- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Sang Penjaga Hati
...
TS
gembelsakti
[TAMAT] Sang Penjaga Hati
![[TAMAT] Sang Penjaga Hati](https://s.kaskus.id/images/2016/08/01/1000486_201608010238480397.jpg)
Thanks to quatzlcoatluntuk cover kerennya
Cinta
Satu kata tanpa bentuk dan arti yang nyata
Cinta yang membutakan setiap hati dan mata manusia
Cinta yang merubah jalan hidup ini
Cinta yang seperti borgol dan memenjarakan jiwa
Cinta juga yang memilih hati untuk bersemayam
Cinta tidak pernah salah dan dipersalahkan
Cinta....
Satu kata tanpa bentuk dan arti yang nyata
Cinta yang membutakan setiap hati dan mata manusia
Cinta yang merubah jalan hidup ini
Cinta yang seperti borgol dan memenjarakan jiwa
Cinta juga yang memilih hati untuk bersemayam
Cinta tidak pernah salah dan dipersalahkan
Cinta....
Entah apa sebenarnya apa itu cinta, terkadang membuat hati ini bahagia dan penuh semangat hidup terkadang pula membuat hati ini muak dan menangis, cerita ini hanya mengisahkan secuil arti cinta bagi seorang anak manusia yang sedang mencoba mencari apa arti Cinta itu sendiri...
Namaku Slamet, dan ini sepenggal kisah yang sampai sekarang masih aku kenang dan ingin membagikan kepada kalian semua...
Spoiler for INDEX:
PROLOG
Siang ini aku masih terjaga di dalam bangku bus antar kota yang akan mengantarku ke sebuah kota yang terkenal dengan Mendoan-nya, aku baru saja lulus SMP di kotaku sendiri dan mulai minggu depan aku harus bersekolah jauh dari kota asalku karena dorongan orang tua dan saudara yang sudah sukses yang sebelumnya bersekolah di situ, hampir 4 jam perjalanan ini memaksaku untuk merubah posisi duduk berkali kali...Pegel sikilku...Puanas bokongku...
Perjalanan ini berakhir setelah sang kernet berteriak...Terminal...Terminal...Habis...Habis....aku pun beranjak dari bangku bus ini, dan perlahan memasuki antrian penumpang untuk keluar melewati pintu belakang, aahhh...akhirnya sampai juga di kota ini, kota yang akan aku habiskan 3 tahun kedepan dan entah bagaimana nantinya saja...aku berjalan keluar dari terminal dengan menenteng tas sekolah yang penuh berisi baju dan travell bag pinjaman dari Pak Lik Mat, sesaat aku melihat ke arah bus dengan tulisan Santoso cukup besar di kaca depan...Matur suwun yo...
Dan kisah ini pun dimulai....
----------------------------------------------
Diubah oleh gembelsakti 18-11-2016 10:15
yusrillllll dan 20 lainnya memberi reputasi
19
546.9K
2.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gembelsakti
#2183
Episode 90
Selesai Sholat Ied di masjid depan rumah aku masih berdiri sambil menyalami beberapa teman masa kecilku yang memang jarang bertemu, ada juga beberapa orang tua yang dulu suka membantuku atau terkadang memarahiku karena kebandelanku...seperti dulu sering aku mengambil singkong, jagung atau pepaya di ladang yang sedang di panen...
