PART 12 Happy Anniversary Honey (3)

Kejadiannya begitu cepat sekali, ketikaBima dengan lancangnya masuk ke kamar, seperti orang kesetanan ia mendekap Sari dari belakang.

"Aku gak peduli Sar, aku gak bisa bohongin perasaanku lagi, aku udah terlalu lama memendam rasa sama kamu" suara Bima berdesir di telinganya, membuat ia bergidik sejenak sebelum sadar dan memberontak paksa.

"Lepasin !! lepasin gak !!"

"T-tapi..."

Reflek, ia menyodok rusuk Bima dengan sikunya,membuat cowok itu, menjerit kesakitan.Dekapannya pun lepas.

Sari melotot marah dan memandang jijik Bima. Ia gak peduli lagi yang didepannya itu atasannya atau bukan,baginya harga diri diatas segalanya.

"Keluar dari sini..." desis Sari sembari menata kembali nafas yang sempat berantakan.

"Dengerin aku dulu, maafin aku..."

Sari sudah membuang jauh-jauh rasa hormatnya pada Bima. "Apa....!! aku awalnya kagum sama kamu, kamu simpatik, baik di kantor. Tapi aku terlalu keliru menilai kebaikanmu yang ternyata lebih rendah dari sampah, kamu tahu aku punya tunangan yang sayang sama aku, kamu tahu itu kan !"

"Tunanganmu ? sayang ? zaman sekarang kata sayang itu cuma dongeng gak laku yang dijual di pasaran, bullshit, kamu pikir hubungan LDR itu cuma modal percaya terus bisa jalan. Aku buktinya, gak pernah berhasil Sar, dan kamu mash percaya kalo ada cowok yang sayang dan tulus sama kamu. Hah ! Stupid,what a nonsense"

Bima mendekati Sari yang termangu mendengar kata Bima, ia mendekati perlahan seraya menggenggam tangannya lagi tapi segera ditepisnya lagi.

"Makan teori tololmu itu dan keluar dari sini !!"

"Oke...oke...aku gak akan ganggu kamu lagi, cuma camkan aja baik-baik omonganku"

Masih shock...perutnya begitu mual, sampai-sampai ia gak tahu harus ngomong apa, ia cuma mau Bima segera menyingkir dari hadapannya. Pandangannya berkunang-kunang dan ia lebih memilih memandang tembok kosong dan dingin di dalam kamarnya.

Tapi semua terlambat ketika menunggu sampai Bima menyerah dan mundur perlahan-lahan.pintu kamarnya terbuka.

"Sari ini Rian, eh !!

Seketika runangan hening.Detak jarum jam yang menempel diatas kepala Sari mungkin cuma satu-satunya yang bergerak normal disitu, karena atmosfir ruangan telah diperlambat sepersekian detik. Semua saling terbelalak kaget satu sama lain, semua di ruangan itu seakan seperti bidak catur yang sedang menunggu siapa yang lebih dulu bergerak maju memecah keheningan.

"Permisi aku pulang dulu." Suara yang pertama kali pecah adalah Bima, ia mengangguk kecil kearah Rian lalu berjalan tanpa menoleh keluar dari kamar. Langkahnya berderap menjauh, Deru suara mobil dinyalakan dan lantas benar-benar hilang di telinga Sari, hanya menyisakan dirinya dan Rian yang nampak kecewa dari raut mukanya.

"A-aku..." Sari hendak bicara,bibirnya bergetar. ia ingin menjelaskan segalanya, tapi tak tahu harus mulai dari mana. Lagi pula Rian seperti gak mau mendengarkan omongan Sari, ia memberi isyarat agar Sari gak perlu lagi berbicara.Rian mengeluarkan sebungkus kado kecil dari balik kantong jaketnya dan menaruh di dekat meja.

"Happy Anniversary Honey" jawab Rian dingin, ia bahkan gak mau berlama-lama lagi di kamar itu.

"Kamu ikut aku gak !" ucap Rian kepada Rena yang sedari tadi terpaksa jadi penonton sandiwara kapiran dan bingung mau ngapain.

"T-tunggu yan..." Rena dengan wajah bersalahnya dan ragu, sejenak menatap Sari yang masih diam terpaku disana, sebelum akhirnya ia pun memilih ikut Rian. Meninggalkan Sari yang beberapa detik kemudian merosot duduk kelantai yang dingin sendirian.

(BERSAMBUNG)