Pasti menyenangkan banget kalau setiap hari kita bertemu dengan orang yang murah senyum. Walaupun katanya senyum ini adalah sedekah yang paling gampang dan paling "murah", tapi nyatanya nggak mudah untuk melakukannya. Tahulah, setiap hari setiap orang pasti menghadapi drama kehidupannya masing-masing. Kadang-kadang ini bikin mereka jadi nggak bisa senyum atau nggak ada alasan untuk senyum. Akhirnya senyum mereka pun dipaksakan. Tapi... apa benar dipaksakan? Hehehe...

Untuk tahu apakah senyum seseorang itu ikhlas atau palsu sebenarnya kita bisa melihat dari air mukanya, dari  kerutan-kerutan di wajahnya ketika dia tersenyum, sampai bentuk bibirnya. Karena masing-masing senyuman punya makna yang berbeda. Apakah senyum yang kalian terima dari seseorang hari ini sudah ikhlas, palsu, atau terpaksa?

Perhatikan sudut bibir dan mata

Senyum seseorang masuk kategori Senyum Bahagia kalau bagian-bagian wajahnya mengalami pergerakan. Di antaranya sudut mulutnya naik ibarat kalau di emoji ada lengkungan yang tercipta gitu di bibirnya. Selain itu, kerutan di bagian pinggir mata juga terlihat jelas. Ketika dua titik ini mengalami perubahan bentuk maka orang tersebut sedang memberikan senyum bahagianya buatmu. Senyum bahagia biasanya akan ikhlas mereka berikan buat siapapun karena tidak ada yang disembunyikan, ditutupi, atau dipalsukan.

Ngomong-ngomong soal kepalsuan...



Senyum juga bisa dipalsukan lho GanSis. Apalagi kalau fitur wajah yang berubah bentuk hanya bibir saja. Lengkungan mulut bisa saja membentuk ekspresi tersenyum, tapi kalau mata orang tersebut tidak berbicara, tidak mengungkapkan kebahagiaan, tidak menampilkan sinar-sinar keceriaan, bisa dikategorikan senyuman ini palsu. Dalam situasi tertentu kita memang kadang membutuhkan kemampuan senyum palsu ini. Tapi jangan terlalu berat menganalisa suatu kejadian hari ini ya GanSis, karena bisa jadi orang tersebut memberi senyum palsu karena alasan lain. Bukan karena senyumnya ke kamu. Hihihi...

Ada juga senyum tidak nyaman

Paul Ekman, seorang pakar komunikasi verbal menjelaskan soal senyum tidak nyaman. Senyum ini sering dilakukan orang-orang kalau mendengarkan kalimat-kalimat atau sesuatu yang nggak enak di telinga atau bahkan nggak enak di hati, keluar dari mulut orang lain. Seharusnya dia nggak senyum, tapi karena dia berusaha untuk menutupi emosi yang sebenarnya, karena dia nggak nyaman dengan apa yang barusan dia dengar, dia pun memaksakan diri untuk tersenyum.

Untuk ciri-ciri senyum nggak nyaman ini mungkin nggak jauh beda dengan senyum palsu. Raut wajah seseorang akan lebih terlihat kaku karena menahan amarah. Meski dia tetap memaksa bibirnya untuk tersenyum.



Flirty flirty...

Kalau tersenyum dalam situasi yang tidak tepat, kalau kamu mengeluarkan ekspresi tersenyum ke orang yang salah, bisa jadi ditangkapnya juga salah oleh mereka. Ada senyum yang disebut Seductive Smile alias senyum menggoda. Nah, kamu bisa menilai seseorang sedang menggoda kamu dari senyumnya yang biasanya akan dibarengi dengan kontak mata.

Yang perlu diperhatikan juga sebenarnya posisi kepala mereka yang sedang tersenyum ini. Ketika seseorang sedang melakukan aksi seductive smile mereka, kepala mereka akan sedikit miring ke bawah (biasanya orang ini tipikal submisif) atau akan sambil mengerlingkan mata (kalau dia dominan).

Ehehehe...

Senyuman Sarkas

Mulut boleh tersenyum, tapi mata tidak bisa bohong. Senyum sarkas akan diikuti dengan gerakan mata yang meremehkan. Tatapan yang mengecilkan seseorang. Senyuman ini alih-alih menunjukkan ekspresi bahagia, tapi justru menunjukkan ketidaksukaan atau tanda cibiran.

Nggak semua senyum itu sama, jangan sampai salah berekspresi. KEEP SMILE! Kalau kata Caesar.