gilbertagungAvatar border
TS
gilbertagung
Jerman 1918-1933 : Hiperinflasi dan Kudeta





Sebelumnya, kita telah membahas perjanjian damai antara Jerman dan Sekutu Perang Dunia I, Perjanjian Versailes, yang membuat Jerman menangung beban pampasan perang yang besar dan pendudukan Ruhr sebagai respon ketidakmampuan Jerman membayar pampasan perang tahun 1922. Kini, kita akan membahas hiperinflasi dan kudeta sebagai dampak dari kewajiban tersebut.

Klik gambar untuk menuju sumber gambar

Hiperinflasi

Anak-anak membentuk piramid dari gepokan uang kertas mark yang menjadi hanya tumpukan kertas tak berharga pada 1923. Akibat hiperinflasi, orang-orang menggunakan uang kertas mark sebagai pengganti kayu bakar bahkan pelapis dinding.

Pemerintah Jerman mendukung upaya mogok yang dilakukan pekerja di wilayah Ruhr pada Januari 1923. Untuk menggaji mereka dalam perlawan pasif tersebut, pemerintah Jerman mencetak uang dalam jumlah yang besar, jauh melebihi kebutuhan perekonomian. Begitu banyaknya jumlah uang kertas yang dicetak membuat pemerintah Jerman harus mengontrak 130 perusahaan percetakan untuk mencetak uang.

Jerman juga mencetak uang untuk membeli mata uang asing guna membayar pampasan perang karena tarif yang dikenakan pada produk Jerman membuat Jerman tak mampu memperoleh pendapatan ekspor yang cukup untuk memenuhi pembayaran ini. Ditambah pemasukan dari pajak juga menurun.

Sebelumnya pada 1914, Jerman mengakhiri Standar Emas agar dapat mencetak uang dalam jumlah tak terbatas untuk membiayai perang. Jerman juga berutang untuk membiayai perang dan yakin akan dapat melunasinya dengan memenangi perang dan memperoleh sumber daya dari wilayah baru serta memperoleh pampasan perang dari musuh. Namun, sejarah berkata lain.

Hiperinflasi pun terjadi. Meski telah dimulai pada 1919 bahkan 1914, fase terburuknya terjadi pada 1923. Tingkat inflasi bulanan mencapai 3.250.000 persen yang membuat harga barang berlipat ganda setiap 2 hari. Sebagai indikator, harga setangkup roti yang hanya 250 mark pada Januari 1923 telah menjadi 200 triliun mark pada November 1923.

Mata uang Jerman, mark, juga menjadi tak berharga. Pada 1914, 1 dolar AS setara dengan 4,2 mark. Pada 1919, nilai mark telah jatuh menjadi 48 mark per dolar AS. Pada 1921, nilai mark merosot menjadi 75 mark per dolar AS, meski secara relatif masih stabil. Baru pada 1922 nilai mark mulai merosot tajam menjadi 400 mark karena pemerintah membeli mata uang asing dengan mark sehingga mark membanjiri pasaran internasional. Ketika hiperinflasi mencapai puncaknya pada 1923, mark jatuh sangat dalam dari 7.000 mark per dolar AS pada Januari 1923 menjadi 4,2 triliun mark per dolar AS pada 16 November 1923.

Bencana ekonomi ini membuat orang-orang harus menghadapi situasi yang pelik. Gaji karyawan harus naik dan dibayar setiap hari bahkan tiga kali sehari dan dibelanjakan sesegera mungkin karena harga dapat berubah setiap setengah jam. Terdapat kejadian bahwa seseorang meninggalkan koper berisi uang. Ketika orang tersebut kembali, kopernya telah raib namun uangnya tetap utuh.

Barter menjadi hal yang jamak dilakukan karena orang tak lagi percaya dengan uang yang beredar.

Beberapa orang juga dilaporkan menderita zero stroke, sebuah kondisi yang membuat mereka terus menulis angka nol dalam jumlah banyak karena menghadapi begitu banyak angka nol dalam kehidupan sehari-hari.

