- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Saat Senja Tiba
...
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gridseeker
#4433
Part 100
Aku kemudian menuju ruang tamu dimana Vino berada. Saat acara bakar-bakaran selesai dan semua masuk kamar, dia lebih memilih nonton film lewat VCD di ruang tamu. Dan saat aku dekati, ternyata dia udah tertidur di sofa dengan posisi menggenggam HP-nya dan TV masih hidup.
"Vin... " aku mencoba membangunkannya, soalnya kasihan kalo dia tidur di sofa sampai pagi.
"Vin, bangun Vin... " dan Vino pun membuka matanya.
"Ada apa Lan ? " tanyanya sambil ngucek-ngucek mata.
"Kamu kok malah tidur disini ? Nggak ke kamar ? " tanyaku ke Vino yang masih berbaring di sofa.
"Aku tidur disini aja Lan. " jawab Vino lirih.
Aku kasihan banget melihat kondisi Vino. Raut wajahnya masih seperti tadi, murung dengan tatapan mata yang sayu dan kosong. Aku jadi kepikiran sama cerita Putri tadi. Apa iya kalo begini terus Vino bakalan depresi kayak sepupunya Putri ? Aku mulai merasa bersalah. Bagaimanapun aku adalah penyebab Vino jadi seperti ini.
"Ya udah gak papa kalau kamu nyaman disini. " jawabku sambil mengangguk.
Vino lalu membalikkan badannya menghadap sandaran sofa. Duh, apa yang harus aku lakuin ? Kalo Vino bener-bener kena depresi gimana ? Selama ini dia termasuk mahasiswa yang rajin dan nilainya selalu bagus-bagus. Aku nggak mau akibat ulahku kuliahnya jadi berantakan.
"Vino kok tidur disini Lan ? " tiba-tiba Citra udah di belakangku sambil mengunyah sepotong keripik.
"Kamu ngapain sih ngikutin aku ? " tanyaku dengan nada sewot.
"Sapa juga yang ngikutin kamu. " jawab Citra ketus lalu berjalan meninggalkan aku menuju tangga ke lantai dua.
"Eiit tunggu dulu. " panggil aku sambil menggeret lengannya Citra.
"Apaan sih, aku ngantuk mau tidur. " jawab Citra.
"Kamu belum jawab tadi, Vino ngapain ke kosan kamu ? " tanyaku.
"Tau ah, lupa. " jawab Citra cuek sambil berlalu.
"Eehh nggak nggak !! " jawabku sambil menarik lagi lengannya Citra.
"Ih kamu ngapain sih narik-narik mulu ?! " jawab Citra sewot.
"Ayo jawab, ngapain Vino ke kosan kamu ? Dan kapan itu kok aku sampai nggak tahu ? " tanyaku dengan nada mendesak.
"Nnngg .... nggak, nggak ngapa-ngapain cuma benerin komputerku doang. " jawab Citra.
"Tadi kamu bilang sering ?! Emang komputermu ada berapa ? " tanyaku lagi.
"Ya cuma satu sih tapi kan sering error jadi ya aku sering minta tolong Vino buat benerin. " jawab Citra.
"Lagian itu udah lama kok, kalo nggak salah saat dia masih jalan sama cewek SMA itu. " jawab Citra lagi.
"Trus ngapain kamu sampai gak pake celana di depan dia ? " tanyaku.
"Oh itu... “ jawab Citra seperti ragu-ragu.
“Itu kenapa ? “
“Itu.. hahahahaa… " Citra cuma ketawa.
"Kok malah ketawa sih, kamu ini mencurigakan deh. "
"Kamu ngapain sih nanya-nanya, kamu kan bukan pacarnya Vino. " jawab Citra mengelak.
"Tapi aku ini temen deketnya, Cit. “ kataku nggak mau kalah.
“Alaa sama aja lah, tetep aja kamu bukan pacarnya. “ jawab Citra lalu ngeloyor pergi menuju lantai atas.
“Cit !! Kamu belum jawab pertanyaanku !! “ aku berjalan cepat mengikuti Citra.
“Kamu pasti berbuat macem-macem ya sama Vino ? “ tanyaku lagi.
Mendengar pertanyaanku, Citra berhenti lalu menoleh ke arahku sambil tersenyum penuh arti.
“Berbuat macem-macem sama Vino ? Kayak kamu gitu ? “ tanya Citra sambil tetap tersenyum.
