TS
Deflan
[Touhou Fanfic] Something to Save, Something to Expose
Salam gan.
Ini pertama kali ane nulis fanfic Touhou, jadi, tolong dinilai saja ya.
Karena mungkin karya seseorang itu tidak ada yang sempurna, jadi kritik dan saran sangat ane hargai.
Hehe, anyway, selamat menikmati!
Chapter 1-10-b masih di pejwan
Chapter 1 : The Mountain and The Problem (Post #1/ This post, obviously)
Chapter 2 : Suspicious Person Suspected! (Post #2)
Chapter 3 : Behind the Boringness (Post #3)
Chapter 4 : Confuse the Confuseness (Post #5)
Chapter 5 : The Task (Post #6)
Chapter 6 : Just Begun (Post #7)
Chapter 7 : Secret (Post #10)
Chapter 8 : Tricked (Post #13)
Chepter 9 : We're in... Wait..... (Post #16)
Chapter 10-a : Parted : His Tears (Post #19)
Chapter 10-b : Parted : Unconscious Heart (Post #20)
Selanjutnya ada di page > 1
Chapter 10-c : Parted : Lie (Post #22)
Chapter 10-d : Parted : Prey Get Prayed (Post #24)
Chapter 10-e : Parted : Mission Impossible - Lunatic (Post #26)
Chapter 10-f : Parted : Oops! (Post #28)
Chapter 10-g : Parted : Desperado (Post #30)
Chapter 11-a : Brave : A Brand New Heart (Post #32)
Chapter 11-b : Anticipation : Instinct, Hope, and Tactic (Post #33)
Chapter 11-c : Knowledge : Book of Knowledge (Post #34dan #35)
Chapter 11-d : Speed : Half Memory (Post #36)
Chapter 11-e : Helper : Celestial and Constellations (Post #37 dan #38)
Chapter 11-f : Naive : What a Close Call (Post #39 dan #40)
Chapter 11-g : Life : Game Not Real (Post #42)
Chapter 12 : Extra : Agent 009 (Post #43 dan #44)
Chapter 13-a : Moving : Mirage (Post #45)
Suatu hari, saat gunung youkai sedang dilanda ketidak-adaan dan kebosanan, Aya, tengu tercepat di Gensokyou masih tetap mencari sesuatu yang menarik untuk dijadikan artikel. Namun, berbeda dengan anjing pengawas di gunung youkai, Momiji hanya bermain gamedan tidak melakukan hal lainnya sampai ia dipanggil oleh Aya.
"Momiji." sahutnya. Namun Momiji tetap saja bermain.
"Momiji...." panggilnya lagi.
"Apa?" katanya sambil terus saja memainkan permainan itu.
Akhirnya Aya pun mendekati dan meneriakinya.
"MOMIJI!!!"
Terkejut karena suara Aya, terdengar suara 'Pichuuuun' di komputernya.
"A....A....Aya! Astaga, apa yang sudah kau perbuat?! Itu nyawa terakhirku!" kata Momiji dengan nada marah.
"Hah...Aku sudah mencari artikel ke seluruh penjuru Gensoukyo dan kau hanya diam saja disini dengan permainan itu? Hah?!" katanya dengan nada agak marah.
Momiji pun mulai berdiri dari tempat duduk tempat dia bermain permainan itu siap membalas kata-kata Aya.
"Tapi tidak ada yang terjadi sekarang! Tidak ada insiden atau kejadian kecil lainnya! Dan..."
"Kamu mau aku pecat dari sini?!" cela Aya dengan nada yang tinggi. Dia sudah terlihat marah dan hanya mengambil tas hitam kecil di meja kerjanya.
"Tapi! Tapi ini stage terakhir! Ini spell terakhir Yu..."
"Tangkap." kata Aya memotong pembicaraan lagi sambil melempar tas kecil itu kepada Momiji.
"Sekarang pergi dan carilah sebuah artikel!" lanjut Aya sambil melesat cepat meninggalkan Momiji sendirian dengan tas kecilnya itu.
"Tapi...... Dia pergi lagi.... Dia tidak pernah mendengarkan aku walau sepatah katapun... Hah... Biarlah..." kata Momiji sambil membawa tas dan pedangnya pergi.
Tanpa tujuan dia berjalan. Hanya mengitari gunung Youkai, melewati sungai dan akhirnya dia pun mengeluh kembali.
