• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • [Semeru]Misteri Tangis Wanita Hingga Pengalaman Lempit Bumi Dalam Kisah Pendakian

annaharry
TS
annaharry 
[Semeru]Misteri Tangis Wanita Hingga Pengalaman Lempit Bumi Dalam Kisah Pendakian
Kisah misteri

Nara dan aku saling memandang, masih tak percaya dengan yang baru saja terjadi. Baru beberapa puluh langkah kami meninggalkan kawasan menuju puncak mahameru, entah bagaimana, sekarang kami sudah di sini, di pos pendakian Ranupani. Sungguh di luar nalar.

***


Dingin menyusup pakaian serta kaos kaki yang kukenakan. Setelah puas mengobrol dan menyantap perbekalan, kami beranjak tidur. Satu jam berlalu, aku belum berhasil tidur. Dalam hati, ingin rasanya dipijit.

Kami bermalam di wilayah danau Ranu Kumbolo, tak sendiri, kami bersama puluhan pendaki lain mendirikan tenda mempersiapkan fisik untuk perjalanan panjang sekitar sepuluh jam menuju puncak Mahameru.

Nara, kulihat dia sudah terlelap, syal abu-abu berhasil menghangatkan leher dan meredakan batuk yang menyerangnya. Syukurlah, dia bisa beristirahat. Tinggal aku sendiri, yang masih mendengar suara lembut desau angin. Membawa dingin yang semakin menusuk tulang.

Dengkuran lembut, bersahutan dari beberapa tenda di sekitar, aku menikmatinya sebagai lantunan musik penghantar tidur. "Tangis? Kenapa ada suara tangisan, siapa yang menangis dilarut malam begini?" Belum habis keheranan, saat sebuah bayangan melewati tenda dimana aku beristirahat. Kutengok jam, masih pukul dua malam, dari siluet nampaknya dia seorang wanita. Sendirian? Kherrr ... Bulu kudukku sontak berdiri.

Semakin lama tangis itu kian pilu, menjauh kemudian menghilang.

***


"Rei ... Bangun!" Suara cempreng Nara berhasil menarik ku dari dunia mimpi. Rupanya matahari sudah cukup tinggi. Nara menarik ku keluar tenda, menyodorkan secangkir kopi yang tak lagi panas tepat di depan muka.

"Tumben kamu bangun duluan?" Tanyaku yang hanya dijawab dengan sorot mata gemas dari mata Nara. Pandangan matanya kembali pada hamparan danau yang masih berselimut asap. Cantik, secantik gadis tomboy yang telah menjadi sahabatku sejak lima tahun terakhir.

Menikmati kopi hitam, dengan hisapan rokok kretek cukup menghangatkan tubuh. Keberanian diri mencuri pandang, ia cantik dan selalu mengganggu malamku dengan mimpi aneh, yang sulit kutepis.

"Aku menginginkanmu!" Seruku tertahan. Ia tak bergeming, tetap asyik dengan pikirannya. Pandangan matanya masih ke sana, ke arah danau yang ku yakini, airnya sedingin es, meski matahari sudah meninggi.

Kusibak rambut gondrong yang memuakkan, menyesali ucapan bodoh yang baru saja kulontarkan.

"Jam sembilan kita lanjutkan perjalanan," tanpa menunggu jawabannya, aku berlalu bergabung dengan rekan lain yang berangkat bersama dari pos pendakian. Mencoba mengulik informasi, apakah ada yang mengalami hal serupa denganku, ah bullshit! Mana mungkin setan perempuan itu ikut kemari?

***


Delapan jam perjalanan, kulihat peluh sudah membasahi, Nara kelelahan. Beberapa kali ia meminta istirahat. Aku mengomel cemas, "makanya, sudah kubilang kan, kita gak usah berangkat, kamu kan lagi sakit Ra." Dia tak acuh.

Kami sudah cukup jauh tertinggal oleh rombongan. Setelah melewati bukit cinta yang cukup menantang, seperti tingkah cuek Nara yang menyesakkan.

Hamparan lavender pun telah jauh kami tinggalkan, kini di depan sana telah menunggu pemandangan indah bak negeri di atas awan. Entah berapa ratus meter lagi untuk sampai di puncak, namun sepertinya Nara sangat lelah. Ingin menyerah.