“Kok kamu tahu ?! “ tanyaku dengan perasaan kaget sekali.
“Kamu tadi nguping ya ?! “
“Nguping gimana, orang Putri aja suaranya kayak geledek gitu pas bilang kamu begituan sama Vino. “ kata Citra sambil kedua tangannya memperagakan tanda kutip.
Aduh celaka, kalo Citra udah tahu tentang aku dan Vino, salah-salah semuanya bisa tambah runyam. Soalnya dia cewek yang selain rada ganjen, mulutnya juga ember alias sering keceplosan kalo pas keasyikan ngobrol.
“Hebat ya kamu, padahal Vino udah punya Shela. Bisa-bisanya kamu ngelakuinnya sama cowok yang udah punya pacar. “ kata Citra dengan nada meledek.
“Apaan sih orang kami ngelakuinnya suka sama suka kok. “ jawabku sekenanya.
“Iya ya… bagi kamu kan selama janur kuning belum melengkung semua masih milik bersama. “ kata Citra ketawa.
“Eh.. tapi hebat mana Vino sama Yovie pas di ranjang ? Kalau dari tampang sih gantengan Yovie tapi nggak tahu juga kalo … “
“Cit !! Bisa nggak sih kamu nggak bahas itu !! “ kataku dengan nada sewot.
"Boleh, tapi kamu juga berhenti dong nanya-nanya tentang Vino ke aku. Gimana ? " tanya Citra sambil tersenyum mengejek.
“Oke oke, tapi awas ya kalo kamu sampai bocor ke temen-temen. “ kataku dengan nada mengancam.
“Tenang aja say, aku nggak akan bilang-bilang. Mulutku terkunci rapat kok. “ kata Citra sambil tangannya menirukan gerakan mengunci di depan bibirnya.
“Yakin ? “ tanyaku nggak percaya.
“Yakin deh, kecuali lupa. “ jawab Citra ketawa sambil masuk ke kamarnya.
Aku menatap Citra masuk ke kamarnya dengan perasaan kesal. Tapi udahlah, percuma juga meladeni Citra yang suka selengekan, bisa-bisa aku malah sebel sendiri. Malam udah larut, akupun lalu masuk ke kamarku. Malam ini aku emang nggak tidur sekamar dengan Putri dan Citra, biar ada suasana baru soalnya kami bertiga kan bareng terus kalau di kampus.
Paginya aku terbangun sekitar jam tujuh lebih. Aku lihat ketiga teman sekamarku yaitu Firda, Lusi dan Indah udah nggak ada dan saat aku melongok keluar jendela, aku lihat suasana kolam renang sudah meriah. Ternyata teman-teman udah pada nyebur ke kolam renang.
“Woi tukang tidur, ayo kita renang !! “ teriak Citra dari bawah. Dia udah pakai baju renang dan dalam kondisi basah kuyup sambil duduk di tepi kolam.
Aku nggak menjawab cuma melambaikan tangan, lalu berjalan keluar kamar. Aku sebenarnya juga suka berenang tapi aku lagi males, soalnya yang dipikiranku cuma Vino. Sampai di ruang tamu aku melihat Vino lagi duduk di sofa sambil melihat TV dan saat menengok ke dining room, aku lihat Putri lagi duduk di meja makan sambil minum secangkir teh dan baca majalah. Sarapan berupa roti, keju, selai dan buah buahan udah tersedia lengkap di meja.
"Vin, kamu udah sarapan ? " tanyaku ke Vino yang lagi menatap layar TV.
"Aku belum lapar. " jawab Vino menggelengkan kepala dan masih tetap menatap layar TV.
"Masa belum lapar sih ? Aku ambilin ya ? Roti sama keju mau ? " tanyaku dan lagi-lagi Vino cuma menggelengkan kepala.
Duh, kayaknya Vino kondisinya makin parah deh. Apa aku ajak jalan-jalan ke pantai aja yah, kan deket. Aku lalu menuju dining room menemui Putri.
“Kamu nggak berenang, Put ? “ tanyaku berbasa basi sambil duduk di dekatnya Putri.
“Males. “ jawab Putri singkat sambil tetap membaca majalah.
"Kamu udah sarapan ? " tanyaku lagi.
"Udah. " jawab Putri lagi-lagi tanpa melihat ke arahku. Aduh, Putri pasti marah sama aku, kataku dalam hati.
