Siapa yang menurut agan-agan semua layak masuk sosok inspiratif? 

Buat ane ya gan, sosok inspiratif itu adalah sosok yang sudah melakukan SESUATU dalam kehidupan mereka dan memiliki kontribusi nyata terhadap orang lain. 

Gak usah jauh-jauh deh, kontribusi ke masyarakat lingkungan dia tinggal aja. Itu orang yang inspiratif. 

Sayangnya, gak banyak yang mengangkat kisah-kisah pemuda Indonesia yang menginspiratif lewat aksi mereka masing-masing dan telah punya kontribusi nyata ke masyarakat di sekitar mereka. Jarang yakkk... bukannya gak ada sama sekali. 

Ane pernah nulis soal sosok wanita inspiratif sebelumnya kan. Nah kali ini ane mau share tentang sosok pemudanya. 

7 Pemuda Indonesia Inspiratif yang DO SOMETHING!

Pemuda-pemuda Indonesia ini baru ane tahu pas acara pemberian apresiasi SATU Indonesia Awards beberapa waktu lalu. Mereka ini padahal sudah lakukan banyak loh buat orang-orang di sekitar mereka sendiri. 

1. Nordianto Hartoyo Sanan

Pemuda Indonesia ini tergerak ketika membaca fakta hasil survey UNICEF 2015, yang mengatakan kalau Propinsi Kalimantan Barat adalah salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki tingkat pernikahan anak usia dini paling banyak di Indonesia. Karena itu dia membuat GenRengers Educamp (2016). 

Tujuan dari GenRengers ini adalah memberi edukasi kepada remaja di Kalimantan Barat tentang pernikahan usia dini dan seks di luar nikah. Kegiatannya termasuk mengajak anak-anak remaja untuk aktif dengan edukasi luar ruangan (biasanya kemping). Tagline komunitas ini: Remaja Berdaya, Remaja Berkarya. 



Kegiatan yang dilakukan itu termasuk Fun Games, materi kesehatan reproduksi remaja, kampanye stop perkimpoian usia anak, penggalian informasi atau identifikasi masalah remaja, penggalian ide dan solusi kreatif, GenRepreneurs (Entreprenuers Remaja), Mini Talkshow, serta GenRe Minat Bakat.

Kegiatan ini menghantarkan agan Nordianto menjadi salah satu penerima 9th SATU Indonesia Awards 2018 bidang Kesehatan dan juga relawan-relawan muda yang siap membantu edukasi tentang pernikahan dini ini. Keren kan gan

2. Meidy Fitranto dan Faris Rahman (Nodeflux)

Artificial Intelligence (AI) menjadi hal yang menarik dalam urusan teknologi. Namun tak banyak startup di Indonesia yang mengembangkannya. Karena itulah Meidy Fitranto dan Faris Rahman, lulusan Institut Teknologi Bandung ini mendirikan Nodeflux di 2016. 



Agan-agan ganteng ini melihat perkembangan teknologi dan infrastrukturnya di Indonesia dan merasa kalau ini kesempatan untuk menyediakan teknologi berbasis intelligent video analytics di Indonesia. Dengan deep learning dan computer vision, Nodeflux bisa menjadi teknologi tepat guna yang mampu bersaing secara global dari segi teknologi dan inovasi. 

Teknologi ini ya gan, sudah banyak disematkan di CCTV dan Jakarta Smart City yang bisa menganalisa objek serta wajah yang terekam. Keren... ane langsung inget serial Point of Interest di luar sana ataupun deretan film Bourne itu.. tul gak gan?

Karena karya mereka inilah, mereka mendapatkan apresiasi 9th SATU Indonesia Awards 2018 untuk kategori Kelompok bidang Teknologi. 

3. Azza Aprisaufa





Itu yang dilakukan oleh agan asal Aceh ini. Ketika lembaga bimbingan belajarnya - Saufa Center - menolak banyak lulusan sarjana yang ingin bekerja di sana, Azza Aprisaufa melihat bagaimana peluang untuk membantu mereka. 



