• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • DOA, Film Komedi Lokal yang 'Ngena' Dan Tak Kedodoran Dalam Canda

iskrimAvatar border
TS
iskrim
DOA, Film Komedi Lokal yang 'Ngena' Dan Tak Kedodoran Dalam Canda


Keren dan menghibur! Itulah pembukaan pertama tulisan saya kali ini tentang sebuah film komedi cerdas, DOA (Doyok, Otoy, Ali Oncom). Berbeda dengan pendekatan cerita, karakter film komedian yang biasanya hadir di film-film Indonesia sebelumnya. Film DOA, bergenre komedi menurut saya sukses menghibur dan bisa menjadi sebuah angin segar di tengah kejenuhan dan krisis identitas film-film bertemakan komedi saat ini.

Awalnya secara tidak sengaja ketika saya jalan-jalan di window yutup, tetiba saya tertarik dengan sebuah nama yang membuat saya tidak asing; Doyok, Otoy, dan Ali Oncom. Ya, mereka adalah tokoh lejen fiksi kartun strip idola saya sewaktu kecil di harian berita Pos Kota dan ternyata kini telah bertransformasi ke dalam film, pun hasilnya menurut saya memang tidak mengecewakan!




"Dia mau test drive, Yok!"



Setiap orang bisa menilai dan saya pun demikian tentang apapun, termasuk menilai film komedi yang mungkin berjenis sitkom ini. Saya memang tidak paham dengan dunia perfilman, artis-artisnya, dan saya juga tidak mengikuti kehidupan artis perfilman, tapi disini saya hanya akan menuliskan apa yang ada dalam fikiran saya, ganjalan hati saya, perasaan saya tentang film DOA ini.

Doyok, Otoy, Ali Oncom jika kita flashback kebelakang dalam lembaran bergambar komik strip di harian koran Poskota ternyata sudah ada sejak tahun 70-an, mereka memiliki karakter masing-masing dengan latar belakang yang juga berbeda, dan tentu saja penulis cerita dan illustrator yang berbeda dalam koridor storyboard yang berbeda pula, tapi sama-sama mengangkat tema permasalahan sosial di masyarakat khususnya masyarakat kelas bawah. Doyok si kritikus yang membumi, Otoy yang santai, dan Ali Oncom pengangguran sukses.

Diluar dugaan film ini menurut saya mereka terbilang sukses 'nge-blend' meskipun mungkin buat penonton yang belum mengenal akan bertanya-tanya siapa mereka, ya karena sayangnya sejak film ini mulai tidak diberi cuplikan sedikit latar belakang mereka. Misalkan kamera harus dulu menshoot beberapa lembar komik strip lalu berubah menjadi versi live action-nya Atau seperti opening film-film DC yang sudah beredar.

Tapi buat saya ini suatu kejadian 'istimewa' kenapa ya karena ternyata mereka bisa disatukan oleh sutradara yang menurut saya cukup sukses menguasai background setiap karakter dan cerita ini.

Kekonyolan ke tiga pemain utama ini sama rata, sama kocak, sama ngebanyol, sama licik, dan sama-sama cerdas dengan intriknya masing-masing. Ya, memang harus begitu agar cerita berdurasi satu jam lebih duapuluh menit sekian ini ternyata memang berjalan tidak hambar, umpan balik percakapan terasa hidup, dan tidak garing seperti nasi aking emak ane di rumah, hehe.

Film ini menurut saya benar-benar menghibur (setidaknya untuk diri saya sendiri) yang haus dengan film komedi yang cerdas, tidak terlihat terlalu bloon, tidak juga terlalu lebay, ceritanyapun diisi dengan plot-plot yang selalu menarik untuk kita ikuti. Dan kabar yang cukup mengejutkan ternyata film DOA pernah ditayangkan di stasiun televisi MNCTV, pada 17 Mei 2018, setiap hari pada pukul 17.50 WIB selama bulan Ramadan 1439 H tahun lalu dalam bentuk animasi 3D. Keren, kan?

Pokoknya film ini layak untuk di tonton buat kamu yang ingin bernostalgia dengan tokoh lejen komik lembergar di harian Pos Kota, sayangnya tokoh seperti Heddot dan Ucha tidak di ikut sertakan kedalam film ini. Akankah ada film lanjutannya, kita lihat saja nanti.



DOA, film yang kisahnya sederhana tapi tetap kaya pesan, musiknya pun mengikuti trend masa kini tapi tetap menyatu dengan alur ceritanya. Salut saya dengan mereka para team maker film ini, semua di ramu menjadi film yang sangat menarik, mengalir cerdas, dan menghibur tanpa harus kedodoran alur ceritanya.

Hanya sayang di penghujung akhir cerita sedikit mudah di tebak, ketika para ibu dengan mudah mengalahkan para penculik suami-suami mereka, mustinya Doyok, Otoy, Ali Oncom yang harus menjadi klimaksnya film ini, dan Doyok seharusnya bisa berubah menjadi lebih ngganteng karena misalkan bagian gigi kelinci Doyoklah yang dambil oleh dokter jahat tersebut untuk di jual. Atau ketika tersadar Doyok kaget bukan kepalang karena ke dua gigi kelincinya telah hilang lalu berteriak 'Tidaaaaak!'. Selesai.



"Santai aja mpok, biar Tuhan yang hukum... lewat bininya!"



"Dia masih nyangkut!"

Cuma disini seekor pocong bisa ngejam bareng para kunti, cuma disini pemain cantik tanpa harus menebar paha dan dada secara frontal, cuma disini film 'jujur' bisa terjadi dan terlihat natural bahkan ketika seorang Doyok menyampaikan pesan 'politik' yang menjadi ciri khasnya terlihat natural, cuma disini 'anunya' bisa terjepit tanpa daya. Semua ciri khas para tokoh berhasil diperlihatkan di film ini, bahkan saya baru ngerti ketawa ngakaknya si Ali Oncom seperti cekikikkannya Muttley si iskrim, wkwkwk!

DOA, tentang persahabatan yang hebat, meskipun mereka masing-masing memiliki persoalan hidup tapi mereka selalu setia kawan, solid, dan klop!

Untuk film ini saya kasih nilai 8 dari 10. DOA diproduksi oleh MD Entertainment, dengan di bintangi secara totalitas oleh Fedi Nuril sebagai Doyok, Panji Pragiwaksono sebagai Otoy, dan Dwi Sasono sebagai Ali Oncom.




DOA - Doyok Mencari Jodoh, Full Version (360p)









Copyright © 2016 - 2018 iskrim
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS

Sumur: opini iskrim | Ref: DOA film from Youtube | Sotoshop : iskrim



Diubah oleh iskrim 15-02-2019 01:13
0
2.7K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Tampilkan semua post
wadonsuburAvatar border
wadonsubur
#10
klo g baca tulisan om iskrim, gtw kalau yg jd Ali Oncom adalah Dwi Sasono emoticon-Ngakak
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.