“Put, kamu marah sama aku ya ? “ tanyaku lagi.
“Nggak, cuma sebel aja. ‘ jawab Putri cuek sambil tetap membaca majalah.
“Sama aja keles. “ jawabku sambil mengambil sepotong roti tawar dan selai.
"Oh ya, habis ini aku mau ngajak Vino jalan-jalan ke pantai. Kamu ikut nggak ? " tanyaku sambil mengunyah roti tawar.
"Ngapain kamu ngajak Vino ke pantai ? " tanya Putri menatapku penuh selidik.
"Cuaca kan cerah nih, pemandangan pantai juga indah, ya sapa tahu Vino bisa terhibur dan pikirannya seger lagi. Biar dia bisa ngelupain semua masalahnya. " jawabku.
"Maksudmu ngelupain Shela ? " tanya Putri lagi.
"Mau gimana lagi Put, kan tau sendiri kalo mereka udah... "
"Ngelupain Shela biar kamu ada kesempatan gitu ? " tanya Putri lagi kali dengan nada marah.
"Bukan gitu Put, tapi... aduuh kamu jangan salah sangka dong... " ah ternyata Putri bisa membaca pikiranku.
"Vino kondisinya udah kayak gitu tapi kamu masih aja mikirin diri sendiri ?! Kamu ini punya perasaan nggak sih ?! " tanya Putri dengan nada tinggi.
"Ya terus aku harus gimana dong. Minimal bantu aku kek, sejak kemarin ngomel mulu. " jawabku bersungut-sungut.
"Nyesel aku ngajak kamu kesini, bikin masalah aja. Apalagi sikap kamu kemaren pas dirumahku, malu-maluin tau nggak ?! " kata Putri dengan nada ketus.
Aku cuma diem aja, soalnya kalau aku jawab Putri bakalan makin marah dan masalah bakalan makin runyam. Saat ini aku bener-bener lagi butuh bantuan buat nyelesaiin masalah Vino dan cuma Putri lah yang bisa kuandalkan.
"Vin... " aku mencoba membangunkannya, soalnya kasihan kalo dia tidur di sofa sampai pagi.
"Vin, bangun Vin... " dan Vino pun membuka matanya.
"Ada apa Lan ? " tanyanya sambil ngucek-ngucek mata.
"Kamu kok malah tidur disini ? Nggak ke kamar ? " tanyaku ke Vino yang masih berbaring di sofa.
"Aku tidur disini aja Lan. " jawab Vino lirih.
Aku kasihan banget melihat kondisi Vino. Raut wajahnya masih seperti tadi, murung dengan tatapan mata yang sayu dan kosong. Aku jadi kepikiran sama cerita Putri tadi. Apa iya kalo begini terus Vino bakalan depresi kayak sepupunya Putri ? Aku mulai merasa bersalah. Bagaimanapun aku adalah penyebab Vino jadi seperti ini.
"Ya udah gak papa kalau kamu nyaman disini. " jawabku sambil mengangguk.
Vino lalu membalikkan badannya menghadap sandaran sofa. Duh, apa yang harus aku lakuin ? Kalo Vino bener-bener kena depresi gimana ? Selama ini dia termasuk mahasiswa yang rajin dan nilainya selalu bagus-bagus. Aku nggak mau akibat ulahku kuliahnya jadi berantakan.
"Vino kok tidur disini Lan ? " tiba-tiba Citra udah di belakangku sambil mengunyah sepotong keripik.
"Kamu ngapain sih ngikutin aku ? " tanyaku dengan nada sewot.
"Sapa juga yang ngikutin kamu. " jawab Citra ketus lalu berjalan meninggalkan aku menuju tangga ke lantai dua.
"Eiit tunggu dulu. " panggil aku sambil menggeret lengannya Citra.
"Apaan sih, aku ngantuk mau tidur. " jawab Citra.
"Kamu belum jawab tadi, Vino ngapain ke kosan kamu ? " tanyaku.
"Tau ah, lupa. " jawab Citra cuek sambil berlalu.
"Eehh nggak nggak !! " jawabku sambil menarik lagi lengannya Citra.
"Ih kamu ngapain sih narik-narik mulu ?! " jawab Citra sewot.
