lapar.bangAvatar border
TS
lapar.bang
Serunya Mendaki Gunung Lawu



emoticon-I Love Indonesia WELCOME TO MY THREAD emoticon-I Love Indonesia



Halo para warga kaskuser sekalian, sebagaimana warga kaskuser yang berbudiman jangan lupa untuk

emoticon-Rate 5 Star RATE
emoticon-nulisah KOMEN
emoticon-pencet SHARE
emoticon-Toast CENDOL


SELAMAT MEMBACA
emoticon-Monggo



Halo, bertemu lagi dengan saya lapar.bang. Kali ini saya mau bercerita perjalanan saya saat menjadi gelandangan di gunung Lawu, kira-kira kejadian tersebut saya alami satu tahun yang lalu.


Perjalanan dimulai dari rumah di Bromo. Untuk menuju gunung lawu saya harus mengoper kendaraan berkali-kali. Perjalanan kali ini bisa dibilang perjalanan paling nekat saya karena hanya bepergian seorang diri, sebelumnya memang saya sudah pernah mendaki seorang diri, namun hanya di gunung dekat dekat sini saja.

Dari rumah saya di antar bapak untuk menuju halte bus, perjalanan dari rumah hanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Setelah saya ada di halte tersebut bus jurusan Surabaya langsung berhenti. Wahh rejeki nih, baru duduk di halte langsung dapet bus.

Jam menunjukkan angka 9 malam. Saya sudah ada di dalam bus dan berdesak-desakan dengan puluhan manusia lainnya.


Astaga saya ketiduran, mas kenek sampai membangunkan saya saat penumpang sudah mulai sepi. Wohooooo.. terminal Bungur biarpun malam hari masih sangat ramai, katanya sih ini terminal paling bersih dan nyaman. Ruang tunggunya juga gak kalah sama bandara-bandara di Indonesia.

Melangkah sendirian, perut keroncongan, dan saya memutuskan untuk makan terlebih dahulu, setelah bertanya sana sini akhirnya saya memutuskan untuk ikut bus jurusan Jogja yang berangkat nanti pukul 11 malam.

Setelah makan dan sebat bus jurusan jogja sudah mendarat. Sembari menunggu penumpang penuh saya memutuskan untuk tidur.

Quote:


4 jam perjalanan yang di tempuh raja jalanan kali ini. Terminal Maospati Magetan adalah tempat selanjutnya. Eits.. nanti dulu dari sini kita harus carter mobil menuju terminal Plaosan Magetan. Terminal Plaosan adalah terminal kecil dan terminal terakhir pula. Dari sini kita oper lagi naik angkot menuju BaseCamp pendakian.

Oke di karenakan hari sudah pagi, rasa dingin dan kantuk sudah tak bisa dibendung, akhirnya saya lanjut tiduremoticon-Hammer (S)





Selamat pagi yang masih kepagian. Jam 5 pagi saya sudah mendarat di BC Cemoro Sewu. Disini BC masih tutup dan buka kembali pukul 8 pagi. Akhirnya saya memutuskan ngemper di etalase toko depan BC. Dari kejauhan nampak ibu-ibu menjajahkan dagangannya. Ada nasi kuning, ada gorengan, dan juga minuman. Kebetulan perut sudah berbunyi akhirnya saya memutuskan untuk beli makanan tersebut. Gorengan baru turun dari tempat penggorengan tapi langsung dingin. Gila sih ini BC memang lumayan tinggi dengan kisaran sekitar 1900 mdpl.



Perjalanan seorang diri di mulai pukul 8 pagi. Ini adalah kali pertama saya ke gunung lawu dan buta jalan. Setelah saya melakukan search sana sini banyak yang menyarankan untuk mendaki via cemoro sewu karena jalur sangat jelas. Baiklan, lest go.

Jalanan di dominasi jalur setapak yang sangat-sangat lebar. Tidak terlalu naik, kanan kiri banyak tersedia camp ground. Hingga tanjakan itu datang. Wagelaseh. Baru jalan langsung di hajar tanjakan. Anggap saja pemanasan sebelum menuju pendakian yang benar benar mendaki.

Jalur pertama kali ini masih manusiawi hampir mirip dengan jalur pendakian gunung arjuno-welirang via tretes. Di dominasi batu kecil-kecil yang tertata rapi. Jalurnya sendiri pun lumayan lebar. Hingga, keluar dari pohon yang rimbun sejenak kita akan di suguhi pemandangan kota magetan dari ketinggian.

