- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#274
Bibir pantai
"Gue sama Widya mau ngejodohin elu sama Una" Kata Wawan
"
"
"Lo tau kan kalo cewek gue sama Una itu sohib banget" Lanjut Wawan
"
" gue ngangguk
"Nah Widya cerita kalo Una gak sembarangan deket sama cowok, dan
tingkah laku Una itu nunjukin kalo anaknya punya feel sama elu"
"Dari mana dia bisa nyimpulin gitu?" Tanya gue penasaran
Wawan cuman mengangkat kedua bahunya.
Tapi gue mengharapkan sebuah alasan konkret dari perkataannya.
"Who knows? Mungkin ikatan batin karena mereka teman dekat.
Tapi yang penting lu usaha dikit buat dapetin tu anak" Saran Wawan
"Liat entar deh boy" Kata gue
***
Gue masih punya waktu kosong sampe jam 6 sore karena acaranya baru dimulai jam segitu. Gue gak tau harus ngapain. Teman-teman semua bermain air di pantai. Gue sendiri tidak terlalu suka pantai. Akhirnya gue cuman duduk dibibir pantai, diatas pasir sambil melihat kegiatan orang-orang.


Wawan dan Widya terlihat bermain air. Gue melihat sekilas Widya. Gue bertanya kepada diri gue sendiri, "Kenapa gue bisa suka wanita ini?". Kalo gue pake katamata sebagai cowok "normal", gue tidak menemukan alasan yang tepat. Doi terlihat biasa saja. Oke dia langsing, tinggi, rambutnya bagus. Cuman sebatas itu dan tidak ada yang lain lagi. Normal layaknya wanita biasa.
Gue kembali larut dalam pemikiran gue sendiri. Soal cinta, gue bisa dibilang payah. Masa SMA gue, khususnya urusan asmara, tidak ada yang berkesan. Gue tidak punya pacar selama SMA. Gue pernah nembak seorang cewek, tapi gue ditolak
DIsisi lain gue dekat banget dengan banyak cewek. Mulai dari yang luar biasa, biasa, sampai yang "dibawah standar". Tapi gue ngak punya feel apapun ke mereka. No love, even crush. Kata mereka, gue enak dipandang. Fisik gue mendukung untuk jadi seorang "pemain". Gue enak diajak ngobrol. Seseorang yang bisa memberikan pandangan objektif tanpa harus terpengaruh oleh perasaan. Dan hal ini membuat mereka nyaman didekat gue. Tapi gue terlalu nerd dan mesum. Setidaknya ini yang gue dengar dari mereka.
Apa gue emang dikutuk untuk tidak bisa memiliki seseorang yang benar-benar gue mau? Gue selalu yakin dengan apapun yang gue rasakan lewat hati. Kalo gue rasa gue suka, maka begitulah yang terjadi. Perasaan itu makin kuat dari hari ke hari. Bahkan ketika gue tau kesempatan gue buat bersama wanita itu sudah tidak ada, gue tetap menyimpan rasa kepada wanita itu. Contohnya Widya (even until today).
***
Gue mengeluarkan sebatang rokok,
tiba-tiba pundak gue ditepuk dari belakang
"Jekiiiii" Suara seorang wanita
"
"
Ahhh ternyata Una. Doi terlihat cantik sekali. Dia pake celana panjang ngepas dengan hoodie warna abu. Lekuk tubuhnya masih terlihat jelas. Apalagi bagian lehernya yang jenjang. Rambutnya yang diikat keatas semakin memperlihatkan keindahan yang dimiliki seorang Una
.
Dia lalu duduk disebelah gue
"Gak main di pantai?" Tanya nya sambil menunjuk ke arah pantai
"Aku gak suka pantai" Kata gue
"Aku juga"
"Ihh kamu kok ngerokok sih???
" Ketus Una
"Suka-suka donk neng.. kan lagi pengen" Kata gue
Una mengambil rokok dan korek dari bibir dan tangan gue. Lalu mematahkan rokok tersebut dan membuangnya berserta korek gue.
"Aku mau duduk disini, jadi kamu gak boleh ngerokok!
" Kata Una
"Rese ah!
" Teriak gue
Cukup lama kita duduk berdua tanpa suara, sekedar menikmati angin dan melihat tingkah teman-teman kami yang lain.
"Aku kemarin uda cerita ke Widya.." Kata Una
"
"
" ...soal kamu" Lanjut Una
"
""Lo tau kan kalo cewek gue sama Una itu sohib banget" Lanjut Wawan
"
" gue ngangguk"Nah Widya cerita kalo Una gak sembarangan deket sama cowok, dan
tingkah laku Una itu nunjukin kalo anaknya punya feel sama elu"
"Dari mana dia bisa nyimpulin gitu?" Tanya gue penasaran
Wawan cuman mengangkat kedua bahunya.
Tapi gue mengharapkan sebuah alasan konkret dari perkataannya.
"Who knows? Mungkin ikatan batin karena mereka teman dekat.
Tapi yang penting lu usaha dikit buat dapetin tu anak" Saran Wawan
"Liat entar deh boy" Kata gue
***
Gue masih punya waktu kosong sampe jam 6 sore karena acaranya baru dimulai jam segitu. Gue gak tau harus ngapain. Teman-teman semua bermain air di pantai. Gue sendiri tidak terlalu suka pantai. Akhirnya gue cuman duduk dibibir pantai, diatas pasir sambil melihat kegiatan orang-orang.


