- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#6915
Losses 1
Pagi ini...
"Hoeeeeekk...
"
Gue berusaha menekan-nekan punggung leher gue..
"Hoeeeek.."
Keluar lagi..
Mata gue sudah berair.
Badan gue sudah lemas.
Kepala gue puyeng..
Gue membuka keran air,
menimba air digayung,
lalu mengguyurnya ke tandas.
Berusaha untuk menghilangkan bekas muntahan gue..
"Semoga diluar toilet gak ada orang..
kalo ada kan gue malu karena kedengaran.."
gumam gue dalam hati
--
--
Malem ini gila ditempat kerja..
Setelah kita beres-beres karena waktunya tutup,
Ehh, ternyata supervisor gue ulang tahun..
Dia traktir semua anak buahnya minum.
Berbotol-botol dikeluarin dari stock house.
Kebanyakan sih botol yang kurang laku dan sudah digudang lama banget.
Rasanya ya jangan ditanyalah.
Tau sendiri kenapa gak laku, ya karena saking beratnya.
Gue personally paling benci chivas,
kalo gue minum ini, besoknya pasti puyeng parah.
Apalagi kalau yang X.O.,
ampun-ampun deh.
Sialnya kita punya 6 botol chivas X.O dan beberapa botol lainnya.
Total ada sekitar 15an.
Shift hari ini sih sekitar 20an orang,
sebenarnya kalo minum biasa doank sih bisa dikontrol,
tapi karena game dadu dan kayaknya gue lagi sial.
Perasaan gue melulu yang minum..
--
--
Gue jalan balik ke kelas.
Badan gue lemes euy..
Motor gue aja masih ditempat kerja,
kemarin malem gue uda gak kuat buat bawa motor pulang,
Sampai-sampai bang Din yang anterin gue pulang bareng sama Rara..
Tadi pagi aja bang Din yang anterin gue ke kampus.
"Udah, lu gak usah ke kampus" Kata bang Din
"...
..."
"Emang bisa kenapa sih gak masuk kelas satu hari.." Kata bang Din lagi
Tapi gue tetep kekeuh ke kampus..
Entah lah..
===
"Lo sehat jek?" Tanya temen yang ada disebelah gue
Gue cuman menganggukkan kepala,
tapi gue yakin bentukan muka gue pasti aneh
Mata merah berair,
belum lagi keliatan sayu dan hitam..
Dia megang tangannya ke kepala gue
"Panas nih, demam lo kayaknya" Kata teman gue
"Ahh, biarin aja" Kata gue lemas
Karena gue tau ini bukan demam,
tapi.... mabuk....
Akhirnya kelasnya selesai juga dan gue sudah gak ada kelas lagi..
Gue masih duduk diam dibangku gue tadi,
yang lain uda pada keluar.
Gue ambil HP untuk nelpon bang Din buat minta dijemput dikampus.
Tapi gak diangkat sama orang tua ini..
Gue coba lagi..
Berkali.. kali..

Akhirnya gue paksain diri jalan ke kandang.
Selama perjalanan, gue ngerasa gue pengen muntah lagi,
tapi gue tahan..
Rasanya perjalanan dari kelas ke kandang itu lama banget.
Padahal sama-sama dilantai tiga.
Setelah sampai, gue gak tahan lagi,
gue langsung muntah di wastafel yang ada dikandang.
Hadeh..
Tiba-tiba pintu kandang terbuka..
Gue pikir si Imus..
"Boy!" Teriak Wawan
"Oh elu.." Kata gue lemes
"Sakit lo?" Tanya Wawan
Gue menggeleng sambil membersihkan mulut gue dari air yang keluar dari keran.
"Lo sibuk?" Tanya gue
"Kagak, kenapa?" Balas Wawan
"Anter gue pulang.." Kata gue
"Ok"
Wawan segera mengambil tas yang masih ada dipunggung gue
"Kagak usah" Kata gue menahan tangan Wawan
Tiba-tiba Wawan memegang kening gue dengan telapak tangannya
"Gila panas banget lo!" Kata Wawan
"Na!" Teriak Wawan tiba-tiba
"
"
Wawan manggil siapa?