Krisis mata uang baru berakhir ketika pada 20 November 1923, pemerintah Jerman menerbitkan mata uang baru, rentenmark, yang lebih stabil disokong oleh obligasi yang nilainya didukung oleh emas juga kapasitas industri Jerman. 1 rentenmark dapat diperoleh dengan menukar 1.000.000.000.000 mark.

Kudeta Muenchen 1923

Adolf Hitler dan koleganya yang mendalangi Kudeta Muenchen 1923.

Situasi ekonomi yang mengerikan dimanfaatkan oleh Adolf Hitler dan Partai Buruh Nasional Sosialis Jerman atau Nazi untuk melancarkan kudeta yang dikenal sebagai Beer Hall Putsch. Karena Nazi berbasis di Muenchen, kudeta pun berlangsung di kota tersebut pada 8 dan 9 November 1923. Terinspirasi dari long march yang dilakukan oleh Benito Mussolini dan kaum fasis ke Roma yang berhasil menaikkan mereka ke tampuk kekuasaan di Italia pada Oktober 1922, mereka berusaha mengambilalih pemerintahan negara bagian Bayern, untuk selanjutnya mengambilalih seluruh Jerman. Hitler dibantu oleh Erich Ludendorff, mantan jenderal berpengaruh pada masa Perang Dunia I. Ia juga mendekati Gustav von Kahr, komisioner negara bagian Bayern untuk membantunya. Namun, von Kahr enggan bekerjasama mengikuti rencana tersebut.

Kudeta dimulai dari pidato Hitler, yang sejak Juli 1921 telah menjadi pemimpin partai, mengenai kesulitan ekonomi, Perjanjian Versailles, dan orang Yahudi sebagai biang permasalahan Jerman. Pidato tersebut dibacakan di sebuah bar. Di Jerman, khususnya Bayern, bar adalah tempat orang biasa berkumpul untuk minum bir sampai berbincang mengenai keadaan terkini.

Setelah mengumpulkan cukup massa, Hitler dan pasukannya yang berjumlah 2.500 sampai 3.000 orang bergerak menuju gedung Departemen Pertahanan Bayern. Mereka dihadang oleh polisi Bayern. Pasukan Nazi dan pasukan polisi saling melepas tembakan. 16 anggota Nazi dan 4 personil polisi tewas. Hitler sendiri menderita dislokasi bahu karena terjatuh ke jalan. Dia merangkak menuju trotoar jalan dan menaiki mobil yang membawanya pergi meninggalkan tempat tersebut.

Hitler ditangkap polisi dua hari berselang dan dibawa ke muka pengadilan dengan dakwaan pengkhianatan tingkat tinggi. Ia dijatuhkan hukuman penjara selama 5 tahun pada Februari 1924 dan menjalani hukuman di penjara Landsberg. Meski dipenjara, Hitler masih bisa menerima tamu dan surat dari penggemar. Ia juga dapat mendiktekan isi bukunya, Mein Kampf, kepada Rudolf Hess, salah satu pengikut awalnya yang setia.

Ketenaran Hitler dan Nazi meningkat setelah peristiwa ini. Hitler hanya menjalani hukuman selama 9 bulan dan bebas pada 20 Desember 1924 setelah mendapatkan pengampunan. Hitler pun memilih menggunakan cara legal (pemilu) untuk meraih kekuasaan setelah ini, tidak lagi dengan kudeta.


Demikian threaddari saya kali ini. Hiperinflasi dan kudeta telah menjadikan 1923 tahun tergenting Jerman pada abad ke-20 selain 1945. Bagian ketiga akan membahas mengenai kondisi Jerman setelah renegosiasi pampasan perang dan saat Depresi Besar. Terima kasih telah membaca thread ini dan semoga hari Anda menyenangkan.


