Kaskus

Story

audrianramantaAvatar border
TS
audrianramanta
3 KONTRAKAN 1 KOST
3 KONTRAKAN 1 KOST
INTRO

Spoiler for NEW COVER:


Halo agan dan aganwati sekalian...setelah lama jadi silent reader akhirnya aku mutusin juga untuk nyeritain kisah hidupku yang kayak permen nano-nano (itu lho yang manis asem asin rame rasanyaemoticon-Ngakak). Sebelum aku nyeritain kisah ini aku mau kenalin diri dulu.Namaku Rian dan ini nama asli ku lho (terus agan harus bilang "wow" gitu?emoticon-Ngakak).Cukup namaku aja yang asli dan nama tokoh-tokoh lain aku samarin ya (Takut kena UU Pencemaran Polusi Udara...eh Pencemaran Nama Baik maksudnya emoticon-Malu (S)).

Sekarang umurku 24 tahun dan baru aja masuk kuliah S2 di kota Jogja berhati nyamanemoticon-Jempol.Sebelumnya aku kuliah S1 Teknik Sipil di Malang.Kota yang dulunya kota bunga dan berubah jadi kota ruko sekarang...hehehehe.
Durasi kisah ini terjadi 6 tahun lalu saat aku masih unyu-unyu bau penyu (halah...emoticon-Hammer2),masih jadi mahasiswa teknik yang penuh suka duka sampai aku jadi seperti ini (Seperti apa ya??emoticon-Bingung (S)).Semoga aja aku bisa terus Update kisahnya ya...jangan lupa kalo berkenan bisa kasih emoticon-Rate 5 Starudah cukup kok apalagi yang ngasih emoticon-Blue Guy Cendol (L)

Intinya Selamat menikmati Kisah ini...emoticon-Angkat Beer

Quote:


Spoiler for PRAKONTRAKAN (Before 2007- 2007):


Spoiler for KONTRAKAN PERTAMA (2007-2008):


Spoiler for KONTRAKAN KEDUA (2008-2009):


Spoiler for KONTRAKAN KETIGA (2009-2011):

Index 2

Index 3
Polling
0 suara
Siapa karakter favorit agan di thread ini?
Diubah oleh audrianramanta 02-10-2013 06:58
fhy544Avatar border
efti108Avatar border
bagasdiamara269Avatar border
bagasdiamara269 dan 29 lainnya memberi reputasi
30
1.3M
3.4K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
audrianramantaAvatar border
TS
audrianramanta
#2937
PART 22 Angka Nol (6)

Surabaya...

Rena mengerjapkan mata gak percaya dengan pemandangan yang dilihatnya. Ia masuk ke dalam kamar Mama dan Mama nampak sedang memasukkan beberapa bajunya ke dalam koper.

"Mama mau kemana ?"

Mama, menoleh kearah Rena memperlihatkan wajah cemasnya.

"Mama pengen nyari Yusa, sehabis sholat perasaan Mama gak enak Ren, kepikiran Yusa terus"

"Jangan Ma, emang Mama tau Yusa kemana ?" ujar Rena duduk disamping Mama. Mama menggeleng-gelengkan kepalanya. " Lagian ini udah tengah malem, besok Rena aja yang nyariin Yusa, Rena janji."

"Gak mungkin lah Ren, kerjaanmu gimana ? terus siapa yang jaga Rudi, wong Rudi maunya cuma sama kamu ". Mama Menghela nafas, nampak sibuk memasukkan beberapa baju lagi.

Sudah kesekian kali Mama, mengemasi kopernya, bertekad mencari Yusa, tapi bujuk rayu Rena selalu berhasil membuat Mama urung mencari Yusa. Kali ini agak berbeda, Mama kayaknya sudah gak tahan lagi.

"Yusa, kapan kamu gak nyusahin Mama dan Rena " gumam Mama berulang kali, membuat Rena sering mengelus dada.Ia merasa bersalah, Yusa menghilang entah kemana gara-gara Rena. Mungkin hal ini juga yang membuat Rena gak memperbolehkan Mama yang mencari Yusa.

Dengan sedikit bujuk rayu Rena, malam itu, akhirnya Mama lagi-lagi urung niat mengemasi kopernya.Tapi sampai kapan harus seperti ini ?
ketika Mama akhirnya tertidur, Rena menutup pintu kamar Mama,. Ia lalu masuk ke kamar Yusa yang kosong dan lembab. Disentuhnya satu persatu buku-buku tebal di rak buku.Buku-buku yang bedebu dan jarang dibaca.Debunya menempel di jari-jari Rena.

