Uang Emas !! Mungkin agan dan sista berfikir uang emas hanya ada di masa lalu sebagai alat pembayaran yang nilainya lebih stabil. Memang nilai tukar emas sebagai alat pembayaran di nilai lebih menguntungkan dibandingkan dengan uang kertas yang saat ini ada.



Mengapa emas di anggap lebih berharga lalu dijadikan alat pembayaran dari masa ke masa ? Menurut akang Archimedes (300 SM) ia telah membuktikan bahwa emas bisa dideteksi tanpa merusak dan hanya dengan menggunakan air tawar biasa. Karena sebenarnya emas dengan rumus kimianya Au bukan termasuk logam yang aktif maka emas tidak terpengaruh oleh air dan udara. Logam mulia itu tidak seperti besi atau logam lainnya, karena emas tidak bisa berkarat.

Nah alat pembayaran emas yang di buat menjadi koin dalam catatan sejarah, pertama kalinya dibuat pada masa Raja Croesus dari Lydia, sebuah kerajaan kuno yang terletak di barat Anatolia, sekitar tahun 560 SM. Hingga akhirnya berlanjut hingga masa ke masa baik zaman romawi maupun zaman emasnya Islam yang disebut Dinar.



Hingga akhirnya uang dalam bentuk koin emas ini diganti menjadi uang kertas yang nilainya sangat tak berharga, maka itu bila terjadi inflasi nilai mata uang suatu negara akan hancur dengan sempurna. Uang kartal atau kertas sebenarnya memang menjadi alat pembayaran yang buruk, terutama rentan permainan para pemain tak kasat mata yang berbisnis mata uang dunia, mungkinkah Bank Indonesia kembali membuat terobosan koin emas dan juga perak dimana nilai harganya di anggap lebih stabil dibandingkan uang kertas ?



Sekarang kamu akan saya ajak untuk mengenang masa lalu bagaimana nilai tukar rupiah yang perlahan merangkak naik, dahulu di tahun1980 an Rp 25 masih bisa beli kerupuk, kemudian saat ini ada peningkatan harga kerupuk di tahun 2018 menjadi Rp 1000, bayangkan nilai kerupuk menjadi lebih mahal harganya melonjak beberapa kali lipat dari masa lalu. Lambat laun dengan pasti harga kerupuk yang ada di negara ini akan semakin banyak angka dibelakang dari nilai satuan di awal. Hal itu terjadi karena permainan dari bank dunia yang memberikan efek yang ditanggung oleh negara berkembang ini.



Untuk itu adakalanya pemerintah Indonesia pun tahu harus ada koin berupa emas agar alat bayar ini lebih tahan lama dan nilainya tak hancur seperti uang kertas.

Hingga dibuatlah beberapa koin emas untuk alat bayar yang nilainya lebih stabil, namun alasannya adalah uang ini dibuat lebih digunakan untuk memperingati peristiwa penting, tujuan tertentu, koleksi, atau untuk souvenir/oleh-oleh. Maka jumlahnya pun sangat terbatas, bahkan koin inipun menjadi incaran penghobi uang lama.

Dan inilah beberapa koin emas yang pernah dibuat oleh pemerintah Indonesia.



Uang koin pecahan Rp 5000 edisi tahun 1945-1970 yang terdapat gambar Garuda dan arca.

Bahan:

Logam emas kadar 900/1000
Berat 68 gram
Diameter 30 mm



Uang koin pecahan Rp 10.000 edisi tahun 1945-1970 yang terdapat gambar Garuda dan Penari wanita.

Bahan:

Logam emas kadar 900/1000
Berat 68 gram
Diameter 40 mm



Uang koin pecahan Rp 20.000 edisi tahun 1945-1970 yang terdapat gambar Garuda dan ukiran Garuda Bali.