Referensi I
Referensi II
Referensi III
Referensi III
Referensi IV
Referensi V
Referensi VI
Referensi VII
Referensi VIII
Referensi IX
Referensi X
Referensi XI
Referensi XII
Referensi XIII



Diubah oleh gilbertagung 17-08-2019 17:19
abdurrahman19
jmedogme886346
jmedogme886346 dan abdurrahman19 memberi reputasi
19
11.7K
93
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Tampilkan semua post
gilbertagungAvatar border
TS
gilbertagung
#1
Jerman 1918-1933 : Hiperinflasi dan Kudeta





Sebelumnya, kita telah membahas perjanjian damai antara Jerman dan Sekutu Perang Dunia I, Perjanjian Versailes, yang membuat Jerman menangung beban pampasan perang yang besar dan pendudukan Ruhr sebagai respon ketidakmampuan Jerman membayar pampasan perang tahun 1922. Kini, kita akan membahas hiperinflasi dan kudeta sebagai dampak dari kewajiban tersebut.

Klik gambar untuk menuju sumber gambar

Hiperinflasi

Anak-anak membentuk piramid dari gepokan uang kertas mark yang menjadi hanya tumpukan kertas tak berharga pada 1923. Akibat hiperinflasi, orang-orang menggunakan uang kertas mark sebagai pengganti kayu bakar bahkan pelapis dinding.

Pemerintah Jerman mendukung upaya mogok yang dilakukan pekerja di wilayah Ruhr pada Januari 1923. Untuk menggaji mereka dalam perlawan pasif tersebut, pemerintah Jerman mencetak uang dalam jumlah yang besar, jauh melebihi kebutuhan perekonomian. Begitu banyaknya jumlah uang kertas yang dicetak membuat pemerintah Jerman harus mengontrak 130 perusahaan percetakan untuk mencetak uang.

Jerman juga mencetak uang untuk membeli mata uang asing guna membayar pampasan perang karena tarif yang dikenakan pada produk Jerman membuat Jerman tak mampu memperoleh pendapatan ekspor yang cukup untuk memenuhi pembayaran ini. Ditambah pemasukan dari pajak juga menurun.

Sebelumnya pada 1914, Jerman mengakhiri Standar Emas agar dapat mencetak uang dalam jumlah tak terbatas untuk membiayai perang. Jerman juga berutang untuk membiayai perang dan yakin akan dapat melunasinya dengan memenangi perang dan memperoleh sumber daya dari wilayah baru serta memperoleh pampasan perang dari musuh. Namun, sejarah berkata lain.

Hiperinflasi pun terjadi. Meski telah dimulai pada 1919 bahkan 1914, fase terburuknya terjadi pada 1923. Tingkat inflasi bulanan mencapai 3.250.000 persen yang membuat harga barang berlipat ganda setiap 2 hari. Sebagai indikator, harga setangkup roti yang hanya 250 mark pada Januari 1923 telah menjadi 200 triliun mark pada November 1923.

Mata uang Jerman, mark, juga menjadi tak berharga. Pada 1914, 1 dolar AS setara dengan 4,2 mark. Pada 1919, nilai mark telah jatuh menjadi 48 mark per dolar AS. Pada 1921, nilai mark merosot menjadi 75 mark per dolar AS, meski secara relatif masih stabil. Baru pada 1922 nilai mark mulai merosot tajam menjadi 400 mark karena pemerintah membeli mata uang asing dengan mark sehingga mark membanjiri pasaran internasional. Ketika hiperinflasi mencapai puncaknya pada 1923, mark jatuh sangat dalam dari 7.000 mark per dolar AS pada Januari 1923 menjadi 4,2 triliun mark per dolar AS pada 16 November 1923.

Bencana ekonomi ini membuat orang-orang harus menghadapi situasi yang pelik. Gaji karyawan harus naik dan dibayar setiap hari bahkan tiga kali sehari dan dibelanjakan sesegera mungkin karena harga dapat berubah setiap setengah jam. Terdapat kejadian bahwa seseorang meninggalkan koper berisi uang. Ketika orang tersebut kembali, kopernya telah raib namun uangnya tetap utuh.

Barter menjadi hal yang jamak dilakukan karena orang tak lagi percaya dengan uang yang beredar.

Beberapa orang juga dilaporkan menderita zero stroke, sebuah kondisi yang membuat mereka terus menulis angka nol dalam jumlah banyak karena menghadapi begitu banyak angka nol dalam kehidupan sehari-hari.

