Revolusi mental adalah sebuah program pemerintah yang dicanangkan sesungguhnya oleh presiden pertama indonesia yakni soekarno dan kemudian diangkat kembali oleh joko widodo. Sebuah jargon yang ingin merubah mental masyarakat indonesia yang semula mentalnya lemah kemudian dikuatkan. Membuat indonesia memiliki mental yang bagus, bekerja keras, berintegrasi, dan memiliki semangat gotong royong untuk saling membantu sesama. Membuat manusia menjadi pribadi yang memiliki hati yang putih.



Pada bulan januari 2019 amien rais menerbitkan sebuah buku yang berjudul "Hijrah: Selamat Tinggal Revolusi Mental, Selamat Datang Revolusi Moral". Menurut mbah amien moral adalah segala sesuatu yang mampu membuat manusia bisa membedakan yang mana yang baik dan yang mana yang buruk. Sedangkan mental menurut mbah amien rais adalah sesuatu sikap yang berasal dari suasana batin kejiwaan seseorang.



Lucunya negeri ini. Bukannya bersatu dalam membangun negara malah saling menjatuhkan dan menggangap diri dan golongan mereka adalah yang terbaik. Jika memang ide dan gagasannya baik dan bertujuan untuk membangun negara ya apa salahnya memberikan masukan.



Ane tidak peduli baik itu revolusi mental ataupun revolusi moral sama saja. Jika mental sudah baik maka pasti moralpun akan mengikuti. Toh mental dan moral pasti berjalan beriringan kan. Ane cuma peduli bagaimana cara menerapkan dari jargon tersebut. Bagaimana contoh revolusi mental diterapkan dan bagaimana revolusi moral bisa membuat bangsa kita membedakan mana yang baik dan mana yang benar.



Weleh weleh, memang ironis jika musim pemilu apalagi pilpres saudara jadi musuh dan musuh menjadi kawan. Sebegitu panas kah? Atau sebegitu bernafsukah untuk memperebutkan kekuasaan. Katanya revolusi mental? Katanya revolusi moral? Jadi bisa toh memberikan panggung terbaik buat rakyat, jadi bisa dong menjabarkan visi dan misi terbaik buat rakyat.



Bhinneka tunggal ika jauh lebih bermakna dan lebih tinggi posisinya, jika memang benar revolusi mental dan revolusi moral diterapkan otomatis berbeda beda tapi tetap satu jua tidak akan terusik.

Semoga revolusi moral ataupun revolusi mental tidak hanya tulisan dan slogan biasa. Karena rakyat lebih butuh penerapan dari jargon tersebut agar bhinneka tunggal ika tetap terjaga.




Tulisan : Opini TS
Gambar : google
Referensi : iniini