Bahan:

Logam emas kadar 900/1000
Berat 49,37 gram
Diameter 50 mm



Uang koin pecahan Rp 25.000 edisi tahun 1945-1970 yang terdapat gambar Garuda dan Jend.Sudirman.

Bahan:

Logam emas kadar 1000/1000
Berat 8 gram
Diameter 26 mm



Uang koin pecahan Rp 85.000 edisi tahun 1995 yang terdapat gambar Garuda dan Presiden Soeharto.

Bahan:

----------



Uang koin pecahan Rp 100.000 edisi tahun 1974 yang terdapat gambar Garuda dan Komodo.

Bahan:

Logam emas kadar 900/1000
Berat 33,437 gram



Uang koin pecahan Rp 125.000 edisi tahun 1990 yang terdapat gambar Garuda dan Gedung Juang.

Bahan:

Logam emas kadar 23 karat
Berat 8 gram
Diameter 20 mm
Ketebalan 1,6 mm
Teknik Cetak proof



Uang koin pecahan Rp 150.000 edisi tahun 1999 yang terdapat gambar Garuda dan Anak naik kuda lumping.

Bahan:

Logam emas kadar 0,999
Berat 6,22 gram
Diameter 22 mm
Teknik Cetak proof.



Uang koin pecahan Rp 200.000 edisi tahun 1987 yang terdapat gambar Garuda dan Badak.

Bahan :

Logam emas kadar 917/1000
Berat 10 gram
Diameter 25 mm
Teknik Cetak proof.



Uang koin pecahan Rp 250.000 edisi 1990 yang terdapat gambar Garuda dan Kepulauan Indonesia.

Bahan:

Logam emas kadar 23 karat
Berat 17 gram
Diameter 25 mm
Ketebalan 2,2 mm
Teknik Cetak proof.



Uang koin pecahan Rp 300.000 edisi tahun 1995 yang terdapat gambar Garuda dan Presiden dan Rakyatnya memperingati HUT RI ke-50 tahun.

Bahan:

Logam emas kadar 23 karat
Berat 17 gram
Diameter 25 mm
Ketebalan 1,85 mm.



Uang koin pecahan Rp 500.000 edisi tahun 2002 yang terdapat gambar Garuda dan Bung Hatta/Bung Karno.

Bahan:

Logam emas kadar 0,99
Berat 15 gram
Diameter 28 mm untuk Bung Hatta dan 28,2 mm untuk Bung Karno
Teknik cetak proof.



Uang koin pecahan Rp 750.000 edisi tahun 1990 yang terdapat gambar Garuda dan Logo Dewan Harian Nasional angkatan 45.

Bahan:

Logam emas kadar 23 karat
Berat 45 gram
Diameter 35 mm
Ketebalan 3,1 mm
Teknik Cetak proof.



Uang koin pecahan Rp 850.000 edisi tahun 1995 yang terdapat gambar Garuda dan Suharto.

Bahan:

Logam emas kadar 23 karat
Berat 50 gram
Diameter 35 mm
Ketebalan 2,78 mm
Teknik Cetak proof.

Itulah beberapa koin emas yang di produksi oleh pemerintah Indonesia, namun sesudah zaman orde baru tumbang belum ada lagi koin emas yang di cetak. Padahal perlu untuk mencetak koin emas walau alasannya untuk anniversary dan sebagainya, bila inflasi tinggi koin emas tentu saja akan masih bernilai walau nilai nominalnya tidak sesuai, maka akan dihitung dari berat harga emas saat inflasi terjadi.

Mungkinkah Indonesia memproduksi kembali koin emas dan perak untuk alat pembayaran, serta menghilangkan uang kertas yang tak berharga ? Dimana nilai logam mulia emas relatif stabil harganya di pasaran. Apakah bank dunia akan marah bila itu terjadi ? Silahkan apa yang terjadi menurut agan dan sista, kalau uang emas menjadi alat pembayaran di Indonesia ??

Monggo serupuutt gan



referensi