Masih dari pos ijin ke pos 1 sudah di suguhi pemandangan seperti ini, jalur sangat terbuka, jarang sekali ada pepohonan. Jadi, kalu panas ya kepanasan kalau hujan ya pasti kehujananemoticon-Big Grin

Akhirnya ada bangunan permanen tuh. Pasti pos 1 nih. Ada beberapa pendaki yang mau naik juga. Akhirnya saya melipir untuk beristirahat. Capek akutuh.

Quote:


Wah parah nih gunung lawu. Jalur dari tadi nanjak gak ada landainya di kira udah pos 1 ternyata cuma bayangan. Ya untung aja gak keinget bayangan mantan. Gimana mau inget kalu kepikiran "kira-kira sampe pos 1 jam berapa ya?"mana sempet mikirin bayangan mantanemoticon-Bata (S)

Oke lanjut, setelah percakapan singkat tersebut akhirnya mas-mas itu pergi ke bawah. Lah dikira mau naik ternyata turun. Oke, ni sih emang harus sendirian gak boleh nyari barengan. Yaa.. sudahlah, sebat dulu habis itu baru lanjut.

Setelah sebat-menyebat selesai perjalanan di lanjut, vegetasi terbuka kini di ganti dengan pohon-pohon raksasa yang lumayan gede. Jalur sudah mulai dingin, sinar matahari terlihat malu-malu untuk menembus rimbunya pepohonan.

Jalur masih sama seperti sebelumnya sedikit menanjak apa emang dari tadi nanjak ? Gak ada variasi sama sekali. Cuma bebatuan yang di tata rapi, kalo pengen jalur tanah kayaknya mustahil di gunung lawu apalagi via cemoro sewu.

Sebelum ke pos 1 ada sebuah warung di pinggir jalur. Ada sumber air, ada tempat duduk, ada shelter, dan yang paling mengejutkan ada pendaki juga. Wah kayaknya dia juga sendirian. Boleh lah kalo di ajak bareng, kali aja dia sudah hapal jalur gunung lawu.

Biar sejelas apapun jalurnya alangkah baiknya kalo mendaki harus ada yang sudah paham medan jalur tersebut.

Quote:


Ternyata baru kesini juga dia. Yasudah lah gapapa daripada gak ada kawan. Hari itu saya masih ingat betul. Pendakian saya di lakukan pada hari jumat. Masih ada pendaki cuma beberapa saja tapi tak seramai saat weekend.

Kira-kira baru beberapa menit saya jalan ternyata sudah di pos 1.



Ah elah, tau gitu tadi berhenti di pos 1 aja. Ada warung juga. Karena tadi saya kelamaan berhenti di warung sebelah akhirnya saya langsung patas di ke pos 2.

Vegetasi masih sedikit terbuka, jalanan pun masih sama monoton. Hanya batu, batu, dan batu. yaudah sih mari kita nikmati saja.

Lepas dari pos 1 kali ini tanjakannya sedikit naik. Tidak ada pendaki sama sekali. Hanya ada saya dan mas mas yang bernama Daniel itu. Lebih tepatnya Daniel Syahputra. Ya. Saya ingat betul teman saya yang rada slengekan tersebut. Dia berasal dari Kota Padang dan ke lawu hanya seorang diri. Mantaplah jiwa travelernya.

Saya tau dia bosan dengan jalur yang begini-begini mulu karena hanya diam tak seperti saat baru pertama ketemu, mungkin kecapekan juga sih. Saya juga begitu kok.



"Mas capek mas, istirahat dulu ya atur nafas."entah sudah berapa kali saya dan Daniel beristirahat karena mantapnya jalur gunung lawu ini tak terasa setelah beberapa jam jalan-istirahat-jalan-istirahat, akhirnya sampai juga di pos 2.



Petingkrangan dulu mas bro sambil mainan hp, padahal gak ada sinyal. Dan ternyata di pos 2 ini ada warungnya juga. Oke jajan pisang goreng lagi dah. Tapi gak banyak. Sembari menunggu dan sebat saya putuskan untuk ngobrol dengan pendaki lain.

Yoo.. sebat sudah habis saatnya berangkat lagi. Baru jalan beberapa meter jalur sudah berubah. Dari jalur yang lebar menjadi jalur yang sempit. Oke, masih sama seperti sebelummya, namun setelah batu setapak kini kita akan menaiki batu tersebut. Loh kok naik batu sih ? Maksudnya naik ke atas batu yang sudah di tata rapi seperti anak tangga dan kita jalan di atas batu tersebut.

