Setelah lama berjalan melewati tangga yang menanjak dan jembatan akhirnya kami tiba di kota bernama Juno ini, Gerbang besar nan megah yang di jaga oleh guard dan angin yang berhembus lumayan kencang ini sangat menakjubkan buat ku. Aku benar-benar terkesima dengan kota ini karena menurut ku kota ini adalah kota paling ajaib yang pernah ku kunjungi, Bagaimana tidak? Kota ini melayang di udara, Ini adalah hal yang pertama kali aku lihat seumur hidup ku.

“Jean, Ayo segera masuk..” Seru Nyonya Rin yang memecah lamunan ku.

Aku hanya menganguk dan mengikuti Nyonya Rin masuk kedalam kota, Kota yang megah dan menakjubkan ini begitu ramai oleh orang-orang yang berlalu-lalang, Banyak pedagang yang sedang menawarkan barang dagangannya, Lalu orang-orang berpakaian elegan dengan membawa buku tebal di tangannya dan syal berbulu yang melingkari leher mereka. Suasana kota ini benar-benar jauh berbeda dari Kota pertama yang aku kunjungi yaitu kota Einbroch.

Jika kota Einbroch di penuhi dengan polusi, debu dan suara mesin pabrik. Kota ini terasa sangat sejuk, damai dan sangat indah untuk dipandangi. Terdapat banyak patung-patung besar yang menjulang tinggi dan bangunan-bangunan dengan desain yang unik yang tidak kalah menarik untuk di perhatikan.

Kini aku duduk di bangku taman kota menunggu Nyonya Rin kembali, Dia berkata ada orang yang harus di temuinya di kota ini, Seperti biasa aku tidak menanyakan siapa orang itu karena mungkin ini berkaitan dengan misi yang di jalankan oleh Nyonya Rin. Dalam penantian ku aku masih penasaran sekali dengan bagaimana caranya kota ini bisa megapung di udara.

“Silahkan dilihat papan info mengenai kota mengapung Juno, Semua tertera disini..”

Pandangan ku beralih ketika mendengar suara teriakan itu, Asal suara itu berasal dari orang yang tergolong cukup muda yang memakai celana hitam dan kemeja putih desertai dengan dasi kupu-kupu berwarna hitam. Ku hampiri dia dan bertanya kepadanya.

“Emm maaf, Apa di sini ada informasi mengenai bagaimana kota ini bisa mengapung..?” Tanyaku kepada pria muda tersebut.

“Ah tentu ada, Silahkan melihat papan infonya. Disini terdapat info tentang nama jalan dan bangunan-bangunan yang ada disini Tuan” Jawabnya dengan senyum yang ramah.

Setelah mendengarnya aku langsung saja berjalan ke papan info yang ada di sebelahnya, Disini terdapat banyak informasi mengenai kota ini. Dari mulai peta bangunan dan nama-nama bangunan yang ada di kota ini, Terdapat perpustakaan, Magic Academy, Biology-Engineering institute, Musium Monster dan Sage Castle.



Jadi kota ini mengapung karena benda yang bernama The Heart Of Ymir?, Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu Heart Of Ymir disini. Karena cukup penasaran aku bertanya kembali kepada pria muda yang ada di sebelah papan informasi yang kubaca ini.

“Permisi, Disini tidak dijelaskan dengan lengkap apa itu Heart Of Ymir?” Tanya ku kepada pria itu.

“Ah, Jika anda bertanya mengenai hal itu saya juga tidak tahu menahu Tuan, Yang mengetahui tentang The Heart Of Ymir hanyalah para ilmuwan-ilmuwan yang ada di kota ini. Saya sebagai warga biasa tidak mengetahui tentang hal ini Tuan..” Jelasnya kepada ku.

Begitukah, Jadi artinya informasi tentang The Heart Of Ymir masih di rahasiakan disini, Dan hanya golongan tertentu yang mengetahui apa sebenarnya benda itu. Hmm Apapun benda itu, Pasti memiliki kekuatan yang sangat dasyat sehingga dapat membuat kota sebesar ini mengapung di udara.

Walaupun kota ini sangat terlihat hebat dan menakjubkan dibandingkan dengan kota Einbroch, Tetapi buat ku Kota Einbroch adalah kota yang berharga buat ku. Kota itu memberikan ku banyak pelajaran dan pengalaman hidup sebagai manusia biasa, Lalu kota dimana Nyonya Rin mengajarkan ku banyak hal. Ya Kota itu benar-benar berharga buatku.

Aku kembali duduk di kursi yang tadi aku tinggalkan sambil meminum sebotol Orange Juice yang ada di dalam tasku. Rasa penasaran yang kumiliki sekarang sudah sedikit terjawab walaupun tidak semuanya terjawab. Aku memandangi langit yang tidak terlalu cerah dan merasakan sejuknya udara yang ada di kota ini perlahan-lahan mulai mengantuk.

