tersebut.

CAMERA : CLOSE UP ke Bu Yuni dan Sodikun

SOUND-EFFECT : Rak piring yang digeser, barang pecah belah jatuh.

Cut to



SCENE 9. INT. RUMAH SODIKUN

CAST : Bu Yuni, Sodikun, dan Indra

Indra yang sedang tidur, terbangun dan tergopoh ke arah Bu Yuni.

DIALOG :
Bu Yuni : Kamu ni gimana, to? Masa ndak dengar kakekmu jatuh tertimpa rak piring kayak gini! (Sambil menangis)

Indra : Aku gak tau, Nek. Semalem pulang kerja jam 3 pagi terus tidur. Waktu pamit kerja jam 7 malem, Kakek juga masih sehat, kok.

Bu Yuni : Alasan aja! Memang ndak nengok kakekmu dulu di kamar?

Indra : (menggeleng dengan wajah sedih)

CAMERA : CLOSE UP ke Bu Yuni, Indra, dan jasad Sodikun

Cut to



SCENE 10. INT. RUMAH SODIKUN

CAST : Bu Yuni, Parjo (anak pertama Sodikun) dan para tetangga

Parjo datang 20 menit kemudian setelah dihubungi Indra. Tangisnya pecah memeluk jenazah sang ayah yang telah berpulang ke Rahmatullah. Para tetangga masih sibuk meluruskan kaki dan tangan Sodikun yang tertekuk. Diperkirakan almarhum Sodikun meninggal sudah sekitar 8 jam yang lalu.

DIALOG :
Bu Siti : Tadi malem kira-kira jam 12, emang saya denger ada suara kayak rak rubuh gitu dari dapur Mbah Sodikun. Saya waktu itu belom tidur karena si kecil lagi rewel. Gak ada pikiran kalau itu Simbah yang jatuh. Saya pikir itu tikus yang njatuhin barang.

Bu Wati : Kok nggak keluar, Bu buat nyari tau itu suara apa?

Bu Siti : Gak, Bu. Anak saya juga lagi rewel.

Bu Yuni : Saya juga udah 2 hari ndak ke sini. Badan lagi ndak enak. Biasanya sih tiap pagi nganter sarapan. Ndak tau juga kalo Kang Sodikun lagi sakit. (Sambil menangis)

Tetangga lain : Sakitnya baru kemarin. Katanya pusing sama batuk, tapi saya ajak berobat nggak mau.

Parjo nampak syok dengan kepergian ayahnya. Dia baru menyadari jika selama ini telah menyia-nyiakan sang ayah. Jarang berkunjung apalagi menginap. Begitu pun dengan ketiga adiknya yang tinggal di luar kota bersama keluarga masing-masing. Dia hanya berharap semoga kejadian ini tidak menimpa dirinya kelak ketika berada di usia senja.

CAMERA : LONG SHOT ke kamar Sodikun. Memperlihatkan suasana haru penuh tangis.
CLOSE UP ke Parjo yang bersimbah air mata penyesalan.

FADE OUT

CREDIT TITTLE

END



sumber gambar
Diubah oleh anna1812 22-11-2019 07:42
anasabila
4iinch
sebelahblog
sebelahblog dan 39 lainnya memberi reputasi
40
3.1K
107
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Tampilkan semua post
adnanamiAvatar border
adnanami
#4
Quote:


Rapi bener ... ane mau bikin juga
anna1812
anna1812 memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.