Pertempuran dengan jasadku



“Wadya balaku, kalian berpancarlah untuk melawan ketiga jin hina didepan kita ini, biar aku disini sendiri melawan jin sundal itu sendirian” teriak mahluk hitam besar dengan ratusan kutu di kepalanya dengan menolehkan kepalanya kebelakang kepada puluhan mahluk dengan berbagai bentuk yang sudah bersiap siap untuk menyerang kami,

“Dewi Arum, diajeng melawan pocong yang menjijikkan dan berfikiran cabul yang sejak dari tadi melihatku sambil menjalar jalarkan lidahnya kepadaku ya, biar yang lain akan aku hadapi dengan mbah ireng, cuhhh ….” kata nyi kantil kepadaku sambil meludah karena perlakuan pocong yang sepertinya memang sangat berhasrat kepada nyi kantil karena wujud nyi kantil sendiri yang bisa dikatakan seronok itu

“Baik nyi, aku akan lenyapkan pocong mesum itu demi kamu, hihihihihihi” kata dewi arum dengan tertawa melengking dari mulutku, khas dewi arum yang sudah merasuki tubuhku, sedangkan aku hanya terdiam dan pasrah akan apa yang akan terjadi sesuai permintaan laras dan dewi arum kepadaku sebelumnya

“Heh, ….. pocong mesum !!! mari kita adu kekuatan di luar, akan aku lenyapkan kamu dari jagad ini …..!!!” teriak dewi arum melalui mulutku sambil menatap wajah pocong yang sedari tadi sudah melayang sekitar satu meteran dari lantai ruangan ini dan hanya dibalas dengan seriangaian dari mulutnya

“ehhhhhhh awwaa, …....bruakkkk, aduhhhhhhhhhh …...!!!” teriakku dalam hati yang belum tuntas bersamaan dengan tubuhku yang sudah terjerembab ke lantai ruangan ini dan dengan cepat berdiri melayang kembali, karena tubuhku yang dirasuki dewi arum sebelumnya dengan cepat melayang dan melesat menuju tembok dan akhirnya menabrak tembok pembatas antara ruangan ini dengan halaman

“kira kira donk, kamu itu merasuki tubuhku doank dan bukan berarti tubuhku bisa menembus tembok donk dewi arum ….! teriakku dalam hati kepada dewi arum yang hanya tertawa melalui mulutku

“iya iya kang mas maaf, aku lupa, huahahahahaha” jawab dewi arum kemudian melayang dan melesat kembali menuju pintu masuk ruangan ini yang berada di sebelah kanan tubuhku kira kira dua meteran sambil menggerakkan kedua tangannya dengan gerakan seperti sedang membuka pintu, dan dengan ajaibnya pintu masuk menuju ruangan ini yang terbuat dari kaca dengan otomatis terbuka dengan sendirinya bersamaan dengan gerakan tangan dewi arum barusan

Badanku terasa berhenti melayang tepat di halaman samping kanan kantorku yang lebarnya tidak begitu luas tetapi memanjang sampai ujung belakang kantor.diikuti oleh pocong yang sudah berdiri melayang tepat didepanku yang hanya berjarak kurang lebih tiga meteran

Terlihat dihalaman depan kantor nyi kantil dan mbah ireng sudah dengan bertubi tubi menyerang puluhan mahluk yang ada depannya dengan berbagai gerakann yang mereka gunakan untuk melukai lawan lawannya yang sepertianya kekuatan dan kemampuan bertempurnya masih jauh dibawah nyi kantil dan mbah ireng

“dewi arum, seandainya kamu kalah nanti, kamu akan aku jadikan gundikku bersama teman wanitamu yang binal itu, yang akan selalu memuskan hasratku, hahahahahahaha” kata mahkuk pocong yang ada didepanku dengan diselingi tertawanya

“jangan banyak bacot mahluk mesum ,.......!!!” teriak dewi arum melalui mulutku sambil melesat dan melepaskan tendangan sambil berputar ke arah kepala pocong yang ternyata dapat dihindari dengan menekuk badan nya yang lentur kearah belakang, dan dengan cepat membalas dengan membenturkan kepalanya ke arah perutku dengan bergerak cepat dari belakang memutar kedepan.

“doughhh ….., aduhhhhh sakit dewi arum !!! hati hati donk !!!!” teriakku dalam hati disaat dengan sigab dewi arum menekuk kaki kiriku sebagai tameng dari kepala pocong yang berniat menghantam perutku, sehingga aku merasakan sakit walaupun tidak seberapa pada kaki kiriku

“maaf...kang mas, ….......Dughhhh...doughhh...!!!” dengan cepat bersamaan ucapannya kepadaku, dewi arum menghantam dada dan dagu pocong dengan cukup telak dari gerakannya yang memutar kebawah dikarenakan posisi pocong yang belum menarik tubuhnya kembali kebelakang sesaat kepalanya yang tertahan oleh kaki kiriku yang digunakan sebagai tameng suapaya tidak mengenai perutku sehingga terlihat bagian yang terbuka sehingga dengan mudahnya terkena serangan dewi arum

“Arghhhhhh, ….........” teriakan pocong yang cukup keras disertai tubuhnya yang terangkat dan melayang kebelakang akibat pukulan dewi arum

“mampus koe !!! ….. settttttt, …......jlebbbbbb sreatttttttt” terdengar teriakan dewi arum disertai suara tusukan dan cabikan disaat dewi arum tidak menunggu lama disaat tubuh pocong terlihat melayang kebelakang akibat hantaman dewi arum pada dada dan dagu pocong barusan, dewi arum kembali menusukkan kelima jari tanganku sebelah kanan yang secara tiba tiba kuku jariku sudah terlihat tumbuh panjang dan runcing tepat di arah perut pocong dan langsung menggerakkan tanganku ke samping sehingga tubuh pocong terbelah separo.

“aghhhhhh, ….. arghhhhhh !!!” teriak pocong sambil menggeliat liatkan tubuhnya yang terbelah separo pada bagian perutnya yang terbalut kain puth lusuh yang sudah sobek dan mengeluarkan cairan berwarna hitam seperti menahan rasa sakit yang teramat sangat dan berlahan terselimuti asap hitam yang pekat kemudian menghilang bersamaan hilangnya asap hitam yang menyelimuti tubuh pocong tersebut

“mampus koe pocong mesum” gumam dewi arum lirih dari mulutku kemuadian memalingkan tubuhku ke arah halaman kantorku yang masih terlihat pertempuran antara mbag ireng dan nyi kantil melawan mahluk mahluk yang terlihat dengan berbagai bentuk yang tidak selazimnya dan sangat tidak recomended untuk dipandang.

“awas nyi …....kepala belakangmuuuuu !!!” teriak dewi arum melalui mulutku dengan keras sambil dengan cepat melayang menuju nyi kantil, disaat melihat sebuah tongkat panjang yang berbentuk seperti tulang manusia sesaat akan menghantam kepala bagian belakang nyi kantil dari tangan mahluk cebol yang berwajah judes dan mengerikan …..