• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • 4 Pilihan Diksi ini Selalu Ada di Judul Berita khas Media Indonesia Pasca Bencana

andibagaskaraAvatar border
TS
andibagaskara
4 Pilihan Diksi ini Selalu Ada di Judul Berita khas Media Indonesia Pasca Bencana

Foto via Pexels

 
Sebagai warganet, pasti kamu tidak asing dengan berita-berita khas media Indonesia yang berseliweran di linimasa. Tidak sedikit media yang menyoroti berita tidak penting di balik isu dan fenomena yang sedang terjadi, terutama saat terjadi bencana. Meski seringkali dihujat oleh warganet, kenyataannya masih banyak media yang mengunggulkan clickbait dalam setiap beritanya demi mendapatkan simpati warganet. Ada setidaknya 4 pilihan diksi yang selalu ada di judul berita khas beberapa media Indonesia, terutama setelah terjadinya bencana. Diksi ini yang seringkali membuat warganet mencak-mencak dan tepok jidat dengan kelakuan para media Indonesia.
 
1. “Intip potret wajah cantik almarhum…”

Entah apa korelasi musibah dengan wajah cantik, diksi ini selalu dipakai di judul berita beberapa media Indonesia, terutama yang sering berseliweran di linimasa. Para awak media ini seperti tidak pernah kapok menampilkan berita tidak penting seperti potret wajah cantik atau tampan para korban.
 
Ironinya, banyak juga orang Indonesia yang tertarik dengan berita semacam ini, yang kemudian dilanjutkan dengan stalking di sosial media korban. Belakangan, yang mengalami objektifikasi semacam ini adalah para pramugari korban Lion Air yang terjatuh di perairan utara Karawang. Para netizen berlomba memberi simpati dan ikut berkomentar di beberapa unggahan almarhum, meski tidak sedikit yang memberi imbuhan “sayang banget, cantik-cantik begini kok meninggalnya cepat”. Nyinyiran khas netizen Indonesia.

2. “Sebelum meninggal, inilah firasat almarhum…”

Bukan hal asing apabila beberapa media Indonesia selalu mengambil berita dari sisi berbeda, seperti firasat para korban sebelum meninggal. Rata-rata orang Indonesia menganggap bahwa setiap orang yang akan meninggal akan merasakan sesuatu. Apabila terjadi di kemudian hari, maka ia disebut sebagai firasat. Biasanya, yang dimintai keterangan adalah keluarga atau orang terdekat korban.
 
Variasi dari firasat korban cukup beragam, mulai dari perasaan tidak nyaman, hingga meminta sesuatu yang tidak wajar. Netizen belakangan juga ikut-ikutan menyoroti unggahan media sosial terakhir korban sebagai bentuk firasat sebelum mereka berpulang, seperti pilihan caption yang mengisyaratkan perpisahan hingga foto yang bernuansa kelam.

3. “Ini fakta mistis di balik peristiwa yang terjadi semalam…”

Meski hidup di era digital, tampaknya warga Indonesia tidak bisa lepas dari hal berbau mistis. Hal ini pula yang dimanfaatkan oleh awak media ecek-ecek dalam menyoroti suatu isu atau fenomena. Alih-alih mengedepankan integritas dan misi mencerdaskan pembaca, berita yang dibuat justru lebih merujuk pada pembodohan dan penciptaan rasa takut serta berpikir yang tidak realistis. Mistis sih boleh-boleh saja, tapi kalau menciptakan teror dan ketakutan kan justru jadi ambigu.

4. “Ternyata, almarhum X pernah menjadi … “

Hampir sama dengan poin pertama, beberapa media Indonesia hobi mengorek masa lalu para korban bencana. Mereka umumnya menyoroti profesi atau prestasi korban di masa lalu. Oke-oke saja kalau yang disoroti adalah pencapaian gemilang korban. Nah, bagaimana bila yang disoroti justru kesalahan korban di masa lalu? Tentu menyebalkan, bukan? Maka dari itu, sudah seharusnya para pembaca bersikap lebih bijak dalam membaca berbagai berita dan tulisan dari awak media. Melek literasi semestinya jadi prioritas di atas segalanya, ya!

