- Beranda
- Stories from the Heart
Gelap tak selamanya kelam [TAMAT]
...
TS
taucolama
Gelap tak selamanya kelam [TAMAT]
Quote:
Quote:
Quote:
Spoiler for Prolog:
Quote:
Quote:
Yang suka mohon Rate,Komen, Share.Diubah oleh taucolama 28-02-2017 07:49
afrizal7209787 dan 47 lainnya memberi reputasi
42
1M
1.8K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
taucolama
#679
Bintang part 2
Kubuka pintu kamar dan .... bola hitam itu sudah ada dijendela kamar. Kini bola hitam itu tampak jelas. Lebih tepatnya gumpalan rambut. Teh Ida dan Tania mengikutiku dari belakang.
"Ada apa sih dek koq buka pintu kamar ini": kata Teh Ida.
"Gendong aja teh bayinya": kataku.
Dan tiba tiba Bintang menangis.. Teh Ida mengambil bayinya. Kulihat bola rambut itu perlahan berubah. Rambutnya memanjang dan lama lama berubah menjadi kepala wanita. Tania sepertinya bisa melihat juga ia memegang erat tanganku dan menyembunyikan wajahnya dipunggungku. Aku membaca doa perlahan lahan kepala wanita itu mundur dan menghilang...
Tania mengintip dari belakangku karena sudah tak melihat kepala itu Tania berani memasuki kamar melihat bayi.
Aku keluar lagi karena belum selesai merokok. Kududuk menatap pekatnya malam dan menghisap roko dalam dalam.
"kaka ngeroko aja bau tau ga baik bagi kesehatan": kata Tania tiba tiba nongol disampingku.
"Bawel": kataku singkat.
"Ih dibilangin juga, ka tadi apa sih yg dikamar": kata Tania sambil duduk dan menyeruput kopiku.
"Ye nanya sih nanya itu kopi orang tau": kataku.
"Abis ga dijawab pertanyaannya": kata Tania
"Ga liat apa apa ": kataku.
"Kaka tukang boong": kata Tania sambil nyubit lenganku dengan cubitan level 7
"aduh sakit tau": kataku sambil mengusap lenganku
"biarin abis kaka nyebelin": kata Tania cemberut.
"masa sih kata orang sih aku tuh imut dan ngangenin ga nyebelin mungkin itu perasaan de Tania aja yg lagi pms kalo aku nyebelin": kataku.
"ih kaka nyebelin bin ngeselin jawab dulu pertanyaanku malah sok imut segala": kata Tania sambil menghabiskan kopiku.
"Yaelah doyan ya bikinin lagi ntar dikasih tau": kataku.
"Iya ": kata Tania cemberut dan berjalan kedalam rumah. Tak lama Tania keluar membawa secangkir kopi.
"Nih udah dibawain sekarang cerita": kata Tania.
"Tadi aku liat seperti kepala mungkin ada sosok yang ingin mengganggu bayi": kataku
"Koq serem sih, aku takut": kata Tania
"kalo lucu bukan hantu tapi badut dong": kataku.
"ih kaka yg serius": kata Tania
"Tau ga nama kamu berarti disukai hantu": kataku
"Masa sih yang bener ka": kata Tania cemas.
"coba nama kamu baca dari belakang kan jadi ainat artinya kesukaan hantu": kataku.
"ih yang bener ... aduh harus ganti nama dong": kata Tania cemas.
"bener lah aku bener bener ngarang ko ini malah diseriusin": kataku
"ih kaka jelek nyebelin": kata Tania sambil beberapa kali nyubit.
"Aduh duh udah ah tidur udah malem besok kan mesti balik kerumah, eh sekalian beresin gelasnya ya adik manis": kataku.
"iya kaka jeleeeeeeeeeeek": kata Tania sambil mencibirkan bibirnya..
Aku masuk kedalam rumah hendak tidur.
Keesokan pagi kami berkumpul didekat tukang jamu yang datang kerumah Teh Ida.
"Mba jamu buat yg habis bersalin satu": kata Teh Ida.
"kalo aku bagusnya jamu apa?": kata Tania
"jamu cap sianida kayanya cocok deh": kataku
"ih dari malem ngeselin melulu": kata Tania sewot. Ibuku dan teh Ida tertawa melihat kelakuanku dan Tania.
"Tania kan pertama minum jamu, beras kencur aja nah kalo buat nak Viona dan Aka jamu untuk penganten baru": kata Ibuku.
"Cie cie cie penganten baru": ejek Tania.
"bener penganten baru selamat ya kalian cocok dari wajah sama sifat": kata mba penjual jamu.
"ah udah lama koq udah 6 bulan nikahnya, koq mba bisa bilang sifatnya cocok": kata Viona
"mba ini bisa ngeramal loh": kata Ibuku.
"6 bulan masih anget angetnya loh, ah saya ga bisa ngeramal cuma nerka aja sifat nona dan mas ini bisa saling ngisi.. Lebih pinter mas ini ilmunya tinggi": kata mba penjual jamu.
"ilmu apa mba aku orang bodo kaya gini pinternya cuma ngeselin adekku ini": kataku sambil ngacak ngacak rambut Tania.
"nah kalo itu aku setuju kakaku ini pinter bikin kesel orang": kata Tania.
"cuma hati hati aja ya mas, kayanya hidup mas banyak cobaan": kata mba penjual jamu.
"iya mba hidup pasti banyak cobaan, apalagi punya adik tengil kaya gini": kataku sambil nunjuk Tania.
"ih udah mulai lagi": kata Tania sewot.
"itu tandanya kakanya sayang sama adik": kata mba penjual jamu.
Kami tertawa melihat Tania cemberut yang akhirnya ikut tertawa. Walau bukan adik asli kami semua merasa Tania merupakan bagian keluarga kami.
