Untuk Reksadana, mungkin bisa berwisata dulu ke sini :
http://aria.bapepam.go.id/reksadana/...aReksaDana.pdf

Selain utk Saham bisa refer ke sini : http://books.google.co.id/books?id=U...epage&q&f=true

Secara Perbandingan RISK vs REWARDS : Reksadana ada di posisi MEDIUM.



Bagi saya, Reksadana bukanlah untuk generate Pasif Income
Karena Patokan Reksadana, untuk Saham adalah IHSG, Campuran = BI Rate + IHSG, sami mawon dengan Trading.

Kategori Pasif Income, Investasi Financial saya lebih refer ke : Obligasi/Sukuk atau untuk yg agak RISK Koperasi Bagi Hasil yg ikut Regulasi OJK, atau BPR : mode Investasi RISK AVOIDER.

Sedangkan Kategori untuk Leverage Modal Ini bisa macam macam dengan mode Investasi RISK TAKER.

Salah satunya dengan Uinvest ini, selain itu bisa memakai Saham, Options maupun Future/Forex Trading, untuk yg berbasis Investasi Financial.

Makin HI Risk, makin Kecil Modal yg dialokasi. Modal FIXED, apabila LOSS, maka dari Active Incomelah yg akan mengisi modal tersebut kembali 100%.

Apabila disini menghasilkan Keuntungan yg luar biasa, atau Modal Ter Leverage bbrp kali lipat, maka targetnya adalah di RELOKASI ke LOW RISK ASET, sebagai Pasif Income :

1. Obligasi/Sukuk

2. Properti utk Kos kosan/Kontrakan/Ruko, dengan mempertimbangkan Yield Properti-nya : http://www.kaskus.co.id/show_post/53...yield-properti

Sedangkan sektor RIIL, bisa ikut strateginya EU, dengan Mengunci RISK dari BISNIS melalui PROPERTI.



Ilustrasinya sbb :



Berhubung, tulisan saya sangat bagus sekali, dimana saya saat itu bergurunya pada ayam yg sedang bertanding cakar dengan kucing, jadi...harap jangan demo mogok makan : http://www.kaskus.co.id/show_post/53...b000003/6025/-

Berikut saya coba copas lagi Posting 11 Jan 2014 : http://www.kaskus.co.id/show_post/52...78b4892/5241/-

Contohnya :

Saham, Options dan Forex ==> Deposito dan Obligasi ==> Pasif Income

Saham, Options dan Forex ini Modal FIXED, misal :10 jt, maka apabila minus menjadi 9 jt, harus dikembalikan ke 10 jt lewat Active Income, akan tetapi apabila profit mencapai 15 jt, maka 5 juta harus dipindahkan ke Deposito atau Obligasi (SR/ORI) sehingga pasif income makin besar.

Demikian untuk Investasi Kolektif, ini Resikonya memang sangat tinggi....
Model Patungan ini sudah umum dari dulu sebenarnya. Hanya untuk Uinvest ini agak unik modelnya.

Disini Modal juga haruslah Fixed, untuk kemudian return-nya, entah bulanan, triwulan atau per 6 bulan....juga harus dipindahkan, kalo contoh diatas ke Properti...seperti kos kos an, toko dll....

Saya juga ambil contoh, salah satunya bagi hasil cipaganti.
(sekedar contoh saja : http://finance.detik.com/read/2013/0...medium=twitter )

Disini Resiko di Manage dengan menswitch return setelah di LEVERAGE dan menghasilkan kelipatan modal ke Instrument yg lebih rendah resikonya.

Kemudian Investasi di Sektor Real, disini fokusnya ke arah : Jasa, Produksi (bisa makanan dan sebagainya), Waralaba, dan Distributor.

Lalu dilakukan Lindung Nilai, ini bisa masuk ke Sektor Perkebunan, atau Perkayuan untuk Lindung Nilai Bisnis Real secara Jangka Panjang. Misalnya Kayu yg bisa dipanen dalam 5 tahun dan masih sangat dibutuhkan oleh properti saat ini (berkelanjutan).

Contoh :
Jati Unggul Nusantara : http://jatijun.com/ , bisa juga Sengon : http://www.tempo.co/read/news/2013/1...i-Rumus-Jokowi

Apabila semua lancar, baik Bisnis Real dan Lindung Nilai tdk terpakai, maka alokasi panennya adalah ke Properti.



Semoga Bermanfaat,

Tks

Regards