ebipo
TS
ebipo 
Sebuah Janji Yang Terlupakan #SaatnyaMoveOn


Sebuah Janji Yang Terlupakan


Alunan musik jazz menemaniku yang sedang membaca komik di lantai dua rumah. Ku baca lembar demi lembar komik yang baru beli tadi pagi. Seakan masuk ke dunia sendiri, ku menghiraukan suara apapun yang mengganggu.

Sungguh menikmati sore hari yang begitu tenang. Centung, centung... Terdengar bunyi ringtone dari hp blackberry hitam yang menandakan ada sebuah pesan masuk. Aku mendengus kesal merasa terganggu. Aku abaikan. Aku biarkan. Ku lanjut membaca komik.

Sore berganti petang. Sebuah mobil jazz berwarna putih berhenti tepat di gerbang depan rumah. Melihat ada mobil di gerbang, mamang berlari kecil untuk buka pintu gerbang, mobil pun masuk dan parkir di halaman.

Seorang wanita cantik keluar dari mobil. Wanita yang mempunyai rambut panjang terurai dengan santainya melangkah masuk ke dalam rumah.

Quote:


Seorang wanita bernama Ragita Dwi Damayanti, wanita cantik yang mempunyai rambut hitam panjang terurai, lesung di kedua pipi, senyuman menggemaskan di tambah gigi gingsul yang membuat hati ku terpikat.

Aku kenal Gita sejak smk kelas satu tapi dia masuk ke sma favorit, pertemuan berawal dari mak comblang seorang teman. Benih-benih yang mulai tumbuh sejak pandangan pertama, perasaan yang sudah tak tertahankan pun mulai ku ungkapkan.

Akhir dari perjuangan mendapatkan cintanya, dia menerimaku sebagai kekasih, dia cinta pertamaku. Sudah tiga tahun jatuh bangun mempertahankan satu cinta satu hati, seperti cinta monyet ada kalanya sikap ego tidak mau kalah maupun mengalah menjadi warna-warni menemani tiga tahun bersama.

Sebelum masuk ke ujian nasional, aku berjanji setelah selesai ujian mengajak dia camping di kawasan Gunung Ungaran tepatnya di Camp Mawar, lokasinya di atas Pondok Kopi, Umbul Sidomukti Semarang. Lokasi camping yang sudah ku pilih termasuk camping ground yang tidak perlu naik mendaki, terlebih area parkir yang dekat dengan perkemahan jadi istilahnya lebih ke perkemahan keluarga. Mungkin ku lebih milih ambil aman, kalau dipaksa naik ke gunung ungaran, buka tenda disana, repotnya nanti fisik dan mental masih belum siap semua.

Fix dapat rombongan lumayan setelah info tersebar ke semua teman, ditambah semua setuju berangkat hari sabtu pagi, malam menginap, minggu pagi pulang. Tapi ane bebasin setelah sampai lokasi mau ngapain, pokoknya sebelum malam harus sudah sampai di area camping.

Sore ini tepatnya hari jumat, ku lupa ada janji mau beli perlengkapan camping, sebuah notif pesan dari dia mengingatkan lagi beli perlengkapan namun ku abaikan karena terlalu asik terbawa suasana baca komik. Ngeselin pesan tak di respon, dia langsung menelpon bunda dan dengan santainya bunda jawab aku ada di rumah tepatnya lantai dua sedang santai baca-baca. Sebuah ekspresi dari dia yang sulit ku jelaskan.

Selesai mandi, aku langsung melangkahkan kaki menuju tangga ke lantai satu. Sampai di tangga turun terakhir, ku hampiri dia yang sedang duduk berbincang canda dengan bunda di ruang keluarga.

Quote:


Ku langkahkan kaki keluar pintu depan menuju garasi untuk mengambil mobil, dia yang melihatku mau mengeluarkan mobil langsung menghentikanku sejenak.

Quote:


Dia melemparkan kunci mobil yang langsung ku tangkap. Aku cuma heran tumben dia ngebolehin bawa mobil kesukaannya. Sebuah tanda yang tak ku sadari.

Perlahan ku masuk ke mobil jazz putih, ku arahkan mobil keluar pintu gerbang menuju mall yang berjarak 1km dari rumah. Malam yang padat merayap macet, bunyi khas klakson mobil maupun umpatan pengendara motor menjadi pemandangan yang biasa bagiku. Entah mengapa malam ini aku merasa ada yang berbeda dari dia, seperti menyembunyikan sesuatu??