Dan kalian tau ? Jalur anak tangga seperti ini akan lebih menguras tenaga daripada jalur tanah walaupun kemiringannya sama.

Oke maaf dari tadi saya mengeluh. Tak usah banyak bercerita kali ini saya hanya diam melihat jalur yang wow sekali ini. Terdengar sayup-sayup suara musik, pas lanjut jalan tau-tau sudah di pos 3 aja.



Ternyata di pos 3 ada mas mas yang sedang tertidur dan suara musik dari hp nya terdengar hingga bawah.

Akhirnya saya sebat lagi. Saya bilang ke Daniel untuk istirahat agak lama karena sedikit mengantuk akhirnya dia menyetujui dan ikut tidur juga. Oke, tidur dulu sejenak sambil memulihkan stamina.
.
.
.
.
.
.
Bused. Niatnya tidur setengah jam ternyata kebablas sampe satu jam. Akhirnya saya membangunkan Daniel yang juga tidur di sela-sela batu. Sedikit diam untuk mengumpulkan nyawa akhirnya kita lanjut.

Jalur lebih manusiawi untuk awal dari pos 3 ini, dan baru saja saya bilang manusiawi, kali ini jalurnya bikin pendaki pasti mengumpat. Andaikan di gunung boleh ngumpat dan mengeluh pasti saya akan melakukan itu. Dan keluhan itu saya tulis disini sekarangemoticon-Peace



Selpi dulu lah, gak baik mengumpat. Padahal dalam hati pengen banget mengumpat.

Oke lanjut jalur semakin naik. Iya naik. Naik pake banget. Di sisi jalur ada plang besi sebagai pembatas bahwa sisi kiri itu jurang. Maka di pasanglah besi tersebut sepanjang jalur. Ada yang rusak, ada yang miring, ada yang masih bagus, ada yang hilang. Ah entahlah. Semua kombinasi plang besi yang ada disana lengkap. Lah kenapa bahas besi ? Oke, lanjut.

Lama-lama terasa semakin gila jalur ini dengan segala anak tangganya. Tak terasa jam sudah hampir menunjukkan angka 3 dan saya masih di tengah jalur, tanda-tanda pos selanjutnya masih belum kelihatan. Stamina semakin habis, tenaga semakin terkuras, jalan juga pelan banget, sampai-sampai ada 1 pendaki yang selpi-selpi dan makan di pos 4. Ternyata dia sendirian juga, sayangnya dia sedang turun.

Ini pos 4 ? Kok gak ada bangunannya ? Cuma ada plakat pos bertulis "Watu Kapur." Kalopun tadi gak ada mas-mas yang selpi mungkin kita gak tau kalo ini pos 4. Tulisannya sendiri sedikit tersembunyi, hanya ada sedikit tempat datar untuk beristirahat. Kira kira seperti ini penampakannya.



Iya kecil. Kecil banget kita istirahat walaupun hampir sore. Kata mas-mas yang makan tadi hanya sebentar kok dari pos 4 ke warung mbok yem. Jadi ya nyantai dulu sambil poto-poto.



Quote:


Dan hasilnya seperti iniemoticon-Big Grin





Eaaaaemoticon-Big Grin

Setelah puas poto-poto lanjut kita jalan. Masih sama kok jalurnya. Tenang aja, masih didominasi batu dan tangga, dan pastinya nanjak gak ada ampun. Mau maksa juga gak baik, akhirnya kita istirahat lagi di tengah jalan.



Ekspresi capek kena hantam jalur gunung lawuemoticon-Hammer (S)

Quote:


Ada 3 pendaki dari Purbalingga yang sedang naik. Jalannya cepet banget sampe saya dan Daniel ketinggalan, sempat ngobrol juga pas istirahat dan kita memutuskan untuk camp bareng di depan warung Mbok Yem. Bagi yang demen daki pasti tau lah siapa itu Mbok Yem. Akhirnya mas-mas dari Purbalingga itu jalan duluan.

Ternyata bener gak sampe sejam udah sampe di warung Mbok Yem. Jalurnya sudah manusiawi, serius dah manusiawi. Jalurnya landai. Ada Sendang Drajat juga yang di sakralkan oleh warga sekitar. Kalo kita ambil air biasanya disana. Ada rumah dari botol bekas juga, dan banyak petilasan juga.

