Rata - rata di kota besar selalu dipusingkan oleh kemacetan. Mau lewat jalan besar ataupun jalan tikus tetap saja terjebak macet. Tidak jarang macet membuat orang menjadi stress. Bayangkan hendak berangkat sekolah, kantor atau hendak pergi ke suatu tempat yang penting lainnya harus terjebak macet. Mirisnya jika ada pemadam kebakaran atau pun mobil ambulance yang lewat karena emergency sering kali tidak mendapatkan jalan karena macet.



Di thread kali ini ane tidak akan membahas solusi tentang kemacetan, karena tentu saja ada beribu dan beragam solusi. Thread kali ini ane mengajak agan dan sista kaskuser untuk kembali ke masa lalu. Ketika kota besar jakarta masih bernama batavia. Batavia merupakan wilayah yang sangat startegis pada masanya, dimana di batavia merupakan pusat pemerintahan pada masa VOC. Bukti - bukti adanya kota megah nan indah masih kita lihat sampai sekarang pada bentuk kota tua di jakarta utara.

Pada masa VOC, batavia merupakan kota yang cukup besar dimana pada masa itu transportasi masih didominasi dengan kereta kuda. Pada masa itu ketika terjadi upacara pernikahan di gedung di daerah batavia pasti selalu diiringi oleh arak arakan kereta kuda, terlebih lagi jika yang memiliki acara pernikahannya adalah para tokoh besar dalam VOC.

Pada masa dahulu di batavia arakan kuda yang berisikan penganten beserta keluarga ditarik oleh beberapa ekor kuda. Semakin banyak kuda yang menarik kereta tersebut maka dipastikan bahwa orang tersebut memiliki jabatan yang tinggi. Karena jabatan yang tinggi tentu saja pengiring penganten pun juga banyak, maka tak heran jika yang mempunyai hajat adalah orang yang memiliki status sosial yang tinggi maka pasti akan menyebabkan kemacetan yang cukup panjang.



Oleh karena itu, ketika masa gubernur jenderal willem alting, sang gubernur jenderal pun membuat aturan bahwa bagi yang menyebabkan kemacetan gara - gara iringan kereta kuda penganten maka akan diberlakukan denda. Jumlah dendanya berasal dari jumlah kuda yang menjadi pengiring kereta kuda. Tapi sayang hal ini malah dijadikan ajang pamer oleh kebanyakan orang dahulu, karena semakin banyak kereta kuda yang didenda maka akan menegaskan kembali bahwa orang tersebut adalah orang kaya.



Sepertinya budaya pamer yang dibawa oleh belanda masih terus hidup sampai jaman sekarang, buktinya banyak yang suka pamer kendaraan, harta yang mereka miliki.



Tulisan : pemikiran TS
Gambar : google
Referensi ini