sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
4Love: Tentang Patah Hati, Kesetiaan, Obsesi, dan Keteguhan Hati



Quote:


Spoiler for Daftar Bab:


Diubah oleh sandriaflow 01-12-2020 12:11
santinorefre720
blackjavapre354
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
14.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#52
Bab 17: Restu
JOJO

Wajah Zulfa terlihat sangat gembira ketika mendengar bahwa ibu Jojo ingin bertemu dengan dia. Di satu sisi, tampaknya Zulfa juga malu-malu. Terlihat dari gaya bicaranya yang agak terbata-bata. Juga pipinya yang bersemu merah. Perempuan itu tidak terlalu pintar menyembunyikan perasaannya.

“Jadi, kapan kamu bisa ke rumahku?” tanya Jojo memastikan ulang.
“Akhir pekan saja bagaimana, Jo?”
“Oke. Akhir pekan ya. Ehm, ngomong-ngomong, kamu pernah cerita ke keluargamu tentang aku?”
“Ee…”

Jojo menatap wajah Zulfa agak serius. Ia tidak bermaksud apa-apa. Hanya saja untuk menjawab rasa penasarannya selama ini.

“Belum sih, Jo,” jawab perempuan itu sambil menggaruk-garuk pipinya. Agaknya, dia sedikit tidak enak dengan Jojo.
Mendadak, Jojo malah ketawa.
“Loh, kamu kok malah ketawa?” tanya Zulfa heran.
“Habisnya, kamu lucu sih kalau ketawa. Tambah cantik,”
Zulfa lalu memasang wajah cemberut.
“Loh, kamu kenapa kok cemberut? Maaf ya, aku tidak ada maksud menyinggung perasaan kamu,”

Suasana masih hening. Tak ada jawaban berarti dari Zulfa.
“Zulfa,” ucap Jojo lagi dengan gurat wajah perasaan bersalah.
“Hahahaha,”

Zulfa tertawa sembari menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

“Kamu lucu kalau merasa bersalah seperti itu. Sumpah, aku nggak bisa berhenti ketawa,”

Entahlah, Jojo sendiri bingung hendak berkata apa. Ia sendiri tidak menduga jika itu tadi hanyalah candaan Zulfa semata.
“Ya sudah, nanti aku jemput kamu ya akhir pekan. Aku yakin, ibuku pasti senang ketemu kamu,”

Zulfa mengangguk. Ia sendiri tidak sabar untuk bertemu dengan orang tua Jojo.

****

Jojo menjemput Zulfa ke tempat kosnya. Perempuan itu kali ini terlihat sangat anggun dengan penampilannya yang sangat sederhana. Bibirnya terbalut gincu tipis warna merah muda dan membuat hati Jojo agak deg-degan.

“Kamu cantik banget hari ini, Zul,”
“Makasih, Jo,”

Tanpa menunggu waktu lama, mereka berdua langsung berangkat menuju rumah Jojo.

Sesampainya di depan rumah, Jojo membuka pintu pagar lalu memakirkan sepeda motornya di depan teras. Ia kemudian mengajak Zulfa masuk ke rumahnya.

Tanpa diduga, kedatangan Zulfa disambut hangat oleh ibu Jojo.

Ibu Jojo terlihat sangat senang ketika pertama kali melihat Zulfa. Apalagi, Zulfa sangat sopan ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua. Itu yang membuat Jojo lebih senang. Ia merasa bahwa Zulfa merupakan yang pantas untuk mendampingi hidupnya kelak.

Jojo pamit ke belakang sebentar agar ibunya bisa berbincang-bincang lebih dalam dengan Zulfa. Sejak beberapa hari kemarin, Jojo sendiri sudah mem-briefing Zulfa tentang sikap ibunya. Hal yang disukai dan tidak disukai ibunya, serta kriteria ibunya terhadap calon menantunya.
Memang, hanya masalah jarak itulah yang cukup menjadi beban tersendiri di hati Jojo. Namun, Jojo pikir itu bukan menjadi masalah utama bagi dia saat ini. Yang terpenting, ibunya sudah bertemu dengan perempuan yang sudah dipilihnya.

Jojo kembali lagi ke ruang tamu. Kemudian, ia ikut masuk ke dalam perbincangan ibunya dan Zulfa, tetapi kali ini dia tak banyak berkomentar. Ia hanya sesekali membantu Zulfa apabila kesulitan memahami kata-kata ibunya yang seringkali menggunakan bahasa Jawa, berhubung Zulfa masih belum fasih berbahasa Jawa.

“Ya sudah. Ibu senang sekali bisa bertemu nak Zulfa hari ini. Jangan sungkan-sungkan main ke sini ya,”

Zulfa tersenyum manis. Jauh di lubuk hatinya, ia sejujurnya sangat senang karena merasa diterima oleh keluarga Jojo. Tetapi, ia juga sedih karena suatu alasan. Hal itulah yang membuat dia lebih banyak diam selama perjalanan pulang.

****

Di lain waktu, Jojo bertanya kepada ibunya tentang apa yang sudah terjadi dengan Zulfa. Mungkin, ada perkataan ibunya yang menyinggung atau membebani hati Zulfa saat ini.

“Ibu tidak bicara macam-macam, Jo. Ibu hanya menyampaikan kalau kamu anak satu-satunya Ibu. Jadi, Ibu hanya pengen dia tahu kalau nanti memang kamu jodohnya sama dia, ibu tidak mau kamu pergi jauh-jauh dari ibu. Saya yakin, Zulfa bisa memahami kondisi ibu,” tutur ibunya pelan tanpa ada maksud menyinggung perasaan Jojo.

Mendengar perkataan itu, Jojo perlahan mampu memahami apa yang menjadi kegelisahan hati Zulfa saat ini. Apakah perempuan itu siap jika nanti hidup bersama Jojo di Jawa? Apakah keluarganya di Makassar nanti merestui hubungan mereka?

Jujur, itu adalah pertanyaan yang sangat berat dipikul Jojo saat ini. Perlahan, ia juga menyadari bahwa menjalin komitmen dengan seseorang itu tidak semudah yang dipikirkan. Permasalahan itu tidak hanya terkait antar perasaan dua orang manusia, tetapi juga terkait mempersatukan hubungan antar dua keluarga.

Ah, Jojo mendadak gusar dengan dirinya sendiri. Perjalanannya memang masih jauh, tetapi mau tidak mau Jojo harus merenungkan hal tersebut. Apakah dia nanti benar-benar mampu membahagiakan Zulfa? Apakah dia nanti sanggup bertemu dengan keluarga besar Zulfa yang jauh di sana dan menyakinkan bahwa dialah lelaki yang tepat untuk Zulfa?

Ia pun berkaca pada dirinya sendiri. Saat ini, dia masihlah menyandang status mahasiswa semester tua dengan masa depan yang masih sangatlah suram. Mendadak, ia merasa tidak pantas bersama dengan Zulfa. Apalagi, dia mendengar dari salah satu temannya bahwa keluarga Zulfa di sana termasuk salah satu pengusaha sukses.

Percuma jika dia mencintai Zulfa, tetapi dia sendiri tidak mampu memberikan yang terbaik ke depan bagi Zulfa. Rasa cinta dan pemikiran logis nan realistis agaknya perlu dipertimbangkan.

Membayangkah kemungkinan-kemungkinan tersebut membuat Jojo stress. Ia hanya merokok sambil melamun sendirian di teras rumah. Tanpa terasa, ia juga sudah menandaskan dua gelas kopi di tangannya.
changer.
coxi98
fransjabrik
fransjabrik dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.