Batuknya tak berjeda, beberapa cara pun belum membuahkan hasil, untuk sekedar meredakan batuknya. Kugosokkan kedua tangan, berusaha menghangatkan bagian lehernya, minyak kayu putih bahkan kupijit punggungnya, tetap saja Nara terbatuk-batuk.

Aku memeluk, menggosok perlahan punggung nara, ia berusaha menepis namun aku menahannya, "kita pulang, lain kali ke sini lagi kalau kamu sudah sehat!" Debar lembut itu kian menjadi, saat tubuh ini berhasil merengkuhnya dalam pelukan. Sial.

"Sayang banget Rei, ini sudah hampir sampai." Wajahnya memelas.

"Sayang pala lu, liat tu muka, kucel"

"Apaan, kamu tu yang kucel ... !" Aku memapahnya, berbalik arah, menuruni perlahan bebukitan curam.

"Pos masih jauh Rei, aku lelah."

"Tenang aja Ra, tu pos pantau dah di depan, bentar lagi sampai." Gurauku agar Nara sedikit rileks.

Perlahan dan hati-hati, kami berjalan. Carrier Nara telah berpindah sebagian isinya ke punggungku. Benar-benar ya, cinta itu membuatku jadi orang aneh. Dulu mana mau, aku bawa beban carrier orang lain, sekarang? Entahlah ...!



Kami menyusuri jalan setapak itu, dalam kebisuan. Asyik dengan pikiran masing-masing. Sesekali aku memegangi lengan Nara, agar ia tak terpeleset, namun kami ternganga saat menyadari beberapa puluh meter di depan kami telah nampak pos pendakian.

Aku menoleh ke belakang, berusaha mengingat jalur pendakian yang kami lewati. Sepertinya kemarin kami juga lewat di sini, cuma ini tadi kan kami belum melewati Kalimati, Ranu Kumbolo, bahkan tanjakan cinta, kenapa tiba-tiba kami sudah sampai di sini. Di Ranupani.

Sungguh di luar nalar, candaan ku menjadi kenyataan. Jalanan berpuluh kilometer, hanya kami lalui beberapa langkah. Ada apa ini? Aku dan nara mencoba mencari pembenaran, bahwa ini bukan mimpi. Tetap saja, akal kami tak mampu sekedar tahu bagaimana ini bisa terjadi. Nyata.

Cukup lama kami merenung, dan menyadari satu kejanggalan yang terjadi, adalah sebelum sampai di sini, kami sempat bertemu dengan seorang gadis yang mendaki sendiri, ia berjalan berlawanan arah dengan kami, tersenyum kemudian berlalu. Apakah dia manusia, yang berani mendaki sendiri pada malam yang telah menggantung, lewat sinar jingga yang memerah.

Semerah pipi nara, yang sesekali tersipu saat ku memandangnya lekat.

Namun diantara banyak misteri, tetaplah bagaimana perasaan Nara kepadaku --Reihan Abimanyu-- adalah satu-satunya misteri yang paling menyeramkan dan sulit terpecahkan.

***


kisah ini sebetulnya sebuah kisah nyata dari seorang kawan, namun nama lokasi sengaja kami ganti, karena kami kesulitan menemukan foto lokasi sebenarnya.

Quote:


Quote:


***

Malang, September 2019

emoticon-terimakasihemoticon-terimakasihemoticon-terimakasih
Diubah oleh annaharry 27-09-2019 13:31
infinitesoulzafinsyurganona212
nona212 dan 17 lainnya memberi reputasi
18
3.7K
99
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Tampilkan semua post
annaharry
TS
annaharry 
#20
Quote:

Adanya duo krucil di sini gan, yang tak kasat mata suka datangnya saat ada orang mau meninggal saja gan. Kayak ngabari gtu

Quote:


Ahay, perih itu gan saat ane masak Nyambi online, niatnya masak kare entah kenapa rasanya jadi gak karuan, lupa bumbu apa aja tadi yang masuk...
perihbangetorbin039itik.buruk.rupa
itik.buruk.rupa dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.