ibliss666Avatar border
TS
ibliss666
Mantan Tanpa Perpisahan


Hidup di sebuah kota kecil tak pernah menyurutkanku untuk pergi ke kota-kota lain, sendirian.. seperti perjalanan yang panjang untuk bertemu sang kekasih. Sudah beberapa kota yang pernah kusambangi, sekalian traveling dan menikmati hidup.

"Ya, kalau laki mah oke deh..yang kesana kesini cewe eh", ujar Risa yang berada disebelahku.

" Sekalian lah keliling, kapan lagi dong dibayarin, wkwkw", sahutku yang tengah memainkan hp. Kuusap layar hp itu...eh kupencet keypad yang ada di hp, saat itu teknologi belum layar sentuh.

Aku dan Risa berjalan ke kampus untuk melanjutkan bimbingan skripsi, dengan dosen killer yang kental menggunakan logat Sunda, namaku yang mengandung kata F pun menjadi P, dari Syifa menjadi Sipa. Coretan di kertas yang tersusun rapi itu akan menjadi temanku di keseharian, kertas yang kini menjadi lecek akan menentukan kertas lecek selanjutnya..

"Pacarku ini orangnya blasteran, pasti tinggi semampai, pasti juga putih bersinar dan pasti juga pintar nan gaul. Dia bermukim di kota besar dan harap maklum kalau orangnya jaim serta tak pernah salah, karena orang cakep mah bebasss", ketikku di blog pribadi yang sering ku buat untuk mengeluarkan uneg-uneg yang mengganjal di hati.

Drrtt...drrtt..
"Hai sayang". Kudengar suara getar dari Hp ku dan kubaca pesan sekilas itu.. Tumben dia kirim pesan dahulu, gumamku.

" Ya sayang, lagi apa?", balasku dengan sebuah pertanyaan agar tak terputus pesan darinya.

"Minggu depan jadi ke sini?", tak lama balasannya sampai lagi melalui pesan singkat.

Lah itu pertanyaanku tak dijawab malah kasih pertanyaan lagi.

" Iya jadi, nanti aku naik kereta ya jam 1 siang sampai di sana, sudah punya tiketnya kok", jawabku tanpa mempermasalahkan isi pesanku yang tak digubrisnya.

Hari-hari berlalu sambil kuhabiskan membuat skripsi yang tengah berjalan, sampai akhirnya hari itu tiba. Kuberjalan menuju stasiun untuk menyerahkan secarik tiket kepada petugas stasiun, menaiki kereta sambil berfoto ria di sana.. sendirian, dan belum kulihat ada orang disebelahku, tak diundang penjual asongan menyapa sambil sok kenal bertanya mau kemana, kenapa sendiri, hingga kepo nama dan alamat.. kujawab dengan 'gantung' dan kuakhiri dengan membeli makanan darinya.

Melihat pemandangan dari dalam kereta sangatlah indah membuatku membayangkan berbagai kegiatan yang nantinya bisa kita lakukan bersama saat berjumpa nanti. Perjumpaan pertama yang kutata dengan indah, beberapa tempat sudah ku list agar bisa mengunjunginya tanpa tergesa-gesa atau mepet dengan waktu kunjungan ku. Weekend memang waktu terbaik untuk jalan-jalan.

Setelah agak lama berada dalam kereta, aku mendapati telepon dari nomor kekasihku itu..

"Halo" sapa seseorang dari jauh sana.
"Ya? ini siapa?", tanyaku karena aku tak mengenal suara itu.
" Mbak ini pacarnya mas-mas yang ditabrak kereta di daerah xxx ya?"
"Ha? tabrak kereta? aku sedang didalam kereta", ucapku.
"Mbaknya di jurusan mana?", tanya dia.
" Ini baru mau ke kota Z, masih 3 jam an", bilangku padanya.
"Bukan, yaudah mbak ini mau hubungin keluarganya, tapi ga ada kontaknya, bisa minta nomor keluarganya gak mbak?", terdengar suara orang yang tergesa-gesa diseberang sana.
" Oh iya". Kemudian telepon pun ditutup dan aku masih heran. Kenapa bukan orang yang mengaku polisi diawal percakapan malah langsung tanya apa aku pacarnya. Masih bingung dengan apa yang terjadi tak terasa aku meneteskan air mata.

