n4z1.v8
TS
n4z1.v8
Pengacara Tanggapi Polri yang Ingin Periksa Novel Baswedan: Ngapain?
Pengacara Tanggapi Polri yang Ingin Periksa Novel Baswedan: Ngapain?



Jakarta - Polri tengah mempertimbangkan memanggil Novel Baswedan untuk membantu tim gabungan penyidik mengungkap kasus teror dirinya. Pengacara Novel menyarankan penyidik senior KPK itu untuk sementara tak memenuhi panggilan Polri.

"Dia (Novel) sudah sampaikan ke kita, dia sudah dikontak tim dari Mabes (Polri) secara informal untuk ketemu. Tapi kita kasih saran, kan karena ini fungsinya apa? Akhirnya dibatalkan, sebelum mereka bisa memperjelas," kata salah satu tim advokasi Novel, Haris Azhar kepada wartawan, Minggu (20/1/2019).



Menurut Haris, tim gabungan yang baru dibentuk Polri itu tak jelas. Ia pun menyebut kasus teror Novel sudah terlalu lama terkatung-katung sejak terjadi pada April 2017.

"Ngapain nih ya, orang sudah hampir 2 tahun ngambang saja. Dan sekarang mau memperjelas dengan cara yang tidak jelas juga, ya repot," sebutnya.

Meski demikian, Haris mengatakan tak menutup kemungkinan Novel akan memberikan keterangan untuk tim gabungan Polri di kemudian hari. Dia menyebut Novel terbuka untuk mengungkap kasus teror terhadap dirinya.

"Pak Novel terbuka untuk pengungkapan. Tapi kalau upaya pengungkapannya tidak terbuka, ya buat apa kita kasih informasi. Nanti malah dibelok-belokan lagi," kata Haris.

Polri menyambut baik bila Novel bersedia membantu kerja tim gabungan yang baru-baru ini dibentuk untuk pengusutan teror penyiraman air keras. Polri tengah mempertimbangkan memanggil penyidik senior KPK itu untuk dimintai keterangan.



"Apabila nanti dibutuhkan keterangannya oleh tim, bersedia untuk memberikan keterangan. Novel sendiri sudah menyampaikan secara lisan kepada Pak Agus Rahardjo beberapa hari yang lalu," ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/1).
detiknews.com
==============

Sekilas tentang Novel Baswedan :

Perjalanan karier suami Rina Emilda di Kepolisian RI diawali dari Akademi Kepolisian, lulus pada tahun 1998. Setahun kemudian beliau bertugas di Bengkulu hingga 2005, di mana pada tahun 2004 beliau menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu berpangkat Komisaris. Dari situlah akhirnya Novel Baswedan ditarik ke Bareskrim Mabes Polri. Kemudian pada Januari 2007 ditugaskan sebagai penyidik untuk KPK dan resmi diangkat menjadi penyidik tetap KPK tahun 2014 lalu.

( Catatan : Novel Baswedan masuk KPK karena penugasan dari institusi yang membesarkannya yaitu POLRI, sesuai dengan kapasitas bidang keilmuannya yaitu Reserse.)

Karier Novel Baswedan di KPK terbilang bersinar. Beliaulah yang berhasil membawa pulang mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin dari pelariannya di Kolombia.Mengungkap kasus wisma atlet yang turut menyeret anggota DPR Angelina Sondakh. Novel juga sukses menjebloskan Nunun Nurbaeti ke dalam penjara terkait kasus suap cek pelawat pada pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia tahun 2004 lalu. Selain itu, pria lulusan SMA Negeri 2 Semarang ini juga turut membongkar kasus jual beli perkara Pemilukada dengan keterlibatan mantan Ketua MK Akil Mochtar.

(Catatan : Nazaruddin adalah orang penting di Demokrat. Dia yang paling mengetahui alur keuangan partai Demokrat dari mana asalnya dan kemana larinya. Bahkan Nazaruddin juga pernah bernyanyi mengenai keterlibatan pangeran Cikeas yang sampai saat ini tak tersentuh.

Angelina Sondakh terkenal dengan istilah Apel Malang dan Apel Washington, ikut di iklan partai Demokrat yang menolak korupsi di TV dengan jargon : Tidak!

Nunun Nurbaeti adalah istri dari Adang Daradjatun, mantan Wakil POLRI berpangkat Komisaris Jenderal yang akhirnya maju berlaga di pilkada DKI Jakarta diusung oleh PKS, dan akhirnya masuk DPR lewat fraksi PKS.