Penggemar kutipan-kutipan motivasional yang sering dishare di instagramnya yang juga lulusan Teknik Informatika, akhirnya membuat aplikasi Saufa Center. Konsep aplikasi ini mirip dengan GO-Jek yang mempertemukan para lulusan (penyedia jasa) dengan yang membutuhkan jasa mereka. 

Melalui aplikasi buatannya ini, pemuda indonesia yang menginspirasiini berhasil membantu banyak lulusan sarjana dan pasca sarjana di sekitarnya mendapatkan penghasilan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Juga membantu masyarakat yang membutuhkan jasa. 

Aplikasi ini pun memuat beragam pilihan jasa, mulai dari jasa konsultasi hingga ke jasa pengeboran sumur. Harapannya sih, aplikasi ini bisa sampai ke seluruh Indonesia. 

Bantu sundul yuk gan biar penerima 9th SATU Indonesia Awards 2018 bidang teknologi ini bisa mewujudkan mimpinya. 

4. Narman





Kira-kira, itu sih yang ane dapatkan ketika membaca kisah pemuda yang satu ini - Narman. Sosok pemuda yang tinggal di Kampung Marengo, kawasan Baduy Luar ini mampu mendapatkan ilmu dan skill  layaknya pendidikan formal. Padahal, adat Baduy tidak memperbolehkan warganya mengenyam pendidikan. 



Semangat belajar Narman ini membuatnya belajar dari sekitarnya dan kemudian mendapatkan apa yang dibutuhkan. Lalu, tak terhenti di sana, dia bahkan menjadi inspirasi dengan menerapkan apa yang didapatkannya itu untuk membantu masyarakat Baduy sekitar. 

Dia membuat baduycraft.com sebagai sarana promosi kerajinan tangan khas Baduy yang dihasilkan masyarakat sekitarnya. Promosi digital pun dilakukan menggunakan apa yang dipelajarinya sendiri - tanpa melalui pendidikan formal. Bahkan, untuk melayani pesanan online ataupun promosi itu, kang Narman harus ke Ciboleger - 2 km dari tempat tinggalnya itu hanya untuk koneksi internet. 

Ane jadi merasa malu karena sering pesan online karena malas jalan beli... pantas lah ya kalau kang Narman ini menjadi penerima 9th SATU Indonesia Awards 2018 untuk bidang kewirausahaan. Semangat belajar dan mengembangkan usahanya ini sungguh keren kan gan. 

5. Franly Aprilano Oley

Penjaga hutan - itu panggilan untuk Franly Aprilano Oley. Kepala Desa muda yang satu ini aktif melindungi hutan di kawasan Merbabu. Bahkan tidak jarang agan Franly terjun langsung membersihkan wilayah itu. 



Agan yang satu ini menyadari kalau perekonomian warga sekitar tergantung pada keberadaan Hutan Lindung Sungai Lesan. Karenanya, ketika terpilih menjadi Kepala Desa periode 2011-2017, dia mengajak warganya untuk menjaga hutan ini tanpa harus menggadaikannya menjadi sawit. 

Edukasi tentang pentingnya lahan ini dan juga apa yang bisa didapatkan oleh masyarakat rupanya tidak sia-sia. Pengelolaan hutan pun didapatkan pada 2012 dan kini menjadi Desa Wisata Merbabu yang merupakan salah satu rekomendasi Lonely Planet.  

Jarang ya gan ada Kepala Desa yang mau turun langsung seperti agan yang satu ini. Pantaslah kalau aksinya ini membuatnya menjadi penerima 9th SATU Indonesia Awards 2018 bidang Lingkungan Hidup. 

