- Beranda
- Stories from the Heart
(Tidak) Indah. 17+
...
TS
Hanz21
(Tidak) Indah. 17+
cover by : wahyuhardiian (IG)
CERITA SUDAH TAMAT
Semua manusia menginginkan kehidupan yang indah dan sesuai dengan kehendaknya tidak terkecuali Adam, seorang remaja kelas 3 SMA yang juga menginginkan kehidupan agar sesuai dengan kehendaknya. Untuk mendapatkan Keindahan dan Harapan yang indah, seseorang harus dianggap layak oleh Tuhan. Bless or Biassed, Who Knows? God Only Knows.
Spoiler for Prologue:
Di musim panas ini aku datang mengunjungi teman lama di kota tempatku dulu tinggal. Sudah lama sekali sejak kami bertemu. Mungkin aku sudah melupakan wajahnya, tetapi dengan mengingat namanya yang terukir di batu ini semua kenanganku bersamanya tetap abadi di dalam ingatanku.
Maafkan aku baru saja bisa mengujungimu sekarang. Sudah 15 tahun yang lalu sejak kejadian itu. Seandainya saja saat itu aku...
Ah sudahlah.... Janji adalah janji. Ini yang harus kutepati dan saat inilah yang tepat. Karena aku sudah sukses dan menjadi manusia seutuhnya....
Sepertinya penyesalan itu sudah tidak berguna bukan? Jika engkau masih dihadapanku sekarang, pasti kamu akan berkata. Sudahlah.. yang berlalu biarlah berlalu. Yang sudah terjadi maka terjadilah. Apalah kita hanya manusia yang bisa menerima apa adanya takdir tuhan !!
...
“Omong-omong, bisakah engkau mengambilkan itu?”, ucapku sambil menatap seorang wanita yang amat cantik di usianya yang lebih dari 1/3 abad. Meski begitu, memiliki bekas luka bakar di lengan kirinya dan hampir setiap hari ia meminum parsetamol untuk meredakan sakit di kepalanya akibat luka yang ia derita di masa lalu.
Terima kasih istriku. Mohon maaf membuatmu menunggu Ini bunga mawar dan cincin kita. Sial, baru saja semenit aku datang dihadapanmu, aku sudah mulai berkaca-kaca. Tissue? Terima kasih istriku, kamu sungguh baik. Tanpamu, aku hanya menjadi gelandangan tanpa tempat tinggal disaat itu.
Sebelum aku penuhi janjiku, akan kuceritakan sebuah kisah kuno yang tidak menarik. Aku harap kamu menyukainya meski aku tahu kamu sudah bosan mendengar sebagian ceritanya.
~~~
Buku...
Pesta...
Wanita...
Trinitas terpenting dalam kehidupan sekolah yang selalu dibisikkan oleh guruku setiap harinya. Buku melambangkan kerja kerasmu di sekolah yaitu nilai, displinitas, dan akhlak. Pesta adalah dimana ceremonial kita mengungumkan kemenangan. Guru memanggil kita satu per satu untuk maju kedepan mengungumkan kelulusan kita diterima SBMPTN. Terakhir adalah Wanita yang melambangkan kesuksesan kita. Seperti kata pepatah, kesuksesan seorang lelaki bisa kita lihat dari wanita yang ada disampingnya. Kesuksesan kami sebagai siswa bisa dilihat dari Universitas yang kami dapatkan.
Oleh karena itu, tahun ini adalah tahun paling penting dalam hidupku. Pada malam ini, diriku yang dibakar dengan percaya diri sedang mempelajari SBMPTN dari buku sakti yang aku beli di gramedia 1 minggu yang lalu. Aku sudah belajar selama 1 minggu penuh untuk SBMPTN yang merupakan jalur neraka para calon mahasiswa untuk mendapatkan universitas favorit mereka.
Bagi kalian yang tidak mengetahuinya, SBMPTN dibagi menjadi 4 bagian, Bahasa indonesia, Bahasa Inggris, Matematika Dasar, dan MIPA (Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi). Rekorku untuk menghitung di matematika dasar sekitar 15 menit alias 1 menit untuk menghitung 1 soal, cukup cepat pikirku.
Sedangkan untuk MIPA, aku sebenarnya lemah di bagian Biologi dan sangat kuat di Fisika. Untuk kimia sendiri aku hanya mengandalkan Tuhan Yang Maha Esa untuk membantu diriku yang sangat lemah ini. Bahasa Indonesiaku sendiri cukup baik, tidak buruk dan Bahasa Inggrisku sangat splendide. Ibuku sudah berteriak menyuruhku untuk tidur, tetapi aku sangat terbakar. Aku ingin sekali mendapatkan universitas gajah itu untuk kujadikan alumniku setelah 4 tahun belajar disana.