Oke, kita sudah sampai di warung Mbok Yem dan mari mencari mas-mas dari Purbalingga tadi. Setelah muter-muter beberapa menit kok gak ketemu ya. Yasudahlah, kita membangun tenda saja disini. Karena tenda kapasitas yang saya bawa kecil maka kita memakai tendanya Daniel yang berkapasitas 5 orang. Ini orang entahlah gimana pikirannya. Dakinya sendiri tapi bawa tenda gedeemoticon-Cape d... (S)

Sudah hampir magrib dan kita masak-masak untuk memulihkan stamina. Agenda masak-masak dan makan-makan selesai, mau keluar eh hujan turun. Yasudah akhirnya kita tidur dan melanjutkan untuk "Summit" besok pagi.

SELAMAT MALAM DAN SELAMAT BERISTIHAT.

Selamat pagi. Pukul 5 pagi kita baru bangun dan siap-siap untuk summit. Kita memang tidak mengejar sunrise karena cuaca mendung dan berkabut. Setelah masak masak akhirnya kita langsung summit. Benar memang. Hanya membutuhkan waktu 30 menit kita sudah sampai di puncak. Dan mas-mas dari Purbalingga kemaren ternyata camp di atas. Cuma butuh waktu 1 menit sudah sampai puncak. Ini sih namanya nginep di puncak.

Saya pun langsung selebrasi dengan pose terbaik di puncak bersama Daniel yang di fotokan mas-mas dari Purbalingga tersebut.





Setelah poto-poto sendiri akhirnya kita poto bareng di puncak bareng mas-mas tadi. Dan cuma ada 1 foto saja. Yang lain bluremoticon-Frown



akhirnya kita berjalan menuju arah selatan disana ada beberapa tempat menarik untuk melihat lembah gunung lawu yang dari jalur Candi Cetho. Tak lupa saya juga minta untuk di poto.





Setelah puas, saya memutuskan untuk turun ke lembah tersebut. Sebuah sabana kecil terpampang luas disini.




Waktu sudah siang, saya memutuskan untuk kembali. Waktu kembali ke puncak suasana sedang sepi dan saya lanjut berpoto poto. Sangat sepi. Iya sepi banget. Serasa puncak milik sendiriemoticon-Big Grin

Jprat-jpret dan hasilnya seperti ini.






Eaaaemoticon-Big Grin

Setelah puas dan berfoto saya akhirnya memutuskan untuk turun. Dan bagian ini paling menyebalkan. Lutut harus benar-benar kuat. Karena sampai bawah jalurnya akan seperti ini.



Entah berapa jam waktu yang saya tempuh, sampai di bawah waktu itu sebelum ashar. Dan Akhirnya... sore hari saya sudah mendarat di BC dengan selamat.



Uang yang saya bawa pas-pasan tinggal sedikit, dan saat saya merogoh kantong celana saya ternyata uang untuk biaya pulang jatuh dan hilang.

Astagaaaaa. Kejadian ini baru pertama kali menimpa saya dan saya tidak akan mengulanginya lagi menyimpan uang di kantong celana.

Sisa uang 100 ribu hanya cukup untuk naik bus dari magetan hingga rumah. Akhirnya saya minta bantuan ke pak polisi yang sedang bertugas untuk dicarikan tebengan ke terminal. Lama menunggu saya juga ikut membantu pak polisi memberhentikan mobil. Setelah 1 jam membantu saya bisa menemukan tebengan mobil pick up sayur yang akan mengarah ke terminal magetan. Akhirnya saya bisa pulang kembaliemoticon-Big Grin



Terimakasih pak polisi telah membantu saya mencarikan tebenganemoticon-Big Grin

Ya.. gunung lawu yang sangat eksotis dengan segala kemegahannya. Entah kapan saya pasti akan kembali kesana untuk bercumbu dengannya lagi.

SEKIAN











sumber milik pribadi]
Diubah oleh lapar.bang 08-02-2019 09:31
zakibastomi
paimin07
akunbaik
akunbaik dan 29 lainnya memberi reputasi
30
13.8K
135
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Catatan Perjalanan OANC
Catatan Perjalanan OANC
icon
1.9KThread1.5KAnggota
Tampilkan semua post
Hargo DumilahAvatar border
Hargo Dumilah
#1
saia aseli sumatera utara om salken
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.