Nomor yang menelepon tadi benar nomer dia, tapi sedang apa dia melewati jalur kereta? apa mau menjemputku? tapi masih lama aku sampai di sana.. karena sibuk dengan segala kebingunganku, aku sampai lupa memberikan nomor keluarganya. Setelah mengirimkan sms aku masih melamun dan belum siap menata hati ini dengan apa yang sedang terjadi, antara percaya atau tidak..

Tiga jam ku duduk didalam kereta akhirnya aku turun di stasiun dan di sana aku tak tahu apa yang akan ku lakukan, menghubungi kembali nomor pacarkupun sudah tak aktif, akhirnya aku menghubungi kakaknya yang ternyata sudah mendapatkan kabar akan kecelakaan itu. Tubuhnya hancur dengan menyisakan potongan-potongan yang tak sanggup ku lihat, aku hanya bisa menangis sesenggukan dan memutuskan tidur di hotel dan menunggu besok untuk kembali pulang ke kotaku. Mungkin ini terasa singkat, namun aku belum pernah berjumpa dengannya dan kini dia sudah tiada.

Di kamar hotel aku merenung dan melamun tentang kenangan yang pernah kita lalui, walau hanya kenangan melalui sosial media dan handphone itu semua sangat indah, aku hanya menangis sambil meratapi kejadian tadi siang, aku sudah berjumpa dengannya namun jasad tanpa nyawalah yang kutemui, parasnya masih terbentuk, hanya saja kaki dan tangannya sudah terpisah dari tubuhnya, semoga ini hanya kecelakaan dan bukan sebuah kesengajaan, yang kutahu dia bahagia denganku, bahagia dengan pekerjaannya dan tak ada masalah dengan orang-orang sekitarnya. Aku hanya ingin dia tenang di alam sana, malam itu pun aku berdoa dengan sedikit lebih 'serius' karena selain ditinggalkan dengan orang yang disayang, hatiku masih tak karuan.

Malam itu aku tak bisa memejamkan mata, tak bisa menghentikan air mata dan tak bisa tenang hingga ku ingin mengunjungi makamnya, namun itu sudah terlalu malam. Akhirnya ku hanya merenung dan terdiam menunggu pagi tiba.

Cring.." Terdengar suara hp ku yang kutaruh dipojokan tempat tidur, terlihat Risa mengirimkan pesan singkat menanyakan apakah aku sudah sampai.

"Ris, aku gak nyangka, sampai di sini malah kejadian mengerikan yang terjadi. Pacarku meninggal ditabrak kereta tadi pas aku masih perjalanan ke sini, sekarang aku ga tau harus gimana, mungkin besok aku akan ke makamnya dulu". Terangku kepada Risa melalui pesan singkat.

Tak lama kemudian Risa membalasnya dengan kata-kata belasungkawa dan menyuruhku untuk bersabar. Setelah itu aku tertidur dan bangun pada pagi harinya, masih terasa panas mata dan wajah ini setelah semalaman menangis. Kemudian dengan sedikit lambat ku bersiap untuk ke pemakamannya.

Sambil berjalan santai di kota orang ini, aku mencari sekuntum bunga untuk ditaruh dipusaranya yang masih basah. Setapak demi setapak ku lalui hingga menemukan sebuah toko bunga, walau sempat berfikir membelikan bunga yang bisa disebarkan namun kurasa di sana masih banyak sekali bunga bertebaran, akhirnya aku membeli sekuntum bunga untuk kusandarkan pada nisannya.

Terlalu fokus untuk ke makam, aku malah lupa tak bertanya dimana letak pemakamannya.. kemudian aku menelpon kakaknya dan menanyakan alamat makam adiknya dikebumikan. Karena sudah merasa lelah, akhirnya aku menaiki kendaraan umum untuk menuju ke sana, tak lama waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan, hanya sekitar 15 menit.

Aku berjalan menyusuri makam-makam yang terbentang didepanku, kutemukan satu makam yang masih basah, kuhampiri dan kutaruh sekuntum bunga yang kubeli tadi di batu nisannya.

Tenanglah di alam sana.. semoga ditempatkan di tempat terbaik. Setelah itu ku menuju stasiun dan meninggalkan segala kenangan yang menyesakkan cukup di kota iniemoticon-Smilie


- end -
Diubah oleh ibliss666 21-03-2019 14:59
1
1.3K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.5KThread41.5KAnggota
Tampilkan semua post
ibliss666Avatar border
TS
ibliss666
#13
Quote:


setdah..ngeri emoticon-Ngakak
kagak dah ..emoticon-Ngakak (S)

belom di pm .mungkin banyak dan besok weekend emoticon-Hammer
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.