“Sial, aku sangat grogi”, pikirku yang sedang berada diatas kasur menunggu hari esok.
Apakah teman-temanku lainnya juga berpikir seberat ini? Sepertinya hanya aku saja yang grogi seperti relawan perang dunia kedua yang tidak pernah memegang senjata. Untuk menghilangkan grogi dalam diriku, tentu aku punya obat spesial yang paling mujarab, yaitu DOTA 2.
“Bersiaplah menerima “kegrogianku” wahai parah kroco 3K.”, seruku dalam jiwa.
Sialnya aku tidak tidur hingga jam 5 pagi karena terlalu grogi. Karena hal tersebut mataku menjadi hitam layaknya kantung mata panda. Ibuku kaget melihat diriku yang seperti panda ini. Setelah melihatku, ibuku langsung menyuruhku bergegas untuk pergi.
Tempatku untuk mengerjakan SBMPTN terletak di kota Tenggara, tepatnya di SMP JAYA. FYI, aku tinggal di kota Selatan. Waktu yang dibutuhkan untuk ke sana sekitar 30 menit jika jalanan tidak padat merayap seperti kucing yang malas. Beruntung sekali jalanannya tidak seperti kucing yang malas. Lebih mirip unta yang berada di oase, tidak bergerak.
Bergerak dengan Mio- X kesayanganku, 15 menit yang lalu aku pamit dengan orangtuaku yang memberiku doa kemenangan. Tetapi 15 menit berlalu aku hanya bergerak 1 kilometer, sedangkan SMP tersebut sejauh 3 kilometer. Pukul 06.15, aku masih berada di depan patung kuda gemerlap tersebut, sedangkan SBMPTN mulai pukul 08.00.
“Sial kenapa aku terlalu nekat untuk membantai para kroco tersebut sehingga aku lupa kalau HARI INI aku akan ujian”, pikirku dalam gejolak jiwa. Pasti ini semua karena grogi sialan itu. Memang benar kata pepatah di selatan kota “sehebat apapun kemampuan dan ilmu milikmu, niscaya akan sirna karena setitik grogi mulai tumbuh.”
Dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, aku berdoa agar aku diberikan pengetahuan dan kemampuan dari kumpulan arwah para pembalap ulung terhebat yang sudah meninggal dan tidak sempat terkenal, dan Tuhanpun menjawabnya secara langsung dan secara ajaib pukul 07.00 aku sudah di sekolah tetapi dengan keadaan yang kusut.
Waktu yang ditunggu telah tiba, yaitu pukul 08.00. Para pengawas datang dan memberikan lembar jawaban dan lembar soal. Aku dan para calon mahasiswa INDONESIA akan saling beradu doa dan takdir demi masa depan kami. Para pengawas tersebut menyuruh kami berdoa. Dengan Tuhan yang maha pengasih lagi maha memberi, aku akan mengerjakan soal ini dan memenuhi takdirku. Dimulailah takdirku yang tidak terbayangkan dan tidak terpikirkan ini
.
Maafkan aku baru saja bisa mengujungimu sekarang. Sudah 15 tahun yang lalu sejak kejadian itu. Seandainya saja saat itu aku...
Ah sudahlah.... Janji adalah janji. Ini yang harus kutepati dan saat inilah yang tepat. Karena aku sudah sukses dan menjadi manusia seutuhnya....
Sepertinya penyesalan itu sudah tidak berguna bukan? Jika engkau masih dihadapanku sekarang, pasti kamu akan berkata. Sudahlah.. yang berlalu biarlah berlalu. Yang sudah terjadi maka terjadilah. Apalah kita hanya manusia yang bisa menerima apa adanya takdir tuhan !!
...
“Omong-omong, bisakah engkau mengambilkan itu?”, ucapku sambil menatap seorang wanita yang amat cantik di usianya yang lebih dari 1/3 abad. Meski begitu, memiliki bekas luka bakar di lengan kirinya dan hampir setiap hari ia meminum parsetamol untuk meredakan sakit di kepalanya akibat luka yang ia derita di masa lalu.
Terima kasih istriku. Mohon maaf membuatmu menunggu Ini bunga mawar dan cincin kita. Sial, baru saja semenit aku datang dihadapanmu, aku sudah mulai berkaca-kaca. Tissue? Terima kasih istriku, kamu sungguh baik. Tanpamu, aku hanya menjadi gelandangan tanpa tempat tinggal disaat itu.