Lalu ia duduk di tepian kasur dan menatap kursi putar didepannya. Kenangan meluncur manis. Yusa seakan hadir, duduk di kursi itu. Wajahnya yang serius memandang laptop dan buku-buku tebal yang dibacanya serta ocehannya yang canggih, menciptakan kerinduan di hati Rena. Ia selalu tertawa kalau Yusa tertidur di atas kursinya. Dan kalau sudah begitu Rena bakal memutar kursi itu, membat Yusa terbangun dan jengkel.Rena juga masih bisa merasan sentuhan lembut bibir Yusa ketika ia tiba-tiba mencium Rena dengan canggung.Dasar kamu itu cowok misterius romantis Yus" cibir Rena kala itu.

Kali ini ruangan kosong tanpa Yusa, menertawakan kesendiriannya.Lebih-lebih menertawakan kebodohan Rena pernah salah mencintai Rizal.Ia tahu Rizal adalah laki-laki yang sempurna dimata Rena, umur mereka cuma beda beberapa bulan, membuat Rizal nampak dewasa, jauh lebih dewasa dari Yusa.

Itikad baik Rizal kala itu ingin mengadopsi Rudi, membuat Rena terhenyuh. Rena sempat berpikir rencana Rudi ikut Rizal adalah keputusan terbaik. Toh, keuangan Rena bisa dikatakan gak baik.Yusa gak bisa diharapkan, terlampau idealis, memilih berkutat dengan hobi hackernya tanpa mau dibayar. Kalau bergantung sama Mama pun yang berkerja sebagai pegawai swasta di puskesmas kecil, gak mungkin cukup buat kehidupan sehari-hari.

Tapi tuhan punya rencana lain, menjentikkan sekelumit masalah dalam kehidupan Rena. Entah ada chemistri apa yang membuat Rudi lebih lengket ke Yusa. apalagi ketika Yusa pergi ke Singapur satu-satunya yang paling kehilangan adalah Rudi. Rena. Kehadiran Rizal yang diharapkan mampu jadi kakak yang baik buat Rudi nyatanya gak berhasil. Rudi bakal berontak, kalau Rizal datang dan hendak membawanya, jangankan melihat wajah Rizal, menyebut namanya saja, Rudi bakal menutup telinganya dan menjerit seperti orang kesetanan.

Rena harus tahu kedekatannya dengan Rizal salah besar, tapi siapa yang tahu dalamnya perasaanya manusia, bahkan Rena gak mampu membendung perasaannya.

Lalu ia baru tahu perasaan menipunya. Ketika Yusa datang, rasa bersalah karena terlanjur dekat dengan Rizal menyeruak. Ia baru tahu cintanya cuma untuk Yusa. Rizal cumalah pelampiasann ketidakberdayaannya tanpa Yusa.

"Maaf Zal, tapi aku sadar hubungan kita gak bisa dilanjutin lagi" ujar Rena ketika mereka ketemuan terakhir kali.

"Kenapa Ren, kamu tiba-tiba bisa bicara gitu. Aku gak ngerti sama sikapmu. Aku gak pernah maksa kamu buat cerita tentang dirimu. Aku hargai privasimu. Bahkan aku gak tau rumahmu dimana. Cuma ketemu sama Rudi di sekolahnya. Aku gak pernah protes. Tapi kalo niatmu buat mutusin hubungan kita. Aku gak bisa..."
Rena menangis tersedu-sedu seketika itu juga." Aku melakukan kesalahan terbesar ngasih perasaan sama kamu Zal".
Rizal memeluk Rena, mencoba menenangkannya, awanya Rena enggan tapi luluh juga. Dalam dekapan itu Rena berkata lirih.

"Tolong kamu pergi jauh-jauh dari kehidupanku. Jangan pernah menghubungiku. Demi kebaikanmu...."

"Kenapa Ren ?"

Sebelum berpisah Rena mengucapkan sebuah nama dan Rizal ingat betul nama itu.

"Yusa"

* * *

Malang...

