Kaskus

Story

audrianramantaAvatar border
TS
audrianramanta
3 KONTRAKAN 1 KOST
3 KONTRAKAN 1 KOST
INTRO

Spoiler for NEW COVER:


Halo agan dan aganwati sekalian...setelah lama jadi silent reader akhirnya aku mutusin juga untuk nyeritain kisah hidupku yang kayak permen nano-nano (itu lho yang manis asem asin rame rasanyaemoticon-Ngakak). Sebelum aku nyeritain kisah ini aku mau kenalin diri dulu.Namaku Rian dan ini nama asli ku lho (terus agan harus bilang "wow" gitu?emoticon-Ngakak).Cukup namaku aja yang asli dan nama tokoh-tokoh lain aku samarin ya (Takut kena UU Pencemaran Polusi Udara...eh Pencemaran Nama Baik maksudnya emoticon-Malu (S)).

Sekarang umurku 24 tahun dan baru aja masuk kuliah S2 di kota Jogja berhati nyamanemoticon-Jempol.Sebelumnya aku kuliah S1 Teknik Sipil di Malang.Kota yang dulunya kota bunga dan berubah jadi kota ruko sekarang...hehehehe.
Durasi kisah ini terjadi 6 tahun lalu saat aku masih unyu-unyu bau penyu (halah...emoticon-Hammer2),masih jadi mahasiswa teknik yang penuh suka duka sampai aku jadi seperti ini (Seperti apa ya??emoticon-Bingung (S)).Semoga aja aku bisa terus Update kisahnya ya...jangan lupa kalo berkenan bisa kasih emoticon-Rate 5 Starudah cukup kok apalagi yang ngasih emoticon-Blue Guy Cendol (L)

Intinya Selamat menikmati Kisah ini...emoticon-Angkat Beer

Quote:


Spoiler for PRAKONTRAKAN (Before 2007- 2007):


Spoiler for KONTRAKAN PERTAMA (2007-2008):


Spoiler for KONTRAKAN KEDUA (2008-2009):


Spoiler for KONTRAKAN KETIGA (2009-2011):

Index 2

Index 3
Polling
0 suara
Siapa karakter favorit agan di thread ini?
Diubah oleh audrianramanta 02-10-2013 06:58
fhy544Avatar border
efti108Avatar border
bagasdiamara269Avatar border
bagasdiamara269 dan 29 lainnya memberi reputasi
30
1.3M
3.4K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
audrianramantaAvatar border
TS
audrianramanta
#2256

PART 28 Di kala Hujan (2) (Flash Back)

" Handuknya nih " kata Rama melemparkan handuk kecil yang diambil dari kamarnya kepada Tika yang sedang basah kuyup kehujanan di ruang tamu rumahnya.

"Makasih Ma" Tika segera menangkap handuk itu dan berusaha mengeringkan sekujur tubuhnya dengan handuk.

Rama memperhatikan sosok bidadari cantik didepannya " Sorry ya Tik rumah ku berantakan dan kecil lagi, gak kayak rumahmu" tutur rama, sekedar berbasa-basi "...mau aku buatin teh hangat mungkin ? sekalian nunggu hujan reda, habis itu kita pulang deh"

"Boleh, kalo gak ngerepotin" ucap Tika tersenyum.

Rama berlalu dari Tika, melesat secepat kilat ke dapur, sementara Tika, duduk di ruang tamu, pandangannya berkeliling menatap jejeran foto-foto di ruang tamu .

Ada foto Rama yang masih kecil, sedang di gendong oleh pria berseragam Pilot, yang pastinya ayahnya Rama dengan background pesawat besar di belakang mereka, di sebelahnya ada Rama pula nampak lebih besar sedang menggunakan topi dan duduk di sebelah ayahnya di sebuah ruangan kantor dengan jendela besar menghadap lapangan terbang. Tika tersenyum sendiri melihat foto itu sekaligus terheran karena diantara beberapa foto yang terpajang, tidak ada satupun yang memperlihatkan foto Rama dan ibunya.

Tika jadi berpikir keras, selama ini ia cuma mengenal Rama sebatas Rama seorang, tanpa mempertanyakan latar belakang keluarganya. Bahkan, Tika baru pertama kali menjejakkan kakinya ke rumah Rama.

