dmega
TS
dmega 
Nakhoda Dalam Bahtera Kehidupanku #SaatnyaMoveOn




Mencintaimu adalah jalan yang kupilih
Memilikimu adalah anugerah
Kehilanganmu adalah kesakitan
Namun...
Tak akan ada rasa bernama sesal
Saat kau hadirkan pelindung
Sebagai pengganti sosokmu


22 Juli 2009 di sebuah desa yang terletak di kaki Gunung Wilis, terdengar kata sah dari beberapa orang mengakhiri acara ijab qobul. Ucapan syukur aku panjatkan bersamaan dengan kecupan manis di dahi. Detik ini aku resmi menjadi seorang istri dari pria bernama Andi. Lembaran kisah baru pun dimulai, bahtera kami akan mengarungi samudera kehidupan. Menghadapi gelombang bahkan badai yang akan cerah saat mentari tersenyum pagi hari.

Sebagai pasangan pengantin baru, aku mendapatkan banyak kejutan. Seperti kebiasaan Mas Andi saat tidur yang sebelumnya tidak aku ketahui. Juga berbagai kekonyolan serta sikap manjanya padaku.

Aku ingat saat asyik mencuci di hari Minggu, tiba-tiba suamiku datang dengan ekspresi manyunnya "Say (panggilan sayang buatku) koq aku ditinggal sih?"

"Ditinggal kemana to mas? Wong aku lagi nyuci loh ini, bukan lagi tamasya" sambil ngucek baju yang sebelumnya udah aku rendam.

"Say kalo suami ngomong itu jangan dicuekin, hadap sini donk" ngeluarin handphone langsung diarahkan ke aku.

"Rajin banget pagi-pagi, istri siapa sih? Jadi makin sayang" nunjukin fotoku pakai daster yang lagi sibuk dengan tumpukan cucian.

Mas Andi emng unik bukan? Awalnya merajuk lalu muji-muji tapi tetep gak bisa tinggal diem. Apalagi kalo lihat istri lagi sibuk pasti dibantuin. Meskipun ya gitu jahilnya gak ketinggalan. Gimana gak jahil kalo pipiku dicubit dengan tangan yang penuh busa sabun.

***

Apakah aku bahagia? Of course. Aku bahagia menjadi istri pria yang aku cintai. Tuhan begitu baik dengan menghadirkan sosok yang mampu melengkapi kekuranganku. Memelukku dengan kehangatan hingga tak lagi kurasakan kesepian. Jika pria mengucapkan janji saat ijab qobul, maka istri akan memberikan pengabdian hanya untuk suami sebagai janjinya pada Tuhan. Begitu pun denganku.

Kebahagiaan yang kurasakan semakin lengkap saat aku menyadari ada yang berbeda dengan kondisi fisikku. Diawali dengan tidak datangnya tamu bulananku disusul dengan mual serta pusing yang sering aku rasakan. Akhirnya aku putuskan untuk membeli testpack untuk memastikan. Jantung berdebar-debar saat menunggu munculnya 2 garis merah. Alhamdulillah..lagi-lagi Tuhan menunjukkan rahmat-Nya. Hasilnya positif artinya ada kehidupan baru yang harus aku jaga.

22 Desember 2009, hari ini suamiku berulang tahun. Bukan pesta yang aku beri sebagai kado melainkan berita kehamilan yang sengaja aku sembunyikan.

Alarm handphone yang berada di atas meja samping ranjang berbunyi. Tepat puku 00.00 inilah saatnya. Aku bangun lalu mengambil kue yang tadi aku beli di toko bakery tak lupa dengan lilin angka 26 di atasnya.

"Mas bangun donk. Lihat nih..aku bawa apa" aku goncang-goncang bahunya berharap segera membuka mata. 5 menit berlalu aku sudah hampir kesal. Mungkin harus dengan cara keras baru berhasil.

"Say kenapa, ini masih malem loh." sambil sesekali membuka mata tapi belum 100℅.

"Bangun gak sekarang? Kalo enggak aku ngambek nih" sengaja aku cubit pinggangnya.

Entah sakit atau geli akhirnya Mas Andi langsung duduk "Jangan ngambek donk say. Lagian kenapa bangunin aku malem-malem?"

"Happy birthday suamiku sayang semoga panjang umur, sehat selalu, murah rezeki, jadi suami dan ayah yang baik amiin." lalu Mas Andi meniup lilin yang ada di atas kue.

"Makasih ya say, aku aja lupa kalo ini hari ulang tahunku. Eh, kalo gak salah kamu bilang tadi semoga aku jadi ayah yang baik, bener gk? Kamu hamil say? dengan wajah serius sambil menatapku.

Segera aku berikan kado yang berisi testpack. Tanpa bertanya lagi Mas Andi langsung membuka kemudian memelukku sambil memberikan kecupan-kecupan di wajahku. Sungguh kebahagiaan kami serasa sempurna dengan hadirnya buah hati.

***

Sejak awal pernikahan aku menyadari bahwa kehidupan berumah tangga tidak akan lepas dari goncangan. Aku selalu percaya bahwa kekuatan cinta pasti mampu melalu rintangan seberapa pun besarnya. Sayangnya aku melupakan hal yang paling penting. Kenyataan bahwa manusia hanya mampu berusaha serta berharap dan tentang hasil selamanya menjadi hak prerogatif Tuhan. Mungkin benar jika aku terlalu percaya diri tentang kehidupanku yang pasti baik-baik saja. Hingga Tuhan menunjukkan kuasa-Nya.

Awalnya ombak itu kecil bahkan terasa riak yang menggelitik kaki. Namun lama-kelamaan menjadi badai yang mampu memporak-porandakan bahtera. Di saat bahtera mengalami kerusakan, nakhoda yang paling aku banggakan memutuskan berenang meninggalkan kami. Hanya kami, aku dan bocah laki-laki 2 tahun yang bertahan menunggu keajaiban Tuhan.

Saat talak dijatuhkan, aku menyadari inilah akhir kisahku bersama Mas Andi. Tangis kepedihan mengiringi langkahku keluar dari ruang sidang Pengadilan Agama kala itu. Rumah tanggaku memang gagal tapi bukan berarti aku menyerah untuk jadi orang tua terbaik untuk Satria.


***END***






based on true story
Image : google
Diubah oleh dmega 20-03-2019 00:07
TissueM4gic
TissueM4gic memberi reputasi
6
2.2K
44
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
dmega
TS
dmega 
#1
wanted : nakhoda handal serta bertanggung jawab
Diubah oleh dmega 20-03-2019 14:58
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.