"Lho ini Slamet to...wah udah gede sekarang....di jakarta ya ? " ucap Mbah Sahuri sambil menepuk bahuku
"Nggih Mbah...Mbah Sahuri sehat ? " tanyaku
"Alhamdulillah...ya kaya gini aja...udah tua, batuk, meriang udah makanan sehari hari..." ucapnya
"Masih nanem jagung mbah ? dulu suka minta klo panen buat di bakar hehehehe..." tanyaku kepada Mbah Sahuri yang aku lihat semakin renta
"Udah nggak, badan Mbah udah ga sekuat dulu lagi...biar Lik Trubus saja yang nerusin...." jawab Mbah Sahuri sambil memperlihatkan tangannya yang kurus kering
"Lha nggih Mbah...fokus ibadah saja...menikmati masa tua..." jawabku sambil tersenyum
"Lha ini sendirian aja ? Mana istrinya ? " tanya Mbah Sahuri
"Wah belum Mbah...nyuwun doa nya saja biar segera..." jawabku
"Yoh...mudah mudahan di berikan jodoh yang baik, yang sholehah..bakti sama suami dan bisa jadi teladan buat anak anakmu kelak...aamiin" jawab Mbah Sahuri
"Aamiin Mbah....Pinarak Mbah...simbok udah masak banyak..." ucapku sambil meminta Mbah Sahuri singgah di rumah simbok
"Terima Kasih...nanti mbah ke sana klo tamu udah sepi...maklum udah banyak anak cucu...." jawab Mbah Sahuri
"Nggih Mbah...saya nanti yang ke sana saja...kangen nasi jagung buatan simbah hehehe..." ucapku
"Oalah...mbah memang bikin nasi jagung sama opor...tak tunggu yo Le...putuku yang paling bandel hehehehe...." ucapnya sesaat sebelum berjalan pergi menuju rumahnya yang terletak tak jauh dari rumahku
Masih teringat jaman aku kecil dulu sering aku membantu memetik jagung jika panen dan sering di buatkan nasi jagung untuk bekal ke sekolah...
"Bengong aja Met...." terdengar suara yang mengagetkanku
"Eh simbok...abis ngobrol sama mbah sahuri Mbok...udah kelihatan tua banget ya mbok...." jawabku sambil memeluk tangan simbok
"Iya..udah sering sakit sakitan...nanti kalo simbok sama bapak udah tua dan sakit sakitan kamu yang ikhlas buat ngerawatnya ya Met...." ucap simbok sambil mengelus keningku
"Iya Mbok..." jawabku sambil berjalan masuk ke dalam rumah
Aku duduk lesehan di atas tikar pandan sambil mengambil ponsel yang sedari tadi aku charge...tampak beberapa sms yang masuk di ponselku...aku coba baca satu persatu dan membalasnya...sekilas ada nama Sari dan Adhis diantara beberapa sms yang masuk...
"Met....makan dulu aja...ntar baru sungkeman..." ucap Simbok sambil menaruh sepiring nasi berserta lauknya di depanku
"Bapak masih di masjid Mbok ? " tanyaku
"Iya...kamu makan dulu aja..." jawab simbok
"Mas Joko kemana ? kok Rafa ndak kelihatan ? " tanyaku sambil mengunyah makanan
"Udah jalan setelah sholat tadi...Rafa minta bakso katanya...ntar juga balik..." jawab simbok sambil merapikan susunan toples berisi kue kering dan beberapa makanan ringan
Selesai makan, aku masuk ke dalam kamar untuk menelepon Sari...
"Assalamu'alaikum....." ucapku
"Wa'alaikumsalam Met..." jawab Sari dengan suara yang khas nya
"Taqabbalallahu minna wa minkum ya Sari...mohon maaf lahir dan batin...." ucapku
"Taqabbalallahu minna wa minkum juga ya Met...mohon maaf lahir batin juga...maafin klo udah bikin kamu suka sebel sama marah marah hehehehe..." jawab Sari
"lagi apa Sari ? " tanyaku
"Abis salam salaman sama keluarga dan saudara di sini Met...kamu lagi apa ? " jawab Sari
"Aku di kamar...nunggu Bapak pulang dari masjid..." jawabku
"Kamu abis ini kemana aja Met ? " tanya Sari
"Ya muter ke kampung sini, trus biasanya sore kumpul di rumah simbah uti...kamu udah muter kemana aja ? " jawabku
"Owh gitu...klo di sini ya paling sekitaran sini aja...siang dikit udah sepi..." ucap Sari
"Di sini sampe malem juga masih rame...." jawabku
"Wah seru dong....ntar kamu foto foto ya Met..." pinta Sari
"Siap Sari...besok aku bawain pas ke sana..." jawabku
"Oh iya nanti salam buat Simbok sama Bapak ya Met...sama keluarga kamu semua..." ucap Sari
"Insyallah...sampaikan juga permintaan maafku buat Papah sama Mamah kamu, Kak Sinta, Reza dan ke semua ya...insyallah H+4 aku berangkat dari sini..." jawabku
"Berangkat Pagi atau malam ? Ke Bekasi dulu atau mau langsung ke sini Met ? " tanya Sari
"Berangkat pagi dari sini...nginep semalem di bekasi dulu..." jawabku
"Iya lah...istirahat dulu...kan lumayan perjalanan jauh..." ucap Sari
"Udah dulu ya Sari...Bapak udah datang kayaknya di depan...aku sungkeman dulu ya...love you..." ucapku
"Okey Met...love you too...." jawab Sari
Selesai sungkeman dengan kedua orang tua dan kakakku, aku berkeliling kampung ini, hampir setiap rumah aku kunjungi untuk meminta maaf sekalian silaturahmi...banyak juga bertemu orang orang baru yang belum pernah aku lihat karena memang sudah lama aku tinggalkan kampung ini semenjak lulus SMP...meski capek tetapi hati ini senang bisa bertemu dengan teman teman kecil dulu....
