Sumber gambar: Dok.pri. Imam Rofi'i

Mendengar kabar kekasih direbut orang bak halilintar menggelegar di telinga. Dentumannya bertalu, bikin ngilu. Lemah lunglai sekujur tubuh, rasa sedih menggelayuti sepanjang hari. Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Bayangan kekasih memadu cinta dengan orang lain membuat gemeletuk gigi seolah mau tanggal semua. Inginnya dia gigit tuh gebetan dan selingkuhannya sekalian. Bener nggak yang saya ungkapkan?

Para pesakitan yang pernah mengalami patah hati pasti dah sepakat, pernah merasakan hal ini. Betul apa betul? Kalau melenceng dikit dimaapin yah. Maklum dah lupa rasanya. Hehe

Saya tergerak menuliskan hal ini mengingat ada seorang teman berkeluh kepada saya, betapa move on itu susah banget ngejalaninnya. Setelah putus cinta, karena gebetan meleng ke lain orang, dia tak bisa pindah ke lain hati. Ya gimana bisa pindah, wong hatinya cuma berisi nama gebetan aja. Padahal satu satunya yang bisa mengobati luka hati menurut ane ya nyari lagi. Tapi apa segitu gampangnya?

Buat cowok kayaknya mudah ya, atau sama sulit juga -- maaphkuen ane belum pernah ngerasain jadi cowok--. Ini cuma berdasarkan pengamatan semata, cowok tuh kayaknya lebih tahan banting kalau putus cinta. Marah sih iya tapi rata- rata cuma sebentar, sampai dia segera memutuskan mencari pengganti. Dalam pikirannya gini nih. " Emang ente aja yang bisa dapetin gebetan, Ane juga!"

Nah, buat makhluk berjenis kelamin cewek, ternyata gak semudah itu gan. Mulutnya emang seringkali bilang, "It's okay, gak papa kok."

Namun hatinya nyesek banget. Kalau lagi sendiri, bantal basah air mata menjadi saksi. Bahwa dikhianati, dihadapkan kenyataan bahwa orang yang dikasihi tak lagi setia, sungguhlah menyiksa. Kalau dia bisa ngadepin semua dengan tegar, tidak tampak oleh dunia luar bahwa dia baru mengalami satu gempa hati itu sangat istimewa. Namun jikalau dia jadi terpuruk karenanya, enggan makan, tak mau beraktivitas seperti biasanya, ini yang bakal bikin celaka. Makanya kadang ada berita bunuh diri juga karena putus cinta. Duh, duh, sepertinya dia lupa bahwa sesudah mati ada kehidupan lagi.

Nah agan dan sista semua, apa yang harus dilakukan bila kejadian ini menimpa kalian? Atau kalian dijadikan obyek curhatan korban patah hati ini?

Pertama, Menerima Keadaan. Jadikan dirimu atau korban menerima kenyataan dahulu. Kembalikan semuanya kepada yang telah menciptakan segala rasa, Tuhan. Karena tidak ada satupun kejadian lepas dari campur tanganNya. Dia tahu yang terbaik untuk umatNya. Ini mutlak dilakukan, karena kalau kita tidak berkompromi dengan keadaan, jatuhnya adalah menyalahkan. Diri sendiri, keadaan, pelakornya bahkan bisa jadi menyalahkan Tuhan.

Padahal kalau dipaksakan bersatu, ini bahaya juga. Cinta bertepuk sebelah tangan mana enak? Agan atau Korban harus sadar bahwa gebetan sudah tak lagi bisa diharapkan. Hidup harus terus berlanjut. Sendiri atau mendapatkan pengganti bukan hal tabu yang harus dihindari. Karena dalam hal ini agan atau dia tak lagi terikat janji. Setia itu tak diperlukan lagi.

Kedua, Tersenyum, lihat di cermin. Senyum itu indah, dia bisa menjadi terapi atas segala gundah, resah dan susah. Dunia di hadapan, berdialog dengan cermin. Bukan karena banyak kekurangan dirimu atau korban patah hati itu ditinggalkan. Tapi karena gebetan tidak sadar bahwa kau teramat berharga. Ada yang lebih baik menanti ketika kau berhasil lewati masa tanpa gebetan lagi.

Ketiga, Buktikan kau perkasa. Menampakkan kesedihan pada yang telah meninggalkan bagi saya merupakan aib besar. Jadi, move on. Bangkit dari keterpurukan adalah keniscayaan. Tak bisa ditawar. Sibukkan diri dengan aktivitas yang membuatmu tak memikirkannya.

Jangan menghindari apapun yang berhubungan dengan dia. Tempat favorit, lagu, atau kesukaan. Hadapi kalau hal tersebut terhidang di hadapan kita. Jangan dihindari, itu akan melatih kita tahan uji.

Keempat, Menulis. Tulislah cerita pedihmu dikhianati menjadi sebuah cerita. Bisa fiksi, bisa esai. Luahkan perasaanmu. Tulis harapanmu. Dengan menulis kau bisa menuangkan kesakitan sekaligus obat apa yang harusnya kau telan.

Memilih sendiri way out terbaik dari masalahmu. Tulis harapanmu terhadap hidupmu. Ini akan menjadi terapi, membangkitkan jiwa yang dirundung duka nestapa. Karena tulisan adalah doa, maka tulislah hal baik yang ingin kau dapatkan pasca penghianatannya.

Seru bukan? Ternyata patah hati tidak seburuk sebutan orang. Kita bisa belajar banyak tentang kehidupan dari peristiwa itu. Bangkit dari kegagalan adalah kesuksesan tersembunyi yang sering kali tak diperhitungkan orang. Anda setuju? Mari gandeng tangan. Hari depan masih membentang. Hadapi, jangan menoleh, apalagi mundur ke belakang. Jadi, Hayuk move on, jangan nyesek lagi kalau dikhianati.