• Beranda
  • ...
  • Audio & Video
  • Ulas singkat : (PART DUA) Cerita project - Speaker DIY & Mini amplifier Kentiger

audiofunAvatar border
TS
audiofun
Ulas singkat : (PART DUA) Cerita project - Speaker DIY & Mini amplifier Kentiger
PART DUA
Selamat pagi / siang /malam buat agan dan sista semua ...
 
Berikut adalah lanjutan tulisan ane yang sudah dibuat sebelumnya, yang jika ada waktu agan atau sista bisa baca di threat ane sebelumnya di PART SATU, silahkan click link berikut : PART SATU

 
Mohon maaf, PART DUA agak lama di upload karena ada sedikit kesibukan ane …
 
Kali ane akan lebih tertuju pada uji dengar Speaker DIY ane tersebut … sebut aja SBX-One (Speaker Box eXperiment) he… he… biar gampang nyebutnya ! Dan  Mini Amplifier Kentiger !
 
Dan setelah SBX-One tersebut sampe di rumah, tinggal ane yang bersungut-sungut lagi. Ini speaker bentuknya pasif speaker … jadi  kudu ada power amplifier  supaya ngangkat alias bisa bunyi !  Nah, yang ane kepikiran adalah budget lagi .. wah gimana nih ? Mau buat sendiri ane kagak ngerti tentang dioda, elco, trafo dan temen2-nya itu … kalo beli juga mikir-mikir tentang harganya.
 
Karena project awal semua informasi berasal dari mbah kakung Google, kali ini pun ane mempercayakan pada beliau kembali. Meluncur lagi … puter-puter …. Klak-klik word search … mondar-mandir visit ke toko online … bolak-balik ke toilet (karena kelamaan duduk) … maju-mundur web site audio … cari-cari tentang amplifier (yang ekonomis !) Daaannn …. akhirnya ketemu sesuatu yang terkait diantara beberapa toko online itu … sesuatu produk yang berjudul : mini amplifier.

Dari beberapa hasil search word tersebut muncul produk bernama Lepy, Kentiger dan class D amplifier.
Lepy dan Kentiger mini amplifier yang sebetulnya untuk keperluan untuk Car atau Motorcycle amplifier, tapi kalo dilihat petunjuknya dapat juga berfungi untuk home audio amplifier dengan adaptor DC sebagai sumber listriknya. Ane agak surprise juga ternyata 2 produk ini banyak bertebaran di lapak online dan sudah ane duga sebelumnya … ternyata memang buatan negerinya Oom Jet Li ... China !
 
Saking banyaknya … harganya pun macem-macem banget di lapak online, padahal dengan produk yang sama ! Ane gak bahas class D Amplifier ya … (yang bentuk sudah full casing) karena harganya masih diatas Lepy or Kentiger, tapi memang sepertinya memang lebih bagus sih !
 
Oh ya kenapa ane naksir Lepy and Kentiger, karena 2 produk ini punya type yang full radio dan punya colokan USB/SD Card, jadi paling tidak dengan mini ampli ini kita sudah bisa putar music tanpa sorce lainnya (DVD player/DAP) … jadi tinggal disandingkan dengan SBX-One, bunyi dah tuh speaker !
Oh ya juga kenapa ane tertarik karena Lepy dan Kentiger juga punya potensio treble dan bass (seperti ulasan pada Part Satu sebelumnya kata si perakit SBX-One klo bass speaker fullrange BOA cenderung nge-bass, jika ada potensio treble pasti akan lumayan membantu nada tingginya) dan punya daya output 20 watt (gak jauh beda dengan daya SBX-One = 25 watt) dan mempunyai tegangan listrik 12 V ! Secara ane punya adaptor DC 12 V bekas waterpump aquarium yang gak kepake lagi, jadi adaptornya ndak perlu beli lagi ! Irit lagi, he.. he.. he..
 
Setelah mantap penetapan produk, ane cari harganya yang paling murah diantara lapak2 online yang ada. Akhirnya puter-puter lagi … gak lama, Eeeh nemu yang murah nih, ampli mini merk Kentiger … dengan harga hanya -+ 100k saja, tapi check lagi ternyata dikirim langsung dari China. Woaaaalaaa … pasti lama nih pikir ane, karena harus di-improt .. eh import tapi murah sih ! Tanya si pelapak untuk kepastian stock, Ok akhirnya ane putuskan aja beli karena harga yang sesuai budget (ane sudah browsing  sebelumnya juga di youtube tentang ampli ini, so far tanggapannya bagus, bahkan orang Rusia dan Jerman ikut juga bikin ulasan unboxingnya … tau darimana ane negara asalnya. ? Ya dari suara si pengulas yang pake bahasa aneh bin ajaib) Walau plus ongkir, tapi biaya masih acceptable. Ok transfer bayar and wait ……
 
Jam berganti jam, hari berganti hari, minggu berganti minggu, akhirnya ….. yang ditunggu2 sampe juga orderan ane 3 minggu kemudian setelah ane bayar !
 