"Ayo jawab, ngapain Vino ke kosan kamu ? Dan kapan itu kok aku sampai nggak tahu ? " tanyaku dengan nada mendesak.
"Nnngg .... nggak, nggak ngapa-ngapain cuma benerin komputerku doang. " jawab Citra.
"Tadi kamu bilang sering ?! Emang komputermu ada berapa ? " tanyaku lagi.
"Ya cuma satu sih tapi kan sering error jadi ya aku sering minta tolong Vino buat benerin. " jawab Citra.
"Lagian itu udah lama kok, kalo nggak salah saat dia masih jalan sama cewek SMA itu. " jawab Citra lagi.
"Trus ngapain kamu sampai gak pake celana di depan dia ? " tanyaku.
"Oh itu... “ jawab Citra seperti ragu-ragu.
“Itu kenapa ? “
“Itu.. hahahahaa… " Citra cuma ketawa.
"Kok malah ketawa sih, kamu ini mencurigakan deh. "
"Kamu ngapain sih nanya-nanya, kamu kan bukan pacarnya Vino. " jawab Citra mengelak.
"Tapi aku ini temen deketnya, Cit. “ kataku nggak mau kalah.
“Alaa sama aja lah, tetep aja kamu bukan pacarnya. “ jawab Citra lalu ngeloyor pergi menuju lantai atas.
“Cit !! Kamu belum jawab pertanyaanku !! “ aku berjalan cepat mengikuti Citra.
“Kamu pasti berbuat macem-macem ya sama Vino ? “ tanyaku lagi.
Mendengar pertanyaanku, Citra berhenti lalu menoleh ke arahku sambil tersenyum penuh arti.
“Berbuat macem-macem sama Vino ? Kayak kamu gitu ? “ tanya Citra sambil tetap tersenyum.
“Kok kamu tahu ?! “ tanyaku dengan perasaan kaget sekali.
“Kamu tadi nguping ya ?! “
“Nguping gimana, orang Putri aja suaranya kayak geledek gitu pas bilang kamu begituan sama Vino. “ kata Citra sambil kedua tangannya memperagakan tanda kutip.
Aduh celaka, kalo Citra udah tahu tentang aku dan Vino, salah-salah semuanya bisa tambah runyam. Soalnya dia cewek yang selain rada ganjen, mulutnya juga ember alias sering keceplosan kalo pas keasyikan ngobrol.
“Hebat ya kamu, padahal Vino udah punya Shela. Bisa-bisanya kamu ngelakuinnya sama cowok yang udah punya pacar. “ kata Citra dengan nada meledek.
“Apaan sih orang kami ngelakuinnya suka sama suka kok. “ jawabku sekenanya.
“Iya ya… bagi kamu kan selama janur kuning belum melengkung semua masih milik bersama. “ kata Citra ketawa.
“Eh.. tapi hebat mana Vino sama Yovie pas di ranjang ? Kalau dari tampang sih gantengan Yovie tapi nggak tahu juga kalo … “
“Cit !! Bisa nggak sih kamu nggak bahas itu !! “ kataku dengan nada sewot.
"Boleh, tapi kamu juga berhenti dong nanya-nanya tentang Vino ke aku. Gimana ? " tanya Citra sambil tersenyum mengejek.
“Oke oke, tapi awas ya kalo kamu sampai bocor ke temen-temen. “ kataku dengan nada mengancam.
“Tenang aja say, aku nggak akan bilang-bilang. Mulutku terkunci rapat kok. “ kata Citra sambil tangannya menirukan gerakan mengunci di depan bibirnya.
“Yakin ? “ tanyaku nggak percaya.
“Yakin deh, kecuali lupa. “ jawab Citra ketawa sambil masuk ke kamarnya.
Aku menatap Citra masuk ke kamarnya dengan perasaan kesal. Tapi udahlah, percuma juga meladeni Citra yang suka selengekan, bisa-bisa aku malah sebel sendiri. Malam udah larut, akupun lalu masuk ke kamarku. Malam ini aku emang nggak tidur sekamar dengan Putri dan Citra, biar ada suasana baru soalnya kami bertiga kan bareng terus kalau di kampus.
Paginya aku terbangun sekitar jam tujuh lebih. Aku lihat ketiga teman sekamarku yaitu Firda, Lusi dan Indah udah nggak ada dan saat aku melongok keluar jendela, aku lihat suasana kolam renang sudah meriah. Ternyata teman-teman udah pada nyebur ke kolam renang.
