riandyogaAvatar border
TS
riandyoga
Persaingan Indonesia vs Singapura Dalam Menguasai Langit Asia Tenggara Lewat Satelit
Hai GanSis semua!! Tiga kali secara beruntun (termasuk thread ini) saya sudah bikin thread seputar satelit kepunyaan Indonesia. Ini bukan pencitraan menjelang Pilpres 2019 loh. Hanya saja ingin banyakin konten positif tentang Indonesia.

Awalnya pengen bahas yang lagi rame-rame itu, yang keciduk di hotel, yang lagi asik-asik itu. Tapi, alhamdulillah niatan tersebut diurungkan. MOHON BERSABAR INI UJIAN.

Quote:

Di Kaskus ini, sebagian besar thread saya banyak membahas tentang teknologi. Ya meski gak ilmiah-ilmiah banget, tapi adalah bau-bau sains & teknologinya.

Tapi dari semua itu ada yang kurang. Selama ini kalau bahas teknologi, selalu larinya ke Jepang kek, ke Cina lah, atau Amerika Serikat. Kenapa gak bahas Indonesia ya.

Judul thread ini ialah Persaingan Indonesia vs Singapura Menguasai Langit Asia Tenggara Lewat Satelit. Mirip-mirip dengan thread sebelumnya Adu Kencang Unicorn di Asia Tenggara, Siapa Unggul?

Untuk urusan "Unicorn", Indonesia unggul diantara negara-negara Asean, meski Singapura sudah duluan punya "Decacorn". Sementara untuk satelit, Indonesia ialah pelopornya di Asia Tenggara.

Itu artinya Indonesia gak kalah-kalah bangetlah kalau urusan teknologi. Jadi perlu di support ya GanSis.

43 tahun lalu Indonesia membanggakan Satelit Palapa. Sekaligus mengukuhkan diri sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki satelit domestiknya sendiri.

“Halo, Saudara Gubernur, selamat pagi!” Presiden Soeharto menyapa Gubernur DI Aceh saat itu, Muzakir Walad, melalui sambungan telepon. 

“Ya, Muzakir di sini,” jawab Gubernur DI Aceh. 

“Suaranya bisa jelas?” tanya Pak Harto kembali. 

“Terang, Pak," jawab Muzaki kembali.


Quote:

Itulah potongan peristiwa percakapan saat acara peresmian pemakaian SKSD* (Sistem Komunikasi Satelit Domestik) “Palapa”, 16 Agustus 1976, di ruang masuk utama Gedung DPR-MPR Senayan, seperti ditulis harian Kompas, 18 Agustus 1976.

*oia, SKSD itu bukan Sok Kenal Sok Dekat ya..

Namun kini, apakabar ya? Seberapa unggul Indonesia dalam persaingan satelit di Asia Tenggara?

Kebutuhan akan satelit dan pengembangan pengetahuan antariksa, membuat keperluan akan teknologi satelit semakin meningkat. Maka tak heran bila kini sudah banyak emerging countries atau kalau kita sebutnya negara ber-flower, ini telah memiliki satelitnya sendiri.

Negara tetangga kita, Singapura dikabarkan sempat menyalip Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah satelit terbanyak di Asia Tenggara. Ya, inilah kenyataannya memang begini.

Quote:

Mengutip sumber berbeda, yakni dari Berisatu.com : Singapura akan meluncurkan enam satelit di India hari ini, Rabu (16/12/2015), untuk membantu perencanaan kota dan penanganan bencana di Asia Tenggara.

Wah, berarti Singapura nyalip di "tikungan" ya GanSis. Sekali luncurkan langsung 6 satelit sekaligus. Hehehe..

Namun tabel data diatas merupakan data 2017. Dan perlu diingat, data tersebut berdasarkan jumlah satelit yang aktif.

Tentunya juga sejak saat itu, Indonesia sudah menambah sejumlah satelitnya. Mohon maaf, untuk data terbaru untuk 2019 saya gak tahu. Namun setidaknya Indonesia sudah menambah dua satelit baru. Seperti satelit Merah Putih, hingga yang terbaru satelit Nusantara Satu.

Quote:


Satelit Merah Putih milik PT Telkom Indonesia (Persero) berhasil diluncurkan pada Selasa (7/8/2018) dari Cape Caneveral, Florida, Amerika Serikat. Satelit tersebut dapat menjangkau Asia Tenggara hingga Asia Selatan.

Satelit di Asean

Oia, ASEAN itu singkatan dari Association South East Asian Nation, sebuah organisasi negara-negara Asia Tenggara. Kawasan Asia Tenggara digadang akan menjadi kekuatan ekonomi yang signifikan pada 2050.

Maka terang saja bila pembangunan infrastruktur di Asia Tenggara semakin gencar. Termasuk dalam hal ini satelit. Tercatat sudah ada setidaknya 50 satelit yang dimiliki negara-negara Asia Tenggara, baik yang masih beroperasi maupun tidak beroperasi.