"Andai saja ada sebuah keajaiban sehingga aku bisa menulis artikel..." katanya sambil berjalan pelan melewati jalan setapak ke desa penduduk.
Lalu tiba-tiba dia merasakan seseorang datang. Hawa yang ia rasakan agak berbeda dengan manusia. Dia lebih...ringan? Tidak percaya dia melihat ke belakang. Dan ternyata hawa yang ia rasakan memang sangat ringan. Manusia itu terbang di atas angin yang sepertinya ia buat di telapak kakinya. Siapa lagi kalau bukan Sanae, seorang penjaga kuil yang berada di dekat puncak gunung youkai. Tiba-tiba dia melompat dari angin tempat ia berpijak sambil berteriak dengan girang.
"ANGIN SUCIII!!!!" katanya sambil menggerakkan goheinya.
"Err... Apa yang kau lakukan?" tanya Momiji dengan kebingungan.
"Bukannya kamu yang mau didatangkan KEAJAIBAN?" tanya Sanae.
"Umm... Ya, tapi..."
"Kalau gitu...." katanya sambil mengangkat goheinya.
"ANGIIIN SUCIII!!! DA...!"
"Cukup! Cukup! Cukup!" katanya sambil mencoba untuk menghentikan Sanae.
"Untuk sekarang aku tidak mau bertarung danmakku denganmu, jadi tolong..."
"Tapi kamu mau KEAJAIBAN kan?"
"Arrgh... sudahlah, lupakan..." kata Momiji agak kesal.
Sanae pun menatap Momiji dengan mata yang agak kesal dan mulai mengisi pipinya dengan angin.
"Apa?" tanya Momiji yang mulai tidak nyaman dengan perlakuan Sanae.
Tak ada jawaban, namun Sanae tetap mempertahankan perlakuannya itu dan menatap mata Momiji dengan kesal. Sampai beberapa menit terlewat dengan adegan dimana mereka menatap satu dan yang lainnya dengan agak kesal.
"Agh..." keluh Momiji yang sudah tidak tahan lagi dengan tatapan Sanae.
"Ikh! Jangan lihat aku seperti itu! Aku sangat terganggu dengan itu! Ja...Jadi... Lakukan... Argh! Terserahlah! Lakukan saja yang kau mau...Aku pergi saja dari sini!" katanya dengan gugup.
Raut wajah Sanae pun berubah menjadi cerah kembali seakan tidak ada yang terjadi sebelum ini.
"Horee! Makasih ya Momiji! <3" katanya.
"Dan karena kamu memperbolehkan aku ngapain aja."
"Jadi aku mau ngikut kamu sekarang, ya!" sambungnya.
"Eeeh? Kenapa kau...?" kata Momiji dengan kaget, namun teringat dengan perkataannya, dia pun sadar kembali dan menghela nafas.
"Hah, ya sudahlah..." lanjutnya dengan nada yang terlihat pasrah.
"Eiit. Tunggu dulu Momi-chan" katanya sambil mengacungkan jari telunjuknya.
"Huh?"
Sambil mengangkat goheinya, angin disekitarnya terlihat membawanya terbang. Dan setelah dia berada setinggi Kepala Momiji berteriaklah dia,
"ANGIN SUCII! BERTIUPLAH!!!"
"What the....?"
Momiji mendengar suatu suara gemuruh angin yang luar biasa di belakangnya. Tiba-tiba bulu-bulunya berdiri sekeika saat ia ingin berbalik melihat ke belakang. Namun ia paksakan kepalannya untuk menengok ke belakang dan hasilnya...
[SFX: ZUUUUUUUUUUUUNNN~]
"A...APA?!!!"
Angin yang bertiup sangat kencang secara cepat menghampiri mereka.
"Argh! Aku harus lari! Angin ini terlalu besar! Haah! Untuk apa dia memanggil angin ini?! Dasar aneh!" katanya sambil berlari menjauhi angin itu. Sementara itu Sanae dengan girang mengkibas-kibaskan goheinya ke kiri dan ke kanan.
"Ya! Aku dapat menguasai angin! Angiin! Ya... Eh? Momi-chan?"
Lalu dia pun sadar bahwa dia tertinggal sendiri di situ. Namun karena Sanae berada di atas angin sehingga dari ketinggiannya dia bisa melihat Momiji yang sedang berlari ketakutan.
"Hei! Tunggu aku Momi-chan!"
