- Beranda
- Stories from the Heart
The " X " Boss
...
TS
IlyasCool
The " X " Boss
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Diubah oleh IlyasCool 06-02-2016 19:45
khodzimzz dan 7 lainnya memberi reputasi
6
720.8K
2.2K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
IlyasCool
#1956
Part 46
Sambil menjabat tangannya gue tersenyum lagi kepada dia mencoba untuk ramah. Namun sepertinya dia tidak perduli dengan gue, lalu tak lama jabatan tangan lepas dan gue segera minta izin kepada pak ahmed untuk melihat keadaan Xena terlebih dahulu.
" Pak, saya liat Xena dulu ya.. "
" Iya ge, ga usah malu malu kali kamu itu.. "
" Hehe yaudah saya keatas dulu ya, pak, fi.. "
Kalo dilihat lihat, rafi ini statusnya sama seperti Xena. Yaitu anak orang kaya, beda dengan gue yang berasal dari keluarga yang biasa biasa saja. Dari segi penampilan, kalah jauh gue. Apalagi dari segi fisik, dia anaknya putih, tingginya hampir sama seperti gue. Pokoknya gue yakin dia banyak yang suka sama dia begitu.
Gue pun keatas untuk melihat gadis kesayangan gue yang sedang terbaring sakit. Di depan kamarnya, perlahan gue membuka pintu kamarnya yang tidak terkunci itu dan mendapati Xena sedang tertidur pulas. Karena gak mau mengganggu, gue masuk secara diam diam lalu mengambil kursi yang kemudian gue gunakan untuk duduk di samping kasurnya.
Gue meletakkan telapak tangan kiri gue di dahinya untuk mengecek badannya panas atau tidak. Ternyata masih sedikit panas. Lalu gue beralih untuk mengelus ngelus tangannya karena sudah beberapa waktu ini gue gak merasakan kulit mulus tangannya itu.
Namun tak disangka, ternyata Xena menyadari kehadiran seseorang di sampingnya yang itu adalah gue. Ia, kemudian bergerak sedikit dan perlahan membuka matanya.
" Mas Ge..? "
" Iya sayang, ini aku..
" Kata gue sambil mengelus pipinya
" Maaf yahh aku jadi sakit begini.. "
" Makanya kamu tuh jaga kesehatan, jangan makan sembarangan , dan cuaca juga lagi jelek banget tau.. "
" He'em.. " gumamnya pelan
" Kmu gak kedokter? " tanya gue
" Udah, tadi kesini.. "
" Ooh trus gimana hasilnya? "
" Ya itu mas, aku kecapean, terus flu gitu sama batuk.."
" Idiihh ingusaann loo!! hihi " Kata gue sedikit bercanda
" Ihhh pacarnya sakit bukannya disayang''in, kmu dari kantor langsung kesini mas? "
" Hehe iyaa, gak tenang aku dikantor kalo kamunya sakit begini.. "
Obrolan pun berlangsung panjang, hingga waktu maghrib mau menjelang. Dari tangga gue berjalan ke arah belakang untuk mengambil wudhu sekalian mau ketemu bibi juga udah lama ga ketemu.
Setelah wudhu, gue memutuskan untuk di kamarnya Xena aja. Dari belakang kemudian gue berjalan menuju tangga dan melihat Rafi sedang asik asiknya nonton tv disana. Gue pun mencoba untuk bersikap ramah.
" Udah solat fi? "
" Lo jangan sok ngatur ngatur gue deh.. baru kenal juga.. " Jawab dia songong
" ohh yaudah klo begitu.. " Kata gue mencoba untuk tidak emosi
Padahal dalem hati sih gue udah kesel tuh sama itu orang, gue nanya baik baik malah dijawab kaya gitu. Gue juga mencoba untuk tidak emosi, apabila gue emosi saat itu, bukan hanya 'image' gue yang jelek dimata Keluarganya Xena saat itu, bahkan hubungan gue juga bakal berujung kehancuran.
Gue langsung ngacir ke atas lalu melihat vivi baru saja pulang diatas. Saat gue hendak masuk ke kamarnya Xena, Vivi memanggil gue.