Amplifier Kentiger
Mini amp ini benar-benar dalam ukuran mini dan enteng banget … dimensi dibandingkan dengan uang koin 500 perak. Tapi yang membuat menarik adalah ternyata juga dilengkapi dengan remote control, wuuiiih, dengan harga -+ 100k gini dapat amplifier dengan remote … sesuatu bangedd ! Dan juga tersedia antena almunium model tarik pula  … jadi inget kayak radio transistor jadul ! Tapi harus diakui cetakan casing terpasang rapi, presisi dan solid, terbuat dari logam metal tipis sepertinya.


Di depan tampak 3 tombol putar : potensio bass, potensio treble dan potensio volume yang sekaligus sebagai saklar On – Off. Adapula beberapa tombol tekan seperti play, forward dan backward track dan juga tombol MODE (ternyata ampli ini selain berfungsi sebagai pemutar USB/SD Card saja, tapi sebagai radio dan power amp dari source lainnya) Dan juga didepannya terdapat slot untuk USB dan SD/MMC Card serta tampilan display kecil didepannya … untuk ukuran mini tampilan depan fitur ini cukuplah komplit. Tapi di kiri atas juga terdapat beberapa lampu indicator berjumlah 8 biji … ane kurang paham fungsinya karena menurut ane sudah ada display didepan buat apa juga lampu indicator sebanyak itu ?


Dari belakang tampak terminal jepit speaker standard, yang cukup bikin surprise ternyata tidak hanya input RCA saja sebagai Audio-In ternyata terdapat input jack mini stereo yang tertulis untuk MP3 … ane paham pasti ini utk pengunaan source Smartphone, paling tidak dengan adanya 2 model input AUX ini memberi kebebasan untuk source audio … juga terdapat input power untuk adaptor DV 12 V – 5A dan yang terakhir dan tak kalah penting yaitu antena tarik … jujur saja ane agak terganggu dengan tampilan ini, jadul banget !


Oh ya sebelum lanjut ke speaker SBX-One, ane juga cari kabel interconnect dari Kentiger ke speaker. Yang pernah ane baca di suatu artikel bilang kalo kabel speaker semakin besar ukurannya maka semakin bagus pula menghantar arus audionya alias bagus pula suaranya, tapi di forum lain ada yang menyatakan tidak demikian juga … tapi ane punya keyakinan sendiri dan meng-analogi-kan sendiri, misal selang air ukuran besar pasti airnya akan makin banyak pula, sory kalo salah yak !
Akhirnya ane cari lagi di toko on-line, kabel speaker terbesar yang mampu ane beli ! Eh ... ketemu lagi, merknya kabel Mignova USA dengan ukuran kabel 10 AWG … semeter cuma Rp 15.000,- … Oke cuussss ane order !


Orderan tiba dan ane kupas kabel tembaga, oke bener2 besar … jauh dari rata2 yang pernah ane pake, mungkin biasanya ane cuma pake yang  16 – 18 AWG (nilai AWG semakin kecil maka diameter kabel akan makin besar)

Speaker SBX – One
Seperti pada ulasan pada PART SATU sebelumnya bahwa speaker ini adalah menganut system Transmission Line (berongga/berliku) sekaligus penganut system Fullrange (mono driver), sebetulnya memang rasa penasaran ane akan system Transmission Line akan effect bassnya yang menjadi niatan awal, dan dengan system Fullrange inilah maka ongkos lain bisa ditekan (crossover dan speaker tweeternya) dan karena awal konsep ane memang concern di budget maka dari itu ukuran box ane konsep ke arah bookshelf bukan ke speaker tower (itu aja alasannya). Maka tampilan jadinya seperti ini dengan dimensi P x L x T = 40 cm x 15 cm x 40 cm, dengan adanya “lubang port” seperti tampak di foto. Tampilan speaker memang polos saja tanpa lapisan Vinyl demi menghemat ongkos buat, toh nanti bisa request ke si perakit lagi jika ada rezeki nanti.


