luko.belitaAvatar border
TS
luko.belita
Hujan Deras Guyur Kota Medan, Jalan Jawa Terendam Banjir






MEDAN - Hujan deras yang mengguyur Kota Medan selama hampir dua jam lebih, membuat beberapa ruas jalan yang selama ini langganan banjir, langsung tergenang akibat hujan tersebut.

Satu di antaranya adalah Jalan Jawa yang merupakan kawasan salah satu Mal Center Point yang terbesar di Kota Medan, juga dikepung oleh genangan air.

Ketinggian air mencapai 30 sentimeter.

Membuat beberapa kendaraan yang melintas terhambat. Bahkan beberapa di antaranya mogok, akibat mesin masuk air.

Kapolsek Medan Timur Kompol M Arifin membenarkan bahwa hujan deras yang terjadi sekitar dua jam lebih membuat kawasan Jalan Jawa di depan Polsek Medan Timur tergenang air.

"Iya, tadi akibat hujan deras banjir jalan di depan," kata Arifin, Rabu (9/10/2019).

Arifin menjelaskan bahwa selama ini setiap hujan deras melanda kawasan Jalan Jawa, jalan akan tergenang dengan ketinggian air paling tinggi sekitar 30 sentimeter.

Hal ini diduga akibat saluran yang kurang baik serta volume parit yang tak mampu menampung debit air yang tinggi.

"Tapi biasanya 30 menit setelah hujan reda, air akan berangsur-angsur surut dan normal kembali," tutup Arifin.

Sampai saat ini, permasalahan banjir di Kota Medan masih menjadi PR besar.

Beberapa ruas jalan kota sering langsung tergenang tatkala hujan deras panjang melanda.

Saluran tempat pembuangan air juga belum mampu menampung debit air yang tinggi.

Hujan juga menggenangi Jalan Letda Sujono, Jalan Kapten Muslim.

Beberapa kendaraan baik sepeda motor maupun mobil, terlihat antre dan menurunkan kecepatan saat melintasi kawasan ini.

Bunyi klakson kendaraan terdengar dikarenakan antrean di Jalan Kapten Muslim.

Salah seorang warga, Erik mengatakan, air naik pasca hujan siang tadi.

"Dari siang tadi hujan sekarang menyisakan banjir.

Di rumah pun banjir," ujarnya saat dihubungi Tribun Medan, Rabu (9/10/2019).

Martubung Terendam sejak Rabu Dini Hari

Hujan yang mengguyur Kota Medan pada Rabu (9/10/2019) dini hari menyebabkan banjir di sejumlah wilayah.

Satu di antaranya di kawasan padat penduduk yang berada di Jalan Rawe V, Lingkungan VII, Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan Labuhan.

Menurut warga, air menggenangi rumah mereka sejak pukul 07.00 WIB. Dikhawatirkan, air semakin tinggi seiring dengan turunnya hujan sore ini.

"Ini airnya semakin naik, karena cuaca pun sudah gelap," kata Ari Kurniawan, warga Komplek UKA, Senin sore.

Pemukiman warga di Jalan Rawe V, Lingkungan VII, Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan Labuhan terendam banjir sejak Rabu (9/10/2019) pagi. Dikhawatirkan, volume air akan semakin tinggi seiring buruknya cuaca Kota Medan.


Ia mengatakan, air yang menggenangi rumah mereka berwarna kehitaman. Diduga, air sudah bercampur dengan limbah.

"Kalau sudah banjir begini, siap-siap lah kami gatal-gatal. Karena airnya ini sudah bercampur dengan limbah pabrik yang ada di kawasan Martubung," kata Ari.

Di kawasan Komplek UKA, sambung Ari, warga bersiap memindahkan barang elektronik ke tempat yang lebih tinggi. Katanya, jika hujan deras terus mengguyur, air yang menggenang bisa mencapai satu hingga dua meter.

"Kondisi drainase di kawasan ini juga agak buruk. Makanya kalau sudah hujan, air tidak lancar mengalir," ungkap pengemudi ojek online ini.

Ari berharap, pihak terkait bisa sesegera mungkin memperhatikan kondisi pemukiman warga. Setidaknya, pihak kelurahan maupun kecamatan harus rutin mengecek kondisi drainase yang ada di pemukiman warga.

https://medan.tribunnews.com/2019/10...anjir?page=all
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jangan suudzon dulu, belum tentu limbah pabrik yang bikin gatal2 kelen, ingat limbah kobokan fefek makpetak kampung2 tepi kali deli jauh lebih gede dan beracun dibanding limbah pabrik emoticon-Sundul Up



Mending kelen hanya gatal2, kalau di daerah medan yang dekat sumber air ceb0kan makfetak kampung aur,badur, sei mati, kenak air banjir, bisa bisulan, bernanah, demam tinggi emoticon-Leh Uga

Ga percaya ? tanya langsung sama ikan2 di belawan yang sakaw dan overdosis kenak air bilas fantat makpetak kampung2 tepi kali,nelayan yang makan ikan belawan pun langsung masuk UGD RS, karena keracunan toksin fefek aur/badur/sei mati emoticon-Ngakak



Bukan salah drainase, mau drainase sebagus apapun, mau insinyur nya dari jerman pun, selama muara nya di kali di sumbat fantat pramuria2 suci kampung2 bantaran kali, yah tetap banjir emoticon-Ngakak



Tadi ane lihat banyak putera2 fefek kampung aur dan badur malak parkir dan duit spsi ke mobil bahan bangunan di rumah2 warga yang renovasi karena banjir emoticon-Ngakak

PADAHAL YANG BIKIN BANJIR PULUHAN TAHUN, FANTAT MAMAK DAN NENEK SERTA BUYUT MEREKA JUGAK !! emoticon-Ngakak

Ingat saudara saudari, premanisme adalah piaraan negara kitak, jadi jangan harap premanisme musnah tanpa REVOLUSI emoticon-Jempol

Di negara2 lain, kenaikan harga akibat ekonomi reses hanya 7 tahun sekali, sementara di medan sudah naik harga 4 kali dalam 2 minggu akibat pungli uang ceb0k makpetak kampung tepi kali dan tepi rel

Lupakan harapan kalian pada presiden, jenderal, gubsu, walikota, dll, satu2 nya jalan untuk kehidupan yang sesuai dengan standard negara beradab adalah REVOLUSI emoticon-Ngakak

Bukan untuk gulingkan si pakde, soale ga ngaruh, tapi untuk gulingkan para jenderal kaleng di sumut dan di pusat emoticon-Ngakak

Yang ga wudhu pakai air kali deli adalah kafiiiiiiirrrrrrrr
Diubah oleh luko.belita 09-10-2019 23:10
0
1.4K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Tampilkan semua post
ustad.syamAvatar border
ustad.syam
#2
gubernur edi pilihan ummat mana nih ?
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.