Sore itu pula aku dan keluargaku mengunjungi simbahku yang letak rumahnya sekitar 20 menit perjalanan dari rumahku...hanya ada simbah putri dari bapak yang tersisa karena simbah kakung sudah meninggal...sedangkan simbah dari simbok sudah meninggal semua semenjak aku kecil...
"Jadi kamu udah yakin Met ? " tanya mbah Uti setelah mengetahui rencanaku melamar Sari beberapa hari lagi
"Nggih Mbah...minta doa restunya dari mbah Uti aja......" jawabku
"Coba liat yang mana to orangnya ? mbah kok lupa lupa ingat wajahnya...." pinta Mbah Uti
"Bentar Mbah...ada kok fotonya...." jawabku sambil mencari foto Sari yang aku simpan di ponselku
"Ini Mbah...Sari namanya..." ucapku sambil memperlihatkan foto Sari kepada mbah Uti
"Owalah ayu tenan....Alhamdulillah...mudah mudahan lancar yo Met...mbah ndak bisa ikut ke sana...kaki mbah udah ndak kuat klo naek mobil kelamaan..." jawab mbah Uti sambil menitik air matanya
"Aamiin Mbah...." jawabku sambil memeluk simbahku satu satunya yang masih ada
Matahari terbit dan tenggelam serasa begitu cepat waktu berlalu...Pagi ini aku, simbok, bapak, mas joko dan mbak tutik sudah siap berangkat menuju jakarta...semenjak semalam sudah di siapkan bekal dan beberapa kotak oleh oleh yang sudah di kemas rapi oleh mbak tutik bersama simbok...
"Udah ndak ada yang ketinggalan lagi ? " tanya Bapak kepada simbok
"Udah masuk semua Pak...kunci serep juga udah aku bawa..." ucap simbok sambil membetulkan jilbabnya
"Yo wis ayo jalan klo gitu...Bismillah...." ucap Bapak
Setelah menempuh lebih dari 15 jam perjalanan akhirnya kami sampai juga di rumah bekasi, aku rebahkan badanku ke karpet ruang tengah yang biasa aku pakai untuk menonton tv karena lumayan capek setelah sendirian aku menyetir dari kampung menuju jakarta meski beberapa kali berhenti untuk makan dan istirahat....
"Besok jam berapa ke sana Met ? " tanya bapak yang bersandar tak jauh dari aku rebahan
"Menjelang makan siang katanya Pak...jam jam 10an udah sampai sana..." jawabku
"Owh ya udah...bapak ngikut aja..." jawab bapak
"Bapak mau kopi ? " tanya simbok yang sibuk merapikan barang bawaan dari bagasi
"Boleh...ada kopi tubruk Bu ? " tanya Bapak kepada simbok
"Itu masih ada kopi toraja Pak di rak piring..." jawabku
"Wah itu enak Met...bikinin sekalian buat joko sama slamet Bu..." ucap Bapak
"Iya Pak...bentar masak air dulu..." jawab Simbok sambil berjalan ke arah dapur
"Mas Joko sama Mbak Tutik mana Pak ? " tanyaku pelan
"Katanya mau beli makanan...laper katanya..." jawab Bapak
"Ada banyak yang dagang kok di gerbang perumahan..." jawabku
Tak lama Mas Joko sama Mbak Tutik datang membawa beberapa plastik di tangannya...
