Sehabis nonton Avengers: Infinity War, ane yang masih banyak nggak kenal karakter super hero marvel ini jadi bingung. Pasalnya, baru kali ini ane nemu tokoh musuhnya super hero yang penampakannya serem tapi punya tujuan mulia. 

Mulia darimana? Coba simak dialog antara Thanos dengan Dr. Strange ini:



Dari dialog tersebut, kita bisa melihat bahwa apa yang ditawarkan Thanos sesungguhnya adalah sebuah solusi untuk mengatasi masalah tanpa masalah, tapi bukan lewat pegadaian. Karena banyaknya populasi dan kurangnya sumber daya, maka menurutnya, pengurangan populasi merupakan solusi. Nah, dimana letak mulianya? Di pernyataan ini: "Random. Tidak memihak, adil. Tidak memandang kaya ataupun miskin."

Bayangkan, ia berusaha bersikap adil dengan memusnahkan setengah populasi secara random gan! Nggak pilih-pilih!
Ini mengingatkan ane sama buku "Inferno"-nya Dan Brown. Dalam buku tersebut, masalah utamanya sama, over populasi. Solusi yang ditawarkan tokoh antagonis adalah dengan menyebarkan virus untuk mengurangi populasi. Penyebaran virus tentu tidak bisa pilih-pilih orang, bisa kaya atau miskin, cantik atau kurang cantik, jomblo maupun enggak. Hanya saja, dengan penyebaran virus, tentunya yang bisa bertahan hanya yang punya daya tahan lebih baik terhadap virus yang bukan virus cinta tersebut.

Nah, kembali ke Thanos yang sekarang sedang menikmati masa pensiun di Filipina. Menurut ane, Thanos tidak punya agenda tersembunyi layaknya politikus masa kini. Ketika ingin memusnahkan setengah populasi, tujuannya hanya supaya kehidupan di dunia ini menjadi lebih seimbang. Buktinya bisa kita temukan di dialog ini:



Dan, di akhir film pun, Thanos membuktikan omongannya. Usai menghilangkan setengah populasi, ia tidak melakukan hal lain yang berpotensi untuk menguasai dunia. Ia tidak membeli rumah mewah dan segala barang mahal lainnya layaknya para koruptor. Ia hanya duduk di gubuk sederhana, menyaksikan matahari terbit di persawahan padi yang terasiringnya tampak indah dan bikin GeEr kebanyakan penonton Indonesia karena mengira itu di Ubud, Bali.

Lalu untuk apa Thanos mengumpulkan 6 batu-batu semacam akik itu? Padahal dia bisa saja melakukan pemusnahan massal dengan bom misalnya. Nah, inilah bedanya Thanos dengan para teroris cemen. Thanos susah-susah bikin persekusi kesana-kemari untuk mengumpulkan batu karena ia tidak ingin ada pertumpahan darah dalam pemusnahan massal. Ia ingin memusnahkan sebagian populasi dengan cara yang tidak terlalu menyakitkan. Ya, kira-kira begitu. Tahunya darimana? Dari sini nih:



Tapi kan yang namanya kehilangan tetap menyisakan kesedihan buat yang ditinggalkan ya.
Jangan khawatir, menyadari kebenaran kalimat mbak Susi Haryani yang pernah dimuat di akun instagram @wikipuisi :
"Diam, adalah cara pergi; paling kejam.", maka Thanos memberikan waktu beberapa detik buat yang akan "hilang" supaya bisa mengucapkan selamat tinggal, hanya saja tidak semua bisa memanfaatkan kesempatan.

Contohnya; Spiderman yang masih bisa minta maaf ke Ironman, lalu Black Panther yang masih sempat membangunkan jenderalnya, Nick Fury yang masih sempat mengirim pesan singkat lewat gawai semacam pager.

Jadi, menurut ane, Thanos ini lebih cocok kalau dijadikan super hero saja. Dia punya tujuan mulia, dia berupaya keras mencapai tujuannya, lalu setelah tujuan tercapai, istirahat dan menikmati hidup, bukannya makin serakah mau menguasai dunia. Kalau Thanos jadi capres 2019 sih ane udah pasti pilih Thanos gan! Kita lihat saja apakah namanya akan muncul pada pengumuman capres resmi 2019 di 22 Agustus nanti.

Sumber Gambar: Google Image