Sebelum aku penuhi janjiku, akan kuceritakan sebuah kisah kuno yang tidak menarik. Aku harap kamu menyukainya meski aku tahu kamu sudah bosan mendengar sebagian ceritanya.
~~~
Buku...
Pesta...
Wanita...
Trinitas terpenting dalam kehidupan sekolah yang selalu dibisikkan oleh guruku setiap harinya. Buku melambangkan kerja kerasmu di sekolah yaitu nilai, displinitas, dan akhlak. Pesta adalah dimana ceremonial kita mengungumkan kemenangan. Guru memanggil kita satu per satu untuk maju kedepan mengungumkan kelulusan kita diterima SBMPTN. Terakhir adalah Wanita yang melambangkan kesuksesan kita. Seperti kata pepatah, kesuksesan seorang lelaki bisa kita lihat dari wanita yang ada disampingnya. Kesuksesan kami sebagai siswa bisa dilihat dari Universitas yang kami dapatkan.
Oleh karena itu, tahun ini adalah tahun paling penting dalam hidupku. Pada malam ini, diriku yang dibakar dengan percaya diri sedang mempelajari SBMPTN dari buku sakti yang aku beli di gramedia 1 minggu yang lalu. Aku sudah belajar selama 1 minggu penuh untuk SBMPTN yang merupakan jalur neraka para calon mahasiswa untuk mendapatkan universitas favorit mereka.
Bagi kalian yang tidak mengetahuinya, SBMPTN dibagi menjadi 4 bagian, Bahasa indonesia, Bahasa Inggris, Matematika Dasar, dan MIPA (Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi). Rekorku untuk menghitung di matematika dasar sekitar 15 menit alias 1 menit untuk menghitung 1 soal, cukup cepat pikirku.
Sedangkan untuk MIPA, aku sebenarnya lemah di bagian Biologi dan sangat kuat di Fisika. Untuk kimia sendiri aku hanya mengandalkan Tuhan Yang Maha Esa untuk membantu diriku yang sangat lemah ini. Bahasa Indonesiaku sendiri cukup baik, tidak buruk dan Bahasa Inggrisku sangat splendide. Ibuku sudah berteriak menyuruhku untuk tidur, tetapi aku sangat terbakar. Aku ingin sekali mendapatkan universitas gajah itu untuk kujadikan alumniku setelah 4 tahun belajar disana.
“Sial, aku sangat grogi”, pikirku yang sedang berada diatas kasur menunggu hari esok.
Apakah teman-temanku lainnya juga berpikir seberat ini? Sepertinya hanya aku saja yang grogi seperti relawan perang dunia kedua yang tidak pernah memegang senjata. Untuk menghilangkan grogi dalam diriku, tentu aku punya obat spesial yang paling mujarab, yaitu DOTA 2.
“Bersiaplah menerima “kegrogianku” wahai parah kroco 3K.”, seruku dalam jiwa.
Sialnya aku tidak tidur hingga jam 5 pagi karena terlalu grogi. Karena hal tersebut mataku menjadi hitam layaknya kantung mata panda. Ibuku kaget melihat diriku yang seperti panda ini. Setelah melihatku, ibuku langsung menyuruhku bergegas untuk pergi.
Tempatku untuk mengerjakan SBMPTN terletak di kota Tenggara, tepatnya di SMP JAYA. FYI, aku tinggal di kota Selatan. Waktu yang dibutuhkan untuk ke sana sekitar 30 menit jika jalanan tidak padat merayap seperti kucing yang malas. Beruntung sekali jalanannya tidak seperti kucing yang malas. Lebih mirip unta yang berada di oase, tidak bergerak.
Bergerak dengan Mio- X kesayanganku, 15 menit yang lalu aku pamit dengan orangtuaku yang memberiku doa kemenangan. Tetapi 15 menit berlalu aku hanya bergerak 1 kilometer, sedangkan SMP tersebut sejauh 3 kilometer. Pukul 06.15, aku masih berada di depan patung kuda gemerlap tersebut, sedangkan SBMPTN mulai pukul 08.00.
“Sial kenapa aku terlalu nekat untuk membantai para kroco tersebut sehingga aku lupa kalau HARI INI aku akan ujian”, pikirku dalam gejolak jiwa. Pasti ini semua karena grogi sialan itu. Memang benar kata pepatah di selatan kota “sehebat apapun kemampuan dan ilmu milikmu, niscaya akan sirna karena setitik grogi mulai tumbuh.”
Dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, aku berdoa agar aku diberikan pengetahuan dan kemampuan dari kumpulan arwah para pembalap ulung terhebat yang sudah meninggal dan tidak sempat terkenal, dan Tuhanpun menjawabnya secara langsung dan secara ajaib pukul 07.00 aku sudah di sekolah tetapi dengan keadaan yang kusut.
Waktu yang ditunggu telah tiba, yaitu pukul 08.00. Para pengawas datang dan memberikan lembar jawaban dan lembar soal. Aku dan para calon mahasiswa INDONESIA akan saling beradu doa dan takdir demi masa depan kami. Para pengawas tersebut menyuruh kami berdoa. Dengan Tuhan yang maha pengasih lagi maha memberi, aku akan mengerjakan soal ini dan memenuhi takdirku. Dimulailah takdirku yang tidak terbayangkan dan tidak terpikirkan ini
.
Pertama Kali baru buat novel secara berkala (Jika tidak ada Halangan). Jika ada Kritik atau Saran Monggo bisa ditulis disini karena pelajaran terbaik adalah pengalaman dan saran dari para ahlinya.
Cheers
Diubah oleh Hanz21 26-05-2020 21:50
genji32 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
29.1K
Kutip
94
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.4KThread•41.5KAnggota
Tampilkan semua post
TS
Hanz21
#10
Bab 6 Hubungan Rasa Teh dengan Empati Seseorang
Spoiler for Monggo:
Aku membuka mataku ditengah pagi yang gelap. Entah mengapa kepalaku berat dan aku tidak mengingat apapun semalam. Haus melanda tenggorokanku dan rasanya aku seperti zombie saja. Terakhir kali dalam ingatanku, aku berada di cawet mengobrol dan mabuk. Sepertinya aku berada di rumahnya cawet.
Tapi rasanya tidak mungkin cawet memiliki rumah ini. Kasur empuk king size, bantal rapih dan empuk dengan bau wangi melati, ornamen serba pink, lukisan mirip monalisa yang tergantung di tembok dengan canvas, dan foto wanita berkacamata yang cantik. seperti tempat tidur putri kerajaan saja.
Wait... hanya satu orang saja yang punya rumah seperti ini...
Beberapa saat setelah aku tersadar dan panik ingin melarikan diri, seseorang membuka pintu dan membawa cangkir. Mataku masih samar-samar melihat wajahnya. Badan tinggi kurus dengan pundak tidak terlalu bidang, ia memakai parfum yang mempunyai aroma masukulin tetapi rasanya mirip seperti parfum wanita karena sedikir beraroma mawar dan tulip.
“Sudah bangun? Semalam kalian sangat buruk. Jadinya aku membawa kalian kesini. Ini kubawakan teh- ”
Sebelum ia selesai mengatakan ocehannya, aku mengeluarkan semua isi perutku. Dengan sigapnya ia meletakkan teh di meja dan langsung mengeluarkan plastik hitam yang siap mengeluarkan isi perutku. Reflek yang dewa, aku sangat terkejut hingga aku hampir menelan muntahanku lagi.
Setelah muntah hampir selama 15 menit, kemudian aku ia memberiku teh. Aku meminum teh tersebut, rasanya manis tapi pahit atau mungkin lidahku yang rusak? Akibatnya, badanku semakin lemas dan aku tidur kembali.
Aku terbangun lagi 5 menit berikutnya(sepertinya). Kali ini berbeda, badanku rasanya sangat segar dan aku mempunyai energi yang meluap-luap layaknya angin puting beliung. Aku bingung, siapa gerangan pemilik kamar super feminim ini.
Sepertinya cawet tidak mungkin, Tony apalagi, Jarwo sepertinya tidak bakal, ah apakah Ronie? Sepertinya juga bukan karena dia tidak menunjukkan tanda-tanda homo. Disaat aku memikirkan kamar siapa ini, seseorang membuka pintu kamar ini dengan lemah lembut seperti seseorang yang pemalu membuka pintu.
“kakak sudah bangun? Ini aku bawain makan malamnya”, sahut seorang wanita.
Kemudian seseorang dibelakangnya membukakan pintu. Dibelakang itu, berdiri seorang figur yang sepertinya aku kenal membawa nampan . Entah kenapa tapannya sungguh mengintimidasiku saat kupandang wanita itu. Ia mendekat dan ia berbicara denganku, sepertinya.
“Kalian bertiga ini sama aja nyusahinnya. Tinggal kamu sendirian yang disini. Jarwo dan Tony sudah pulang kemarin saat kamu tertidur pulas.”, ujar lelaki tersebut sembari memberiku teh.
“oh ternyata Ronie.“, ucapku sambil menyeruput teh.
