londo.046Avatar border
TS
londo.046
Cak Nun, Sang Budayawan


Quote:

Mengapa saya menulis Cak Nun budayawan? Karena beliau menolak disebut Kyai, Ulama, Ustadz atau sebutan lain yang indentik dengan pemuka agama. Meskipun soal pemahaman agama, dalil dan maknanya, beliau menguasai dengan baik Forum yang beliau buat untuk berbagi ilmu pun tidak mengarah spesifik ke forum yang bernafaskan agama.

"Ngaji Bareng, Macapat Syafaat" adalah contoh nama-nama forum yang beliau selenggarakan. Pesertanya pun lintas agama, golongan, profesi. Mulai dari Profesor, sampai dengan mantan copet, atau copet yang ingin sembuh. Semua nya Cak Nun terima, Cak Nun rangkul dan Cak Nun berikan tempat yang sama.



Konsep dakwah seperti inilah yang membuat saya cocok dengan beliau. Seperti yang pernah beliau sampaikan, dakwah itu merangkul, mengajak, bukan membuang. Yang berbeda diajak, bukan dikafirkan. Jangankan kok beda Mahzab, beda keyakinan soal Tuhan saja beliau rangkul dan terima kok. Karena semua manusia pada dasarnya adalah sama. Mengikuti alur yang Tuhan ciptakan. Kebenaran paling hakiki itu milik Tuhan, bukan manusia.

Ngaji dapat diartikan sebagai "Ngasah Jiwo." Mengasah Jiwa kalau di-Indonesiakan. Cak Nun, menjabarkan pendapatnya, bahwa jiwa yang sehat itu adalah jiwa yang di dalamnya tidak ada kebencian kepada apapun dan siapapun. Bahkan kepada Iblis pun, kita tidak boleh benci. Karena suka tidak suka, Iblis adalah ciptaan Tuhan. Membenci secara membabi buta kepada iblis, sama dengan membenci yang menciptakan iblis. Bencilah diri sendiri, mengapa mau kena bujuk rayunya iblis. Itu baru benar.

Berperan menjadi Iblis itu berat. Dimana-mana dia dikutuk. Jika Iblis tidak mempunyai mental yang kuat, pasti Iblis akan bertaubat dan minta kepada Allah SWT agar tidak jadi Iblis, hehe. Adakah manusia yang siap mendapat peran seperti Iblis? Baru dibenci orang satu forum saja rasanya gimana ya? Apalagi dibenci orang satu dunia. Dikutuk dimana-mana. Bahkan jika manusia salah, tanpa campur tangan iblis pun, tetap iblis yang dihujat.



Ngaji bersama Cak Nun, sama dengan ngaji dengan hati dan logika. Kita dilarang taklid buta dan percaya begitu saja dengan kata-kata dari beliau. Semua harus diuji, semua harus disaksikan dengan kesaksian yang nyata. Inilah alasan lain mengapa saya cocok dengan beliau. Beliau memposisikan diri sebagai teman, bukan guru yang diberikan sembah sujud hormat. Beliau tidak baper jika dibantah, apalagi sampai mengkafirkan yang membantah.

Quote yang paling nampol dari beliau di hati saya adalah "Di manapun kamu berada, ada di posisi apapun kamu, jadilah alasan orang lain bahagia. Kehadiran mu membuat orang lain senang, senyum mu membahagiakan mereka, dan kata-kata mu adalah alasan mereka untuk menjadi lebih baik ke depannya."Enak dibacanya, tapi susah dalam implementasinya. Sayangnya, sampai hari sayabelum juga mampu menjadi seperti itu. Hanya terus berusaha untuk menjadi seperti itu.

Well, jika beliau sudi diidolakan, mungkin beliau adalah idola saya. Tapi Cak Nun, agak kurang cocok jika dijadikan idola. Beliau lebih suka dijadikan teman dan sahabat. Satu yang tidak akan pernah saya ingkari, beliau adalah orang yang mengajarkan saya, bagaiman cara menjadi manusia. Panjang umur Cak, masih banyak yang ingin ngaji bareng dengan jenengan. Tertarik mengaji bersama beliau? Datangi saja forum yang beliau buat, dan mulailah jadi manusia. Salam Damai.



Merdeka!