Krisis mata uang baru berakhir ketika pada 20 November 1923, pemerintah Jerman menerbitkan mata uang baru, rentenmark, yang lebih stabil disokong oleh obligasi yang nilainya didukung oleh emas juga kapasitas industri Jerman. 1 rentenmark dapat diperoleh dengan menukar 1.000.000.000.000 mark.

Kudeta Muenchen 1923

Adolf Hitler dan koleganya yang mendalangi Kudeta Muenchen 1923.

Situasi ekonomi yang mengerikan dimanfaatkan oleh Adolf Hitler dan Partai Buruh Nasional Sosialis Jerman atau Nazi untuk melancarkan kudeta yang dikenal sebagai Beer Hall Putsch. Karena Nazi berbasis di Muenchen, kudeta pun berlangsung di kota tersebut pada 8 dan 9 November 1923. Terinspirasi dari long march yang dilakukan oleh Benito Mussolini dan kaum fasis ke Roma yang berhasil menaikkan mereka ke tampuk kekuasaan di Italia pada Oktober 1922, mereka berusaha mengambilalih pemerintahan negara bagian Bayern, untuk selanjutnya mengambilalih seluruh Jerman. Hitler dibantu oleh Erich Ludendorff, mantan jenderal berpengaruh pada masa Perang Dunia I. Ia juga mendekati Gustav von Kahr, komisioner negara bagian Bayern untuk membantunya. Namun, von Kahr enggan bekerjasama mengikuti rencana tersebut.

Kudeta dimulai dari pidato Hitler, yang sejak Juli 1921 telah menjadi pemimpin partai, mengenai kesulitan ekonomi, Perjanjian Versailles, dan orang Yahudi sebagai biang permasalahan Jerman. Pidato tersebut dibacakan di sebuah bar. Di Jerman, khususnya Bayern, bar adalah tempat orang biasa berkumpul untuk minum bir sampai berbincang mengenai keadaan terkini.

Setelah mengumpulkan cukup massa, Hitler dan pasukannya yang berjumlah 2.500 sampai 3.000 orang bergerak menuju gedung Departemen Pertahanan Bayern. Mereka dihadang oleh polisi Bayern. Pasukan Nazi dan pasukan polisi saling melepas tembakan. 16 anggota Nazi dan 4 personil polisi tewas. Hitler sendiri menderita dislokasi bahu karena terjatuh ke jalan. Dia merangkak menuju trotoar jalan dan menaiki mobil yang membawanya pergi meninggalkan tempat tersebut.

Hitler ditangkap polisi dua hari berselang dan dibawa ke muka pengadilan dengan dakwaan pengkhianatan tingkat tinggi. Ia dijatuhkan hukuman penjara selama 5 tahun pada Februari 1924 dan menjalani hukuman di penjara Landsberg. Meski dipenjara, Hitler masih bisa menerima tamu dan surat dari penggemar. Ia juga dapat mendiktekan isi bukunya, Mein Kampf, kepada Rudolf Hess, salah satu pengikut awalnya yang setia.

Ketenaran Hitler dan Nazi meningkat setelah peristiwa ini. Hitler hanya menjalani hukuman selama 9 bulan dan bebas pada 20 Desember 1924 setelah mendapatkan pengampunan. Hitler pun memilih menggunakan cara legal (pemilu) untuk meraih kekuasaan setelah ini, tidak lagi dengan kudeta.


Demikian threaddari saya kali ini. Hiperinflasi dan kudeta telah menjadikan 1923 tahun tergenting Jerman pada abad ke-20 selain 1945. Bagian ketiga akan membahas mengenai kondisi Jerman setelah renegosiasi pampasan perang dan saat Depresi Besar. Terima kasih telah membaca thread ini dan semoga hari Anda menyenangkan.


Referensi I
Referensi II
Referensi III
Referensi III
Referensi IV
Referensi V
Referensi VI
Referensi VII
Referensi VIII
Referensi IX
Referensi X
Referensi XI
Referensi XII
Referensi XIII



Diubah oleh gilbertagung 17-08-2019 17:19
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.