Jumat (12/4/19), ketika keluar dari halaman Kantor Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Ane sempat tersentak kaget. Di seberang tepi jalan terparkir sebuah Motor Gede alias Moge merek Kawasaki Ninja 250 CC. Bukan motornya yang bikin Ane takjub, melainkan apa yang ada di boncengannya.

Ternyata Moge itu digunakan untuk jualan pentol. Ane jadi langsung teringat dengan berita yang sempat viral tahun lalu, yaitu seorang pedagang sayur yang juga menggunakan moge. Tapi yang Ane lihat ini lebih keren lagi, yaitu motor seharga lebih dari 50 juta.

Karena itu, spontan Ane berbalik arah menyampiri motor tersebut. Sebenarnya cuma pengen liat-liat doang sambil nanya-nanya sama yang jualan, tapi rasanya kurang sreg kalo tidak sambil nyemil pentol jualannya.



“Wah motornya keren!” Ane membuka percakapan saat pemilik motor itu membukakan tutup saos pedas dan manis. Ia hanya tersenyum.

“Udah lama jualan pake motor ini?” Ane lanjut bertanya.

“Sudah lima bulan, Mas!”

“Mangkalnya di mana aja, kan rugi kalo jualan keliling?” selidik Ane.

“Ya pindah-pindah, Mas, kadang di sini, di depan Indoma*et, atau dekat sekolah.”

“Oh, baydewai keluaran tahun berapa motornya ini?” Ane terus bertanya sambil nusuk-nusuk pentol.

“Tahun 2017, Mas! Tapi non ABS, saya beli waktu itu seharga 65 juta!” sahutnya ramah, yang mungkin karena liat Ane mau ngabisin pentolnya.

“Mengapa harus pake moge, kan motor ini mahal biaya perawatannya?”

‘Soalnya dulu saya pembalap, Mas!” sahutnya, lalu memperlihatkan sepatunya.



Jujur Ane tidak tahu bagaimana bentuk sepatu pembalap. Kalo sepatu bola Ane tahu. Karena itu, Ane perhatiin dari ujung kaki sampai ujung rambutnya.

Eh ternyata sepatu yang dia pakai adalah sepatu kulit laras panjang (upss, senjata kale ) setengah betis, berwarna merah hitam. Pake celana jeans sobek-sobek, yang dipadukan dengan kameja warna hitam hijau daun, yang di bagian dadanya ada tulisan “Monster” dan “Kawasaki Racing Team”.
***
Sebenarnya banyak hal yang ingin Ane tanyakan sama dia. Namun karena terburu-buru mengingat waktu yang hampir menunjukkan jam 12, Ane langsung pulang setelah sempat foto-foto sama penjual pentol dan moge-nya itu.

Ane jadi mikir, sebenarnya sejauhmana penggunaan moge dapat mendongkrak penjualan? Apakah sebanding antara penghasilan (keuntungan) dari jualan pentol dengan biaya operasional moge? Apalagi jika moge itu dibeli secara kredit misalnya, mampukah membayar cicilannya setiap bulan?

Kalau dalam kasus penjual sayur yang pakai moge itu, katanya sih emang dapat mendongkrak angka penjualan. Sebab ibu-ibu dan emak-emak pada antre mau beli sayur sama dia, yang selain karena penjualnya masih muda dan ganteng, juga karena motornya yang dianggap keren.

Tapi, kalau memang benar penjual pentol dengan moge tersebut adalah mantan pembalap, kemungkinan dia adalah anak orang kaya, sebab pembalap itu umumnya kan dari kalangan orang berduit. Jadi jualan pentol itu hanya sekadar mengisi waktu, atau belajar hidup mandiri. Atau dia cuma ingin viral saja?

Entahlah, apapun motif dia jualan pentol dengan moge, berapa penghasilannya, dan siapa dia sebenarnya, itu adalah urusan dia yang sangat Ane sesali karena tidak sempat menanyakannya.

Namun, jika lain waktu Ane bertemu dia lagi, so semua pertanyaan itu akan Ane lontarkan kepadanya.
***
Lalu, bijimane tanggapan GanSis semua? Please share n comment here! Tq 4 ur attention! (*)