"Ambil piring sana Tik...." ucap Mas Joko sambil duduk di sebelahku
"Beli apa Mas ? " tanyaku dan beranjak duduk
"Beli Martabak telor sama nasi goreng...adanya itu doang yang di depan gerbang..." jawab Mas Joko
"Ya masih mudik kali yang dagang Mas...biasanya juga ada penyetan di sebelah nasi goreng..." jawabku
"Yuk makan dulu...ini kopinya mau taruh mana ? " tanya Mbak Tutik yang datang membawa 3 gelas kopi dan beberapa piring makan
"Sini aja...takut kesenggol..." ucapku sambil mengambil meja kecil dari kamar yang biasa aku pake untuk menaruh ponsel
"Simbok mana ? sekalian makan trus istirahat..." ucap Bapak
"Mau mandi dulu katanya Pak...gerah..." jawab Mbak Tutik
"Ya udah makan dulu aja..." jawab Bapak
Selesai makan Bapak duduk di depan rumah sambil menyalakan rokok kreteknya....Mas Joko sibuk telpon anaknya di ruang tengah dan Mbak Tutik sibuk menyiapkan baju buat besok bersama simbok di dalam kamarku...
"Duduk sini Met...." ucap Bapak sambil menghembuskan asap rokoknya
"Iya Pak..." jawabku sambil membawa kopi yang belum habis aku minum tadi
"Pacar kamu yang dulu di kenalin bapak sekarang di mana ? " tanya Bapak pelan
"Adhis maksudnya Pak ? " jawabku
"Iya itu..." jawab bapak singkat
"Ada di Jakarta...kenapa Pak ? " tanyaku pelan
"Masih sering kontak ? " tanya Bapak
"Masih Pak...Emang kenapa Pak ? " tanyaku
"Ya nanti kalo kamu udah tunangan sama Sari ya di kurangin kontaknya...jaga perasaannya Sari...besok kalian kan udah di iket..." ucap Bapak
"Iya Pak..." jawabku
Zrrrttt....Zrrrttt....Zrrrtttt.... terdengar getaran tanda sebuah pesan masuk dari ponselku...aku ambil ponselku yang sedari tadi aku taruh di lantai dekat gelas kopi...perlahan aku baca sebuah pesan yang masuk ke dalam inbox ponselku
Met...kamu lagi apa ? masih di kampung atau udah balik jakarta ? Jujur aku kangen sama kamu...kangen perhatian kamu, kangen canda tawa kamu, kangen senyuman manis kamu...
Salah ya kalo aku masih menyimpan rasa ini buat kamu ? Aku ga tau harus sedih atau bahagia mendengar kamu akan menikah meski aku tau apapun pilihanku akan sama saja membuat hati ini semakin menderita...
----------------------------------------------------------------------------------------------
Apalah artinya sebuah derita
Bila kau yakin itu pasti akan berlalu
Hai nona manis biarkanlah bumi berputar
Menurut kehendak yang kuasa
Tuhan pun tau hidup ini sangat berat
Tapi takdir pun tak mungkin slalu sama
Coba-coba lah tinggalkan sejenak anganmu
Esok kan masih ada .. esok kan masih ada
Selesai Sholat Ied di masjid depan rumah aku masih berdiri sambil menyalami beberapa teman masa kecilku yang memang jarang bertemu, ada juga beberapa orang tua yang dulu suka membantuku atau terkadang memarahiku karena kebandelanku...seperti dulu sering aku mengambil singkong, jagung atau pepaya di ladang yang sedang di panen...