Kesabaran melewati hiruk pikuk kemacetan pun terbayarkan ketika sudah sampai di depan mall, setelah mengambil tiket masuk dari mesin, aku pun mengarahkan mobil mencari tempat parkir. Mulai dari lantai satu yang penuh, lantai dua juga penuh, beruntung di lantai tiga masih tersisa slot parkir.

Aku arahkan mobil untuk parkir di pojok sebelah kanan, ku buka pintu mobil sembari keluar menunggu dia. Tempat pertama yang mau ku kunjungi terlebih dahulu resto makan, ku ajak dia melangkah masuk menuju resto langganan seperti biasa. Sampai di resto kemudian di kasih tempat duduk di nomer 3, ku pesan menu mie spesial pangsit dan dia pesan kwetiaw seafood. Mbak-mbak pelayan langsung memberikan kertas berisi nominal yang harus di bayarkan, ku keluarkan dua lembar uang warna merah.

Quote:


Dia yang masih sibuk melihat beberapa orang yang masuk keluar resto tak sadar ku pandangi wajah cantik dengan polesan make up tipis natural kesukaannya.

Quote:

Malam semakin larut, aku mengarahkan mobil menuju ke rumah, dia juga sudah dapat jaket dan tidak lupa beli berbagai macam cemilan. Emang bener cantik tapi rakus minta ampun masih tetap langsing.

Sebelumnya dia sudah ijin bunda mau menginap di tambah kasih tahu bunda mau camping ke luar kota, jadi sudah prepare perlengkapan wanita yang dibawanya.

Ku tahu kamu masih menyembunyikan sesuatu malam ini, walaupun mulut enggan terucap, matamu ingin berkata sesuatu entah apa itu akupun tak kuasa untuk bertanya padamu.

***

Sinar mentari menyinari bumi, pagi pun menyapa. Semua perlengkapan sudah siap, kawan sohib yang mau ikut sudah ku info. Mereka semua yang pakai motor ku suruh langsung gas ke Semarang jam 8, aku yang pakai mobil nyusul belakangan, lagian nanti mau mampir ke pasar Bandungan dulu buat beli jagung.

Jarak tempuh dari rumah sekitar 86km menuju ke tempat camping ground, jadi sekitar 2 jam 30 menit perjalanan.

Quote:

Menyala mesin mengawali perjalanan menuju ke camping ground Semarang, ku arahkan mobil menuju gerbang pintu rumah yang sudah di buka mamang.

Ku pacu mobil melewati setiap gang maupun jalan, sepanjang perjalanan mulai dari keluar selamat jalan kota Kudus jam 08.30 sampai Kabupaten Demak, ku dengarkan antusias dia bertanya tentang apa saja yang ada di area camping.

Sampai di kawasan terminal Terboyo Semarang, pemandangan yang ku dapat sepanjang perjalanan banyak truk tronton bermuatan besar maupun bis. Ku arahkan mobil menuju Kaligawe tepatnya masuk ke jalan Tol Tanjungmas-Srondol yang masih sepi.

Pelan pasti mobil melaju dengan kecepatan 80km menembus sepinya jalan tol, memasuki Jl. Tol Tembarang-ungaran ku ambil jalur keluar masuk ke arah Jl. Tol Ungaran-Bawen. Tak lupa mampir ke pasar Bandungan membeli beberapa jagung buat di bakar.

Quote:


Melangkahkan kaki keliling pasar Bandungan mencari yang jualan jagung akhirnya ketemu, dimasukkan beberapa jagung kedalam plastik kresek ukuran besar oleh ibu yang jualan. Sudah beres jagung yang di pesan, ku nyalakan mobil melaju menuju ke kawasan Pondok Kopi.

Hawa sejuk khas pegunungan sudah terasa, pemandangan yang memanjakan mata menemani perjalanan menuju area camping. Selamat datang di pondok kopi, akhirnya ku parkirkan mobil di area Pondok Kopi jam 11.00 . Ku lihat kawan sohib semua sudah berkumpul menunggu.

Quote:


Ku lihat mereka semua bawa pasangan masing-masing, buka pintu belakang mobil dan keluarin semua bawaan termasuk jagung yang di beli tadi. Melangkahkan kaki perlahan mulai naik, ku gandeng dia menuju ke area Camp Mawar.