Ini pertama kali ane nulis fanfic Touhou, jadi, tolong dinilai saja ya.
Karena mungkin karya seseorang itu tidak ada yang sempurna, jadi kritik dan saran sangat ane hargai.
Hehe, anyway, selamat menikmati!
Spoiler for Index (masih on going):
Chapter 1-10-b masih di pejwan
Chapter 1 : The Mountain and The Problem (Post #1/ This post, obviously)
Chapter 2 : Suspicious Person Suspected! (Post #2)
Chapter 3 : Behind the Boringness (Post #3)
Chapter 4 : Confuse the Confuseness (Post #5)
Chapter 5 : The Task (Post #6)
Chapter 6 : Just Begun (Post #7)
Chapter 7 : Secret (Post #10)
Chapter 8 : Tricked (Post #13)
Chepter 9 : We're in... Wait..... (Post #16)
Chapter 10-a : Parted : His Tears (Post #19)
Chapter 10-b : Parted : Unconscious Heart (Post #20)
Selanjutnya ada di page > 1
Chapter 10-c : Parted : Lie (Post #22)
Chapter 10-d : Parted : Prey Get Prayed (Post #24)
Chapter 10-e : Parted : Mission Impossible - Lunatic (Post #26)
Chapter 10-f : Parted : Oops! (Post #28)
Chapter 10-g : Parted : Desperado (Post #30)
Chapter 11-a : Brave : A Brand New Heart (Post #32)
Chapter 11-b : Anticipation : Instinct, Hope, and Tactic (Post #33)
Chapter 11-c : Knowledge : Book of Knowledge (Post #34dan #35)
Chapter 11-d : Speed : Half Memory (Post #36)
Chapter 11-e : Helper : Celestial and Constellations (Post #37 dan #38)
Chapter 11-f : Naive : What a Close Call (Post #39 dan #40)
Chapter 11-g : Life : Game Not Real (Post #42)
Chapter 12 : Extra : Agent 009 (Post #43 dan #44)
Chapter 13-a : Moving : Mirage (Post #45)
Spoiler for Prologue : The Mountain and The Problem:
Suatu hari, saat gunung youkai sedang dilanda ketidak-adaan dan kebosanan, Aya, tengu tercepat di Gensokyou masih tetap mencari sesuatu yang menarik untuk dijadikan artikel. Namun, berbeda dengan anjing pengawas di gunung youkai, Momiji hanya bermain gamedan tidak melakukan hal lainnya sampai ia dipanggil oleh Aya.
"Momiji." sahutnya. Namun Momiji tetap saja bermain.
"Momiji...." panggilnya lagi.
"Apa?" katanya sambil terus saja memainkan permainan itu.
Akhirnya Aya pun mendekati dan meneriakinya.
"MOMIJI!!!"
Terkejut karena suara Aya, terdengar suara 'Pichuuuun' di komputernya.
"A....A....Aya! Astaga, apa yang sudah kau perbuat?! Itu nyawa terakhirku!" kata Momiji dengan nada marah.
"Hah...Aku sudah mencari artikel ke seluruh penjuru Gensoukyo dan kau hanya diam saja disini dengan permainan itu? Hah?!" katanya dengan nada agak marah.
Momiji pun mulai berdiri dari tempat duduk tempat dia bermain permainan itu siap membalas kata-kata Aya.
"Tapi tidak ada yang terjadi sekarang! Tidak ada insiden atau kejadian kecil lainnya! Dan..."
"Kamu mau aku pecat dari sini?!" cela Aya dengan nada yang tinggi. Dia sudah terlihat marah dan hanya mengambil tas hitam kecil di meja kerjanya.
"Tapi! Tapi ini stage terakhir! Ini spell terakhir Yu..."
"Tangkap." kata Aya memotong pembicaraan lagi sambil melempar tas kecil itu kepada Momiji.
"Sekarang pergi dan carilah sebuah artikel!" lanjut Aya sambil melesat cepat meninggalkan Momiji sendirian dengan tas kecilnya itu.
"Tapi...... Dia pergi lagi.... Dia tidak pernah mendengarkan aku walau sepatah katapun... Hah... Biarlah..." kata Momiji sambil membawa tas dan pedangnya pergi.
Tanpa tujuan dia berjalan. Hanya mengitari gunung Youkai, melewati sungai dan akhirnya dia pun mengeluh kembali.