"Lho ini Slamet to...wah udah gede sekarang....di jakarta ya ? " ucap Mbah Sahuri sambil menepuk bahuku
"Nggih Mbah...Mbah Sahuri sehat ? " tanyaku
"Alhamdulillah...ya kaya gini aja...udah tua, batuk, meriang udah makanan sehari hari..." ucapnya
"Masih nanem jagung mbah ? dulu suka minta klo panen buat di bakar hehehehe..." tanyaku kepada Mbah Sahuri yang aku lihat semakin renta
"Udah nggak, badan Mbah udah ga sekuat dulu lagi...biar Lik Trubus saja yang nerusin...." jawab Mbah Sahuri sambil memperlihatkan tangannya yang kurus kering
"Lha nggih Mbah...fokus ibadah saja...menikmati masa tua..." jawabku sambil tersenyum
"Lha ini sendirian aja ? Mana istrinya ? " tanya Mbah Sahuri
"Wah belum Mbah...nyuwun doa nya saja biar segera..." jawabku
"Yoh...mudah mudahan di berikan jodoh yang baik, yang sholehah..bakti sama suami dan bisa jadi teladan buat anak anakmu kelak...aamiin" jawab Mbah Sahuri
"Aamiin Mbah....Pinarak Mbah...simbok udah masak banyak..." ucapku sambil meminta Mbah Sahuri singgah di rumah simbok
"Terima Kasih...nanti mbah ke sana klo tamu udah sepi...maklum udah banyak anak cucu...." jawab Mbah Sahuri
"Nggih Mbah...saya nanti yang ke sana saja...kangen nasi jagung buatan simbah hehehe..." ucapku
"Oalah...mbah memang bikin nasi jagung sama opor...tak tunggu yo Le...putuku yang paling bandel hehehehe...." ucapnya sesaat sebelum berjalan pergi menuju rumahnya yang terletak tak jauh dari rumahku
Masih teringat jaman aku kecil dulu sering aku membantu memetik jagung jika panen dan sering di buatkan nasi jagung untuk bekal ke sekolah...
"Bengong aja Met...." terdengar suara yang mengagetkanku
"Eh simbok...abis ngobrol sama mbah sahuri Mbok...udah kelihatan tua banget ya mbok...." jawabku sambil memeluk tangan simbok
"Iya..udah sering sakit sakitan...nanti kalo simbok sama bapak udah tua dan sakit sakitan kamu yang ikhlas buat ngerawatnya ya Met...." ucap simbok sambil mengelus keningku
"Iya Mbok..." jawabku sambil berjalan masuk ke dalam rumah
Aku duduk lesehan di atas tikar pandan sambil mengambil ponsel yang sedari tadi aku charge...tampak beberapa sms yang masuk di ponselku...aku coba baca satu persatu dan membalasnya...sekilas ada nama Sari dan Adhis diantara beberapa sms yang masuk...
"Met....makan dulu aja...ntar baru sungkeman..." ucap Simbok sambil menaruh sepiring nasi berserta lauknya di depanku
"Bapak masih di masjid Mbok ? " tanyaku
"Iya...kamu makan dulu aja..." jawab simbok
"Mas Joko kemana ? kok Rafa ndak kelihatan ? " tanyaku sambil mengunyah makanan
"Udah jalan setelah sholat tadi...Rafa minta bakso katanya...ntar juga balik..." jawab simbok sambil merapikan susunan toples berisi kue kering dan beberapa makanan ringan
Selesai makan, aku masuk ke dalam kamar untuk menelepon Sari...
