Kaskus

Story

audrianramantaAvatar border
TS
audrianramanta
3 KONTRAKAN 1 KOST
3 KONTRAKAN 1 KOST
INTRO

Spoiler for NEW COVER:


Halo agan dan aganwati sekalian...setelah lama jadi silent reader akhirnya aku mutusin juga untuk nyeritain kisah hidupku yang kayak permen nano-nano (itu lho yang manis asem asin rame rasanyaemoticon-Ngakak). Sebelum aku nyeritain kisah ini aku mau kenalin diri dulu.Namaku Rian dan ini nama asli ku lho (terus agan harus bilang "wow" gitu?emoticon-Ngakak).Cukup namaku aja yang asli dan nama tokoh-tokoh lain aku samarin ya (Takut kena UU Pencemaran Polusi Udara...eh Pencemaran Nama Baik maksudnya emoticon-Malu (S)).

Sekarang umurku 24 tahun dan baru aja masuk kuliah S2 di kota Jogja berhati nyamanemoticon-Jempol.Sebelumnya aku kuliah S1 Teknik Sipil di Malang.Kota yang dulunya kota bunga dan berubah jadi kota ruko sekarang...hehehehe.
Durasi kisah ini terjadi 6 tahun lalu saat aku masih unyu-unyu bau penyu (halah...emoticon-Hammer2),masih jadi mahasiswa teknik yang penuh suka duka sampai aku jadi seperti ini (Seperti apa ya??emoticon-Bingung (S)).Semoga aja aku bisa terus Update kisahnya ya...jangan lupa kalo berkenan bisa kasih emoticon-Rate 5 Starudah cukup kok apalagi yang ngasih emoticon-Blue Guy Cendol (L)

Intinya Selamat menikmati Kisah ini...emoticon-Angkat Beer

Quote:


Spoiler for PRAKONTRAKAN (Before 2007- 2007):


Spoiler for KONTRAKAN PERTAMA (2007-2008):


Spoiler for KONTRAKAN KEDUA (2008-2009):


Spoiler for KONTRAKAN KETIGA (2009-2011):

Index 2

Index 3
Polling
0 suara
Siapa karakter favorit agan di thread ini?
Diubah oleh audrianramanta 02-10-2013 06:58
fhy544Avatar border
efti108Avatar border
bagasdiamara269Avatar border
bagasdiamara269 dan 29 lainnya memberi reputasi
30
1.3M
3.4K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
audrianramantaAvatar border
TS
audrianramanta
#2665
PART 9 Secangkir Moccacino

Yogyakarta....

Rizal lebih memilih tetap bekerja, walau ia tahu jam istirahatnya sudah tiba. Karena aslinya ia paling malas kalau disuruh kumpul dengan rekan-rekannya sesama waiter di mess tempat ia bekerja, bukannya ia sombong atau susah bergaul, tapi ia sadar ia gak seberuntung orang lain yang punya waktu senggang lebih banyak hanya untuk bergosip ria, ngomongin kelakuan-kelakuan konyol pengunjung cafe atau ngomongin cewek-cewek cantik yang hobinya nongkrong berjam-jam di cafe tempat ia bekerja tersebut.

Tugas kuliahnya semakin lama semakin numpuk, belum lagi ia harus pintar-pintar membagi waktunya yang cuma 24 jam itu antara membantu ibunya mengantarkan galon-galon air ke pelanggan-pelangan dari toko ibunya, kadang kalau sempat paginya mengantarkan adiknya yang duduk di bangku SD dan tentu saja shift malamnya di cafe yang tentu melelahkan baginya.

Seperti suatu malam itu, ketika ia tengah mengangkat setumpuk piring dan cangkir dari meja pelanggan dan bermaksud menaruhnya di dapur.Rizal melewati Mess karyawan yang pintunya setengah terbuka dan ia bisa mendengar bisik-bisik semangat Roni dan Burhan teman kerjanya yang sedang asik membicarakan sesuatu.

" Aneh...bener ya orang itu, gue jadi penasaran bro,ngapain coba dia duduk 5 jam kayak gak bergerak di depan laptopnya dan cuma mesen secangkir Mochachino, 3 hari berturut-turut lagi,bayangin menu yang sama, posisi duduk yang sama dan pakaian yang sama.Berasa de ja vu gue kalo liat orang itu, tampangnya datar bener."
"Ah masa...loe nya aja yang lebay kali Ron". Burhan bergidik seram, pasang tampang setengah gak percaya.

"Sialan ! ngapain gue bohong, loe nya sih gak perhatiin, orang gue yang sering ngehadepin tuh orang, jadi curigation plus penasaran gue, tuh orang ngapain ya ?" tukas Roni sambil mengetuk meja pakai jarinya mendadak mikir.Kebetulan saat itu, pandangan matanya tertuju ke luar mess dan dilihatnya Rizal yang baru aja selesai menaruh piring kotor. "Zal...zal...nyantai dikit nape, sini gue mau ngomong sama loe"

"Aku masih kerja ntar aja ya"

"Halah, gak sampek semenit...ayolah". Roni. nampaknya memaksa.
Rizal mendesah berat sejenak, padahal ia lagi banyak kerjaan, banyak meja yang belum ia Prepare.

"Apaan Ron?"

"Nah loe tadi kan habis dari depan, loe liat kan laki-laki di meja nomer 3 yang mepet dinding?"

Rizal, menutup mata sejenak sambil mengingat-ingat, lalu ia mengangguk.

"Apa yang dia pesen 3 jam yang lalu ?"

" Satu cangkir Moccacino, emang kenapa". Rizal bertanya balik.