6. Mohamad Hanif Wicaksono





Agan-agan setuju gak? Agan Hanif setuju untuk hal ini. Pemuda Indonesia kelahiran Blitar ini telah melihat sendiri keragaman alam di Kalimantan Selatan. Dia melihat buah Limpasu, sejenis mangga yang bentuknya kecil namun rasanya mirip kedondong. Ada lagi, buah Luhung. Sejenis durian yang kulitnya berwarna merah. 



Sayangnya, masyarakat lokal sana pun banyak yang tidak tahu akan flora khas ini. Karenanya, agan keceh ini membuat program Tunas Meratus sejak 2012 kemarin. Dengan program ini Hanif fokus dalam mengumpulkan, mendokumentasikan, membibitkan, dan membudidayakan tanaman buah asli Kalimantan. Selain itu juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian sumber daya plasma nutfah Kalimantan.





Inilah yang membuatnya terus mengumpulkan bibit buah langka dan juga mempelajari cara membudidayakannya. Ini juga yang membuatnya menjadi penerima 9th SATU Indonesia Awards 2018 bidang Lingkungan. 

Semoga harapan agan Hanif membentuk Desa Agrowisata bisa berhasil ya... dukung terus yuk gan! 

7. Surya Dharma





Kutipan dari Nelson Mandela itu selalu bikin ane bergidik. Bergidik bukan karena masalah "senjata" ya, tapi karena memang benar kok. Pendidikan itu penting banget untuk masa depan. 

Mungkin itu juga yang membuat agan Surya Dharma menjadi seorang guru di kota Palu. Sayangnya, di sini pula, agan muda ini menemukan fakta menyedihkan. 

Banyak anak-anak muda di Palu yang putus sekolah dan bahkan tidak bisa tuntas belajar 12 tahun (sampai Sekolah Menengah Atas) dengan beragam alasan. Ada yang karena kendala biaya dan ada juga karena kendala keluarga. Ane jadi bersyukur masih bisa sekolah. Ente juga kan gan? 



Karena kondisi inilah, agan Surya Dharma membuat program Tuntas Belajar 12 Tahun. Bersama istrinya dan para relawan dari Universitas Tadulako, agan yang satu ini mengajar Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa indonesia dan beberapa pelajaran lainnya. 

Selain itu, agan Surya Dharma juga menyisipkan ilmu yang mengasah kreativitas seperti mengoperasikan komputer, membuat berbagai karya dari barang bekas dan juga fotografi. 





Sekarang ini, program agan Surya telah memiliki 100 murid dan 80% alumni diterima bekerja di perusahaan. Kondisi gempa PALU kemarin rupanya tidak menghentikan semangat agan Surya untuk berbagi ilmu dan apa yang dia bisa. Bahkan tempat belajar Program Tuntas Belajar 12 Tahun dijadikan tempat menampung pengungsi korban gempa tersebut. Semoga agan Surya bisa membangkitkan kembali semangat belajar para muridnya setelah gempa kemarin ya. 

Kegiatannya inilah yang membuat agan Surya Dharma mendapatkan apresiasi 9th SATU Indonesia Awards 2018 bidang Pendidikan. Bantu agan Surya yuk.... 

Ketika mendengar kisah-kisah mereka ini, ane sangat terharu dan gak jarang merasa malu sendiri... 

Mereka ini pemuda-pemuda keren yang sudah melakukan aksi nyata untuk orang sekitarnya - kadang gak jarang mengorbankan apa yang dimilikinya. Ane teringat satu kutipan dari salah satu Presiden Amerika dulu.... 





Jujur nih gan... ane ngerasa belum ada kontribusi apa-apa buat negara ini tapi udah banyak nuntut ina inu. Rame di sosmed ngomongin soal negara ginilah, negara gitulah. Pas baca cerita 7 pemuda penuh inspirasiini, ane langsung ngerasa gak ada apa-apanya - ini sih pemikiran ane sendiri ya gan. 

Kalau ente gimana? Menurut ente, orang-orang ini memang pantas disebut sosok inspiratif gak? Atau ente ada kenal orang-orang kayak mereka? 

Sumur: SatuIndonesia