"Assalamu'alaikum....." ucapku
"Wa'alaikumsalam Met..." jawab Sari dengan suara yang khas nya
"Taqabbalallahu minna wa minkum ya Sari...mohon maaf lahir dan batin...." ucapku
"Taqabbalallahu minna wa minkum juga ya Met...mohon maaf lahir batin juga...maafin klo udah bikin kamu suka sebel sama marah marah hehehehe..." jawab Sari
"lagi apa Sari ? " tanyaku
"Abis salam salaman sama keluarga dan saudara di sini Met...kamu lagi apa ? " jawab Sari
"Aku di kamar...nunggu Bapak pulang dari masjid..." jawabku
"Kamu abis ini kemana aja Met ? " tanya Sari
"Ya muter ke kampung sini, trus biasanya sore kumpul di rumah simbah uti...kamu udah muter kemana aja ? " jawabku
"Owh gitu...klo di sini ya paling sekitaran sini aja...siang dikit udah sepi..." ucap Sari
"Di sini sampe malem juga masih rame...." jawabku
"Wah seru dong....ntar kamu foto foto ya Met..." pinta Sari
"Siap Sari...besok aku bawain pas ke sana..." jawabku
"Oh iya nanti salam buat Simbok sama Bapak ya Met...sama keluarga kamu semua..." ucap Sari
"Insyallah...sampaikan juga permintaan maafku buat Papah sama Mamah kamu, Kak Sinta, Reza dan ke semua ya...insyallah H+4 aku berangkat dari sini..." jawabku
"Berangkat Pagi atau malam ? Ke Bekasi dulu atau mau langsung ke sini Met ? " tanya Sari
"Berangkat pagi dari sini...nginep semalem di bekasi dulu..." jawabku
"Iya lah...istirahat dulu...kan lumayan perjalanan jauh..." ucap Sari
"Udah dulu ya Sari...Bapak udah datang kayaknya di depan...aku sungkeman dulu ya...love you..." ucapku
"Okey Met...love you too...." jawab Sari
Selesai sungkeman dengan kedua orang tua dan kakakku, aku berkeliling kampung ini, hampir setiap rumah aku kunjungi untuk meminta maaf sekalian silaturahmi...banyak juga bertemu orang orang baru yang belum pernah aku lihat karena memang sudah lama aku tinggalkan kampung ini semenjak lulus SMP...meski capek tetapi hati ini senang bisa bertemu dengan teman teman kecil dulu....
Sore itu pula aku dan keluargaku mengunjungi simbahku yang letak rumahnya sekitar 20 menit perjalanan dari rumahku...hanya ada simbah putri dari bapak yang tersisa karena simbah kakung sudah meninggal...sedangkan simbah dari simbok sudah meninggal semua semenjak aku kecil...
"Jadi kamu udah yakin Met ? " tanya mbah Uti setelah mengetahui rencanaku melamar Sari beberapa hari lagi
"Nggih Mbah...minta doa restunya dari mbah Uti aja......" jawabku
"Coba liat yang mana to orangnya ? mbah kok lupa lupa ingat wajahnya...." pinta Mbah Uti
"Bentar Mbah...ada kok fotonya...." jawabku sambil mencari foto Sari yang aku simpan di ponselku
"Ini Mbah...Sari namanya..." ucapku sambil memperlihatkan foto Sari kepada mbah Uti
"Owalah ayu tenan....Alhamdulillah...mudah mudahan lancar yo Met...mbah ndak bisa ikut ke sana...kaki mbah udah ndak kuat klo naek mobil kelamaan..." jawab mbah Uti sambil menitik air matanya
"Aamiin Mbah...." jawabku sambil memeluk simbahku satu satunya yang masih ada
Matahari terbit dan tenggelam serasa begitu cepat waktu berlalu...Pagi ini aku, simbok, bapak, mas joko dan mbak tutik sudah siap berangkat menuju jakarta...semenjak semalam sudah di siapkan bekal dan beberapa kotak oleh oleh yang sudah di kemas rapi oleh mbak tutik bersama simbok...
"Udah ndak ada yang ketinggalan lagi ? " tanya Bapak kepada simbok
"Udah masuk semua Pak...kunci serep juga udah aku bawa..." ucap simbok sambil membetulkan jilbabnya
"Yo wis ayo jalan klo gitu...Bismillah...." ucap Bapak
Setelah menempuh lebih dari 15 jam perjalanan akhirnya kami sampai juga di rumah bekasi, aku rebahkan badanku ke karpet ruang tengah yang biasa aku pakai untuk menonton tv karena lumayan capek setelah sendirian aku menyetir dari kampung menuju jakarta meski beberapa kali berhenti untuk makan dan istirahat....
