• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • SMS dan Telp 'Sampah' Kembali Marak, Registrasi Sim Card Dipertanyakan?

iskrim
TS
iskrim
SMS dan Telp 'Sampah' Kembali Marak, Registrasi Sim Card Dipertanyakan?

#sms #telkomsel #indosat #whatsapp #telepon #viral

[ HT# 543 ]

Waktu lalu pemerintah giat mensosialisasikan program registrasi Sim Card baru dan lama kepada seluruh pelanggan pengguna telepon dengan tujuan mendata dan demi kenyamanan dan keamanan dalam layanan komunikasi.

Maraknya penipuan lewat telepon, sms waktu itu memang membuat resah calon dan para korbannya. Baru saja terjadi belum lama ini, ibu saya menerima telepon yang mengaku dari kepolisian yang ujung-unjungnya di suruh transfer bukan via bank, lucunya si penipu menyuruh ibu saya men top up Gopay lewat O*O, gaya penipu kekinian tapi bodohnya tak berkembang.






Setelah kejadian ini saya kok jadi ingin menulis dan membahas persoalan registrasi sim card yang waktu lalu gencar, apa kabarnya? Mengapa hal seperti ini seperti marak kembali, jadi apakah semua pengguna sim card sudah teregistrasi dengan benar, sudah valid kah, kenapa dengan berani penipu terang-terangan menghubungi calon korbannya dengan nomor telepon yang aktif ?

Mengapa pertanyaan di atas saya ajukan, karena belakangan ini nampaknya kejadian tipu-menipu lewat telp dan sms kembali marak. Seperti tidak kapok-kapoknya, atau kah ini pemain baru, yang jelas saya atau kita mulai merasa risih menerima hal-hal seperti ini.

Apakah mereka ter organisir atau berjalan sendiri saya sendiri tidak tahu karena informasi yang pernah saya baca di beberapa media bahwa, calon korban seperti terhipnotis, apakah penipu memiliki ilmu yang cukup tinggi untuk menggiring calon korbannya? Tentu mereka 'secuil nya' pernah belajar ilmu psikologi dan komunikasi untuk mengelabui calon korbannya.


Img. Dokumen pribadi

Jujur saja, saya sendiri pernah mendapat telepon tipuan seperti ini beberapa kali, yang mulai mengaku dari pihak kepolisian, mengaku orang tua teman saya, mengaku teman lama, semua ujung-ujungnya si penipu berusaha masuk dalam percakapan lebih lama lalu  membuat kita lebih terbuka dan merasa terpojokkan saat komunikasi intens tersebut.

Jika si calon korban sudah mulai masuk perangkap di awal percakapan biasanya penipu berusaha memancing calon korban untuk terus saja terbuka mengenai data hal pribadi seperti menyebut nama, tempat, saudara ini-itu, pura-pura kenal tanpa menyebutkan namanya, sekolah, pangkat, jabatan, hobi, dll.

Satu saja jawaban dari beberapa pertanyaan dijawab dan diakui oleh calon korban maka si penipu biasanya akan merasa 'di atas angin' dan terus mengembangkan jawaban tadi lalu berusaha masuk lebih dalam percakapan, kemudian membuat calon korban akhirnya merasa cemas, terpojokkan, yang ujung-ujungnya si calon korban menganggap penipu sebagai dewa penolong instan untuk keluar dari permasalahan 'palsu' yang dibuat oleh penipu tersebut. Jika sudah begini calon korban pun akan masuk perangkap lebih dalam lagi.

Kemudian dengan berbagai pertanyaan umpan balik dari jawaban si calon korban dan perintah ini-itu maka secara psikologi akan membuat calon korban menganggap si penipu bukan orang lain, tapi orang yang kenal dengan keluarga atau dekat dengan calon korban. Kalau sudah begini penipu akan dengan mudah mengendalikan atau menggiring calon korbannya untuk mengikuti perintahnya, apalagi kalau bukan soal uang atau harta benda lainnya yang di incar oleh si penipu tadi.