"Andai saja ada sebuah keajaiban sehingga aku bisa menulis artikel..." katanya sambil berjalan pelan melewati jalan setapak ke desa penduduk.
Lalu tiba-tiba dia merasakan seseorang datang. Hawa yang ia rasakan agak berbeda dengan manusia. Dia lebih...ringan? Tidak percaya dia melihat ke belakang. Dan ternyata hawa yang ia rasakan memang sangat ringan. Manusia itu terbang di atas angin yang sepertinya ia buat di telapak kakinya. Siapa lagi kalau bukan Sanae, seorang penjaga kuil yang berada di dekat puncak gunung youkai. Tiba-tiba dia melompat dari angin tempat ia berpijak sambil berteriak dengan girang.
"ANGIN SUCIII!!!!" katanya sambil menggerakkan goheinya.
"Err... Apa yang kau lakukan?" tanya Momiji dengan kebingungan.
"Bukannya kamu yang mau didatangkan KEAJAIBAN?" tanya Sanae.
"Umm... Ya, tapi..."
"Kalau gitu...." katanya sambil mengangkat goheinya.
"ANGIIIN SUCIII!!! DA...!"
"Cukup! Cukup! Cukup!" katanya sambil mencoba untuk menghentikan Sanae.
"Untuk sekarang aku tidak mau bertarung danmakku denganmu, jadi tolong..."
"Tapi kamu mau KEAJAIBAN kan?"
"Arrgh... sudahlah, lupakan..." kata Momiji agak kesal.
Sanae pun menatap Momiji dengan mata yang agak kesal dan mulai mengisi pipinya dengan angin.
"Apa?" tanya Momiji yang mulai tidak nyaman dengan perlakuan Sanae.
Tak ada jawaban, namun Sanae tetap mempertahankan perlakuannya itu dan menatap mata Momiji dengan kesal. Sampai beberapa menit terlewat dengan adegan dimana mereka menatap satu dan yang lainnya dengan agak kesal.
"Agh..." keluh Momiji yang sudah tidak tahan lagi dengan tatapan Sanae.
"Ikh! Jangan lihat aku seperti itu! Aku sangat terganggu dengan itu! Ja...Jadi... Lakukan... Argh! Terserahlah! Lakukan saja yang kau mau...Aku pergi saja dari sini!" katanya dengan gugup.
Raut wajah Sanae pun berubah menjadi cerah kembali seakan tidak ada yang terjadi sebelum ini.
"Horee! Makasih ya Momiji! <3" katanya.
"Dan karena kamu memperbolehkan aku ngapain aja."
"Jadi aku mau ngikut kamu sekarang, ya!" sambungnya.
"Eeeh? Kenapa kau...?" kata Momiji dengan kaget, namun teringat dengan perkataannya, dia pun sadar kembali dan menghela nafas.
"Hah, ya sudahlah..." lanjutnya dengan nada yang terlihat pasrah.
"Eiit. Tunggu dulu Momi-chan" katanya sambil mengacungkan jari telunjuknya.
"Huh?"
Sambil mengangkat goheinya, angin disekitarnya terlihat membawanya terbang. Dan setelah dia berada setinggi Kepala Momiji berteriaklah dia,
"ANGIN SUCII! BERTIUPLAH!!!"
"What the....?"
Momiji mendengar suatu suara gemuruh angin yang luar biasa di belakangnya. Tiba-tiba bulu-bulunya berdiri sekeika saat ia ingin berbalik melihat ke belakang. Namun ia paksakan kepalannya untuk menengok ke belakang dan hasilnya...
[SFX: ZUUUUUUUUUUUUNNN~]
"A...APA?!!!"
Angin yang bertiup sangat kencang secara cepat menghampiri mereka.
"Argh! Aku harus lari! Angin ini terlalu besar! Haah! Untuk apa dia memanggil angin ini?! Dasar aneh!" katanya sambil berlari menjauhi angin itu. Sementara itu Sanae dengan girang mengkibas-kibaskan goheinya ke kiri dan ke kanan.
"Ya! Aku dapat menguasai angin! Angiin! Ya... Eh? Momi-chan?"
Lalu dia pun sadar bahwa dia tertinggal sendiri di situ. Namun karena Sanae berada di atas angin sehingga dari ketinggiannya dia bisa melihat Momiji yang sedang berlari ketakutan.
"Hei! Tunggu aku Momi-chan!"