Setelah memastikan jumlah orang yang ikut camping total 11 cewek dan 11 cowok, ku pesan paket lengkap tenda dome yang muat 5 orang dan satu tenda khusus buat dia. Setelah administrasi pembayaran selesai, semua menuju ke tenda masing-masing yang ku bagi dua bagian cewek dan cowok sendiri. Hahaha biarin ngeluh yang laki, cuma ku ingatkan jangan berbuat yang tidak sopan disini apalagi perbuatan tercela.

Selesai membereskan barang bawaan, bagi tugas ke kawan juga sudah semua. Ku melangkahkan kaki menuju tendanya.

Quote:


Sebelum pergi ku kasih tahu mereka ada yang mau ikut ke Umbul Sidomukti, karena kecapekan sebagian memilih beristirahat di tenda, ku pinjam motor yang tidak ikut turun ke bawah.

Jarak tempuh 10 menit perjalanan turun ke bawah menggunakan motor menuju ke Umbul lumayan berat karena jalan menurun tajam harus menahan rem menyesuaikan laju motor. Sampai di Umbul, ku mencari area parkir yang masih kosong untuk memarkirkan motor.

Aku gandeng dia melangkahkan kaki menuju loket tiket masuk, sudah di bayar dia langsung berlari kecil masuk. Ku hampiri dia yang sudah berhenti berlari memandang tulisan "Ragentar Outbound", dia menoleh memandangku.

Quote:

Gita termasuk orang yang takut ketinggian entah itu fobia atau belum terbiasa, namun entah mengapa hari ini dia berbeda seperit biasa. Ku harus tanya dia nanti malam.

Paket lengkap disini termasuk flying fox, marine bridge, repelling, river up trekking. Pertama dia coba flying fox tak masalah meluncur ke bawah, yang kedua marine bridge jembatan tali yang di bawah jurang sedikit jadi bahan tertawaan.

Quote:


Dan benar dia terhenti duduk di antara jembatan tali di tengah, aku yang sudah sampai di akhir jembatan pun ijin pemandu untuk balik menghampirinya.

Quote:


Satu momen yang masih ku ingat ketika bersamamu.

***

Langit malam bertabur bintang, melihat semua sudah duduk capek usai dengan kegiatan masing-masing. Aku keluarkan alat pemanggang yang memang sudah dipersiapkan, dia yang melihatku membawa alat pemanggang langsung membantu mengambil bungkusan arang.

Quote:

Aku bantu dia memanggang sosis dan jagung, dia asik sendiri memanggang marshmallow kesukannya. Mereka semua yang melihat bukan membantu malah antri berbaris menunggu giliran ambil makanan.

Malam yang kian larut, suara lolongan anjing terdengar sayup-sayup, udara dingin pegunungan yang menusuk hingga tulang.

Quote:


Dia yang sedari tadi ku cari ternyata menyendiri di atas puncak, untung tadi di kasih tahu sama pengawas area camping.

Quote:


Dinginnya malam pegunungan menjadi saksi perpisahanku, dia mengakhiri hubungan karena takut harus pergi terpaut jarak dan waktu, perpindahan keluarganya yang mendadak setelah proses kelulusan menjadi akhir dari pertemuanku dengannya.

Hanya sebuah janji namun cinta tak harus memiliki.

***

Perlahan pasti setelah kepergiannya, ku menata hati memantapkan diri lebih keras lagi. Walaupun terpaut jarak dan waktu terpisah jauh, ku tetap menjalin hubungan dengannya sebagai sahabat. Canda tawa pun masih menemaniku, namun tepatnya akhir semester 1 ku dapat pesan yang mengejutkan.

Quote:


Satu pesan yang menghancurkan segala usahaku untuk kembali lagi dengannya. Bukan ku tak sanggup, bukan ku tak mau berjuang lagi, tapi cukup sampai disini ku tutup erat semua kenangan manis bersamamu. Senyum manismu tak kan pernah ku lupakan walaupun kamu lupa akan sebuah janji yang pernah kamu berikan.
Diubah oleh ebipo 21-03-2019 07:56
RetnoQr3n
RetnoQr3n memberi reputasi
5
2.7K
65
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
ipunk3133
ipunk3133
#2
Quote:

yang sabar yaa om emoticon-Embarrassment
Diubah oleh ipunk3133 21-03-2019 08:03
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.