Rama selalu menolak kalau Tika hendak berkunjung ke rumahnya, alasannya macam-macam, mulai dari rumah yang berantakan sampai ayahnya yang kata Rama galak.

Untungnya hujan yang datang tiba-tiba, membuat mereka harus berteduh dan satu-satunya tempat yang paling dekat saat di perjalanan adalah rumahnya Rama. Hasilnya Tika sekarang terjebak di Rumah ini.

"Sorry, agak lama tadi aku lupa naruh gulanya dimana, hehehe" ujar Rama datang membawakan satu cangkir teh hangat dan satu cangkir kopi untuk dirinya sendiri, meletakkan di mehja ruang tamu.

Setelah mengucapkan terimakasih dan memuji teh buatan Rama, Tika menyeruputnya perlahan sambil memandang Rama yang sedang minum kopi dan menyalakan rokoknya.

"Ih..nih anak rokokan terus, emang kamu gak dimarahin sama Papamu, sayang?

Papaku udah tau sih, awalnya gak terima tapi lama-lama diem aja, mungkin udah capek ngomong sama aku yang bandel, lagian juga aku jarang rokokannya gak kayak Adit tuh, udah kayak kereta lokomotif kalo rokok an"

"Hihihihi...dasar bandel kalian berdua" ujar Tika tergelak sembari menggelengkan kepalanya, lalu berkata lagi "...ngomong-ngomong, ini pertama kali ya aku masuk ke rumahmu, aku tadi sempat lihat foto-foto diitu tuh, ternyata banyak yah fotomu sama Papamu, tapi..."
Belum sempat Tika meneruskan Rama sudah memotong pembicaraan Tika " Foto sama Mamaku gak ada ya ?"

Tika mengiyakan lantaran heran Rama berhasil menerka pikirannya.

"Papa sama Mamaku pisah dari aku kecil Tik" jawab Rama lugas, menciptakan suasana dingin sejenak di ruang tamu.

"Sorry, aku lancang ya sayang" tukas Tika cepat, memohon maaf.

"Gak apa-apa lagi Tik, udah saatnya juga kamu tau gimana keluargaku, walaupun aku sendiri sampai sekarang gak ngerti kenapa mereka bisa pisah" jawab Rama, nyaris tanpa beban dan datar mengucapkannya, mungkin hatinya udah biasa menerima keadaan dirinya.

Tapi sudut mata Tika, ia melihat sebuah luka dan ada rasa iba lah yang membuatnya mendekat ke arah Rama lalu memegang tangan cowoknya itu.

"Aku gak bisa bayangin Ma, kalo jadi kamu, soalnya aku gak pernah ngerasain cuma tinggal sama satu orang tua aja, pasti berat ya?"

Rama merasakan hangatnya genggaman Tika, lalu balas mengenggam kehangatan itu lebih erat.

Baru pertama kali ia merasakan genggaman Tika yang gak biasa, perasaanya nyaman, mengalahkan secangkir kopi di depannya.
"Rama, lain kali kalo kamu ada masalah, cerita aja ke aku, jangan ditutup-tutupin ya ?"

"Makasih Tik, a-aku sayang kamu"

"Aku juga sayang kamu Rama" jawab Tika ketika mata mereka beradu dalam diam.

Lalu Rama mendekatkan wajahnya nyaris 1 centi di wajah Tika, dan cukup heran saat Tika gak memalingkan wakahnya, maka di kala hujan satu centi pun menjadi gak ada ketika bibir mereka bertemu.

Rama melumatnya dengan lembut, terbawa suasana nada hujan di luar sana, bibirnya digerakkkan oleh hasrat ketika menjalar lebih jauh lagi ke leher Tika, dan kedua orang ini sama-sama menikmati.

Tanpa berucap mereka bercumbu, hasrat menggerakkan mereka dari ruang tamu menuju kamarnya Rama, meninggalkan dua cangkir minuman hangat di meja.

(BERSAMBUNG)


Diubah oleh audrianramanta 02-06-2013 13:15
rendicf
sormin180
sormin180 dan rendicf memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.