" Ge.. "
" Eh iya kenapa vi.. "
" Aku mau ngomong sama kamu, tapi gak disini.. " kata dia
" Yaudah, tpi aku sholat dulu ya.. " ucap gue
" Gini deh, gimana ntar kita makan diluar bareng sekalian nganter kamu pulang ke bogo "
" Yaudah , tpi gpp nih? "
" Iya gpp, soalnya ada hal yg penting nih.. "
" Oke sip "
Gue pun makin penasaran saja apa yang mau Vivi beritahu kepada gue.
Malemnya saat, gue hendak pulang, gue pun pamitan dulu ke Xena dulu
" Sayang, aku pulang yah.. " Sambil mengelus rambutnya..
" Hmm.. aku masih pengen kamu disini mas..
"
" Kan aku kerja sayang.. Aku juga kerja kan buat nabung kita nanti..
"
" Kamu janji ya kesini pas weekend
" Iya sayang aku janji
" Kata gue tersenyum dengan menggengam tangannya. " Yaudah kamu istirahat yah sayang, cepet sembuh
" Ucap gue disusul dengan ciuman di keningnya
" Kamu pulang ke naik kereta dong.. Ga cape apah " Ucapnya pelan
" Ngga, tadi Vivi, bilang katanya mau nganterin aku gitu.. "
" Ohh baguslah biar kamu tuh gak cape mas bolak balik gini.. Kasian kamunyaa.. "
" Iyaa makasih yah udah perhatian sama aku.. "
Keluar dari kamarnya Xena, kemudian gue dibawah pamitan sama Pak Ahmed dan Rafi. Seperti biasa, Rafi selalu memandang gue dengan pandangan yang menggambarkan kalo dia itu tidak suka keberadaan gue. Tapi gue juga terus untuk mencoba sabar dan sabar terus.
Malem itu sebelum gue dianter pulang sama diajak makan sama Vivi di daerah kemang itu lhoo yang tempat makannya mahal mahal, sekaligus pengalaman pertama gue nyicipin makanan disana. Kali aja nanti kalo beneran enak makanannya, bisalah gue sedikit nabung buat ngajak Xena makan disitu sekali-kali.
" Oiya tadi katanya ada yang mau diomongin vi.. "
" Oh iya ini ge, tapi kamu beneran mau denger dan tau kan hal ini.. "
" Iya lah vi, lo bikin penasaran gue tadi soalnya hehe.. "
" Hmmm.. " Lalu vivi pun mulai pembicaraannya kepada gue. " Jadi gini ge, kamu tau kan rafi itu temen kecilnya Xena dulu waktu dan dia sekarang baru aja pulang dari Singapura setelah nyelesain kuliahnya disana. Terus semenjak ia dateng indo, dia sering banget lho kerumah gitu, buat ketemu sama Xena, kadang dia juga ngebeliin sesuatu gitu buat Xena. Makanya itu aku rasa dia tuh suka sama Xena ge.. "
Kampret ni orang ternyata, mau nikung nikung aja nih mentang mentang punya segalanya. Gue pun jadi agak emosi sih denger cerita dari Vivi
" Ya ampun tu orang, apa gak ada rasa malu kali ya, udah jelas jelas Xena kan sama aku.. " kata gue sedikit emosi
" Bentar.. dulu ge, kamu tenang dulu deh.. "
lalu Vivi melanjutkan pembicaraannya
" Iya vi, terus ? "
" Jadi beberapa hari ini sebelum Xena sakit itu, Dia ngajak aku, Xena sama Ayah itu makan malem bareng gitu sama keluarganya ge, banyak yang kita obrolin disana saat malem itu, ya walaupun Xena kelihatan biasa biasa aja sih pas malem itu. tapi ada satu obrolan yang bikin aku harus ngasih tau ini ke kamu. "
" Apa itu vi.. "
" Orang tuanya Rafi mau jodohin rafi sama Xena.. "
JLEB!!! Disitu tangan gue serasa lemes, garpu yang tadinya gue pegang terlepas, gue pun terdiam dan mencoba untuk menahan rasa sakit yang keluar dari hati ini. Gue pun ga bisa memberikan tanggapan apa apa lagi selain pertanyaan.
" Tapi tanggepan ayah gimana? "
" Ayah si cuma bilang, semua tergantung dari Xenanya, dan Xena belum jawab mengenai hal itu. " Kata vivi
" Terus aku harus gimana dong vi..
"
" Kamu tenang yah ge, kamu harus sabar, toh Xena juga belum memutuskan hal ini kan.. "
Malem itu gue pun tidur dengan Gelisah mikirin hubungan gue dengan Xena. Gue takut gimana kalo nanti Xena lebih memilih Rafi dibanding gue . Gue gak mau kehilangan Xena
Sakit aku sakit...
