joko.winAvatar border
TS
joko.win
Frustasi!!! Novel, Tempo, Tirto Kolaborasi Serang Kapolri Tito Karnavian
Gatra.com | 19 Oct 2018 05:45

Jakarta, Gatra.com - Dua pekan terakhir, isu tentang sabotase barang bukti di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang disinyalir dilakukan penyidiknya sendiri, bergulir lalu mengarah kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian. 

Hasil investigasi yang dilakukan sejumlah media nasional yang tergabung dalam Indonesialeaks dan diterbitkan pada Senin, 8/10 lalu, menyebutkan sabotase yang dilakukan penyelidik itu untuk menghapus jejak adanya aliran dana yang mengarah ke beberapa pejabat, salah satunya Kapolda Metro Jaya saat itu, yang dijabat Tito.

Indonesialeaks menyebut bahwa dalam buku bank bersampul merah atas nama Serang Noor IR itu memuat lembaran alat bukti kasus penyuapan atas Patrialis Akbar oleh Basuki Hariman.

Namun dua penyidik KPK,  diyakini telah merobek 15 lembar barang bukti itu yang berisi catatan pengeluaran perusahaan pada 2015-2016 dengan jumlah Rp4,337 miliar dan US$206,1 ribu.

Terkait tuduhan itu, dalam wawancara khusus dengan Majalah Gatra, Edisi 18-24 Oktober 2018, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, perlu ada validasi terkait kebenaran pengakuan dua orang yang membuat buku tersebut.

Apalagi sepengetahuan Tito, buku tersebut bukan buku bank. “Yang keluar itu buku keuangan tulisan tangan, bukan buku bank, beda. Buku catatan ini disita KPK,” kata Tito. 

Lalu, isi dari buku itu yang bocor, dan menyebut adanya keterlibatan Tito. “Kemudian langsung dianalogikan, diidentikkan bahwa Kapolda, saya, Tito menerima uang karena ada nama saya di buku catatan itu. Inikan harus memiliki nilai yang divalidasi,” tegas Tito. 

Baca Juga: Alasan Tito Karnavian Tidak Segera Komentari Skandal Buku Merah

Terkait validasi, sebenarnya dua orang yang mengetahui pembuatan buku tersebut juga telah ditanya pihak Polisi, terkait kebenaran informasi di dalam buku tersebut. 

Mereka diperiksa karena ada kaitannya dengan kasus di Bea Cukai. Pemeriksaan oleh Penyidik Polda Metro Jaya ini sudah dilakukan setahun lalu. 

“Dia (Basuki Hariman) ditanya apa kenal dengan Tito Karnavian? Dia bilang secara personal tidak kenal, tapi sering lihat di ruang publik,” papar Tito. 

“Ditanya lagi kenapa nama Tito dicatat di situ? Dia bilang untuk meyakinkan staf-stafnya bahwa dia punya power, jaringan kenal dengan pejabat, sekaligus untuk ada pembukuan bahwa dia bisa menarik uang,” Tito menambahkan. 

Hal ini, membikin jelas, jika Hariman hanya mengaku-ngaku. “Jadi bagi saya simpel, saya enggak pernah terima. Enggak bisa dari buku langsung dituduhkan ke saya,” tegas Tito. 

Dalam wawancara dengan GATRA, Tito juga membantah soal adanya rekaman CCTV yang memperlihatkan perobekan beberapa halaman di buku merah. 

Juga catatan namanya yang kabarnya dihapus dengan Tipe-X. “Ngak ada, itu. Di CCTV dan pemeriksaan saksi-saksi, tidak ada,” tegas Tito. 

Wawancara lengkap dengan Kapolri Tito Karnavian bisa dibaca lengkap di Majalah GATRA yang terbit Kamis (18/10) pekan ini. 

https://www.gatra.com/detail/news/35...dal-Buku-Merah


================


Frustasi!!! Novel, Tempo, Tirto Kolaborasi Serang Kapolri Tito Karnavian.


Rupanya di tengah kondisi putus asa lantara Perppu yang diminta KPK tak kunjung diterbitkan, kini mereka menyasar orang terdekat presiden. Dalam berita terbaru Tempo dan Tirto memberitakan kasus dugaan korupsi yang menjerat Tito hingga menuduhnya seakan dalang kasus penyiraman Novel Baswedan.