Sumber Gambar : Koleksi Pribadi
Diubah oleh londo.046 22-01-2019 14:23
adrieqb
ichan023
santosmilanisti
santosmilanisti dan 50 lainnya memberi reputasi
51
30.6K
603
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Tampilkan semua post
londo.046Avatar border
TS
londo.046
#1
Cak Nun, Sang Budayawan


Quote:

Mengapa saya menulis Cak Nun budayawan? Karena beliau menolak disebut Kyai, Ulama, Ustadz atau sebutan lain yang indentik dengan pemuka agama. Meskipun soal pemahaman agama, dalil dan maknanya, beliau menguasai dengan baik Forum yang beliau buat untuk berbagi ilmu pun tidak mengarah spesifik ke forum yang bernafaskan agama.

"Ngaji Bareng, Macapat Syafaat" adalah contoh nama-nama forum yang beliau selenggarakan. Pesertanya pun lintas agama, golongan, profesi. Mulai dari Profesor, sampai dengan mantan copet, atau copet yang ingin sembuh. Semua nya Cak Nun terima, Cak Nun rangkul dan Cak Nun berikan tempat yang sama.



Konsep dakwah seperti inilah yang membuat saya cocok dengan beliau. Seperti yang pernah beliau sampaikan, dakwah itu merangkul, mengajak, bukan membuang. Yang berbeda diajak, bukan dikafirkan. Jangankan kok beda Mahzab, beda keyakinan soal Tuhan saja beliau rangkul dan terima kok. Karena semua manusia pada dasarnya adalah sama. Mengikuti alur yang Tuhan ciptakan. Kebenaran paling hakiki itu milik Tuhan, bukan manusia.

Ngaji dapat diartikan sebagai "Ngasah Jiwo." Mengasah Jiwa kalau di-Indonesiakan. Cak Nun, menjabarkan pendapatnya, bahwa jiwa yang sehat itu adalah jiwa yang di dalamnya tidak ada kebencian kepada apapun dan siapapun. Bahkan kepada Iblis pun, kita tidak boleh benci. Karena suka tidak suka, Iblis adalah ciptaan Tuhan. Membenci secara membabi buta kepada iblis, sama dengan membenci yang menciptakan iblis. Bencilah diri sendiri, mengapa mau kena bujuk rayunya iblis. Itu baru benar.

Berperan menjadi Iblis itu berat. Dimana-mana dia dikutuk. Jika Iblis tidak mempunyai mental yang kuat, pasti Iblis akan bertaubat dan minta kepada Allah SWT agar tidak jadi Iblis, hehe. Adakah manusia yang siap mendapat peran seperti Iblis? Baru dibenci orang satu forum saja rasanya gimana ya? Apalagi dibenci orang satu dunia. Dikutuk dimana-mana. Bahkan jika manusia salah, tanpa campur tangan iblis pun, tetap iblis yang dihujat.



Ngaji bersama Cak Nun, sama dengan ngaji dengan hati dan logika. Kita dilarang taklid buta dan percaya begitu saja dengan kata-kata dari beliau. Semua harus diuji, semua harus disaksikan dengan kesaksian yang nyata. Inilah alasan lain mengapa saya cocok dengan beliau. Beliau memposisikan diri sebagai teman, bukan guru yang diberikan sembah sujud hormat. Beliau tidak baper jika dibantah, apalagi sampai mengkafirkan yang membantah.

Quote yang paling nampol dari beliau di hati saya adalah "Di manapun kamu berada, ada di posisi apapun kamu, jadilah alasan orang lain bahagia. Kehadiran mu membuat orang lain senang, senyum mu membahagiakan mereka, dan kata-kata mu adalah alasan mereka untuk menjadi lebih baik ke depannya."Enak dibacanya, tapi susah dalam implementasinya. Sayangnya, sampai hari sayabelum juga mampu menjadi seperti itu. Hanya terus berusaha untuk menjadi seperti itu.

Well, jika beliau sudi diidolakan, mungkin beliau adalah idola saya. Tapi Cak Nun, agak kurang cocok jika dijadikan idola. Beliau lebih suka dijadikan teman dan sahabat. Satu yang tidak akan pernah saya ingkari, beliau adalah orang yang mengajarkan saya, bagaiman cara menjadi manusia. Panjang umur Cak, masih banyak yang ingin ngaji bareng dengan jenengan. Tertarik mengaji bersama beliau? Datangi saja forum yang beliau buat, dan mulailah jadi manusia. Salam Damai.



Merdeka!

Sumber Gambar : Koleksi Pribadi
Diubah oleh londo.046 22-01-2019 14:23
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.