Wawan dan Widya terlihat bermain air. Gue melihat sekilas Widya. Gue bertanya kepada diri gue sendiri, "Kenapa gue bisa suka wanita ini?". Kalo gue pake katamata sebagai cowok "normal", gue tidak menemukan alasan yang tepat. Doi terlihat biasa saja. Oke dia langsing, tinggi, rambutnya bagus. Cuman sebatas itu dan tidak ada yang lain lagi. Normal layaknya wanita biasa.
Gue kembali larut dalam pemikiran gue sendiri. Soal cinta, gue bisa dibilang payah. Masa SMA gue, khususnya urusan asmara, tidak ada yang berkesan. Gue tidak punya pacar selama SMA. Gue pernah nembak seorang cewek, tapi gue ditolak

DIsisi lain gue dekat banget dengan banyak cewek. Mulai dari yang luar biasa, biasa, sampai yang "dibawah standar". Tapi gue ngak punya feel apapun ke mereka. No love, even crush. Kata mereka, gue enak dipandang. Fisik gue mendukung untuk jadi seorang "pemain". Gue enak diajak ngobrol. Seseorang yang bisa memberikan pandangan objektif tanpa harus terpengaruh oleh perasaan. Dan hal ini membuat mereka nyaman didekat gue. Tapi gue terlalu nerd dan mesum. Setidaknya ini yang gue dengar dari mereka.
Apa gue emang dikutuk untuk tidak bisa memiliki seseorang yang benar-benar gue mau? Gue selalu yakin dengan apapun yang gue rasakan lewat hati. Kalo gue rasa gue suka, maka begitulah yang terjadi. Perasaan itu makin kuat dari hari ke hari. Bahkan ketika gue tau kesempatan gue buat bersama wanita itu sudah tidak ada, gue tetap menyimpan rasa kepada wanita itu. Contohnya Widya (even until today).
***
Gue mengeluarkan sebatang rokok,
tiba-tiba pundak gue ditepuk dari belakang
"Jekiiiii" Suara seorang wanita
"
"Ahhh ternyata Una. Doi terlihat cantik sekali. Dia pake celana panjang ngepas dengan hoodie warna abu. Lekuk tubuhnya masih terlihat jelas. Apalagi bagian lehernya yang jenjang. Rambutnya yang diikat keatas semakin memperlihatkan keindahan yang dimiliki seorang Una
.Dia lalu duduk disebelah gue
"Gak main di pantai?" Tanya nya sambil menunjuk ke arah pantai
"Aku gak suka pantai" Kata gue
"Aku juga"
"Ihh kamu kok ngerokok sih???
" Ketus Una"Suka-suka donk neng.. kan lagi pengen" Kata gue
Una mengambil rokok dan korek dari bibir dan tangan gue. Lalu mematahkan rokok tersebut dan membuangnya berserta korek gue.
"Aku mau duduk disini, jadi kamu gak boleh ngerokok!
" Kata Una"Rese ah!
" Teriak gueCukup lama kita duduk berdua tanpa suara, sekedar menikmati angin dan melihat tingkah teman-teman kami yang lain.
"Aku kemarin uda cerita ke Widya.." Kata Una
"
"" ...soal kamu" Lanjut Una
Diubah oleh pujangga1000 13-01-2015 01:40
jenggalasunyi dan 10 lainnya memberi reputasi
11