0
4K
Kutip
44
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•343Anggota
Tampilkan semua post
TS
Deflan
#16
Spoiler for We're in....Wait...:
Setelah semua orang masuk dalam lubang itu, semua pun terapung-apung di dalam situ. Yang mereka lihat hanya warna ungu kahitam-hitaman dan banyak mata. Dan tiba-tiba ada sesuatu yang menarik mereka ke arah yang berlainan. Seperti memutar-mutar mereka.
"Ah! Apa ini?!" teriak Sanae.
"Aku tidak tahu!" kata Koishi.
"Ah! Aku di tarik!" teriak Momiji.
"Apa yang menarikmu?" kata Patchouli.
"Sesuatu! Aku tidak tahu itu apa!" teriak Momiji.
Tiba-tiba mereka seperti disedot oleh pusaran angin yang sangat besar. Semua pun berteriak ketakutan kecuali Patchouli yang hanya memejamkan matanya di dalam gelembung air yang lumayan besar.
"Jangaaaan.... Jangan...berpisah...!!!" teriak Momiji sambil mencoba meraih tangan orang yang dekat dengannya . Mereka pun mencoba meraih tangan orang lain, namun karena tarikan dari sesuatu yang mereka tidak tahu itu sangat besar, mereka pun terpisah. Walaupun masih terlihat, mereka seperti terpental satu dengan yang lainnya seperti kutup positif magnet dengan kutub positif magnet.
"Aku....Pusing..." kata Momiji.
Dan dia pun tertidur. Selagi dia tertidur, semua teman-temannya seperti terhanyut dalam arus laut dalam badai. Mereka tidak ada yang berhasil berpegangan tangan. Tiba-tiba datang angin yang menarik masing-masing dari mereka ke arah yang saling berlawanan. Seperti lubang hitam lainnya, mereka pun menyedot Sanae, Momiji, dan yang lainnya. Mereka pun hanya bisa berteriak dan pasrah.
.......................................................................
...............................
......................
..................
"Hitam...."
..................
..................
"Uhh......."
..................
"Ini...."
..................
Momiji pun membuka matanya perlahan. Dia seperti baru diterpa badai. Lemas. Dia pun merasakan seakan badanya berat.
"Ahh... Terlalu cerah....."
Matahari siang hari itu sangat panas dan menyilaukan mata Momiji. Setelah beberapa saat dia membuka matanya dan mencoba untuk melihat ke atas dengan jelas, dia akhirnya sadar bahwa dia sudah keluar dari lubang itu.
"Ini....Aku sudah ada diluar Gensokyoukah?" tanya Momiji kepada dirinya sendiri. Yang dia temui hanya pepohonan yang berdaun sangat hijau yang rindang.
"Sepertinya...kita sudah keluar dari situ." katanya.
"Ah! Kita sudah keluar! Teman-teman! kita sudah kelu...."
Namun saat ia melihat ke sekitarnya, yang ia temui hanya pohon, pohon, dan pohon.
"Ma...mana mereka?" katanya dengan cemas.
"Me...mereka....Ma....mana?" lanjutnya.
Dia mulai khawatir dengan teman-temannya karena setelah dia mencarinya, mereka belum ditemukan juga.
"Apa yang harus aku lakukan?! Me...mereka hilang! Mereka tidak ada di sini! Mereka...."
Dan dia pun ingat akan kejadian di lubang itu.
"........."
"Ya, kami terpisah." pikirnya.
"Jadi.....aku sendiri.... Untuk apa aku membawa teman kalau begitu? Aku hanya membuat mereka tersesat." pikirnya lagi.
Momiji pun merasa bersalah dan hanya terdiam di situ, merenungi perbuatannya.
"Tapi, Yuyuko-sama bilang bahwa aku membutuhkan teman....Tapi....Mengapa?" tanyanya dalam hati.
"Mungkin aku harus mencarinya di tempat yang lain." kata Momiji.
Dan dia pun memanjat ke atas pohon dan melihat ke kejauhan.
"Apa...itu....?" kata Momiji tercengang.
Dia melihat suatu yang tinggi, besar, dan banyak. Benda itu sepertinya mirip namun berbeda ukuran. Dan ada juga sesuatu yang besar. Sangat besar. Benda itu terbang tinggi di atas. Kecepatan terbangnya dapat disamakan dengan kecepatan terbang tengu.