"Gak apa-apa udah balik kerja lagi sana.Denger tuh...denger !" pekik Rizal kepada

Burhan yang akhirnya manggut-manggut percaya.

Merasa gak digubris pertanyaanya, Rizal mengangkat bahunya cuek, sambil ngeluyur pergi ke mini bar dan duduk disitu sejenak. Ia paling seneng duduk di mini bar tempat ia berada sekarang, dari posisinya tersebut ia bisa melihat keseluruhan cafe dan bisa dengan cepat mengetahui kalau ada pengunjung cafe yang minta bantuan padanya sewaktu-waktu.

Suasana cafe gak terlalu ramai seperti biasanya, mungkin karena bukan malam minggu dan gak ada event nonton bola bareng. Ia bisa melihat cuma segelintir orang yang duduk menikmati makanan atau minuman sambil asik ngobrol, semuanya asik ngobrol kecuali satu orang yang lama-lama menggugah rasa penasaran Rizal.

Persis seperti yang diomongkan Burhan dan Roni barusan, ia sekarang menatap heran ke arah cowok berpenampilan cuek, tubuhnya kurus dan saking tingginya nampak membungkuk. Kulitnya sepucat dinding cafe tempat ia bersandar, cowok aneh ini tengah sibuk menatap laptopnya tanpa berkedip sekalipun.Tangannya mengetik keyboard laptop/ Nampak cuek dengan T Shirtn biru Tursetnya yang kedodoran.Belum lagi ia bisa melihat rambut cowok ini seperti gak pernah disisir bertahun-tahun, nampak acak-acakan dan warnaynya merah darah.Menjadikannya seperti makhluh paling kontras di mata Rizal saat itu.

Peduli amat...kenal juga gak batin Rizal.

Ia gak ada waktu untuk terheran-heran lebih lama, karena tiba-tiba dua cewek manis mendekatinya saat itu.
"Mas,gue minta kabel Roll, ada?"

"Maaf Mbak, kabel Rollnya sedang dipakai, bukannya di tempat Mbak duduk ada tempat colokan?"

"Apanya, Mas, tuh cowok kece tapi aneh biang keroknya tuh, masak kita dicuekin berat, ditengok aja kagak, padahal cuma minta tolong bagi colokan bentar doang. amit-amit deh gue punya pacar kayak gitu" tukas Cewek pertama, nadanya terlihat jengkel.

"Gimana dong mas, urgent nih, laptop kita pada hampir low bat...tugas belum kelar, belum di save lagi" Cewek kedua ikutan merengek, membuat Rizal bingung dan ikut-ikutan dongkol dibuatnya.

Sialan ...Gara-gara makhluk alien biru turset.

"Gini aja Mbak, saya temenin omongin ke masnya, siapa tahu mau bagi colokan kalao saya yang ngomong. Kalo gak, terpaksa ntar pindah duduk di mini bar tempat saya duduk ini, ada colokannya, walaupun agak sempit sih Mbak"

"Oke deh..."

Maka Rizal dan kedua cewek manis ini pun mendekati cowok biru turset itu, yang masih aja sibuk memeloti laptopnya.Tangannya tambah berisik saja mengetik tuts-tutsnya dengan cepat seperti asal-asalan

"Permisi Mas..."

"...."

"Maaf masnya bisa geser duduk dikit, kedua mbak disamping saya juga butuh colokan"

Tapi emang dasar aneh cowok itu kayak gak bergeming. Ia terlalu sibuk dengan lapotopnya. dan gak mau repot-repot menoleh barang secenti pun ke arah Rizal. Jelasnya emosi Rizal udah sampai diubun-diubun.Hampir saja ia gak peduli dan hendak memaki cowok alien.Hampir saja..tapi gak jadi

Cowok aneh itu, berhenti memeloti laptopnya, meneguk secankir moccacinonya yang tinggal separuh sampai benar-benar gak tersisa.

"Statement Switch mu salah, di line ke 3, kurang tanda kurung" katanya mendadak ajaib. Rizal pikir, cowok aneh yang sudah bangkit dari kursinya ini berbicara padanya. Ia keliru. Karena terdenagar pekik takjub dari kedua cewek manis.

"I-iya bener, pantesan aja dari tadi tugas Java gue gak running-runnig, gila k-kok loe tau ?". Cewek-cewek masih saling pandang takjub, kadang memandang tugas di laptop yang di pangkunya seakan memastikan tapi lebih dominan menatap cowok alien itu dengan mulut menganga.

Cowok alien tersenyum simpul, sambil memandang tanpa ekspresi, ia menunjuk cermin besar di depannya.

"Bayangan laptop kalian, mantul di cermin itu, aku lihat dari tadi. Oh...Secangkir Moccacino ?" Cowok Alien mengeluarkan uang 50 ribu dari sakunya dan menyerahkan ke tangan Rizal. Matanya sempat melirik epat ke arah name Tag yang tersemat di dada Rizal.

"Ambil kembaliannya"

Cowok alien pergi secepat kilat setelah mengambil laptop dari mejanya, tanpa sempat Rizal berkomentar apapun, bahkan sampai Cowok alien itu pergi dari pandangan Rizal, ia gak berkutik sedikitpun, tubuhnya masih susah mencerna apa yang barusan ia alami.

Rizal tak paham sampai detik itu, kalau cowok alien itu punya nama. Namanya Yusa.

Dan Yusa tengah bergumam sendiri di luar cafe, nampak excited ketika ia bejalan diantara temaram lampu kota Jogjakarta.

"Rizal...ternyata kamu yang namanya Rizal"

(BERSAMBUNG)

rendicf
sormin180
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.