>>> Sumber <<<


Dengan senang hati menerimaemoticon-Blue Guy Cendol (L)dan emoticon-Rate 5 Star


Quote:

tien212700
tien212700 memberi reputasi
3
1.4K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Tampilkan semua post
andibagaskaraAvatar border
TS
andibagaskara
#1
4 Pilihan Diksi ini Selalu Ada di Judul Berita khas Media Indonesia Pasca Bencana

Foto via Pexels

 
Sebagai warganet, pasti kamu tidak asing dengan berita-berita khas media Indonesia yang berseliweran di linimasa. Tidak sedikit media yang menyoroti berita tidak penting di balik isu dan fenomena yang sedang terjadi, terutama saat terjadi bencana. Meski seringkali dihujat oleh warganet, kenyataannya masih banyak media yang mengunggulkan clickbait dalam setiap beritanya demi mendapatkan simpati warganet. Ada setidaknya 4 pilihan diksi yang selalu ada di judul berita khas beberapa media Indonesia, terutama setelah terjadinya bencana. Diksi ini yang seringkali membuat warganet mencak-mencak dan tepok jidat dengan kelakuan para media Indonesia.
 
1. “Intip potret wajah cantik almarhum…”

Entah apa korelasi musibah dengan wajah cantik, diksi ini selalu dipakai di judul berita beberapa media Indonesia, terutama yang sering berseliweran di linimasa. Para awak media ini seperti tidak pernah kapok menampilkan berita tidak penting seperti potret wajah cantik atau tampan para korban.
 
Ironinya, banyak juga orang Indonesia yang tertarik dengan berita semacam ini, yang kemudian dilanjutkan dengan stalking di sosial media korban. Belakangan, yang mengalami objektifikasi semacam ini adalah para pramugari korban Lion Air yang terjatuh di perairan utara Karawang. Para netizen berlomba memberi simpati dan ikut berkomentar di beberapa unggahan almarhum, meski tidak sedikit yang memberi imbuhan “sayang banget, cantik-cantik begini kok meninggalnya cepat”. Nyinyiran khas netizen Indonesia.

2. “Sebelum meninggal, inilah firasat almarhum…”

Bukan hal asing apabila beberapa media Indonesia selalu mengambil berita dari sisi berbeda, seperti firasat para korban sebelum meninggal. Rata-rata orang Indonesia menganggap bahwa setiap orang yang akan meninggal akan merasakan sesuatu. Apabila terjadi di kemudian hari, maka ia disebut sebagai firasat. Biasanya, yang dimintai keterangan adalah keluarga atau orang terdekat korban.
 
Variasi dari firasat korban cukup beragam, mulai dari perasaan tidak nyaman, hingga meminta sesuatu yang tidak wajar. Netizen belakangan juga ikut-ikutan menyoroti unggahan media sosial terakhir korban sebagai bentuk firasat sebelum mereka berpulang, seperti pilihan caption yang mengisyaratkan perpisahan hingga foto yang bernuansa kelam.

3. “Ini fakta mistis di balik peristiwa yang terjadi semalam…”

Meski hidup di era digital, tampaknya warga Indonesia tidak bisa lepas dari hal berbau mistis. Hal ini pula yang dimanfaatkan oleh awak media ecek-ecek dalam menyoroti suatu isu atau fenomena. Alih-alih mengedepankan integritas dan misi mencerdaskan pembaca, berita yang dibuat justru lebih merujuk pada pembodohan dan penciptaan rasa takut serta berpikir yang tidak realistis. Mistis sih boleh-boleh saja, tapi kalau menciptakan teror dan ketakutan kan justru jadi ambigu.

4. “Ternyata, almarhum X pernah menjadi … “

Hampir sama dengan poin pertama, beberapa media Indonesia hobi mengorek masa lalu para korban bencana. Mereka umumnya menyoroti profesi atau prestasi korban di masa lalu. Oke-oke saja kalau yang disoroti adalah pencapaian gemilang korban. Nah, bagaimana bila yang disoroti justru kesalahan korban di masa lalu? Tentu menyebalkan, bukan? Maka dari itu, sudah seharusnya para pembaca bersikap lebih bijak dalam membaca berbagai berita dan tulisan dari awak media. Melek literasi semestinya jadi prioritas di atas segalanya, ya!

>>> Sumber <<<


Dengan senang hati menerimaemoticon-Blue Guy Cendol (L)dan emoticon-Rate 5 Star


Quote:

0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.