SETTING
Amplifier : Kentiger 2.0 channel
Speaker : SBX-One
Kabel Speaker : Mignova USA 10 AWG
Source : Flashdisk isi MP3 (quality : 326kbps)
 
 
UJI DENGAR AWAL
Kali ini ane memang menguji dengan materi MP3 saja, karena ingin menguji dengan source yang rata2 dulu, maksud ane jika hasilnya bagus pasti akan bagus dengan format Flac atau source CD/DVD.  Tapi kalo memang hasilnya jelek, ya sudah nasib dah !
 
Oke peletakan ane setting seperti ini, dengan jarak antar speaker sekitar 80 cm-an … maaf karena darurat belum punya rak audio maka speaker taruh di lantai aja. Dan maaf  sebelumnya kuping ane kategori kuping panci, jadi gampang baper banget pada suatu kondisi … sekali lagi mohon maaf klo impresinya ternyata berbeda dengan agan2 sekalian. Ini hanya berdasarkan dari pendengaran ane semata …





Impresi pertama saat saklar On – Off diputar bagus, karena tidak ada bunyi “jedug” pada speaker, klo amplifier DIY standard lainnya mungkin akan keluar tuh suara ! Potensio treble dan potensio bass diputar flat hingga arah jam 12, potensio volume diputar ke arah jam 12 juga, hasilnya …. Woowww, cukup kaget ane mendengar, powernya cukup menonjok alias powerfull untuk daya 20 watt. Eh ternyata 8 lampu indicator juga ikut nyala nih waktu lagu diputar … ternyata bergantian pula nyalanya. Anjriittt, ane liatnya malah kayak lampu dangdut … terang banget dan bergantian ngikutin musiknya, Gak banget dah !
Oke abaikan saja lampu dangdutnya …

Lagu DAVE KOZZ (You Make Smile) menyemprot dengan lantang dari speaker, bahkan terlalu lantang untuk di nada middle/flute, untuk nada high juga terasa tidak transapran seperti ada selaput yang nutup depan speaker (wah, ini yang ane khawatirkan dengan driver yang murah-meriah). Ane akui suara cenderung berkarakter sengau untuk nada middle-nya … (hmmmm ndak apalah, ini yang musti ane terima dengan ke-ikhlasan level dewa)

but wait !!! 

Ketika masuk nada low speaker ini terdengar berbeda … nada bassnya sangat bertenaga dan bebas dengung … (bingung ane menggambarkannya) bass terdengar padat dan dalam … kagak puas potensio bass ane putar lagi hingga arah jam 15 dan volume ane keraskan lagi (kali ini pake remote … angka tekan terus hingga point 20 di display … maximum point 28) … bener2 mukul dan dalem bassnya, powerfull !!!

Ane penasaran kali ini pake lagunya INNA (penyanyi Rumania, music genre hip-hop masa kini) dengan lagu Ruleta dan Yalla, benar dugaan ane … dentuman bass bisa dikata terdengar menghentak dan solid bahkan menggetarkan lantai. Ane sampe garuk2 kepala kagak percaya, padahal hanya dengan ukuran 4 inch tapi rasanya seperti pakai driver woofer 8 -10 inch ! Ok lanjut pake lagunya FOURPLAY lagu Max O Man lagu favorite ane … bass guitar dan bass drum terdengar rapi, padat dan enak di kuping, gak ada bass mbleber ! First Impressionnya benar2 salut pada nada bass, untuk nada middle dan high memang masih kurang, apakah mungkin memang speaker BOA memang cenderung nge-Bass sehingga ketika bertemu dengan konsep Transmission Line bunyi bass cenderung lembut.

Ane penasaran lagi … ane convert file movie trailer Pasific Rim 2 dan Black Panther dari Youtube ke format MP3 untuk dicoba, dan hasilnya ….. bass terdengar heboh menggelegar menggetarkan lantai, bener-bener seperti pakai speaker subwoofer sendiri. Jujur takjub ane … mungkin inilah kelebihan system Transmission Line !
Tapi harus ane akui karakter speaker ini sepertinya lebih enak buat music ketimbang buat film, masih kerasa gak enak banget untuk nada high dan middle … untuk lagu vocal cenderung sengau (sebelum beli ini speaker ane sudah memantapkan hati, apapun yang hasilnya harus dengan besar hati ane menerima dengan ikhlas karena memang konsep awal adalah budget yang utama bagi ane)

Gak kurang semangat, masih ada satu harapan … burning ! Lalu cari aplikasi burning di Play Store … Haaaaa … dapat ! Namanya ToneGen (Audio Test Tone Generator) … Oke, unduh dan mainkan ! Tampilan screen ToneGen seperti pada gambar, ane putar bolak-balik nada menjuat-juit dari nada tinggi hingga rendah (20 Hz – 20 KHz).