Siapa yang percaya dengan komplotan bajingan itu. Laporan dugaan korupsi 146x lebih besar yang dilakukan Gubernur Anies maupun Dirut BUMN Sattar Taba yang lebih besar 7x di Ibukota saja dibiarkan menguap. Semoga Tito segera menindaklanjuti tuduhan keji pada dirinya dan menyeret komplotan Novel keluar dari KPK beserta media-media murahan di belakangnya.


Tempo membuat Thread di twitter kemarin sore tanggal 17.10.19 pukul 15.48 dan diretweet 14.4k saat saya menulis artikel ini.

"[THREAD]

Masih ingat dengan buku merah?

Sebuah buku yang berisi catatan transaksi keuangan yang memuat nama Tito Karnavian dan sejumlah pejabat instansi pemerintah.

#IndonesiaLeaks #BukuMerah #RuangKolaborasiKPK #TGPF #TitoKarnavian #NovelBaswedan "

Tanggal 17.10.19 jam 12.00 Tirto terlebih dahulu membuat thread dan di retweet 24.9k saat saya menulis artikel ini.

1.Temuan buku merah menyibak rentetan peristiwa pada April 2017: penyidik KPK yang tasnya dirampok, perusakan buku merah oleh dua penyidik KPK dari kepolisian, dan penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

Simak laporan Indonesialeaks soal Buku Merah.

2.Salah satu poin dari laporan TGPF adalah enam kasus yang mungkin bisa jadi latar belakang penyerangan terhadap Novel Baswedan. Namun, ada satu kasus yang tidak masuk dalam laporan akhir: Kasus buku merah milik pengusaha impor daging Basuki Hariman.

3.Perusakan buku merah dilakukan oleh Harun dan Roland Ronaldy, dua penyidik dari kepolisian. Aksi perusakan itu terekam CCTV di Ruang Kolaborasi Lantai 9 Gedung KPK. Ada apa di dalam buku merah?

4 April 2017

Novel Baswedan menemui Kapolri Tito Karnavian. Menjelang tengah malam, penyidik KPK Surya Tarmiani yang membawa dokumen kasus Basuki Hariman, termasuk buku merah, dirampok.

7 April 2017

Buku merah dirusak oleh dua penyidik KPK.

5.Aksi perusakan barang bukti buku merah di Ruang Kolaborasi lantai 9 gedung KPK terekam CCTV. Selain itu, dalam rekaman CCTV, terlihat ada penyidik KPK lain.

6.Buku merah mencatat dugaan aliran uang, salah satunya ke Tito Karnavian. Novel lalu bertemu Tito untuk mengklarifikasi isu bahwa KPK mengincar Tito.

Yang terjadi kemudian: perampokan laptop penyidik KPK, perusakan buku merah, & penyerangan Novel Baswedan.

Kemarin malam tirto juga membuat artikel dengan judul "Teka Teki Buku Merah Antara Novel, KPK, dan Pertemuan di Patimmura". Berikut linknya:

https://tirto.id/teka-teki-buku-mera...all_whatsapp=1

Ada sesuatu yang sangat janggal dengan pemberitaan bertubi-tubi oleh Tirto dan Tempo. Pertama bagaimana bisa CCTV di ruangan penyidik KPK bocor ke tangan mereka. Kedua aliran dana yang katanya 1.2 milyar ke Tito Karnavian kenapa baru dibuka saat ini.

Salah satu komentar di cuitan Tempo menarik dipelajari untuk menjawab kejanggalan di atas.Dari akun @makibao_indo menuliskan "Dulu Tempo dijuluki wadah buletin pegawai KPK di kalangan wartawan karena selalu dapat info yang bombastis membuat iri dikalangan wartawan lain. sekarang Tirto naik pangkat. Eh ini edit bareng?"

#Tirto

#Tempo

#UUKPK

"Dulu sempat kejadian ada wartawan tempo tertangkap satpam masuk lantai 8 gedung baru KPK dimana lantai tersebut merupakan area Direktorat Pengawas Internal KPK. Padahal semua wartawan hanya dapat akses di ruang media center."

Disertai link berita berjudul "Seorang wartawan Tempo ditangkap oleh Satpam di Gedung KPK".

https://mv.beritacenter.com/news-154...edung-kpk.html

Berikut ss beritanya:

Dulu saya pernah menulis artikel berjudul "Terbongkar!!! Penyidik KPK Membocorkan Data ke Media Tempo untuk Eksistensi Indonesia Leaks?"

