Ulat Bulu Itu Bernama Rasisme!
.
Hei ... hei ...! Ketemu lagi dengan tread Ane. Mari sini disimak ramai-ramai. Lebih asik bila sambil makan salomay. Setuju ...?!

Ulat bulu itu bernama Rasisme! Wah, judulnya serem kan, Gan Sist? Apalagi yang phobia dengan ulat bulu, pasti sudah pada merinding disko bulu keteknya eits ..., bulu kuduknya. Hiii ..., geli!
Apa korelasi antara ulat bulu dan rasisme?

.

Agan tau kan, si ulat bulu. Ulat bulu adalah sejenis ulat yang di tubuhnya ditumbuhi bulu. Adapun bulu-bulu tersebut untuk alat pertahanan atau senjata bagi si ulat. Di saat ulat merasakan keadaannya diganggu, misalnya saat kita mengorek-orek dengan ranting atau malah memegang dengan kasar ulat tersebut.

Si ulat merasakan tidak nyaman lalu akan melepaskan bulu-bulunya sehingga menempel pada tubuh kita. Dan kita akan merasakan gatal yang luar biasa. Sehingga kulit kita akan bentol-bentol.

Sama halnya dengan rasisme. Rasisme yaitu membeda-bedakan sesuatu hal yang mampu memancing hal baru yang bersifat buruk. Sehingga bisa terjadi pertengkaran, perkelahian, dan bahkan bisa mengakibatkan pertumpahan darah.

Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial. Yakni makhluk yang tidak bisa hidup tanpa makhluk lain. Artinya saling membutuhkan dan saling ketergantungan antar makhluk. Untuk itulah marilah kita bercermin pada pelangi.

.

Pelangi itu indah karena adanya duabelas warna yang menaunginya. Dan warna-warna satu dengan yang lain saling melengkapi. Melengkung melintas di jalurnya masing-masing. Tidak tumpang tindih warna.

Begitu juga dengan hidup. Tidak adanya terlalu sibuk mengerusi jalur /jalan hidup orang lain. Sementara jalan hidup kita belum baik.

Stop Rasisme! Hiduplah seperti 'traffic light' yang tahu kapan menyala dan tahu kapan untuk meredamkan ego pribadi. Bisa dibayangkan kalau traffic light menyala ketiganya. Pengguna jalan misalnya mobil, motor, bus, truk dll bisa saling bertabrakan dan lalu lintas akan acak adul dan semrawut.

.

Keep Calm and Stop Rasisme! Karena berbeda-beda itu indah. Indahnya bila dalam toleransi membuat hari-hari menjadi berseri-seri. Sebab harta yang paling berharga dalam bermasyarakat yaitu saling menghargai dengan perbedaan yang ada. Berbeda bukan berarti dibedakan tetapi beragam yang saling memberi warna dalam kebhinekaan yang sejati.

Sekian dulu dari saya. Bye ... bye ...!
Sumber ilustrasi dari www.pixabay.com