"Besok jam berapa ke sana Met ? " tanya bapak yang bersandar tak jauh dari aku rebahan
"Menjelang makan siang katanya Pak...jam jam 10an udah sampai sana..." jawabku
"Owh ya udah...bapak ngikut aja..." jawab bapak
"Bapak mau kopi ? " tanya simbok yang sibuk merapikan barang bawaan dari bagasi
"Boleh...ada kopi tubruk Bu ? " tanya Bapak kepada simbok
"Itu masih ada kopi toraja Pak di rak piring..." jawabku
"Wah itu enak Met...bikinin sekalian buat joko sama slamet Bu..." ucap Bapak
"Iya Pak...bentar masak air dulu..." jawab Simbok sambil berjalan ke arah dapur
"Mas Joko sama Mbak Tutik mana Pak ? " tanyaku pelan
"Katanya mau beli makanan...laper katanya..." jawab Bapak
"Ada banyak yang dagang kok di gerbang perumahan..." jawabku
Tak lama Mas Joko sama Mbak Tutik datang membawa beberapa plastik di tangannya...
"Ambil piring sana Tik...." ucap Mas Joko sambil duduk di sebelahku
"Beli apa Mas ? " tanyaku dan beranjak duduk
"Beli Martabak telor sama nasi goreng...adanya itu doang yang di depan gerbang..." jawab Mas Joko
"Ya masih mudik kali yang dagang Mas...biasanya juga ada penyetan di sebelah nasi goreng..." jawabku
"Yuk makan dulu...ini kopinya mau taruh mana ? " tanya Mbak Tutik yang datang membawa 3 gelas kopi dan beberapa piring makan
"Sini aja...takut kesenggol..." ucapku sambil mengambil meja kecil dari kamar yang biasa aku pake untuk menaruh ponsel
"Simbok mana ? sekalian makan trus istirahat..." ucap Bapak
"Mau mandi dulu katanya Pak...gerah..." jawab Mbak Tutik
"Ya udah makan dulu aja..." jawab Bapak
Selesai makan Bapak duduk di depan rumah sambil menyalakan rokok kreteknya....Mas Joko sibuk telpon anaknya di ruang tengah dan Mbak Tutik sibuk menyiapkan baju buat besok bersama simbok di dalam kamarku...
"Duduk sini Met...." ucap Bapak sambil menghembuskan asap rokoknya
"Iya Pak..." jawabku sambil membawa kopi yang belum habis aku minum tadi
"Pacar kamu yang dulu di kenalin bapak sekarang di mana ? " tanya Bapak pelan
"Adhis maksudnya Pak ? " jawabku
"Iya itu..." jawab bapak singkat
"Ada di Jakarta...kenapa Pak ? " tanyaku pelan
"Masih sering kontak ? " tanya Bapak
"Masih Pak...Emang kenapa Pak ? " tanyaku
"Ya nanti kalo kamu udah tunangan sama Sari ya di kurangin kontaknya...jaga perasaannya Sari...besok kalian kan udah di iket..." ucap Bapak
"Iya Pak..." jawabku
Zrrrttt....Zrrrttt....Zrrrtttt.... terdengar getaran tanda sebuah pesan masuk dari ponselku...aku ambil ponselku yang sedari tadi aku taruh di lantai dekat gelas kopi...perlahan aku baca sebuah pesan yang masuk ke dalam inbox ponselku
Met...kamu lagi apa ? masih di kampung atau udah balik jakarta ? Jujur aku kangen sama kamu...kangen perhatian kamu, kangen canda tawa kamu, kangen senyuman manis kamu...Salah ya kalo aku masih menyimpan rasa ini buat kamu ? Aku ga tau harus sedih atau bahagia mendengar kamu akan menikah meski aku tau apapun pilihanku akan sama saja membuat hati ini semakin menderita...
----------------------------------------------------------------------------------------------
Apalah artinya sebuah derita
Bila kau yakin itu pasti akan berlalu
Hai nona manis biarkanlah bumi berputar
Menurut kehendak yang kuasa
Tuhan pun tau hidup ini sangat berat
Tapi takdir pun tak mungkin slalu sama
Coba-coba lah tinggalkan sejenak anganmu
Esok kan masih ada .. esok kan masih ada
jenggalasunyi dan 4 lainnya memberi reputasi
5