“Woi tukang tidur, ayo kita renang !! “ teriak Citra dari bawah. Dia udah pakai baju renang dan dalam kondisi basah kuyup sambil duduk di tepi kolam.
Aku nggak menjawab cuma melambaikan tangan, lalu berjalan keluar kamar. Aku sebenarnya juga suka berenang tapi aku lagi males, soalnya yang dipikiranku cuma Vino. Sampai di ruang tamu aku melihat Vino lagi duduk di sofa sambil melihat TV dan saat menengok ke dining room, aku lihat Putri lagi duduk di meja makan sambil minum secangkir teh dan baca majalah. Sarapan berupa roti, keju, selai dan buah buahan udah tersedia lengkap di meja.
"Vin, kamu udah sarapan ? " tanyaku ke Vino yang lagi menatap layar TV.
"Aku belum lapar. " jawab Vino menggelengkan kepala dan masih tetap menatap layar TV.
"Masa belum lapar sih ? Aku ambilin ya ? Roti sama keju mau ? " tanyaku dan lagi-lagi Vino cuma menggelengkan kepala.
Duh, kayaknya Vino kondisinya makin parah deh. Apa aku ajak jalan-jalan ke pantai aja yah, kan deket. Aku lalu menuju dining room menemui Putri.
“Kamu nggak berenang, Put ? “ tanyaku berbasa basi sambil duduk di dekatnya Putri.
“Males. “ jawab Putri singkat sambil tetap membaca majalah.
"Kamu udah sarapan ? " tanyaku lagi.
"Udah. " jawab Putri lagi-lagi tanpa melihat ke arahku. Aduh, Putri pasti marah sama aku, kataku dalam hati.
“Put, kamu marah sama aku ya ? “ tanyaku lagi.
“Nggak, cuma sebel aja. ‘ jawab Putri cuek sambil tetap membaca majalah.
“Sama aja keles. “ jawabku sambil mengambil sepotong roti tawar dan selai.
"Oh ya, habis ini aku mau ngajak Vino jalan-jalan ke pantai. Kamu ikut nggak ? " tanyaku sambil mengunyah roti tawar.
"Ngapain kamu ngajak Vino ke pantai ? " tanya Putri menatapku penuh selidik.
"Cuaca kan cerah nih, pemandangan pantai juga indah, ya sapa tahu Vino bisa terhibur dan pikirannya seger lagi. Biar dia bisa ngelupain semua masalahnya. " jawabku.
"Maksudmu ngelupain Shela ? " tanya Putri lagi.
"Mau gimana lagi Put, kan tau sendiri kalo mereka udah... "
"Ngelupain Shela biar kamu ada kesempatan gitu ? " tanya Putri lagi kali dengan nada marah.
"Bukan gitu Put, tapi... aduuh kamu jangan salah sangka dong... " ah ternyata Putri bisa membaca pikiranku.
"Vino kondisinya udah kayak gitu tapi kamu masih aja mikirin diri sendiri ?! Kamu ini punya perasaan nggak sih ?! " tanya Putri dengan nada tinggi.
"Ya terus aku harus gimana dong. Minimal bantu aku kek, sejak kemarin ngomel mulu. " jawabku bersungut-sungut.
"Nyesel aku ngajak kamu kesini, bikin masalah aja. Apalagi sikap kamu kemaren pas dirumahku, malu-maluin tau nggak ?! " kata Putri dengan nada ketus.
Aku cuma diem aja, soalnya kalau aku jawab Putri bakalan makin marah dan masalah bakalan makin runyam. Saat ini aku bener-bener lagi butuh bantuan buat nyelesaiin masalah Vino dan cuma Putri lah yang bisa kuandalkan.
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
![[TAMAT] Saat Senja Tiba](https://s.kaskus.id/images/2017/05/28/9056684_20170528125804.jpg)
Setelah sekian lama jadi SR di forum SFTH ane memberanikan menyusun cerita ini. Sebenarnya cerita ini sudah lama ane pendam bertahun-tahun, meski begitu cerita ini sempat ane posting disini pake ID lain tapi dalam format plesetan komedi karena ane nggak PD kalau membikin versi real/sesungguhnya.
Pokoknya just enjoy the story hehe biar sama-sama enak
Dan karena ane masih nubi disini mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan ya gan