"Mas Anton ke kampus bawa mobil kan?" Tanya Wawan
Ternyata Una berdiri dibelakang pintu dari tadi tapi gue gak sadar
"Iya wan, naik mobil aja?" Jawab Una
"
"
"Iya, jeki lemes gini soalnya" Kata Wawan
"Ok, aku telepon orangnya dulu ya" Kata Una
"Gak usah
" Teriak gue
"Lo lemes gini, takutnya gak kuat naik motor boy" Saran Wawan
"Buru" Kata gue sambil jalan melewati Una
"Nih anak...." Gerutu Wawan
"Kalo ada apa-apa, telpon aja Wan" Kata Una ke Wawan
Gue baru jalan beberapa langkah dari mereka, tapi entah karena saking puyengnya,
Gue malah nendang sebelah kaki gue ketika gue mau mengayunkan sebelah yang lain kedepan.
Alhasil gue hampir kesandung..
Untung gue masih megang dinding..
Tapi sebelah lengan gue sudah dipegang sama Una
"
"
"
"
"Makasih" Kata gue ke Una
"Sama-sama" Una masih tersenyum
===
"Lo yakin gak mau kedokter?" Tanya Wawan
Gue menggelengkan kepala sambil tiduran dikasur kostan gue
"Iren uda tau belom?" Tanya Wawan
"Gak tau gue" jawab gue seadanya
"Gue telpon aja lah anaknya ya, mana nomornya sini" Kata Wawan
"Liat di hp gue aja" jawab gue
Wawan mencari-cari hp gue dikantong jeans gue
"Di tas" Kata gue sambil menunjuk ke arah tas gue
"Wuiih.. sejak kapan ganti hape lo jek?" Tanya wawan
Gue gak menjawab karena kepala gue emang puyeng banget
"Ada missed call nih, banyak.. putri kodok itu Iren ya boy?" Tanya Wawan
"Iya" Jawab gue
"Ada-ada aja lo, cewek lo dipanggil kodok
" Kata Wawan
Gue memang masukin nama "putri kodok" dikontak hp gue
"Wah, ampun dah baca sms dari cewek lo" Lanjut Wawan lagi
Gue cuman bisa senyum-senyum sendiri ngeliat ekspresi Wawan.
Gue sempat mendengar Wawan menelpon Iren dari hp gue.
Kalimat terakhir yang gue denger adalah..
"Yauda, gue jemput dikostan ya"
Kata Wawan
"Gue jemput cewe lo dulu boy dikostannya" Kata Wawan
Iren memang gak punya motor
--
--
Setelah Wawan pergi, gue berusaha tidur,
gue pikir, setelah tidur, mungkin gue bisa sembuh..
Sekarang, gue terbangun karena mendengar suara orang ngobrol.
Gue memalingkan muka untuk melihat suara siapa
"Ayam!"
Ternyata Iren sudah dikamar gue
Doi langsung mengambil gelas dan air untuk gue minum.
Disisi lain,
Bang Din langsung mendekati gue dan meletakkan tangannya dikening gue
"Demam lu belum turun" Kata bang Din
"Minum dulu yam" Kata Iren sambil memberikan gelas berisi air dan ikut-ikutan memegang tangannya dikening gue
"Iya, masih panas yam" Kata Iren setelahnya
Gue menegak air yang diberikan Iren,
memang kepala gue masih puyeng dan badan gue juga masih lemes..
"Adik ipar!" Panggil bang Din ke arah Iren
"
" gue kaget
"
" Pipi Iren merona
"Bisa bawa mobil gak?" Tanya Bang Din
"Gak bisa bang" Jawab Iren
"Lo, bisa jalan jek? Kita ke dokter" Kata bang Din
"
"
Bang Din memegang gue untuk berdiri
"Gak usah bang" Tolak gue
"Gue yang bayar!" Jawab bang Din sambil menarik gue berdiri
Gue menyerah karena sudah lemas banget
Akhirnya gue dipapah bang Din menuju mobilnya.
"Kunci kamarnya dek" Kata bang Din ke Iren
Gue liat Iren mengunci pintu kamar gue dan mengambil dompet serta hp gue
Setelahnya kita berangkat ke dokter umum yang ada disekitaran tempat tinggal gue.
Awalnya gue didiagnosis demam berdarah/tipes.
Tapi si dokter harus ada bukti uji lab dulu.
Akhirnya setelah gue uji lab,
Gue diberi surat rujukan ke rumah sakit
"Ini harus segera diopname, soalnya trombositnya sudah rendah, positif demam berdarah..."
