Kaskus

Story

audrianramantaAvatar border
TS
audrianramanta
3 KONTRAKAN 1 KOST
3 KONTRAKAN 1 KOST
INTRO

Spoiler for NEW COVER:


Halo agan dan aganwati sekalian...setelah lama jadi silent reader akhirnya aku mutusin juga untuk nyeritain kisah hidupku yang kayak permen nano-nano (itu lho yang manis asem asin rame rasanyaemoticon-Ngakak). Sebelum aku nyeritain kisah ini aku mau kenalin diri dulu.Namaku Rian dan ini nama asli ku lho (terus agan harus bilang "wow" gitu?emoticon-Ngakak).Cukup namaku aja yang asli dan nama tokoh-tokoh lain aku samarin ya (Takut kena UU Pencemaran Polusi Udara...eh Pencemaran Nama Baik maksudnya emoticon-Malu (S)).

Sekarang umurku 24 tahun dan baru aja masuk kuliah S2 di kota Jogja berhati nyamanemoticon-Jempol.Sebelumnya aku kuliah S1 Teknik Sipil di Malang.Kota yang dulunya kota bunga dan berubah jadi kota ruko sekarang...hehehehe.
Durasi kisah ini terjadi 6 tahun lalu saat aku masih unyu-unyu bau penyu (halah...emoticon-Hammer2),masih jadi mahasiswa teknik yang penuh suka duka sampai aku jadi seperti ini (Seperti apa ya??emoticon-Bingung (S)).Semoga aja aku bisa terus Update kisahnya ya...jangan lupa kalo berkenan bisa kasih emoticon-Rate 5 Starudah cukup kok apalagi yang ngasih emoticon-Blue Guy Cendol (L)

Intinya Selamat menikmati Kisah ini...emoticon-Angkat Beer

Quote:


Spoiler for PRAKONTRAKAN (Before 2007- 2007):


Spoiler for KONTRAKAN PERTAMA (2007-2008):


Spoiler for KONTRAKAN KEDUA (2008-2009):


Spoiler for KONTRAKAN KETIGA (2009-2011):

Index 2

Index 3
Polling
0 suara
Siapa karakter favorit agan di thread ini?
Diubah oleh audrianramanta 02-10-2013 06:58
fhy544Avatar border
efti108Avatar border
bagasdiamara269Avatar border
bagasdiamara269 dan 29 lainnya memberi reputasi
30
1.3M
3.4K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
audrianramantaAvatar border
TS
audrianramanta
#2890
PART 18 Angka Nol (2)

Surabaya...


Rena buru-buru turun dari Taxi, didepannya rumah minimalis berdiri membentuk bayang tinggi di seperempat malam. Ketika ia membuka pagar,Mama Yusa sudah menghampirinya dengan guratan wajah cemas, melebihi hati Rena.

"Untung kamu datang Ren, Mama udah gak tau lagi harus berbuat apa" ujar Mama, menggenggam tangan Rena, menyeretnya lembut masuk ke dalam rumah itu.

"Dia masih belum mau makan?" tanya Rena.

"Masih dan Mama takut kalo Rudi sakit, tolong ya Ren bujuk Rudi"

"Tentu aja Ma," kata Rena menenangkan Mama.

Rena melepas High Heelsnya, meletakkannya di rak sepatu kecil di sudut ruang tamu. Langkahnya berderap cepat ketika ia menghampiri ruangan Rudi. Perlahan tapi pasti ia membuka pintu kamar itu. Dan ia terkejut bukan main, melihat pemandangan kertas berserakan dimana-mana, buku-buku terjatuh dari lantai, seprai terlepas dari kasurnya dan Rudi sedang duduk di lantai gak jauh dari kursi rodanya, menggeram keras, membelakangi Rena.