Akil Mochtar adalah mantan Ketua MK yang dirumahnya ditemukan uang dalam dinding rumahnya, hasil dari kejahatan suap.)


Tidak berhenti di situ, perannya sebagai ketua tim penyidik dalam kasus dugaan korupsi simulator SIM menyeret sejumlah nama petinggi Polri. Keberanian Novel Baswedan menggeledah Korlantas dan memeriksa mantan Kakorlantas Polri Irjen Djoko Susilo menuai kontroversi. Peristiwa ini kembali meretakkan hubungan antara KPK dan Polri. Kemudian Kepolisian menjerat Novel Baswedan dalam kasus penembakan tersangka pencurian sarang walet kala masih bertugas di Polres Bengkulu. Pada Mei 2015, Novel ditangkap di kediamannya, kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Berbagai kalangan menilai terdapat kejanggalan dalam kasus ini. Kasus tersebut terjadi pada 2004 dan sidang etik Polri telah menyimpulkan bahwa Novel Baswedan bukanlah pelakunya. Namun kenyataannya kasus tersebut dibuka kembali, saat Novel sedang gencar-gencarnya mengungkap kasus korupsi yang mengobok-obok tubuh Polri.

Pada 11 Maret 2017, Novel disiram memakai air keras oleh orang tak dikenal.

-----------

Yang mendidik intuisi Novel Baswedan menjadi penyidik KPK yang hebat adalah POLRI.

Sebagaimana kita ketahui, setiap orang yang menjadi anggota POLRI atau TNI pasti siap sedia dan tahu konsekwensinya.

Ingat kasus pembunuhan anggota Polisi di Papua yang dilakukan oleh mahasiswa disana waktu ada demo? Bagaimana sadisnya anggota polisi yang terdesak yang sengaja tak membawa senjata justru jadi bulan-bulanan massa yang anarkis hingga seorang Polisi yang terjatuh dan pingsan, kepalanya dihantam batu besar berkali-kali oleh beberapa mahasiswa. Apakah itu kejahatan HAM? Apakah itu resiko seorang anggota Polisi?

Ketika anggota TNI tengah mengevakuasi masyarakat sipil yang disandera oleh begundal-begundal jelmaan kunyuk di Papua sana, ditembaki hingga gugur, apakah itu kejahatan HAM? Apakah itu resiko seorang anggota TNI?

Lantas apakah anggota KPK yang berhadapan dengan para tikus laknat bergelimang harta, kedudukan, dan beking yang kuat, tak punya resiko sedikitpun? Pasti ada, dan itu resiko.

Tiap individu pasti punya jalannya. Entah dia keturunan pahlawan atau pemberontak. Setelahnya menjadi apa, itu pilihannya.

Tak ada manusia suci kecuali Nabi. Dan setiap manusia selalu punya masa lalu, entah baik atau buruk. Dan itu pasti jadi bagian perjalanan hidupnya. Jangan ditutupi, biarkan terang benderang.

Coba tanya kaskuser yang punya id R4itouYagami. Dia ini adalah anak seorang mantan petinggi POLRI di Bali. Katanya pengusaha muda. Jika dia sampai menghujat POLRI, artinya dia menghujat keluarganya, padahal darah yang mengalir didirinya ada darah dari hasil nafkah Orangtuanya mendapat gaji dari POLRI.

Nah, kasus Novel Baswedan ini murni kriminal. Kriminal tidak memandang keturunan atau jabatan. Posisikan pada tempat yang sebenarnya. Jangan dipolitisasi. Jangan dijadikan komoditas politik. Justru mereka-mereka yang menjadikan hal ini komoditas politik adalah orang-orang busuk yang tak punya nurani, karena menggunakan penderitaan orang lain untuk kepentingan kelompok dan nafsu kekuasaan.

Bagaimanapun, kita harus apresiasi perjuangan Novel Baswedan, Sang Mantan Reserse yang kini tengah berusaha mencari pelaku dan dalang yang membuatnya cedera permanen.

Hukum masih ada. Langit belum runtuh.




Diubah oleh n4z1.v8 20-01-2019 13:20
tien212700
tien212700 memberi reputasi
12
7.3K
100
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Tampilkan semua post
youdoyouknow
youdoyouknow
#9
Akil Mochtar ya?

Aha!!
Jadi inget ucapan tuna-biji waktu debat, katanya mau naikin gaji birokrat biar gak korupsi.

Woy, Lo kira gaji si Akil Mochtar ketua MK berapa? Saat ini 121an juta!
Buktinya dia masih korupsi tuh! emoticon-fuck
Diubah oleh youdoyouknow 20-01-2019 13:48
2
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.