Untuk lamanya burning berdasarkan yang pernah ane baca memang ada pakem yang bilang 100 jam, 500 jam dan lain2, tapi ane cuma burning 2 X 3 hari … itupun hanya dari jam 11 malem sampe 5 pagi (6 jam), itupun speaker taruh di ruang tamu supaya bunyi speaker gak ganggu anak2 dan istri tidur karena jika saat burning suaranya memang tidak nyaman untuk didengar. Dan jika hari Sabtu-Minggu ane putar aja radio dari pagi sampe sore, jadi denger music dari radio sambil lalu saja tanpa nge-jogrok depan speaker untuk dengarnya. Oh ya, untuk hasil radio hasilnya standard saja, kayak radio transistor biasa saja … kemudahannya hanya scanning channel yang sudah digital.
 
UJI DENGAR AFTER BAKAR …
Setelah proses burning tonegenerator selama 3 X 6 jam = 18 jam dan putar suara noise radio selama 3 X 6 jam = 18 jam, plus putar lagu2 MP3 kesukaan ane sembari dengar sambil lalu saja saat pulang kantor (sempet agak nge-drop juga ane ketika hasilnya kurang sesuai harapan, kecuali bassnya yang sudah sreg dengan hati ane). Kini saatnya mendenger secara serius … nge-jogrok depan tuh speaker !
 
Ane putar aja lagu FOURPLAY (Bali Run)… hmmm untuk nada middle lumayan tidak terlalu sengau lagi (masih ada tapi sudah jauh berkurang … alhmadulillah !!) untuk nada bass ane dengar lumayan lebih “rapi” dan “rapat”, maksudnya suara bass dan bass betot lebih mengalun enak di kuping … sorry ane agak kurang bisa menjelaskan ini !  Penasaran ane coba lagi dengan music dengan karakter vocal penyanyi dari Vietnam :  J.FLA – Havana …. Oke vocal sudah berkurang sengaunya, suara memang cenderung lepas (tapi ane malah suka karena artikulasi kata jadi lebih jelas), nada tinggi jadi lumayan detail walau masih kurang transparan … mungkin karena karakter fullrange ini yang memang begitu. Nah … ini yang ane suka begitu masuk sentakan bass di lagu Havana ini ane akui bassnya terasa makin dalam dan bertenaga serta lumayan empuk tanpa buntut !
 
Masih penasaran ane putar lagu DAVE KOZ lagi (You Make Smile) … gak lama puter, eh ane denger ada yang lain nih, ane denger lagi dengan seksama …. Ane hayati lagi, nah ini dia ! Ternyata sensasi sound-nya lebih terasa ke samping kanan dan kiri, wuiihh lumayan dapat nih bedanya, lebih wide !
Penasaran lagi dan untuk membuktikan itu, ane coba lagi pake soundtrack demo sound Dolby dengan tema : Leaf dan Conductor (lagi2 pake format MP3 tapi ane percaya walau pake format Mp3 dan cuma stereo pasti ada efeknya) dengan volume hingga 20 point hasilnya  ….. Woaaallaa, efeknya soundnya lebar banget !! Jadi kayak home theater tanpa layar …. suara efeknya me-ruang cukup lebar ditambah lagi dentuman low bass-nya menggelegar menggetarkan lantai (bini ane sampe protes waktu ane test dengan volume itu, berisik katanya !) Jujur aja ane masih gak percaya dentuman bassnya berasal hanya dari speaker 4 inch doank !  Wuihhhh, sedap dah … ala home theater ! (tapi ini ane juga tidak bisa pastikan, apakah memang materi soundtracknya yang jempolan atau memang speaker ane yang lumayan bagus after burning).
Dulu pernah bikin speaker 3 way dgn woofer 8 inch bassnya gak powerfull kayak gini, bahkan pake power 50 watt ..

Untuk menghindari kesan sengau di vocal, ane lebih sering putar2 lagu non-voice ... like jazz or instrument.

Catatan : tapi after 4 bulan berjalan, kesan sengau ternyata ane rasakan sudah menghilang dan kesimpulannya menurut ane :
- Memang konus speaker yg makin lama makin lentur dan terbiasa dengan ritme musik (konus speaker BOA memang model keras & rigid, mungkin itu juga yg membuatnya butuh waktu utk lebih luwes & soft) atau .....
- Kuping ane yg lama2 kompromi dan beradaptasi dgn kondisi itu ?

But, whatever-lah ! Yang penting ane bisa nikmati dengan sepenuh hati...
 