Kubuka pintu kamar dan .... bola hitam itu sudah ada dijendela kamar. Kini bola hitam itu tampak jelas. Lebih tepatnya gumpalan rambut. Teh Ida dan Tania mengikutiku dari belakang.
"Ada apa sih dek koq buka pintu kamar ini": kata Teh Ida.
"Gendong aja teh bayinya": kataku.
Dan tiba tiba Bintang menangis.. Teh Ida mengambil bayinya. Kulihat bola rambut itu perlahan berubah. Rambutnya memanjang dan lama lama berubah menjadi kepala wanita. Tania sepertinya bisa melihat juga ia memegang erat tanganku dan menyembunyikan wajahnya dipunggungku. Aku membaca doa perlahan lahan kepala wanita itu mundur dan menghilang...
Tania mengintip dari belakangku karena sudah tak melihat kepala itu Tania berani memasuki kamar melihat bayi.
Aku keluar lagi karena belum selesai merokok. Kududuk menatap pekatnya malam dan menghisap roko dalam dalam.
"kaka ngeroko aja bau tau ga baik bagi kesehatan": kata Tania tiba tiba nongol disampingku.
"Bawel": kataku singkat.
"Ih dibilangin juga, ka tadi apa sih yg dikamar": kata Tania sambil duduk dan menyeruput kopiku.
"Ye nanya sih nanya itu kopi orang tau": kataku.
"Abis ga dijawab pertanyaannya": kata Tania
"Ga liat apa apa ": kataku.
"Kaka tukang boong": kata Tania sambil nyubit lenganku dengan cubitan level 7
"aduh sakit tau": kataku sambil mengusap lenganku
"biarin abis kaka nyebelin": kata Tania cemberut.
"masa sih kata orang sih aku tuh imut dan ngangenin ga nyebelin mungkin itu perasaan de Tania aja yg lagi pms kalo aku nyebelin": kataku.
"ih kaka nyebelin bin ngeselin jawab dulu pertanyaanku malah sok imut segala": kata Tania sambil menghabiskan kopiku.
"Yaelah doyan ya bikinin lagi ntar dikasih tau": kataku.
"Iya ": kata Tania cemberut dan berjalan kedalam rumah. Tak lama Tania keluar membawa secangkir kopi.
"Nih udah dibawain sekarang cerita": kata Tania.
"Tadi aku liat seperti kepala mungkin ada sosok yang ingin mengganggu bayi": kataku
"Koq serem sih, aku takut": kata Tania
"kalo lucu bukan hantu tapi badut dong": kataku.
"ih kaka yg serius": kata Tania
"Tau ga nama kamu berarti disukai hantu": kataku
"Masa sih yang bener ka": kata Tania cemas.
"coba nama kamu baca dari belakang kan jadi ainat artinya kesukaan hantu": kataku.
"ih yang bener ... aduh harus ganti nama dong": kata Tania cemas.
"bener lah aku bener bener ngarang ko ini malah diseriusin": kataku
"ih kaka jelek nyebelin": kata Tania sambil beberapa kali nyubit.
"Aduh duh udah ah tidur udah malem besok kan mesti balik kerumah, eh sekalian beresin gelasnya ya adik manis": kataku.
"iya kaka jeleeeeeeeeeeek": kata Tania sambil mencibirkan bibirnya..
Aku masuk kedalam rumah hendak tidur.
Keesokan pagi kami berkumpul didekat tukang jamu yang datang kerumah Teh Ida.
"Mba jamu buat yg habis bersalin satu": kata Teh Ida.
"kalo aku bagusnya jamu apa?": kata Tania
"jamu cap sianida kayanya cocok deh": kataku
"ih dari malem ngeselin melulu": kata Tania sewot. Ibuku dan teh Ida tertawa melihat kelakuanku dan Tania.
"Tania kan pertama minum jamu, beras kencur aja nah kalo buat nak Viona dan Aka jamu untuk penganten baru": kata Ibuku.
"Cie cie cie penganten baru": ejek Tania.
"bener penganten baru selamat ya kalian cocok dari wajah sama sifat": kata mba penjual jamu.
"ah udah lama koq udah 6 bulan nikahnya, koq mba bisa bilang sifatnya cocok": kata Viona
"mba ini bisa ngeramal loh": kata Ibuku.
"6 bulan masih anget angetnya loh, ah saya ga bisa ngeramal cuma nerka aja sifat nona dan mas ini bisa saling ngisi.. Lebih pinter mas ini ilmunya tinggi": kata mba penjual jamu.
"ilmu apa mba aku orang bodo kaya gini pinternya cuma ngeselin adekku ini": kataku sambil ngacak ngacak rambut Tania.
"nah kalo itu aku setuju kakaku ini pinter bikin kesel orang": kata Tania.
"cuma hati hati aja ya mas, kayanya hidup mas banyak cobaan": kata mba penjual jamu.
"iya mba hidup pasti banyak cobaan, apalagi punya adik tengil kaya gini": kataku sambil nunjuk Tania.
"ih udah mulai lagi": kata Tania sewot.
"itu tandanya kakanya sayang sama adik": kata mba penjual jamu.
Kami tertawa melihat Tania cemberut yang akhirnya ikut tertawa. Walau bukan adik asli kami semua merasa Tania merupakan bagian keluarga kami.
jenggalasunyi dan 10 lainnya memberi reputasi
11
![Gelap tak selamanya kelam [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/12/02/9119792_201612020532230372.jpg)
![Gelap tak selamanya kelam [TAMAT]](https://dl.kaskus.id/i1109.photobucket.com/albums/h440/awtian/ob9bzx9x-1.gif)
A :
INDEX