Kutepuk kedua pipi ku untuk menghilangkan rasa kantuk yang sekarang mulai menyerangku karena sejuknya udara disini. Jika aku tertidur bisa-bisa barang bawaan yang Nyonya Rin titipkan pada ku dicuri, Aku harus tetap terjaga dan bersiaga disini.

Kupeluk tas yang dititipkan Nyonya Rin kepada ku, Saat memeluk tas itu aku merasakan sensasi yang kurasakan saat aku berada di atas kasur dan memeluk guling yang ada di penginapan kota Einbroch. Hal ini malah semakin membuatku mengantuk, Dan kelihatannya…



“Je…aan..Jea….nn”

“Ma..af..kaa..n a..kkk..u Ma..aa..ffkan…Aku”

Aku terbangun secara mendadak dan langsung membuka kedua mataku, Apa itu barusan? Suara Miss Leina? Dimana dia?. Aku langsung berdiri dan memandang ke sekitar ku. Tapi yang kulihat hanya para pejalan kaki yang terhenti karena melihat gelagat aneh dari ku. Ternyata yang tadi itu hanya mimpi.

Jadi hanya mimpi ya?, Aku kembali duduk dan mengusap keringat yang keluar dari dahi ku. Sambil melihat langit yang terlihat redup karena matahari sebentar lagi akan menyembunyikan dirinya. Aku sudah tertidur lama disini? Untung tas yang dititipkan Nyonya Rin tidak hilang.

Hari sudah mulai sore, Tetapi Nyonya Rin belum kunjung juga kembali. Kemana ya dia pergi?. Tiba-tiba Suara lembut Nyonya Rin memecah lamunan ku.

“Hey Jean.. Maaf membuat mu menunggu lama, Ayo kita harus segera ke airport untuk penerbangan yang terakhir hari ini.” Serunya agak tergesah-gesah kepada ku.

Air Port, Rasanya aku pernah mendengarnya?..Ah Kata-kata ini terdapat di papan informasi tentang kota Juno. Tempat itu memudahkan para petualang untuk mengunjungi kota mengapung ini, Walaupun aku masih tidak tau apa saja yang ada didalam tempat yang bernama Air Port itu.

“Hey, Kenapa malah melamun? Ayo kita sudah hampir terlambat Jean..!!” Seru Nyonya Rin kepada ku.

“Ah, Maaf Mentor..” Jawabku cepat sambil bangun dari tempat aku duduk.

Kami berdua berlari di sore hari itu, Jarak yang kami temput tidaklah terlalu jauh dari tempat aku menunggu Nyonya Rin tadi. Dan sampailah kami pada banguan yang di katakana Nyonya Rin Air Port ini. Kami berdua langsung memasuki bangunan yang terlihat sangat besar ini, Didalam bangunan ini ternyata terdapat banyak orang. Ini bahkan lebih ramai dari taman kota? Kataku dalam hati.

“Tunggu di kursi kosong yang ada disana Jean, Aku akan mengantri membeli tiket sebentar.” Perintah Nyonya Rin kepada ku.

“Baik Mentor..” Jawabku singkat.

Aku duduk di kursi dimana Nyonya Rin memerintahkan ku untuk menunggunya, Kupandangi sekeliling ku. Tempat ini benar-benar ramai, Banyak berbagai macam orang yang ada disini mulai dari pedagang yang membawa gerobak mereka dan para petualang-petualang yang memakai tas yang lumayan besar di punggung mereka. Ada yang diantaranya sedang berdiri berbaris seperti ingin mendapatkan sesuatu.

Apakah mereka berbaris untuk membeli benda yang disebut tiket oleh Nyonya Rin?. Cukup banyak dari mereka yang berdiri berbaris disana, Dan aku bisa melihat Nyonya Rin diantara mereka. Sambil menunggu Nyonya Rin aku mendengarkan lagu yang dibawakan Bard dengan alat musik gitarnya, Lagu yang ia nyanyikan sangat menentramkan dan membuat hati senang.

“Sudah kubilang jangan mengamen disini lagi bocah!!, Jika mau mengamen, Mengamenlah di pinggir jalan disini Air Port bodoh..!!”

Teriakan yang lumayan keras itu membahana ke seluruh ruangan Air Port ini, Semua mata tertuju kepada penjaga yang berusaha mengusir Bard yang tadi bernyayi dengan merdu sambil memainkan alat musiknya.

“Maafkan saya pak, Saya akan keluar sekarang..” Seru sang bard meminta maaf kepada penjaga dan berjalan keluar Air Port.

Karena kejadian ini aku mengingat saat diamana aku di usir dari restoran elite karena berteduh di dalamnya. Aku hanya tersenyum kecil mengingat kejadian ini, Ternyata Hidup sebagai manusia biasa tidak semudah yang kukira.

Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara Nyonya Rin yang memanggil ku. “Jean, Ayo kita segera pergi kekapal udara.. Sepuluh menit lagi kita akan berangkat.” Dia menggandeng tangan ku dan megajak ku berlari.

“Memangnya Kemana kita akan pergi mentor?” Tanya ku dengan rasa penasaran.

“Kita akan pergi ke kota Satelit Izlude Jean.”