Sambil menjabat tangannya gue tersenyum lagi kepada dia mencoba untuk ramah. Namun sepertinya dia tidak perduli dengan gue, lalu tak lama jabatan tangan lepas dan gue segera minta izin kepada pak ahmed untuk melihat keadaan Xena terlebih dahulu.
" Pak, saya liat Xena dulu ya.. "
" Iya ge, ga usah malu malu kali kamu itu.. "
" Hehe yaudah saya keatas dulu ya, pak, fi.. "
Kalo dilihat lihat, rafi ini statusnya sama seperti Xena. Yaitu anak orang kaya, beda dengan gue yang berasal dari keluarga yang biasa biasa saja. Dari segi penampilan, kalah jauh gue. Apalagi dari segi fisik, dia anaknya putih, tingginya hampir sama seperti gue. Pokoknya gue yakin dia banyak yang suka sama dia begitu.
Gue pun keatas untuk melihat gadis kesayangan gue yang sedang terbaring sakit. Di depan kamarnya, perlahan gue membuka pintu kamarnya yang tidak terkunci itu dan mendapati Xena sedang tertidur pulas. Karena gak mau mengganggu, gue masuk secara diam diam lalu mengambil kursi yang kemudian gue gunakan untuk duduk di samping kasurnya.
Gue meletakkan telapak tangan kiri gue di dahinya untuk mengecek badannya panas atau tidak. Ternyata masih sedikit panas. Lalu gue beralih untuk mengelus ngelus tangannya karena sudah beberapa waktu ini gue gak merasakan kulit mulus tangannya itu.
Namun tak disangka, ternyata Xena menyadari kehadiran seseorang di sampingnya yang itu adalah gue. Ia, kemudian bergerak sedikit dan perlahan membuka matanya.
" Mas Ge..? "
" Iya sayang, ini aku..
" Kata gue sambil mengelus pipinya" Maaf yahh aku jadi sakit begini.. "
" Makanya kamu tuh jaga kesehatan, jangan makan sembarangan , dan cuaca juga lagi jelek banget tau.. "
" He'em.. " gumamnya pelan
" Kmu gak kedokter? " tanya gue
" Udah, tadi kesini.. "
" Ooh trus gimana hasilnya? "
" Ya itu mas, aku kecapean, terus flu gitu sama batuk.."
" Idiihh ingusaann loo!! hihi " Kata gue sedikit bercanda
" Ihhh pacarnya sakit bukannya disayang''in, kmu dari kantor langsung kesini mas? "
" Hehe iyaa, gak tenang aku dikantor kalo kamunya sakit begini.. "
Obrolan pun berlangsung panjang, hingga waktu maghrib mau menjelang. Dari tangga gue berjalan ke arah belakang untuk mengambil wudhu sekalian mau ketemu bibi juga udah lama ga ketemu.
Setelah wudhu, gue memutuskan untuk di kamarnya Xena aja. Dari belakang kemudian gue berjalan menuju tangga dan melihat Rafi sedang asik asiknya nonton tv disana. Gue pun mencoba untuk bersikap ramah.
" Udah solat fi? "
" Lo jangan sok ngatur ngatur gue deh.. baru kenal juga.. " Jawab dia songong
" ohh yaudah klo begitu.. " Kata gue mencoba untuk tidak emosi
Padahal dalem hati sih gue udah kesel tuh sama itu orang, gue nanya baik baik malah dijawab kaya gitu. Gue juga mencoba untuk tidak emosi, apabila gue emosi saat itu, bukan hanya 'image' gue yang jelek dimata Keluarganya Xena saat itu, bahkan hubungan gue juga bakal berujung kehancuran.
Gue langsung ngacir ke atas lalu melihat vivi baru saja pulang diatas. Saat gue hendak masuk ke kamarnya Xena, Vivi memanggil gue.
" Ge.. "
" Eh iya kenapa vi.. "
" Aku mau ngomong sama kamu, tapi gak disini.. " kata dia
" Yaudah, tpi aku sholat dulu ya.. " ucap gue
" Gini deh, gimana ntar kita makan diluar bareng sekalian nganter kamu pulang ke bogo "
" Yaudah , tpi gpp nih? "
" Iya gpp, soalnya ada hal yg penting nih.. "
" Oke sip "
Gue pun makin penasaran saja apa yang mau Vivi beritahu kepada gue.