Singkat cerita setelah kami berempat mabuk-mabukan, Ronie membawa kami kerumahnya karena rumah ronie berada di dekat cawet. Selain itu juga orangtua ronie sedang di eropa mengurus museum besar di Hungaria. Setelah beberapa saat, ada perasaan yang tidak enak didalam diriku yang ingin keluar. Secara reflek aku menyemprot teh tersebut ke muka ronie.
“oy Ron. Maksudnya apaan ini. Ini... teh manis kan?”, jawabku dengan nada agresif. Sebuah informasi aku tidak menyukai teh manis. Kenapa? Siapa orang bodoh yang berani-beraninya mencampur gula dengan sebuah teh? Gula itu sungguh mahal !!!
“elu yang brengsek maksudnya apa ini. Yang gua kasih itu teh tawar. Gua enggak sebrengsek itu”, jawabnya sambil mengusap mukanya dengan handuk kecil yang ia ambil entah darimana.
“eh, masak ? coba kucicipi pelan-pelan. Sruuup”
...........
“Ron.. maaf ye”
“BRENGSEKKKK. LWU GX THAU APP INGHI BAJOE ITUW HARGHANYA X.069.096???”
Nada bicara Ronie memang berubah jika ia marah. Nadanya menjadi lebih “bule”. Kudengar-dengar ia keturunan kerjaan eropa terdahulu.
“kaak udah dung jangan marah-marah terus. Entar aku takut”
“oke adikku tersayang”
“Dasar siscon.”
“MAKSUDLU APA HUH, MANUSIA TERLANTAR, DITOLAK WANITA, 2 KALI, LEBIH.”
“HUHHH, SISCON BRENGSEK. PANTESAN AJA YA GAK PERNAH PUNYA PACAR.”
“MAU BERANTEM? SINI AYO GUA LADENIN.”
“OKE KALO GITU, JANGAN BERHARAP ADIK KECILMU ITU AKAN MENYELAMATKANMU, SISCON.”
Lalu kami bertengkar layaknya anak kecil. Adik ronie hanya tertawa melihat kebodohan remaja kami. Ia terpaut 2 tahun dari kami. Walaupun sudah SMA, tetapi badannya terlihat masih seperti anak SMP. Dia tidak terlalu tinggi, hanya setinggi dada ronie, rambutnya sebahu, ia punya badan yang lumayan atletis, dan bibir lebar, alisnya tebal, hidungnya pesek. Bisa dibilang itulah alasan ronie bisa sangat siscon (over protective) dengan adiknya sendiri.
“omong-omong Kak Adam. Kenapa Kak Adam enggak minum teh manis?”, tanya adik ronie.
Seketika aku dan Ronie berhenti berkelahi. Ronie melepasku dan merapihkan kemejanya yang sudah tidak rapih lagi.
“ehem. Itu hanya kejadian masa lalu. Aku lupa detilnya gimana dek, soalnya udah lama banget kejadiannya.”, jawabku.
“udah dek jangan tanya masa lalu orang. Itu privasi mereka masing-masing. Kamu harus ingat itu.”, ucap ronie dengan nada memperingatkan.
“aku tahu kak emang masa lalu orang itu bagian privasi mereka. Ketika seseorang mengenal masa lalu mereka, kita bisa jadi lebih empati ke mereka kak. Karena dengan empati manusia bisa lebih terikat dan kita pasti bakal punya hubungan baik kak. Aku enggak mau punya musuh lagi kak. Huhuhuhu (sambil menangis tersedut-sedu)”.
“oke kalo gitu gapapa untuk adikku tercinta.”
Cepat sekali berubah pikirannya. Bucin (Budak Cinta) versi siscon memang beda ya.
“sebelum lu pulang Dam, boleh bicara sebentar ron di kamar gua?”, tanya Ronie dengan nada sopan dan terhormat.
Aku hanya mengangguk dan kami meninggalkan kamar adiknya. Sebenarnya jika aku menjadi kakaknya, mungkin aku dengan sekuat tenaga akan melindungi adik tercintanya (siscon). Soalnya gimana ya, dia imut banget. Tapi dari adiknya ronie, ada sesuatu yang mengganjal. Aku akan bertanya ke Ronie mengenai hal tersebut sesampainya di kamar.
Sesampainya dikamar Ronie, aku terpana akan keindahannya. Kamar ronie seperti kamar abad pertengahan para raja-raja. Terdapat foto keluarga tepat di atas kasur spring bed ukuran king size yang diberi kain penutup. Piano besar berada di pojok kamar dekat jendela. Kemudian terdapat Lemari besar kayu yang disampingnya kaca besar seperti di film cinderella. Karpet besar berbentuk beruang yang super lembut dan empuk menutupi sebagian besar lantai kamar ini menjadi tempat duduk kami berdua. seperti kamar raja saja.
