Update Malam Gan.....
Selamat Menikmati....

PART 15 Kegilaan di Pagi Hari

"0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21...." Yusa bergumam tak jelas dalam keheningan malam, berlomba dengan jarum jam diatasnya serta suara jangkrik yang menempel di pepohonan di luar kamar.Matanya hampir gak berkedip, menatap layar laptop didepanya, satu tangannya menepuk-nepeuk pahanya sendiri gak beraturan dan satu tangannya lagi sibuk mengklik klik tampilan kecil, angka yang berjejer-jejer di layarnya.

"0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21...."

"Berisik !, bisa diem gak sih !" Aku melemparkan bantalku satu-satunya yang sedari tadi aku pakai untuk menutupi mukaku. Bantal itu melayang namun mendarat mulus di lantai, nampaknya gak cukup sukses mengenai kepala Yusa karena ia menghindar cukup cepat.

"Oke" ujar Yusa padaku tanpa ekspresi, lalu melanjutkan kesibukannya yang sempat terhenti, kali ini ia sedikit toleransi kepadaku yang merasa terganggu, memutuskan bergumam kecil.Sementara aku nampak jengkel luar biasa, sambil melirik jam dinding diatas kepalanya, ralat...rambutnya yang merah menyala.

Jam menunjukkan pukul 02.00, artinya aku sudah tersiksa hampir empat jam lamanya, gak bisa tidur , gara-gara suara berisik Yusa yang gak hentinya bergumam-gumam gak jelas.

Yusa sang penghuni baru kamarku yang nyentrik dan ajaib. Kehadirannya sama mengejutkannya dengan penampilannya yang ektstra...ajaib.Kali ini ia berdesis cukup keras, ketika laptopnya mengeluarkan suara error.

"Fuck...Oh Shit !" teriaknya gak tahu kondisi.

"Astaga...Tidurlah Yus, gak capek kamu di depan laptop terus-terusan." ujarku pasrah, entah untuk kesekian kalinya.

"Nanggung, udah mau pagi" ujar Yusa tanpa repot-repot menolehkan kepalanya kearahku

"Ya udah terserah kamu, tapi tolong gak usah pakek teriak tiba-tiba atau bergumam-gumam angka gak jelas, lama-lama aku bisa sentiment dengernya Yus "

"What a Shame... itu Fibonanci....itu tadi angka Fibonanci lihat....," Yusa mengambil selembar kertas di samping meja sambil menunjukkan ke aku deretan angka panjang yang jelasnya menambah pusing kepalaku.Ia hendak menjelaskan namun aku buru-buru menyuruhnya meletakkan kembali kertas itu

"Oke...oke... mau angka fibonanci kek, kamu mau nyanyi ibu kita kartini kek, cukup dalem hati aja ya, aku pagi-pagi harus ke kampus, mau ngurus pendaftaran, jadi biarkan aku tidur dengan tenang" kataku, mengambil bantal yang tergeletak pasrah di lantai dan menutup kembali mukaku dengan bantal itu.

Aku menunjuk sakelar lampu yang gak jauh dari posisinya duduk"Ntar kalo udah selesai jangan lupa matikan lampunya".

"Selamat tidur bro..." ujar Yusa pelan, namun cukup membuatku kaget, gak nyangka Yusa masih punya sisi manusia untuk mengucapkan selamat tidur

Aku terbangun keesokan paginya dan sekujur tubuhku sakit. Jelasnya karena kurang tidur, dan mimpi buruk tentang angka fibonanci brengsek yang berlarian di kepalaku penyebabnya.

Kamarku nampak sepi namun berantakan akibat ulah Yusa, kertas-kertas penuh angka,gambar-gambar poligonal dan diagram alir penuh coretan bertebaran di lanta.Gak nampak batang hidung Yusa ketika aku melihat sekeliling sambil memercingkan mata susah payah membiasakan diri dengan cahaya pagi yang menerobos masuk lewat jendela.

Badanku masih gak seimbang, ketika mengambil handuk di gantungan belakang pintu, hendak keluar kamar dan mandi, ketika tiba-tiba aku dikejutkan suara perempuan yang menjerit dan benda-benda berjatuhan di lantai.

AAAAAAAAAARGHHH

Segera saja aku keluar dari kamar, aku berpapas-pasan dengan Mas Nubi yang keluar dari kamarnya, kami berdua sama-sama terkejutnya, ketika melihat pemandangan mencengangkan di depan kami. Yusa nampak menjerit kesenangan, gak sadar ia keluar dari kamar mandi, nyaris telanjang kecuali celana dalam agak kedodoran yang ia pakai. Sedangkan suara jeritan perempuan berasal dari ibu-ibu tua yang biasa setiap seminggu sekali membersihkan kostan kami, Ibu tua yang malang saking kagetnya melihat Yusa nyaris telanjang yang tiba-tiba muncul di depan matanya, secara dramatis ia menjatuhkan segepok alat kebersihan di tangannya. Ia kini menutup matanya sambil berdzikir, kadang ngomel pakai bahasa jawa.

"Astaga Yusa kamu udah gila ya !! pakek bajumu !"



teriakku sambil meminta maaf kepada ibu-ibu tua itu dan menarik tangan Yusa, menyuruhnya masuk kamar mandi lagi. Tapi Yusa nampaknya setengah gak peduli dan cuek, bahkan ketika aku berhasil menggretnya masuk ke kamar mandi, dan menyuruhnya menutup pintu, aku masih bisa mendengar sayup suaranya yang menggema.

" Rizal punya Adik....dasar bego,aku kok bisa lupa....Rizal kan punya adik !!"

(BERSAMBUNG)