Malemnya saat, gue hendak pulang, gue pun pamitan dulu ke Xena dulu
" Sayang, aku pulang yah.. " Sambil mengelus rambutnya..
" Hmm.. aku masih pengen kamu disini mas..
"" Kan aku kerja sayang.. Aku juga kerja kan buat nabung kita nanti..
"" Kamu janji ya kesini pas weekend
" Iya sayang aku janji
" Kata gue tersenyum dengan menggengam tangannya. " Yaudah kamu istirahat yah sayang, cepet sembuh
" Ucap gue disusul dengan ciuman di keningnya" Kamu pulang ke naik kereta dong.. Ga cape apah " Ucapnya pelan
" Ngga, tadi Vivi, bilang katanya mau nganterin aku gitu.. "
" Ohh baguslah biar kamu tuh gak cape mas bolak balik gini.. Kasian kamunyaa.. "
" Iyaa makasih yah udah perhatian sama aku.. "
Keluar dari kamarnya Xena, kemudian gue dibawah pamitan sama Pak Ahmed dan Rafi. Seperti biasa, Rafi selalu memandang gue dengan pandangan yang menggambarkan kalo dia itu tidak suka keberadaan gue. Tapi gue juga terus untuk mencoba sabar dan sabar terus.
Malem itu sebelum gue dianter pulang sama diajak makan sama Vivi di daerah kemang itu lhoo yang tempat makannya mahal mahal, sekaligus pengalaman pertama gue nyicipin makanan disana. Kali aja nanti kalo beneran enak makanannya, bisalah gue sedikit nabung buat ngajak Xena makan disitu sekali-kali.
" Oiya tadi katanya ada yang mau diomongin vi.. "
" Oh iya ini ge, tapi kamu beneran mau denger dan tau kan hal ini.. "
" Iya lah vi, lo bikin penasaran gue tadi soalnya hehe.. "
" Hmmm.. " Lalu vivi pun mulai pembicaraannya kepada gue. " Jadi gini ge, kamu tau kan rafi itu temen kecilnya Xena dulu waktu dan dia sekarang baru aja pulang dari Singapura setelah nyelesain kuliahnya disana. Terus semenjak ia dateng indo, dia sering banget lho kerumah gitu, buat ketemu sama Xena, kadang dia juga ngebeliin sesuatu gitu buat Xena. Makanya itu aku rasa dia tuh suka sama Xena ge.. "
Kampret ni orang ternyata, mau nikung nikung aja nih mentang mentang punya segalanya. Gue pun jadi agak emosi sih denger cerita dari Vivi
" Ya ampun tu orang, apa gak ada rasa malu kali ya, udah jelas jelas Xena kan sama aku.. " kata gue sedikit emosi
" Bentar.. dulu ge, kamu tenang dulu deh.. "
lalu Vivi melanjutkan pembicaraannya
" Iya vi, terus ? "
" Jadi beberapa hari ini sebelum Xena sakit itu, Dia ngajak aku, Xena sama Ayah itu makan malem bareng gitu sama keluarganya ge, banyak yang kita obrolin disana saat malem itu, ya walaupun Xena kelihatan biasa biasa aja sih pas malem itu. tapi ada satu obrolan yang bikin aku harus ngasih tau ini ke kamu. "
" Apa itu vi.. "
" Orang tuanya Rafi mau jodohin rafi sama Xena.. "
JLEB!!! Disitu tangan gue serasa lemes, garpu yang tadinya gue pegang terlepas, gue pun terdiam dan mencoba untuk menahan rasa sakit yang keluar dari hati ini. Gue pun ga bisa memberikan tanggapan apa apa lagi selain pertanyaan.
" Tapi tanggepan ayah gimana? "
" Ayah si cuma bilang, semua tergantung dari Xenanya, dan Xena belum jawab mengenai hal itu. " Kata vivi
" Terus aku harus gimana dong vi..
"" Kamu tenang yah ge, kamu harus sabar, toh Xena juga belum memutuskan hal ini kan.. "
Malem itu gue pun tidur dengan Gelisah mikirin hubungan gue dengan Xena. Gue takut gimana kalo nanti Xena lebih memilih Rafi dibanding gue . Gue gak mau kehilangan Xena

Sakit aku sakit...
junti27 dan khodzimzz memberi reputasi
2