"Hoeeeeekk...
"Gue berusaha menekan-nekan punggung leher gue..
"Hoeeeek.."
Keluar lagi..
Mata gue sudah berair.
Badan gue sudah lemas.
Kepala gue puyeng..
Gue membuka keran air,
menimba air digayung,
lalu mengguyurnya ke tandas.
Berusaha untuk menghilangkan bekas muntahan gue..
"Semoga diluar toilet gak ada orang..
kalo ada kan gue malu karena kedengaran.."
gumam gue dalam hati
--
--Malem ini gila ditempat kerja..
Setelah kita beres-beres karena waktunya tutup,
Ehh, ternyata supervisor gue ulang tahun..
Dia traktir semua anak buahnya minum.
Berbotol-botol dikeluarin dari stock house.
Kebanyakan sih botol yang kurang laku dan sudah digudang lama banget.
Rasanya ya jangan ditanyalah.
Tau sendiri kenapa gak laku, ya karena saking beratnya.
Gue personally paling benci chivas,
kalo gue minum ini, besoknya pasti puyeng parah.
Apalagi kalau yang X.O.,
ampun-ampun deh.
Sialnya kita punya 6 botol chivas X.O dan beberapa botol lainnya.
Total ada sekitar 15an.
Shift hari ini sih sekitar 20an orang,
sebenarnya kalo minum biasa doank sih bisa dikontrol,
tapi karena game dadu dan kayaknya gue lagi sial.
Perasaan gue melulu yang minum..
--
--Gue jalan balik ke kelas.
Badan gue lemes euy..
Motor gue aja masih ditempat kerja,
kemarin malem gue uda gak kuat buat bawa motor pulang,
Sampai-sampai bang Din yang anterin gue pulang bareng sama Rara..
Tadi pagi aja bang Din yang anterin gue ke kampus.
"Udah, lu gak usah ke kampus" Kata bang Din
"...
...""Emang bisa kenapa sih gak masuk kelas satu hari.." Kata bang Din lagi
Tapi gue tetep kekeuh ke kampus..
Entah lah..
===
"Lo sehat jek?" Tanya temen yang ada disebelah gue
Gue cuman menganggukkan kepala,
tapi gue yakin bentukan muka gue pasti aneh
Mata merah berair,
belum lagi keliatan sayu dan hitam..
Dia megang tangannya ke kepala gue
"Panas nih, demam lo kayaknya" Kata teman gue
"Ahh, biarin aja" Kata gue lemas
Karena gue tau ini bukan demam,
tapi.... mabuk....
Akhirnya kelasnya selesai juga dan gue sudah gak ada kelas lagi..
Gue masih duduk diam dibangku gue tadi,
yang lain uda pada keluar.
Gue ambil HP untuk nelpon bang Din buat minta dijemput dikampus.
Tapi gak diangkat sama orang tua ini..
Gue coba lagi..
Berkali.. kali..

Akhirnya gue paksain diri jalan ke kandang.
Selama perjalanan, gue ngerasa gue pengen muntah lagi,
tapi gue tahan..
Rasanya perjalanan dari kelas ke kandang itu lama banget.
Padahal sama-sama dilantai tiga.
Setelah sampai, gue gak tahan lagi,
gue langsung muntah di wastafel yang ada dikandang.
Hadeh..
Tiba-tiba pintu kandang terbuka..
Gue pikir si Imus..
"Boy!" Teriak Wawan
"Oh elu.." Kata gue lemes
"Sakit lo?" Tanya Wawan
Gue menggeleng sambil membersihkan mulut gue dari air yang keluar dari keran.
"Lo sibuk?" Tanya gue
"Kagak, kenapa?" Balas Wawan
"Anter gue pulang.." Kata gue
"Ok"
Wawan segera mengambil tas yang masih ada dipunggung gue
"Kagak usah" Kata gue menahan tangan Wawan
Tiba-tiba Wawan memegang kening gue dengan telapak tangannya
"Gila panas banget lo!" Kata Wawan
"Na!" Teriak Wawan tiba-tiba
"
"Wawan manggil siapa?
