• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Agan dan Sista Suka Makan di Warteg? Waspadai 5 Kekurangannya Ini

KokonataAvatar border
TS
Kokonata
Agan dan Sista Suka Makan di Warteg? Waspadai 5 Kekurangannya Ini

Tempat makan yang satu ini akrab dengan anak kos dan kaum sosial ekonomi menengah ke bawah. Namanya warung tegal, sering disingkat warteg. Kita bisa makan kenyang dan bergizi namun harga yang ditebus cukup murah.

 
Warteg bertebaran di kota-kota besar. Terutama di sekitar kampus, sekolah, perkantoran, juga perumahan. Bahkan di sepanjang jalan kota, warteg bisa ditemukan tiap 2-3 kilometer.
 
Apabila Agan dan Sista sering makan di warteg karena alasan berhemat, patut mewaspadai beberapa hal berikut. Selain berbagai kelebihannya, warteg juga punya beberapa kekurangan yang harus disikapi dengan cerdas.   
 
1. Kebersihan makanan dan tempat
 
Warteg menempati area terbatas. Luasnya terkadang sama saja dengan kamar kos. Di sanalah pemilik warung memasak dan menyajikan makanan, sekaligus menjadi tempat makan para pengunjungnya. Area yang sempit itu terkadang membuat proses memasak dan lainnya campur baur.
 
Pada beberapa warteg, Agan dan Sista bisa melihat kondisi dapur, tempat memasak dan cuci mencuci. Perhatikanlah dapurnya. Apakah cukup terawat? Berbagai masakan diletakkan pada etalase atau sebagian besar terbuka tanpa pelindung sama sekali?
 
Centong atau sendok yang digunakan satu untuk semua atau tiap makanan tertentu ada centong khusus? Sendok bekas sayur dipakai untuk mengambil sambal itu kan bikin sambal tercampur kuah sayuran.
 

(Satu warteg di area yang sempit Foto: Dokumentasi pribadi)


2. Masakan lama atau dipanaskan berulang

Beberapa jenis sayuran tidak layak konsumsi lagi setelah lewat enam jam sejak dihidangkan. Misalnya saja sayur bayam. Lauk yang digoreng cenderung tahan lama. Namun pemilik warteg seringkali menggoreng ulang untuk disajikan pada hari berikutnya. Nggak segar, lagi, kan.
 
Maka dari itu sebaiknya makan di warteg pada pagi atau siang hari, sebab masakan masih baru. Makan di warteg malam hari tidak masalah, asalkan Agan dan Siista bisa memastikan masakannya masih baru. Bukan masakan sejak pagi, terutama sayuran.
 
3. Porsi jumbo
 
Sebagian orang senang makan di warteg karena porsi nasinya jumbo. Cukup untuk makan dua orang. Bagi yang tidak biasa makan nasi banyak atau sedang diet, harus pesan nasi setengah porsi saja pada pelayan warteg.
 
Porsi jumbo ini di satu sisi menguntungkan bagi orang-orang yang ingin makan kenyang. Nasi porsi jumbo berlauk tempe goreng dan sayur saja tapi kuahnya opor ayam diperbolehkan. Namun bagi yang diet karbohidrat, porsi nasi jumbo harus diwaspadai.
 

(Porsi nasi setengah Foto: Dokumentasi pribadi)


4. Rasa dan menu yang sama
 
Pada sebagian warteg, masakan bisa berasal dari bumbu yang sama meskipun bahan utamanya berbeda. Misalnya saja ikan sambal. Ada ikan kerapu goreng sambal, bandeng sambal, kembung sambal yang sama bumbu sambalnya. Ikannya saja yang beda.
 
Selain itu, menu di warteg cenderung itu-itu saja selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Menu sayuran seperti sop sayur tanpa atau dengan sedikit potongan ayam, kangkung tumis, taoge tumis, kacang panjang tumis, daun singkong dimasak santan cenderung ada di warteg manapun juga. Termasuk ikan bandeng, cumi asin dan ayam goreng. Namun saking banyaknya, berbagai menu sayur dan lauk bisa dipasangkan berbeda-beda sehingga jadi banyak variasi juga.
  

(Aneka masakan di warteg Foto: Dokumentasi pribadi) 

5. Aroma berbagai macam orang
 
Warteg dikunjungi berbagai macam orang. Mulai dari pelajar, mahasiswa, bahkan abang-abang yang berjualan di bawah terik matahari. Makan sambil duduk di bangku panjang bersama-sama, mau tak mau harus menikmati aroma tubuh berbagai macam orang pula.
 
Apabila Agan dan Sista makan siang di warteg, siap-siap saja dapat bonus aroma berbagai macam orang. Anggap saja sebagai pengalaman hidup, bahwa kita harus berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai macam kalangan.
 

(Area makan di warteg terbatas Foto: Dokumentasi pribadi)


Itulah 5 kekurangan makan di warteg versi ane. Mungkin Agan dan Sista punya pengalaman berbeda. Boleh kok sharingdi kolom komentar. Ane tunggu ya komentarnya.
 
Bedasarkan pengalaman pribadi
Foto dokumentasi pribadi






emoticon-Ultah


Terima kasih


emoticon-Toast






BOLEH BACA JUGA




nona212
cheria021
jeff123556
jeff123556 dan 10 lainnya memberi reputasi
9
17.4K
168
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Tampilkan semua post
KokonataAvatar border
TS
Kokonata
#118
Quote:

Pada umunya di sekitar pulau Jawa, jalur pantura. Biar orang Tegal mudah mudiknya emoticon-Cendol Gan

Quote:

Kalau ane, jd lbh hati2 makan di warteg kayak gitu

Quote:

Duh, semoga gapapa, ya... emoticon-Hansip

Quote:

Sip sip, masih banyak warteg yg bagus emoticon-Big Kiss

Quote:

Warung aja kali, sama kayak resto pempek di Palembang, ga disebut lagi pempek Palembangnya

Quote:

Sepakat emoticon-Big Kiss

Quote:

Nah, ini piin pentingnya emoticon-2 Jempol
2
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.