Hubungan LDR memang tidak mudah, banyak yang mengalami kegagalan tapi juga ada yang berhasil menjalankannya. Begitu juga hubunganku dengan Ami. Kami terpisah jarak yang cukup jauh, terpisah pulau pula. Saat hari efektif kuliah dia berada di Solo dan aku berada di Denpasar. Saat hari libur tiba dia pulang ke Jakarta dan aku pulang ke Malang. Satu2nya cara kita dapat bertemu saat Ami berlibur ke Malang atau Surabaya. Memang dia selalu mencari kesempatan untuk bisa ke Malang, entah karna ada acara keluarga ataupun untuk sekedar bersilaturahmi ke sodara2. Dan itu tidak pernah lebih dari seminggu.

Hal lain yang cukup menggangguku adalah bagaimana orangtuanya menganggapku. Dulu saat pertama kali jadian dengan Ami orang tuanya sangat mendukung. Tentunya karena senang melihat anaknya dapat dekat dengan lawan jenisnya. Namun untuk yang kedua kali tentu saja kepercayaan telah terluka. Hubunganku untuk kedua kalinya ini sempat mendapat tentangan terutama dari ayahnya. Namun yang terus aku pikirkan adalah orang tua pastinya menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Kalau begitu aku hanya perlu menunjukkan yang terbaik ke orang tuanya, lama kelamaan pasti akan luluh juga. Begitu yang aku percaya. Entah aku seperti orang yang terdoktrin atau orang yang telah tercuci otaknya, tapi itu yang aku pikirkan. Aku seakan terhipnotis bahwa wanita ini adalah satu2nya yang aku inginkan yang aku harus pertahankan. Apapun akan kulakukan demi dirinya.

Tidak seperti dulu, yang sekedar pacaran untuk kesenangan atau status semata, tetapi yang aku inginkan adalah bagaimana menjalin hubungan antara dua orang dan dua keluarga. Yah, aku rasa aku sudah serius dengan dia, ah usiaku terlalu muda untuk memikirkan hal ini. Tapi kenapa kita tidak mencoba untuk lebih serius?