Berikut linknya https://seword.com/politik/terbongkar-penyidik-kpk-membocorkan-data-ke-media-tempo-untuk-eksistensi-indonesia-leaks-oTMXj5LWhI

Tulisan saya dibaca 19.8k dan setelahnya beredar meme majalah Tempo dengan cover wajah Novel ditutup tangan sambil tertulis "Novel Penjual Data ke Indonesia Leaks".

Tempo rupanya ketakutan dan memberitakan di kanal cek fakta atau hoaks. Bahwa cover majalahnya hoaks dan narasi artikel yang saya tulis keliru. Tapi, Tempo tidak bisa membantah tuduhan ada bocoran data korupsi dari komplotan penyidik Novel ke mereka. Media mainstream seperti suara.com juga ikut klarifikasi terkait cover majalah palsu tapi tak ikut mengomentari narasi artikel saya.

Melihat fakta kalau mereka punya rekaman CCTV, seharusnya menjadi pertanyaan besar kenapa KPK mulutnya bocor ke media. Kalau tahu ada perusakan barang bukti atau pencoretan seharusnya menindak yang bersangkutan, melaporkan pada ketua KPK lalu dibawa ke pengadilan bukan malah dibawa ke Tempo.

Terkait tuduhan pada Tito Karnavian, silahkan Tempo, Tirto dan KPK buktikan. Tapi, kalau itu semua tuduhan palsu sebaiknya mereka semua menerima konsekuensi dari akibat pencemaran nama baik. Sampai menuduh Kaporli Tito sebagai dalang penyiraman air keras ini sungguh keterlaluan. Padahal dia selalu mendampingi Novel saat dirawat di Singapura. Justru Novel yang tak mau bekerja sama dengan menutup mulut tak mau menyebut ciri-ciri pelaku yang menyerangnya.

Novel memang tak tahu balas budi. Dia berobat menggunakan dana dari presiden tapi saat ada revisi UU KPK justru menyebut koruptor hutang budi pada Jokowi. Mungkin Novel kena karmanya karena hobi membocorkan data ke media Tempo hingga tak mau mempercayai semua orang selain Tempo.

Lalu bagaimana dengan laporan dugaan korupsi Anies Baswedan senilai 146 milyar yang enggan ditindak lanjuti oleh KPK? Ini nilainya justru hampir 146 kali lipat.

Berikut fotonya:

.

Ini justru KPK tebang pilih dalam menangani kasus korupsi. Ibarat gajah di pelupuk mata tak tampak tapi kuman di seberang laut tampak.

Sekarang Kapolri justru jadi sasaran kebencian KPK dan media murahan. Mengapa Novel begitu membenci kepolisian tempat di mana ia dibesarkan sudah saya jawab lewat artikel berjudul: Benang Merah antara Novel Baswedan, ICW, dan Tempo Bertujuan Kuasai Lahan Basah di KPK" dengan link berikut:

https://seword.com/politik/benang-me...kpk-G5JvBBAvQ9

Disitu tertulis konflik awal antara Novel dan Aris Budiman yang sama-sama berasal dari kepolisian di KPK. Artikel itu juga menjawab klan Novel Baswedan menolak mati-matian Irjen Firli yang berasal dari kepolisian dan bagaimana kerasnya Tempo beserta ICW membela posisi Novel dengan menolak revisi UU KPK. Karena mereka memiliki lahan basah dan kepentingan Novel untuk jadi polisi nomer satu tak ingin diganggu siapapun termasuk DPR dan Pemerintah.

kenapa Novel benci mantan institusi nya? Salah seorang teman angkatannya mengatakan kalau Novel sakit hati. Dua kali gagal Sespim. Sejak itu dia dendam dengan Polri. Dengan menjadi direktur penyidik KPK dan mengendalikan KPK mungkin Novel bisa berimajinasi menyaingi Kapolri Tito Karanvian.

Referensi:

https://mv.beritacenter.com/news-154...edung-kpk.html
Diubah oleh joko.win 19-10-2019 04:28
Jazed
jokerI88I
vincentlgunawan
vincentlgunawan dan 10 lainnya memberi reputasi
9
7.3K
85
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Tampilkan semua post
sniper2777Avatar border
sniper2777
#7
TS ganti judul emoticon-Gila



Akan kah si Tiitit terjerembab?? emoticon-Big Grin


Hancur sudah hancur KPK lewat revisi UU dan pemimpinnya kedepan pun akan disusupi oleh korps itu emoticon-Nohope
Diubah oleh sniper2777 19-10-2019 04:29
agusdwikarna
lubizers
sudutdermaga
sudutdermaga dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.