KESIMPULAN VERSI ANE

AMPLI KENTIGER
Plus : Dengan casing yang cukup solid serta daya 20 watt ampli cukup bagus menyalurkan power ke speaker SBX-One (25 watt), dilengkapi potensio bass & treble memudahkan penyesuaian nada high dan low, serta AUX tersedia input RCA dan input jack 3.5 mm  memudahkan source apapun terhubung kedalam unit ini. Input USB/Flashdisk menjadi variasi yang menarik untuk source yang praktis selain radio yang juga sebagai alternative source lainnya. Suara cukup detail dan jernih, average high, mid and low masuk kategori sangat compromise, sangat bisa diterima oleh kuping ... gampangnya, bisa membuat senang si kuping panci ini !
Minus : Tidak ada koneksi Bluetooth, casing sangat ringan jika tidak disekrup (tersedia lubang sekrup) ke meja maka akan mudah bergeser, bahkan jika yang tersenggol kabel speakernya.
-> Dibandingkan dengan harganya, hasil audionya cukup bagus dan dapat dipertanggungjawabkan.

Oh ya satu lagi lupa, ampli ini punya 4 set mode equalizer yg bisa dicoba (mantabzz nih, kecil gini punya juga fasilitas ini lho ?) ... tapi ane lebih suka di OFF aja, alias gak pake. Karena ketika dicoba malah makin aneh dengernya !

SPEAKER SBX-One
Plus : Nada middle yang lepas cenderung lantang, vocal yang jelas, efek wide yang lebar cukup terasa pada lagu/soundtrack yang cukup memilki instrument music yang banyak. Dan nada bass yang sangat powerfull, dalam, empuk dan punchy (=dibandingkan dengan ukuran inch speakernya itu sendiri) sangat surprise di kuping ane !
Minus :  Karakter nada middle yang cenderung sengau dan nada tinggi yang masih terasa tertutup (dengan burning adanya arah perbaikan yang cukup progresif serta adjust treble & bass membantu perbaikan performa suara secara keseluruhan).
-> Box dengan konsep transmission line membuat low bass menjadi sensasi yang berbeda ... sangat menyenangkan.

TAMBAHAN
Rasa tidak puas masih terbersit didalam hati kecil ane, akhirnya ane mikir terus apa yang bisa dioptimalkan tapi tidak keluar dari jalur budget !
Mikir...mikir...mikir...mikir... Ahaayyy ! ... ane ingat ... ternyata ada yang tidak sesuai dengan spesifikasi pabriknya ! Apa itu ? ... Yupp, masalah adaptor listriknya !!! Ulalaaaa, ane masih pake adaptor bekas aquarium ! Masih pake yang 2 Ampere ....

Setelah beberapa waktu menggunakan adaptor 12V 2A yang bekas jet pump aquarium ....


akhirnya ane memberanikan diri untuk membeli (sudah terkumpul dana sedikit-demi sedikit), ya membeli adaptor yang sesuai dengan buku petunjuknya yaitu : adaptor 12V 5A ... dan ketemu juga dengan harga ekonomis dari sekian banyak pilihan di lapak on-line.


HASILNYA
Wowww ..., ada perbedaan cukup signifikan rupanya ! Suara lebih open dan maju, volume yang tadinya diputar pada arah jam 12 terdengar kencang, sekarang cukup pada arah jam 10 sudah terdengar kencang. Dan ternyata ketika diputar pada arah lebih jam 12 suara terdengar sangat stabil ... sebelumnya jika diputar lebih dari arah jam 12 suara terdengar kedodoran, sedikit terdengar naik turun ... tidak stabil, jadi kurang nyaman dengarnya. Ternyata listrik/power juga tidak bisa dipandang sebelah mata !

Demikianlah ulasan ane, mohon maaf sebelumnya ane bukan pakar audio ... ane cuma penikmat audio saja, semua analisa berdasarkan dari kuping panci ane yang masuk ke bathin dan otak ane yang cekak ini !

Mohon maaf jika ada salah-salah kata dan salah analisa lainnya, ane hanya ingin share saja !

Maaf ... maaf ... maaf !
emoticon-Nyepi

Wassalam .....












Diubah oleh audiofun 27-03-2018 10:58
0
9.1K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Audio & Video
Audio & Video
icon
9.8KThread4.6KAnggota
Tampilkan semua post
audiofunAvatar border
TS
audiofun
#8
ini cuma 20 watt sih, kudu lihat juga watt di speaker philips-nya ... mungkin yg amplifier class D ini bisa lebih kuat (beberapa testi di forum lainnya bilang ampli ini cukup galak powernya)

Diubah oleh audiofun 06-11-2018 11:12
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.