Kritik Esemka tak bermutu sama sekali. Kritk yang esemka terus digoreng pihak oposisi dalam pilpres kali ini. Ada apa dengan esemka?! Apakah ini merupakan program pemerintah dan amanat undang-undang? Untuk mengkaji ini sebenarnya tak sulit, karena esemka memang bukan program pemerintah.


Pihak oposisi mestinya harus cerdas mengangkat permasalahan. Esemka adalah cita-cita dari sekelompok rakyat Indonesia untuk membuat kendaraan nasional. Cita-cita yang luhur. Saat di launching satu prototipe nya, Joko Widodo yang saat itu baru menjabat walikota membantu memperkenalkan ke publik. Dalam bahasa kerennya endorse.

Artinya memang tak ada campur tangan pemerintah, baik saat Joko Widodo menjabat Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, dan sekarang sebagai Presiden Republik Indonesia. Dan sifat endorse yang dilakukan Cuma-Cuma, alias tak berbayar. Banyak produk industri yang telah, sedang, dan akan terus di endorse Jokowi. Mulai dari sepatu, kaos, kemeja, payung, helm, sepeda motor, dan masih banyak lainnya.

Bukan berarti semua yang di endorse itu program pemerintah! Pemerintah melaksanakan program sesuai amanat undang-undang, dan salah satu instrumen nya APBN serta kebijakan. Esemka bukan kebijakan, dan bukan menggunakan APBN. Lantas kenapa terus digoreng?


Mestinya oposisi mengkritik kebijakan, bukan hal-hal yang bersifat endorse. Esemka berbeda dengan Timor, dimana mobnas Timor memang merupakan kebijakan dan menggunakan anggaran negara. Mobnas Timor yang terbit di era akhir orde baru dibuat menggunakan instrumen hukum, dilindungi penguasa dan diberi fasilitas keuangan dan perpajakan.

Mestinya oposisi bersyukur masih ada masyarakat kelas menegah yang peduli dan berusaha mencoba membuat mobil nasional. Bukankah kalangan oposisi memiliki orang-orang kelas atas yang memiliki kapasitas modal besar, mengapa tak sekalian upaya esemka dibantu?


https://www.bestekin.com/2019/03/18/...k-bermutu/amp/

Esemka jaya... Jokowi jaya...