"Rudi, ini kakak udah datang". Rena berkata hati-hati, mendekati Rudi perlahan-lahan.Ia takut gerakannya yang tiba-tiba malah membuat Rudi terancam. Rena tahu Rudi. Namun gerakan perlahan Rena pun tetap membuat Rudi tak menghentikan geraman marahnya,malah kali ini ia melempari Rena dengan segepok crayon ditangannya.
"Rudi kamu kenapa sih !" jerit Rena mencoba mengelak dari lemparan Rudi, keningnya berdenyut kesakitan ketika crayon yang warna merah tepat bersarang di dahi Rena. Ia serta merta memeluk Rudi yang meronta bak orang kesetanan. Mencoba menenangkannya.

"Kakak Jahat !!" teriakan Rudi berulang-ulang dan bergaung di pundak Rena. Rena gak menjawab masih memeluk Rudi kencang.Ia menepuk pundak Rudi lembut sampai nafas Rudi yang kacau akhirnya teratur kembali, tandanya ia sudah cukup tenang.

Rena gak habis pikir kenapa Rudi jadi begitu kerasnya akhir-akhir ini. Bahkan di sekolah luar biasanya ia menjadi pemberontak. Sudah berulangkali Rena terpaksa bolos kerja karena dipanggil oleh guru Rudi. Gurunya selalu melapor kalo Rudi suka marah tanpa sebab dan terkahir kali sebagai puncaknya ia memukuli teman sekelasnya sampai jatuh terjerembab ke tanah.

Rena pusing bukan kepalang, tuntuntutan pekerjaannya sebagai penjaga kasir di sebuah toko membuatnya sibuk sekali, masalahnya percintaannya yang melibatkan Rizal dan Yusa yang semakin gak jelas arahnya dan tentu saja Rudi yang tindak tanduknya jadi terasa asing bagi Rena Semuanya campur aduk di kepala Rena saat ini.Seakan-akan kehidupan sedang menancapkan bendera permusuhan di hatinya.

"Bilang sama Kakak, kenapa Rudi jadi nakal kayak gini, kakak ada salah apa ke Rudi ?"

Rudi gak menjawab, masih sibuk menggumam kata 'jahat' berulang-ulang ketika mata Rena mencoba menatap langsung Rudi. Mata Rudi yang tentunya gak bisa fokus menata Rena nampak seperti menatap langit-langit.

"Ya udah kalo Rudi gak mau jawab, tapi Rudi harus makan ya, nanti sakit"

Rudi menggeleng-geleng sambil menarik tubuhnya menjauh dari Rena, mengambil kertas putih di sebelahnya dan mulai mencoret-coret asal-asalan, sibuk didunianya seperti biasa. Dan bagi Rena itu adalah penolakan besar-besaran Rudi. Rena menyerah dan duduk tanpa berbuat apa-apa, seakan menjadi penonton di kamar Rudi.

Dan kesunyian itu pun dipecahkan oleh suara gumam tak jelas Rudi yang menarik baju Rena. Memberikannya kertas yang tadi sibuk dicotret-coretnya. Rena terkesiap sejenak, mengambil kertas dari tangan Rudi, mencoba memahami tulisan acak-acakan diantara coretan abstrak crayon di kertas itu.

Rena berdiri seketika masih melihat kertas itu lekat-lekat dan keluar dari kamar Rudi.

"Gimana Ren...Rudi udah mau makan ?" tanya Mama yang sedari tadi berdiri menunggu di luar sambil membawa sepiring makanan yang hampir dingin. Mama menyodorkan piring itu ke Rena, namun Rena menolak halus.

"Mama aja yang suapin Rudi ya"

"Kamu mau kemana Ren?"

Rena cuma tersenyum, , ia aslinya ingin cepat-cepat pergi."Rena capek ma, tadi kerjaan di toko banyak sekali, Rena izin tidur duluan"Mama gak sempat membalas, karena Rena sudah pergi menjauhi mama.

Alih-alih masuk kamar, ia masuk ke kamar mandi, menyalakan air keras-keras, menutupi isakannya yang akhirnya pecah juga. Rena meremas-remas kertas di tangannya dan melemparnya ke genangan air di kamar mandi.

Di kertas itu terlihat jelas tulisan acak-acakan Rudi: Yusa Mana ?.

Rena sadar bahwa Rudi pun sekarang menyalahkannya karena kepergian Yusa.

(BERSAMBUNG)

rendicf
sormin180
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.