Secara garis besarnya, Indonesia dan Singapura bersaing ketat di langit Asia Tenggara. Tanpa maksud menyampingkan peran negara ASEAN lainnya, namun nyatanya untuk saat ini Indonesia dan Singapura lah yang di barisan depan dalam hal satelit. Terutama secara kuantatif satelit yang aktif.

Untuk urusan "pertama kali", Indonesia ialah negara pelopor satelit di Asia Tenggara. Dengan meluncurkan Satelit Palapa, yang saat itu juga dimanfaatkan bersama negara tetangga di Asia Tenggara. Sementara Singapura berhasil menyalip dalam hal kepemilikan satelit aktif terbanyak di Asia Tenggara. Meski kemudian Indonesia menambah sejumlah satelit baru akhir-akhir ini.

Indonesia pelopor satelit di Asia Tenggara

Mengutip data dari Good News From Indonesia (2018), tercatat Indonesia memiliki 30 satelit baik yang sudah tidak beroperasi, masih beroperasi, maupun yang akan diluncurkan.

Jumlah tersebut sebenarnya tidaklah mengherankan lagi. Karena memang Indonesia menjadi negara yang pertama memiliki satelitnya sendiri di Asia Tenggara.

Bahkan Indonesia merupakan negara ketiga yang memiliki satelit domestik di dunia setelah Amerika Serikat dan Kanada.

Prestasi tersebut terjadi lewat satelit Palapa A1 buatan Thales Alenia Space yang meluncur pada tahun 1976 dan dimiliki oleh Perumtel yang kini dikenal sebagai Telkom Indonesia. Di masa itu tentu saja Indonesia adalah negara pertama yang memiliki satelit di Asia Tenggara.

Singapura menyalip

Diantara negara-negara Asia Tenggara, Singapura termasuk negara yang belakangan memiliki satelit. Dibanding Filipina (1980), Thailand (1993), Malaysia (1996) dan tentunya Indonesia (1976). Sementara Singapura baru memiliki satelit pada tahun 1998. Unggul atas Vietnam yang baru memiliki satelit 10 tahun kemudian.

Namun kini, Singapura boleh berbangga memiliki satelit aktif terbanyak di regional ASEAN. Data dari Concerned Scientists (UCS), per 31 Agustus 2017, Singapura adalah negara di ASEAN dengan jumlah satelit aktif terbanyak (10 satelit). Indonesia berada di bawah Singapura dengan 8 satelit aktif. Banyak satelit Indonesia yang tidak aktif atau mengalami perkembangan terbaru.

Satelit siapa yang paling bekualitas?

Untuk kuantitas, Indonesia memang masih unggul dengan jumlah 30 satelit. Meski tidak aktif semuanya. Namun bagaimana dengan kualitas?

Tidak ada ketentuan pasti kualitas satelit siapa yang paling oke diantara negara-negara Asean. Barangkali bisa dilihat dari luas cakupan satelitnya. Satelit di Asia Tenggara sebagian besar untuk keperluan komersial.

Singapura, ada ST-2 (Singapore-Taiwan 2), yakni satelit komunikasi dari Singapore Telecommunications Ltd. (SingTel) dan Chunghwa Telecom Co. Ltd. Ini merupakan satelit komunikasi dengan daya jangkau cukup luas, tidak hanya mencakup Asia Tenggara, tapi juga Timur Tengah, Asia Tengah, India.

Bisa diimbangi dengan satelit BRISat milik Bank Rakyat Indonesia. Bank pertama di dunia yang memiliki satelitnya sendiri. Ditunjukkan untuk pelayaan bank BRI diseluruh wilayah Indonesia.

Kemudian ada satelit Merah Putih yang menjangkau seluruh Asia Tenggara hingga sampai Asia Selatan. Satelit milik Malaysia juga termasuk yang terbaik di Asia Tenggara.

Satelit buatan sendiri

Sebenarnya negara-negara di Asia Tenggara tidak ada yang unggul-unggul banget dalam urusan membuat satelitnya sendiri. Mayoritas satelit di Asia Tenggara lebih banyak dibuat oleh negara yang memang sudah maju teknologinya. Seperti Amerika Serikat, Jepang, China dan lainnya.

Quote:


Amerika Serikat sendiri, berdasarkan database dari Union of Concerned Scientists (UCS) per 31 Agustus 2017, tercatat memiliki 803 dari total 1.738 satelit yang beroperasi di seluruh dunia. Cina mengoperasikan hampir seperempat jumlah milik Amerika Serikat, yakni 204 satelit, sedangkan Rusia tercatat punya 142 satelit aktif hingga saat ini.

Artinya untuk urusan satelit, masih ada ketergantungan pada negara-negara tertentu. Namun pengembangan satelit kecil dari NTU, NUS (Singapura) dan LAPAN (Indonesia) telah membuka potensi baru.