Namun tips untuk menghindari telepon menipu seperti ini seperti yang pernah saya baca adalah jangan sekali-kali menyebutkan nama sendiri, data pribadi, alamat lengkap, data keluarga, jangan terpancing dengan pertanyaan 'mengambang', jika ada pertanyaan seperti itu sebaiknya dengan respon cepat tanya balik dan kejar balik tanya, jika penelepon adalah orang yang kita kenal baik tentu akan bisa menjawab pertanyaan kita dengan jelas dan benar.

Misalkan, contoh ada telepon masuk dengan nomor yang tidak kita ketahui seperti di bawah ini:

Penipu:

"Halo apakabar, mas, sedang apa sekarang nih?"

Sebaiknya kita harus balik bertanya :

"Ini siapa?"

Jawaban penipu pasti melebar dan bertele-tele dan mengalihkan pertanyaan: "Masa lupa sama saya, kerja dimana sekarang mas?"

Di atas adalah salah satu contoh percakapan awal si penipu. Kalau diawal kita sudah terpancing menjawab, misal : "Oh, ini mas Tukino yang di Jepara, ya?",maka kita sudah masuk perangkap awal.

Dari sini penipu mulai masuk ke pertanyaan jebakan berikutnya yang biasanya pengembangan dari jawaban tadi, begitu seterusnya sehingga calon korban mulai percaya dan dikuasai pemikirannya lewat pertanyaan-pertanyaan berantai yang penuh jebakan. Seperti terhipnotis.

Saran saya begitu ada kejanggalan sebaiknya segera alihkan fikiran dan pandangan kita ke luar lalu tutup atau blokir saja nomor telepon tersebut. Ingat, jangan sekali-kali berusaha lebih ramah atau lebih penasaran terhadap si penipu.

Yah, menipu lewat percakapan telepon memang membutuhkan keahlian tersendiri bagi si penipu, dan jika si calon korban terjebak si penipu akan lebih cepat mendapatkan hasilnya daripada menipu lewat sms dan sejenisnya.

Dan yang tak kalah serunya penipu melalui media internet di halaman website palsunya mereka berani memajang foto-foto palsu, dan testimonial palsu, serta textual berita yang mudah dipahami kalau ini adalah palsu. Tapi bagaimana jika yang melihat adalah orang awam, gaptek, bisa saja langsung percaya karena terpampang foto pejabat atau tokoh terpercaya yang di catut gambarnya.

Jadi, saya memohon kepada pemerintah dan jajaran swasta yang berwenang untuk kembali menilik dan mengawasi perkembangan tipu-menipu lewat telepon ini.

Apakah cara registrasi nomor lama dan baru harus di perketat lagi, jangan sampai ada korban lagi baru lah bertindak. Salah satu solusinya misalkan dilakukan pembatasan pemakaian kartu perdana maksimal 3x, lewat 3x harus buat surat pengantar di kepolisian atau kelurahan setempat baru bisa beli perdana baru.

Kampanye aman dan nyaman berkomunikasi yang pernah di gaungkan pemerintah jangan seperti 'tobat sambel' saja tapi harus bisa membentengi dan memayungi pengguna sebagai konsumen yang kapan saja bisa menjadi korban dari orang yang tidak bertanggung jawab. Sekian dan terima receh.









Copyright © 2016 - 2019 iskrim
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS

Sumur: opini | Sotoshop : iskrim 




Diubah oleh iskrim 21-09-2019 06:06
sebelahblogzafinsyurgainfinitesoul
infinitesoul dan 39 lainnya memberi reputasi
40
18.4K
255
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.3KThread81KAnggota
Tampilkan semua post
haf2
haf2
#1
Quote:



"Oh situ si pekok? Gimana pek, mau bayar hutang kah? Boss lu kan sudah gue santet, kalo lu ga bayar2, gue santet juga lu"


emoticon-Ngakak
Diubah oleh haf2 21-09-2019 01:55
kakekane.cell
kakekane.cell memberi reputasi
1
Hot Threads
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.