Karena keindahan kamarnya aku hanya bisa berpikir, mungkin duid yang orangtuanya dapat berasal dari raja-raja terdahulu saking banyaknya. Setelah terlena menikmati keindahan kamar ini, aku langsung menghilangkan kegundah gulanaanku.
“adek lo namanya siapa Ron?’
“Sisca. Kenapa lu tanya-tanya HA?”
Akhirnya hilang sudah kegelisahan dalam hidupku. Aku mengerti kenapa ia siscon.
“Tapi omong-omong Dam, gua mau mastiin ini. Apa yang lo bilang pas mabuk itu beneran?”
“maksudnya? Emang gua bilang apaan pas gua mabok?”
“tentang lu enggak lulus ujian PTN.”
Gelisah rasanya untuk berbohong kepada teman. Gugup juga untuk mengakui hal itu. Aku hanya terdiam menunduk tanpa kata, menatap takdir didepanku ditemani oleh keringat dingin yang mengucur dengan derasnya. Ada 2 alasan kenapa aku tidak memberi tahu teman-temanku. Pertama adalah aku takut mereka memandang rendah diriku, dan kedua adalah aku takut mereka meninggalkanku. Aku takut jika sendiri, aku takut jika kejadian itu akan terulang lagi.
“iiiyyya gitu deh ron. Sssori ya gua ppulang dulu, belum pulang 2 hari gua belum pulang.”, jawabku.
“hmm gitu ya.... Emang sih lu belum pulang 2 hari ini. Lagipula enggak ada alesan buat nahan lu juga disini. Okey kalo gitu dam hati-hati ya.”
Tak ada perubahan dari ronie yang sudah mengetahui rahasiaku? Mungkin ia menyembunyikannya karena ia sekarang sedang di rumah. Jika ia sedang diluar akupun tidak tahu. Karena manusia selalu punya sisi berbeda yang ia tunjukkan ke beda orang. Mungkin mereka kira aku tidak ada beban, selalu optimis, dan hanya bisa merusuh. Tetapi didalamnya, aku ini justru terbebani kegagalan, selalu gugup, dan merusuh hanyalah hal untuk meluapkan emosi jiwaku ini.
“btw Dam, sebelum lu pulang gua cuma mau kasi tahu aja. Hanya gua yang tau, jadi rahasia ini aman.”, ujar Ronie.
Aku tidak terlalu mendengar ucapannya karena kehampaanku ini. Berjalan menuruni tangga berliku penuh kesah, meninggalkan pintu dengan ornamen emas yang kokoh dengan terpaksa. Sepertinya aku hanya bisa berpikir kalau ini adalah ujian, bukanlah azab. Takdir sial menimpaku berturut-turut. Entah apa yang akan kukatakan kepada kedua orangtuaku ketika aku dirumah.
Kumohon tuhan, jangan terlalu sakit.
Tapi rasanya tidak mungkin cawet memiliki rumah ini. Kasur empuk king size, bantal rapih dan empuk dengan bau wangi melati, ornamen serba pink, lukisan mirip monalisa yang tergantung di tembok dengan canvas, dan foto wanita berkacamata yang cantik. seperti tempat tidur putri kerajaan saja.
Wait... hanya satu orang saja yang punya rumah seperti ini...
Beberapa saat setelah aku tersadar dan panik ingin melarikan diri, seseorang membuka pintu dan membawa cangkir. Mataku masih samar-samar melihat wajahnya. Badan tinggi kurus dengan pundak tidak terlalu bidang, ia memakai parfum yang mempunyai aroma masukulin tetapi rasanya mirip seperti parfum wanita karena sedikir beraroma mawar dan tulip.
“Sudah bangun? Semalam kalian sangat buruk. Jadinya aku membawa kalian kesini. Ini kubawakan teh- ”
Sebelum ia selesai mengatakan ocehannya, aku mengeluarkan semua isi perutku. Dengan sigapnya ia meletakkan teh di meja dan langsung mengeluarkan plastik hitam yang siap mengeluarkan isi perutku. Reflek yang dewa, aku sangat terkejut hingga aku hampir menelan muntahanku lagi.
Setelah muntah hampir selama 15 menit, kemudian aku ia memberiku teh. Aku meminum teh tersebut, rasanya manis tapi pahit atau mungkin lidahku yang rusak? Akibatnya, badanku semakin lemas dan aku tidur kembali.