Indonesia patut berbangga memiliki kontraktor satelitnya sendiri, yakni LAPAN. Satelit pertama buatan Indonesia berhasil diluncurkan pada tahun 2006. Satelit pertama tersebut buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), INASAT-1 dan merupakan satelit penginderaan cuaca. Kemudian ada satelit LAPAN-A2 yang meluncur pada tahun 2015 yang digunakan untuk observasi bumi dan radio amatir. Satelit ini dilepas oleh Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 3 September 2015 untuk  dikirim ke India dan diluncurkan dari sana. Kemudian LAPAN juga meluncurkan satelitnya pada 2016 bekerjasama dengan IPB.

Quote:


Selain LAPAN juga terdapat konsorsium INSPIRE (Indonesia Nano Satellite Program for Research and Education) yang mengembangkan proyek satelit nano Indonesian Inter University Satellite – 1 (IiNUSAT-1) dan berhasil diluncurkan pada tahun 2012.

Sementara Indonesia juga perlu berkaca pada Singapura, yang mana kedua kampusnya sudah mengembangkan satelitnya sendiri. Yaitu Nanyang Technological University (NTU) dan National University of Singapore (NUS).

Selain itu Vietnam juga telah mengembangkan satelit MicroDragon pada 2018 buatan para peneliti Vietnam yang bekerjasama dengan Jepang lewat roket Epsilon sebagai sarana peluncuran satelit.

Quote:


Pada akhirnya persaingan satelit antar negara-negara Asia Tenggara tidak menghasilkan siapa yang menang dan kalah. Kalau dulu kepememilikan satelit lebih kepada status kebanggaan dan gengsi sebagai bangsa dan negara.

Namun sekarang, memiliki satelit lebih kepada fungsinya yang semakin penting. Demi menjaring data sebanyak-banyaknya untuk berbagai keperluan. Dijaman modern seperti sekarang, menguasai informasi merupakan hal yang penting. Kemandirian data tampaknya menjadi hal utama bagi negara pemilik satelit, termasuk Indonesia.

Satelit kecil

Pengeluaran biaya untuk satelit terbilang mahal. Maka itu, trend satelit kecil bisa dibilang masuk akal.

Pengeluaran pemerintah di wilayah ASEAN akan tampak kecil jika dibandingkan dengan negara-negara kunci di kawasan. Indonesia misalnya, menurut laporan Euroconsult 2017 dianggap mampu mengeluarkan $160 miliar (2016)--terbesar di ASEAN, tapi masih lebih kecil dari Australia ($235 miliar pada 2016). Apalagi dibandingkan dengan Cina ($4.909 miliar, 2016); Jepang ($3.018 miliar, 2016), India (1.092 miliar, 2016) dan Korea Selatan ($671 miliar, 2016).

Dalam urusan satelit memang posisi Indonesia sebagai pionir satelit domestik di Asia Tenggara tidak terbantahkan lagi. Namun sekarang fokusnya tentu tidak lagi membeli, meluncurkan dan memiliki satelit sebanyak-banyaknya. Sudah saatnya bagi Indonesia naik level sebagai negara yang mengembangkan satelit secara mandiri. Dan ini sudah dimulai oleh LAPAN dengan dua satelit plus satu satelit kerjasama.

Membangun satelit secara mandiri

Indonesia pada tahun 2013 menerbitkan Undang-undang no. 21 tahun 2013 tentang keantariksaan. Undang-undang ini merupakan peraturan yang akan menjadi pedoman hukum bagi kegiatan keantariksaan termasuk tentang kemandirian Indonesia dalam hal sains antariksa. Salah satu upaya untuk mewujudkan kemandirian ini adalah dengan rencana pembangunan stasiun peluncuran satelit.

Ketua LAPAN, Thomas Djamaluddin mengatakan bahwa stasiun peluncuran satelit akan beroperasi dalam skala kecil tahun 2036 mendatang. Tenaga operasional stasiun peluncuran satelit juga nantinya akan sepenuhnya diisi oleh SDM lokal.

Bila niat bagus ini berhasil terealisasi. Maka Indonesia akan kembali menjadi pelopor di bidang antariksa dikawasannya. Soal pengalaman Indonesia sudah bagus. Letak georafis, Indonesia juga unggul. Berada di ekuator, wilayah ini dianggap mempermudah peluncuran wahana antariksa menuju orbitnya. Dengan keunggulan demikian, Indonesia berpotensi menjadi kekuatan ekonomi yang unggul di Asia Tenggara.

Oleh Rianda Prayoga. Binjai, 8 Maret 2019.

Spoiler for Sumber referensi:
Diubah oleh riandyoga 07-03-2019 23:39
nona212
nona212 memberi reputasi
13
9.5K
75
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sains & Teknologi
Sains & Teknologi
icon
15.5KThread10.9KAnggota
Tampilkan semua post
snailconnectionAvatar border
snailconnection
#72
Wah mantep nih thread nyaemoticon-Matabelo
Gk nyangka ane kita bersaing sama singapura di bidang teknologi giniemoticon-Ngakak
Yaaaa walaupun sama sama gk produksi sendiri, ya bangga juga lah.
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.