Dedi memacu sepeda motornya layaknya orang kesetanan. Satu tangannya memegang hape, mencoba menghubungi nomer Sari tapi gak bisa. Kemudian ia juga mencoba menelpon Rian tapi percuma, gak ada satupun dari mereka yang mengangkat.
Tolol kamu Yan, kenapa gak diangkat telponku,ini soal Sari, dia lagi dibawa sama Bima, tolong bales SMS ini.

Dedi mencoba mengSMS Rian, berharap Rian membacanya.

Hari sudah malam Dedi masih celingukan kesana kemari, mencari hotel tempat Sari berada bersama Bima. Dan setelah berputar-putar kesana kemari, akhirnya hotel yang ia cari ketemu juga.

Gak berlama-lama ia parkirkan sepeda motornya, menelusuri lorong hotel, sudah siap kunci inggris di tasnya, ia sudah siap memukulkannya ke kepala Bima kalo itu perlu.

423...424...425..

Ia berhenti dikamar hotel 425, nafasya menggebu-gebu dan ketika hendak mengetok pintu kamar itu dengan keras, pintu terbuka. Nampak Sari didepannya.

"Kamu gak apa-apa Sar....kamu gak diapa-apain kan sama si brengsek itu, mana dia biar aku kasih pelajaran !!"

"Tenaang Ded aku gak apa-apa." jawab Sari menyuruh masuk Dedi dengan kerlingan matanya. Saat Dedi masuk ke kamar hotel diselingi Sari yang menutup pintunya. Emosinya yang memuncak tiba-tiba sirna ketika melihat Bima tengah duduk terpuruk di sofa, seperti kehilangan harapan, nampak mukanya bersimbah air mata.

"Kenapa tuh orang ? bisa jelasin ke aku Sar?" Dedi mengeryitkan keningnya bingung.

"Siapa Wizard itu Ded ?"

"Eh ? ada apa dengan Yusa"

Dedi membelalak mendengar kata yang udah lama gak didengar di telinganya. Sejak kapan Sari tahu tentang Yusa ?
"Tolong jangan hukum aku, aku minta maaf" Bima tiba-tiba bangkit, memegang pundak Dedi.

Dedi memandang jijik campur kasihan kearah Bima Ia menepis tangan Bima..

"Tolong bilang sama orang bernama Wizard ini berhenti menerorku, kembaliin uangku,kembaliin harga diriku. Aku bakal pergi jauh-jauh dari Sari...tolong...aku gak pernah nelpon polisi atau apapun...sueeer !"

Bima meracau sampai lelah, dan ketik ia akhirnya duduk lelah untuk bicara lagi. Dedi mulai angkat bicara.

"Aku masih belum tau kenapa Yusa bisa neror Bima, tapi kalo aku boleh nebak, ini ada kaitannya dengan Rian. lusa aku ke Jogja, kamu ikut juga Sar, lama-lama masalah ini tambah runyam"

"T-tapi.." Sari nampak ketakutan.

"Sar, kamu gak tau siapa Yusa, dia kalo udah balas dendam gak tanggung-tanggung."

Sari akhirnya mengangguk pasrah, ia gak nyangka masalahnya bisa melebar seperti ini.

"Terus kamu sekarang mau kemana Sar, yuk aku anterin pulang, keburu malem"

"Tapi Bima...gimana ?"Tunjuk Sari ke arah Bima.

"Oke kamu ngomong sama Bima dulu, aku tunggu di lobi ya, 5 menit". Dedi keluar dari kamar itu. Tinggal Sari dan Bima berdua.

"Bim...aku gak tahu harus benci atau kasihan sama kamu." ujar Sari.

"Sudah Sar, aku gak akan deketin kamu lagi, tapi tolong bantu aku, ngeyakinin si Wizard ini, buat ngembaliin semua uang di rekeningku, dan semua video-video gak senonohku yang diambil sama dia, tolong jangan sampai dia sebarin, mau taruh dimana mukaku, bisa hancur nama baikku."

"Iya aku bakal bantu kamu Bim, kamu gak boleh pesimis gitu, ini cuma kerjaan temennya Rian yang iseng aja kok, aku yakin si Wiard gak sampai hati ngehancurin hidupmu".

"M-makasih Sar".

Sari mengangguk dan ketika ia hendak keluar dari kamar itu, Bima menyuruhnya mendekat sejenak dan memberikan cincin tunangan Sari.Ketika Sari menyentuh cincin itu rasanya dirinya sejengkal lebih dekat dengan Rian.

(BERSAMBUNG)
rendicf
sormin180
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.