Aku terbangun lagi 5 menit berikutnya(sepertinya). Kali ini berbeda, badanku rasanya sangat segar dan aku mempunyai energi yang meluap-luap layaknya angin puting beliung. Aku bingung, siapa gerangan pemilik kamar super feminim ini.
Sepertinya cawet tidak mungkin, Tony apalagi, Jarwo sepertinya tidak bakal, ah apakah Ronie? Sepertinya juga bukan karena dia tidak menunjukkan tanda-tanda homo. Disaat aku memikirkan kamar siapa ini, seseorang membuka pintu kamar ini dengan lemah lembut seperti seseorang yang pemalu membuka pintu.
“kakak sudah bangun? Ini aku bawain makan malamnya”, sahut seorang wanita.
Kemudian seseorang dibelakangnya membukakan pintu. Dibelakang itu, berdiri seorang figur yang sepertinya aku kenal membawa nampan . Entah kenapa tapannya sungguh mengintimidasiku saat kupandang wanita itu. Ia mendekat dan ia berbicara denganku, sepertinya.
“Kalian bertiga ini sama aja nyusahinnya. Tinggal kamu sendirian yang disini. Jarwo dan Tony sudah pulang kemarin saat kamu tertidur pulas.”, ujar lelaki tersebut sembari memberiku teh.
“oh ternyata Ronie.“, ucapku sambil menyeruput teh.
Singkat cerita setelah kami berempat mabuk-mabukan, Ronie membawa kami kerumahnya karena rumah ronie berada di dekat cawet. Selain itu juga orangtua ronie sedang di eropa mengurus museum besar di Hungaria. Setelah beberapa saat, ada perasaan yang tidak enak didalam diriku yang ingin keluar. Secara reflek aku menyemprot teh tersebut ke muka ronie.
“oy Ron. Maksudnya apaan ini. Ini... teh manis kan?”, jawabku dengan nada agresif. Sebuah informasi aku tidak menyukai teh manis. Kenapa? Siapa orang bodoh yang berani-beraninya mencampur gula dengan sebuah teh? Gula itu sungguh mahal !!!
“elu yang brengsek maksudnya apa ini. Yang gua kasih itu teh tawar. Gua enggak sebrengsek itu”, jawabnya sambil mengusap mukanya dengan handuk kecil yang ia ambil entah darimana.
“eh, masak ? coba kucicipi pelan-pelan. Sruuup”
...........
“Ron.. maaf ye”
“BRENGSEKKKK. LWU GX THAU APP INGHI BAJOE ITUW HARGHANYA X.069.096???”
Nada bicara Ronie memang berubah jika ia marah. Nadanya menjadi lebih “bule”. Kudengar-dengar ia keturunan kerjaan eropa terdahulu.
“kaak udah dung jangan marah-marah terus. Entar aku takut”
“oke adikku tersayang”
“Dasar siscon.”
“MAKSUDLU APA HUH, MANUSIA TERLANTAR, DITOLAK WANITA, 2 KALI, LEBIH.”
“HUHHH, SISCON BRENGSEK. PANTESAN AJA YA GAK PERNAH PUNYA PACAR.”
“MAU BERANTEM? SINI AYO GUA LADENIN.”
“OKE KALO GITU, JANGAN BERHARAP ADIK KECILMU ITU AKAN MENYELAMATKANMU, SISCON.”
Lalu kami bertengkar layaknya anak kecil. Adik ronie hanya tertawa melihat kebodohan remaja kami. Ia terpaut 2 tahun dari kami. Walaupun sudah SMA, tetapi badannya terlihat masih seperti anak SMP. Dia tidak terlalu tinggi, hanya setinggi dada ronie, rambutnya sebahu, ia punya badan yang lumayan atletis, dan bibir lebar, alisnya tebal, hidungnya pesek. Bisa dibilang itulah alasan ronie bisa sangat siscon (over protective) dengan adiknya sendiri.
“omong-omong Kak Adam. Kenapa Kak Adam enggak minum teh manis?”, tanya adik ronie.
Seketika aku dan Ronie berhenti berkelahi. Ronie melepasku dan merapihkan kemejanya yang sudah tidak rapih lagi.
“ehem. Itu hanya kejadian masa lalu. Aku lupa detilnya gimana dek, soalnya udah lama banget kejadiannya.”, jawabku.
“udah dek jangan tanya masa lalu orang. Itu privasi mereka masing-masing. Kamu harus ingat itu.”, ucap ronie dengan nada memperingatkan.
