claymiteAvatar border
TS
claymite
Zaman Gini Masih Percaya Rating Film ? Mainmu Kurang Jauh Nak !



Rating, rating, dan rating. Apa yang kamu rasakan ketika salah satu film favoritmu dapat rating jelek ? Apa yang kamu rasakan ketika ingin menonton film tapi ketika melihat rating jelek kamu mengurungkan niatmu ? Dan, apa pernah kamu merasakan ketika habis nonton film yang bagus, tapi ketika melihat rating yang jelek, kamu langsung ikut memaki-maki film tsb dan menganggapnya jelek ? Well, sebelumnya saya memang sudah pernah membahas rating dan mendiskusikan hal ini. Dan ternyata, tetap saja toh masih banyak yang berpacu dengan rating untuk menonton film. Well, sebelum saya melanjutkan, mari kita lihat statement dari Zendies ini :

Quote:


Nah, gimana ? Make a sense ? Banyak yang bilang "Ahh, rating itu penting tauk ! Biar kita gak menghabiskan duit cuma-cuma buat ke theatre", nah sekarang kalau misalkan dibalikin bagaimana ? Kalau sebenernya ada film bagus di theatre, tapi karena rating membuat kalian mengurungkan niat untuk nonton di theatre ? Saya sendiri pernah merasakan ini dan yap, saya pernah menjadi korban rating emoticon-Smilie. Tapi, makin kesini saya makin berusaha "open minded" bahwa ada yang gak beres di dunia peratingan ini, terutama Rotten Tomatoes. Kenapa saya berpikir demikian ? Karena saya melihat review dari para kritikus. Oke, tunggu, tunggu, tarik nafas dulu baik-baik, dan.. yuk, kita mulai dari sutradara legend, sang Mastermind Martin Scorcese yang menyerang sites Rotten Tomatoes dengan statement "Rotten Tomatoes devaluing cinema" :

Martin Scorsese Slams Rotten Tomatoes for 'Devaluing Cinema

Martin Scorsese on Rotten Tomatoes, Box Office Obsession



Lihat lho ? Itu sutradara legend sekelas Scorcese sampai turun tangan untuk "membenahi" para viewers (maaf, mecin) yang gampang terdiogma dan tergiring kritikus film. Dari situ lah saya mulai tersadar, wah pasti ada yang gak beres nih. Saya mencoba lihat review dari Rotten Tomatoes dan hasilnya ? Wow, mengejutkan ! Saya sampai geleng-geleng kepala sendiri dan bilang dalam hati ; "ini kah para 'so called' kritikus ?"




Wait ? Ini kah yang disebut sebuah review dari kritikus film ?




Ini fail banget statement-nya, dan ini merupakan review dari film Aquaman. Oke gini,

1). Pertama, film Aquaman jelas mempunyai banyak humor sekali, dan itu sebabnya film ini terasa lebih "popcorn" dibanding film DCEU selama ini

2). Kedua, apakah "far too little humor" adalah alasan untuk mencari flaw (kesalahan) yang ada di film itu ? Dan "far too much origins", really ? Bukankah gunanya solo movies adalah untuk membuat origins-nya agar lebih tergali ?




What !? "H-2 OK" ? Ini kritik atau apa mas ?



Is this you call an intellectual movie reviewer ? Pretending to swim ? Wtf is that ! Can we say pretending to fly also ? And.. okay, i'm confused since when 'a gigantic aquarium' is a bad thing ?




See ? "Sequel terbaik, meskipun saya tidak mengerti tentang dialog dan plot-nya", lalu apanya yang dinilai mba ?




No caption needed


Dan masih banyak lagi shitreview lainnya dari mereka. Ya ya ya, dulu juga saya polos mas, mbak.. nganggep rating adalah segalanya, rating is everywhere, rating is everything, tapi setelah saya telaah lebih lanjut, waw, ternyata memang banyak kejanggalan di dunia peratingan. Dan memang, situs seperti ini bisa menjadi cara "penggiringan opini" untuk menonton / tidak dan menyukai / membenci suatu film. Dan tentu saja, jika saya memilih percaya, saya lebih percaya dengan living legend sekelas Martin Scorcese yang telah terjun dalam dunia Hollywood bertahun-tahun dan tau tetek-bengek di dunia cinema daripada dengan para kritikus yang bisa saja menjadi buzzer untuk pihak tertentu.

Saya pun memang pernah berdiskusi lebih jauh tentang situs peratingan ini dengan agan Zendies :

Diskusi saya dengan Zendies tentang rating

Well, memang percaya gak percaya, "ada udang dibalik batu" dibalik sites peratingan ini. Sok, kalian viewers yang open minded juga pasti ngerti lah kejanggalan di sites ini, beberapa penghuni forum Movies (Fovies) juga banyak kok yang berdiskusi tentang ini dan ya, memang benar seperti ada hal terselubung di sites rating ini untuk menggiring opini penonton ke pihak tertentu.

Spoiler for :


Biar bagaimanapun, dunia peratingan yang bisa menggiring opini penonton itu memang bisa merusak industri perfilman seperti kata Martin Scorcese. Obsesi menjadi raja Box Office, sehingga melakukan monopoly dan menjadikan kritikus sebagai buzzer, hal ini memang bisa menyebabkan usaha gulung tikar seperti yang disebutkan Zendies diatas. Ini juga pernah diungkapkan oleh Paul Shirley, salah satu editor sekaligus chief dari situs Joblo Movies :




Popular Opinion is cancer. Love what you love. Decide for yourself.

Seperti yang sudah saya katakan di thread sebelumnya, art is about heart. Kita gak akan bisa memaksakan selera. Jika selera kritikus tsb tidak cocok dengan kita bagaimana ? Suatu saat kalian menemui film yang sesuai dengan selera kalian dan merupakan film yang mempunyai impact besar bagi kehidupan kalian, tapi ketika melihat review kritikus kalian mengurungkan niat menonton film tsb, kan rugi. Begitu sebaliknya, kalian melihat skor kritikus sangat tinggi dan kalian akhirnya menonton film karena itu, eh tapi pas diliat ternyata kalian gak suka film tsb dan menyesal menonton film tsb. As simple as that. Saya, termasuk salah satu orang yang pernah merasakan itu. So, love what you love, decide for yourself, popular opinion is cancer ! F*ck the "cool kids" and their bullshit.






emoticon-Rate 5 Staremoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Rate 5 Star

Design, Illustration and Written by claymite

fanserker
fanserker memberi reputasi
51
44.2K
384
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Tampilkan semua post
irvan..Avatar border
irvan..
#64
kritikusnya ga nonton kali ya, jadi asal nulis aje dari trailer
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.