Kemarin, film Joker sudah resmi rilis di Indonesia, tidak perlu pikir panjang, saya langsung datang untuk menyaksikan film yang merupakan salah satu film yang paling dinantikan tahun ini. Film ini fokus kepada cerita latar belakang mengapa Joker menjadi kriminal berdarah dingin yang kita ketahui. Setelah selesai menonton film ini, saya tidak heran mengapa Joker mendapat standing ovationselama 7 menit di Venice Film Festival 2019. Akting Joaquin Phoenix sebagai peran utama mampu mengajak penonton untuk bersimpati kepada karakter yang sebenarnya kejam ini. Naskah dan pembawaan cerita pun cukup mudah dicerna dan tidak bertele-tele.

Namun, satu hal yang paling membuat saya terkesan adalah salah satu adegan di film ini dimana karakter Murray Franklin (yang diperankan oleh aktor senior Robert De Niro), seorang pembawa acara talkshow terkenal, ditembak mati di acaranya sendiri. Kematiannya disaksikan langsung baik oleh penonton di studio maupun di rumah. Penonton studio pun langsung heboh dan tayangan televisi tersebut langsung dihentikan. Kamera lalu di-zoom out untuk memperlihatkan beberapa layar televisi yang berbagai macam tayangannya. Ada iklan, berita kematian sang pembawa acara dll. Adegan ini terasa sangat disturbing saat saya tonton. Bayangkan, bagaimana rasanya jika kalian menonton acara televisi siaran langsung dan salah satu bintangnya ditembak?



Tapi, ada satu lagi alasan mengapa adegan ini tidak bisa lepas dari pikiran saya. Saya sudah banyak sekali menonton film dan rasanya adegan ini sudah pernah saya lihat sebelumnya. Saya pun memutar otak untuk berusaha mengingat judul film yang mengingatkan saya dengan adegan ini. Akhirnya, saya berhasil mengingatnya. Film tersebut berjudul Network, dan dirilis tahun 1976 silam.

Alur film ini cukup rumit, jadi akan saya persingkat. Seorang pembawa acara yang sudah lama mengabdi kepada suatu saluran televisi bernama Howard Beale ditembak mati ketika membawakan acaranya. Sama seperti Joker, tayangan langsung dihentikan dan kita diperlihatkan berbagai layar televisi lain yang isinya bermacam-macam.




Saya langsung mencari jika ada yang membahas ini di internet dan ternyata belum ada. Saya pun menjadi bertanya-tanya, apakah kesamaan ini sebuah ketidaksengajaan, ataukah ini sebuah bentuk referensi atau nod terhadap film yang memang cukup klasik tersebut? Apapun jawabannya, saya merasa sangat terhibur dengan kesamaan ini dan untuk saya pribadi, Joker adalah film terbaik yang saya tonton tahun ini. Bagaimana dengan kalian?

Sumber: Penulisan TS