“aku tahu kak emang masa lalu orang itu bagian privasi mereka. Ketika seseorang mengenal masa lalu mereka, kita bisa jadi lebih empati ke mereka kak. Karena dengan empati manusia bisa lebih terikat dan kita pasti bakal punya hubungan baik kak. Aku enggak mau punya musuh lagi kak. Huhuhuhu (sambil menangis tersedut-sedu)”.
“oke kalo gitu gapapa untuk adikku tercinta.”
Cepat sekali berubah pikirannya. Bucin (Budak Cinta) versi siscon memang beda ya.
“sebelum lu pulang Dam, boleh bicara sebentar ron di kamar gua?”, tanya Ronie dengan nada sopan dan terhormat.
Aku hanya mengangguk dan kami meninggalkan kamar adiknya. Sebenarnya jika aku menjadi kakaknya, mungkin aku dengan sekuat tenaga akan melindungi adik tercintanya (siscon). Soalnya gimana ya, dia imut banget. Tapi dari adiknya ronie, ada sesuatu yang mengganjal. Aku akan bertanya ke Ronie mengenai hal tersebut sesampainya di kamar.
Sesampainya dikamar Ronie, aku terpana akan keindahannya. Kamar ronie seperti kamar abad pertengahan para raja-raja. Terdapat foto keluarga tepat di atas kasur spring bed ukuran king size yang diberi kain penutup. Piano besar berada di pojok kamar dekat jendela. Kemudian terdapat Lemari besar kayu yang disampingnya kaca besar seperti di film cinderella. Karpet besar berbentuk beruang yang super lembut dan empuk menutupi sebagian besar lantai kamar ini menjadi tempat duduk kami berdua. seperti kamar raja saja.
Karena keindahan kamarnya aku hanya bisa berpikir, mungkin duid yang orangtuanya dapat berasal dari raja-raja terdahulu saking banyaknya. Setelah terlena menikmati keindahan kamar ini, aku langsung menghilangkan kegundah gulanaanku.
“adek lo namanya siapa Ron?’
“Sisca. Kenapa lu tanya-tanya HA?”
Akhirnya hilang sudah kegelisahan dalam hidupku. Aku mengerti kenapa ia siscon.
“Tapi omong-omong Dam, gua mau mastiin ini. Apa yang lo bilang pas mabuk itu beneran?”
“maksudnya? Emang gua bilang apaan pas gua mabok?”
“tentang lu enggak lulus ujian PTN.”
Gelisah rasanya untuk berbohong kepada teman. Gugup juga untuk mengakui hal itu. Aku hanya terdiam menunduk tanpa kata, menatap takdir didepanku ditemani oleh keringat dingin yang mengucur dengan derasnya. Ada 2 alasan kenapa aku tidak memberi tahu teman-temanku. Pertama adalah aku takut mereka memandang rendah diriku, dan kedua adalah aku takut mereka meninggalkanku. Aku takut jika sendiri, aku takut jika kejadian itu akan terulang lagi.
“iiiyyya gitu deh ron. Sssori ya gua ppulang dulu, belum pulang 2 hari gua belum pulang.”, jawabku.
“hmm gitu ya.... Emang sih lu belum pulang 2 hari ini. Lagipula enggak ada alesan buat nahan lu juga disini. Okey kalo gitu dam hati-hati ya.”
Tak ada perubahan dari ronie yang sudah mengetahui rahasiaku? Mungkin ia menyembunyikannya karena ia sekarang sedang di rumah. Jika ia sedang diluar akupun tidak tahu. Karena manusia selalu punya sisi berbeda yang ia tunjukkan ke beda orang. Mungkin mereka kira aku tidak ada beban, selalu optimis, dan hanya bisa merusuh. Tetapi didalamnya, aku ini justru terbebani kegagalan, selalu gugup, dan merusuh hanyalah hal untuk meluapkan emosi jiwaku ini.
“btw Dam, sebelum lu pulang gua cuma mau kasi tahu aja. Hanya gua yang tau, jadi rahasia ini aman.”, ujar Ronie.
Aku tidak terlalu mendengar ucapannya karena kehampaanku ini. Berjalan menuruni tangga berliku penuh kesah, meninggalkan pintu dengan ornamen emas yang kokoh dengan terpaksa. Sepertinya aku hanya bisa berpikir kalau ini adalah ujian, bukanlah azab. Takdir sial menimpaku berturut-turut. Entah apa yang akan kukatakan kepada kedua orangtuaku ketika aku dirumah.
Kumohon tuhan, jangan terlalu sakit.
Diubah oleh Hanz21 23-05-2020 20:03
i4munited dan jimmi2008 memberi reputasi
2
Kutip
Balas