• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Bukan Seks, Inilah yang Dicari Turis Mancanegara dari Man Escort Bali

KokonataAvatar border
TS
Kokonata
Bukan Seks, Inilah yang Dicari Turis Mancanegara dari Man Escort Bali


Keindahan panormana alam Bali sudah mendunia. Bali sangat terkenal di kalangan wisatawan mancanegara. Bahkan sebagian mereka lebih kenal Bali daripada Indonesia, menyangka Indonesia adalah bagian kecil dari Bali bukan sebaliknya.

Wisatawan yang datang ke Bali, biasanya membutuhkan pemandu wisata. Pemandu menjadi teman yang memberi arahan sekaligus menemani saat kunjungan ke objek wisata Bali.

Sebagian besar turis berasal dari negara-negara Barat dengan pergaulan bebas. Mereka memiliki karir yang bagus dan banyak uang. Teman untuk memandu perjalanan wisata tidak jarang diharapkan menjadi teman pula di tempat tidur. Bayaran mahal bukan masalah.

Maka dari itulah, di Bali ada pria-pria yang profesi sebagai pemandu wisata plus-plus. Teman berkunjung ke tempat wisata, plus di kamar tidur. Mereka menamakan diri man escort, siap mengantar dan mengawal turis selama berlibur di Bali.

Beberapa fakta yang mengejutkan para turis wanita tidak menginginkan hubungan pasangan suami-istri (pasutri) saja. Luke Williams, kontributor oxygenemag.com mewawancarai beberapa man escort di Bali dan mewartakannya pada (7/5/2017).

“Wanita datang kepada kita karena mereka ingin dihormati, mereka ingin diperlakukan dengan benar,” tutur seorang man escort yang menamakan diri Brown Sugar kepada Luke Williams.



Man escort lain yang menamakan diri The Korean Killer karena target utama layanannya wanita Korea, juga menuturkan, “Kami memperlakukan wanita Korea sama, kami tidak menganggapnya kurang atau lebih baik dari kami,” tuturnya kepada Luke Williams.

Setiap bulan, Man escort menjalin hubungan dengan sekitar 4 orang, kebanyakan berasal dari Australia, Korea, Jepang dan Rusia. Usia klien Man escort antara 22 dan 40. Separuh dari mereka ternyata hanya ingin ditemani ke beberapa acara dan diperlakukan istimewa, dihormati, dan dimengerti

Man escort yang sudah berpengalaman selalu bertanya apa yang diinginkan kliennya. Menunjukkan kasih sayang dan perhatian bukan sekadar hubungan badan.

Menjalin hubungan dengan banyak wanita ternyata membuat para man escort mampu memahami wanita. Sayangnya kepahaman ini karena profesi mereka yang berujung pada uang dan berbagai kesenangan. Jika mereka bukan man escort atau sering disebut pula pria tuna susila plus-plus, tentu mereka bisa menjadi suami yang baik, dalam arti bebas zina.

Selain itu Man escort rawan terkena penyakit menular lewat hubungan kelamin. Jumlah pengidap HIV-AIDS di Bali terus meningkat. Menurut data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) sebagaimana diwartakan Tribunnews.com (2/12/2016), pada 2015 pengidap HIV/AISD di Bali sekitar 12.000 orang. Tahun 2016 meningkat jadi 14.880 kasus. Sekitar 40% pengidap terdata berada di Kota Denpasar.



Kampanye AIDS di Bali


Meskipun mampu menyenangkan dan memahami wanita, man escort tetap menjadi target KPA. Mereka termasuk golongan berisiko tinggi terkena HIV, meskipun sudah menggunakan alat kontrasepsi dan pengaman lainnya.

Sumber tulisan: oxygenemag.com, Tribunnews.com
Foto: bali-indonesia.com, liputan6.com
0
27.9K
125
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Tampilkan semua post
KokonataAvatar border
TS
Kokonata
#1
Bukan Seks, Inilah yang Dicari Turis Mancanegara dari Man Escort Bali


Keindahan panormana alam Bali sudah mendunia. Bali sangat terkenal di kalangan wisatawan mancanegara. Bahkan sebagian mereka lebih kenal Bali daripada Indonesia, menyangka Indonesia adalah bagian kecil dari Bali bukan sebaliknya.

Wisatawan yang datang ke Bali, biasanya membutuhkan pemandu wisata. Pemandu menjadi teman yang memberi arahan sekaligus menemani saat kunjungan ke objek wisata Bali.

Sebagian besar turis berasal dari negara-negara Barat dengan pergaulan bebas. Mereka memiliki karir yang bagus dan banyak uang. Teman untuk memandu perjalanan wisata tidak jarang diharapkan menjadi teman pula di tempat tidur. Bayaran mahal bukan masalah.

Maka dari itulah, di Bali ada pria-pria yang profesi sebagai pemandu wisata plus-plus. Teman berkunjung ke tempat wisata, plus di kamar tidur. Mereka menamakan diri man escort, siap mengantar dan mengawal turis selama berlibur di Bali.

Beberapa fakta yang mengejutkan para turis wanita tidak menginginkan hubungan pasangan suami-istri (pasutri) saja. Luke Williams, kontributor oxygenemag.com mewawancarai beberapa man escort di Bali dan mewartakannya pada (7/5/2017).

“Wanita datang kepada kita karena mereka ingin dihormati, mereka ingin diperlakukan dengan benar,” tutur seorang man escort yang menamakan diri Brown Sugar kepada Luke Williams.



Man escort lain yang menamakan diri The Korean Killer karena target utama layanannya wanita Korea, juga menuturkan, “Kami memperlakukan wanita Korea sama, kami tidak menganggapnya kurang atau lebih baik dari kami,” tuturnya kepada Luke Williams.

Setiap bulan, Man escort menjalin hubungan dengan sekitar 4 orang, kebanyakan berasal dari Australia, Korea, Jepang dan Rusia. Usia klien Man escort antara 22 dan 40. Separuh dari mereka ternyata hanya ingin ditemani ke beberapa acara dan diperlakukan istimewa, dihormati, dan dimengerti

Man escort yang sudah berpengalaman selalu bertanya apa yang diinginkan kliennya. Menunjukkan kasih sayang dan perhatian bukan sekadar hubungan badan.

Menjalin hubungan dengan banyak wanita ternyata membuat para man escort mampu memahami wanita. Sayangnya kepahaman ini karena profesi mereka yang berujung pada uang dan berbagai kesenangan. Jika mereka bukan man escort atau sering disebut pula pria tuna susila plus-plus, tentu mereka bisa menjadi suami yang baik, dalam arti bebas zina.

Selain itu Man escort rawan terkena penyakit menular lewat hubungan kelamin. Jumlah pengidap HIV-AIDS di Bali terus meningkat. Menurut data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) sebagaimana diwartakan Tribunnews.com (2/12/2016), pada 2015 pengidap HIV/AISD di Bali sekitar 12.000 orang. Tahun 2016 meningkat jadi 14.880 kasus. Sekitar 40% pengidap terdata berada di Kota Denpasar.



Kampanye AIDS di Bali


Meskipun mampu menyenangkan dan memahami wanita, man escort tetap menjadi target KPA. Mereka termasuk golongan berisiko tinggi terkena HIV, meskipun sudah menggunakan alat kontrasepsi dan pengaman lainnya.

Sumber tulisan: oxygenemag.com, Tribunnews.com
Foto: bali-indonesia.com, liputan6.com
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.