"Mas Anton ke kampus bawa mobil kan?" Tanya Wawan
Ternyata Una berdiri dibelakang pintu dari tadi tapi gue gak sadar
"Iya wan, naik mobil aja?" Jawab Una
"
""Iya, jeki lemes gini soalnya" Kata Wawan
"Ok, aku telepon orangnya dulu ya" Kata Una
"Gak usah
" Teriak gue"Lo lemes gini, takutnya gak kuat naik motor boy" Saran Wawan
"Buru" Kata gue sambil jalan melewati Una
"Nih anak...." Gerutu Wawan
"Kalo ada apa-apa, telpon aja Wan" Kata Una ke Wawan
Gue baru jalan beberapa langkah dari mereka, tapi entah karena saking puyengnya,
Gue malah nendang sebelah kaki gue ketika gue mau mengayunkan sebelah yang lain kedepan.
Alhasil gue hampir kesandung..
Untung gue masih megang dinding..
Tapi sebelah lengan gue sudah dipegang sama Una
"
""
""Makasih" Kata gue ke Una
"Sama-sama" Una masih tersenyum
===
"Lo yakin gak mau kedokter?" Tanya Wawan
Gue menggelengkan kepala sambil tiduran dikasur kostan gue
"Iren uda tau belom?" Tanya Wawan
"Gak tau gue" jawab gue seadanya
"Gue telpon aja lah anaknya ya, mana nomornya sini" Kata Wawan
"Liat di hp gue aja" jawab gue
Wawan mencari-cari hp gue dikantong jeans gue
"Di tas" Kata gue sambil menunjuk ke arah tas gue
"Wuiih.. sejak kapan ganti hape lo jek?" Tanya wawan
Gue gak menjawab karena kepala gue emang puyeng banget
"Ada missed call nih, banyak.. putri kodok itu Iren ya boy?" Tanya Wawan
"Iya" Jawab gue
"Ada-ada aja lo, cewek lo dipanggil kodok
" Kata WawanGue memang masukin nama "putri kodok" dikontak hp gue
"Wah, ampun dah baca sms dari cewek lo" Lanjut Wawan lagi
Gue cuman bisa senyum-senyum sendiri ngeliat ekspresi Wawan.
Gue sempat mendengar Wawan menelpon Iren dari hp gue.
Kalimat terakhir yang gue denger adalah..
"Yauda, gue jemput dikostan ya"
Kata Wawan"Gue jemput cewe lo dulu boy dikostannya" Kata Wawan
Iren memang gak punya motor
--
--Setelah Wawan pergi, gue berusaha tidur,
gue pikir, setelah tidur, mungkin gue bisa sembuh..
Sekarang, gue terbangun karena mendengar suara orang ngobrol.
Gue memalingkan muka untuk melihat suara siapa
"Ayam!"
Ternyata Iren sudah dikamar gue
Doi langsung mengambil gelas dan air untuk gue minum.
Disisi lain,
Bang Din langsung mendekati gue dan meletakkan tangannya dikening gue
"Demam lu belum turun" Kata bang Din
"Minum dulu yam" Kata Iren sambil memberikan gelas berisi air dan ikut-ikutan memegang tangannya dikening gue
"Iya, masih panas yam" Kata Iren setelahnya
Gue menegak air yang diberikan Iren,
memang kepala gue masih puyeng dan badan gue juga masih lemes..
"Adik ipar!" Panggil bang Din ke arah Iren
"
" gue kaget"
" Pipi Iren merona"Bisa bawa mobil gak?" Tanya Bang Din
"Gak bisa bang" Jawab Iren
"Lo, bisa jalan jek? Kita ke dokter" Kata bang Din
"
"Bang Din memegang gue untuk berdiri
"Gak usah bang" Tolak gue
"Gue yang bayar!" Jawab bang Din sambil menarik gue berdiri
Gue menyerah karena sudah lemas banget
Akhirnya gue dipapah bang Din menuju mobilnya.
"Kunci kamarnya dek" Kata bang Din ke Iren
Gue liat Iren mengunci pintu kamar gue dan mengambil dompet serta hp gue
Setelahnya kita berangkat ke dokter umum yang ada disekitaran tempat tinggal gue.
Awalnya gue didiagnosis demam berdarah/tipes.
Tapi si dokter harus ada bukti uji lab dulu.
Akhirnya setelah gue uji lab,
Gue diberi surat rujukan ke rumah sakit
"Ini harus segera diopname, soalnya trombositnya sudah rendah, positif demam berdarah..."
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 18:55
jenggalasunyi dan 10 lainnya memberi reputasi
9