"Hei!" kata seseorang dari bawah.
"Waa!" kata Momiji kaget dan terjatuh ke tanah.
"Sedang apa kamu?" kata orang itu.
"Aduuh... Aku sedang....melihat itu." kata Momiji sambil merintih kesakitan karena terjatuh dari atas pohon.
"Oh, tapi.... Kamu...." kata orang itu sambil melihat Momiji dengan lebih dekat.
"Hah? Ma....mau apa kamu?" kata Momiji sambil memperhatikan orang itu.
Orang itu melihat ke Momiji. Memperhatikan apa yang ia pakai dan apa yang ia bawa.
"Kamu....apakah kamu satu dari mereka?" kata orang itu ketakutan.
"Si...siapa?!" kata Momiji.
===============================Other Place==========
"Uuuh...." kata Koishi.
Dia pun terbangun dan mulai menatap sekitar.
"Di mana aku?" katanya lagi.
Dan saat ia memperhatikan dirinya lagi, dia baru sadar bahwa dia berada dalam satu rumah.
"Haa?!" katanya dengan kaget.
Lalu seseorang muncul dari balik pintu kamar.
"Ah, kamu sudah bangun ya? Maaf aku langsung membawamu kemari. Kamu terlihat pingsan di dalam gang, jadi aku membawamu ke rumahku. Merasa baikan?" tanya orang itu.
Dia masih muda dan mungkin seumuran dengan Reimu. Sekitar 19 tahunan.
"A...Aku baik-baik saja... tapi... di mana ini?" kata Koishi kebingungan.
"Oh, kita ada di Ikebukuro. Dan maaf aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Asuka." katanya.
"I..Ike...bukuro...." kata Koishi kebingungan.
"Oh, mungkin kamu ada dari daerah lain ya. Kalau begitu, kamu istirahat dulu saja ya." katanya dan Asuka pun meninggalkan Koishi dari kamar itu, membiarkan Koishi yang kebingungan dengan tempat itu.
"Ike...bukuro...." pikir Koishi......
===============================Other Place==========
"............ini......."
Patchouli keluar dari lubang itu dalam keadaan sadar dan dia pun keluar di tempat yang sepertinya dia kenal.
"Tempat ini familiar......" katanya lagi.
Dia pun melihat ke sekeliling. Keadaan di situ masih pagi dan dia dapat melihat rerumputan hijau di sekelilingnya dengan beberapa domba di situ. Dia sendiri berada di bawah pohon yang agak rindang.
"Ya....Ini dia tempatnya..." katanya lagi.
Dia pun yakin atas apa yang ia percayai dan pergi dari tempat itu ke sebuah rumah penduduk situ. Patchouli pun mengetuk pintu salah seorang rumah di situ. dengan menggunakan bahasa lain.
"Ursäkta mig"(Permisi) katanya.
"Ja, bara en minut"(Ya, sebentar) kata orang di dalam rumah itu.
Saat orang dari dalam membukakan pintu rumahnya, Patchouli pun berkata.
"Missade du mig?"(Kamu merindukanku?) kata Patchouli.
Orang itu langsung meneteskan air mata dan memeluk Patchouli.
"Kamu memang masih seperti yang dulu." kata Patchouli.
"Ya...Aku masih seperti yang dulu....kak..." kata orang itu.
Dan Patchouli pun di ajak masuk ke dalam rumah itu.
===============================Other Place==========
"Aah... aww..."
Youmu keluar di suatu tempat yang sempit dan gelap.
"Ah, di mana ini?" kata Youmu.
"Hah!? Ko...kotak ini berbicara!" kata seseorang dari luar.
"Heh? Berarti ada orang di dalam kardus itu! Cepat, keluarkan dia!" kata orang lain yang ada di luar situ.
Lalu Youmu pun melihat seseorang yang berkaca mata hitam yang membuka kardus itu.
"Anak kecil!" kata orang yang membuka kardus itu.
"Keluarkan saja dia." kata orang yang satunya lagi.
Dan setelah menyuruh Youmu keluar dari kardus itu, Youmu pun dapat melihat dengan jelas kedua orang itu dan tempat di mana dia berada.
"Siapa kamu dik?" kata orang yang membuka kardus itu.
"Aku...Youmu." kata Youmu sambil memperhatikan kedua orang ini.
Mereka sama-sama mengenakan kemeja warna hitam. Di tangan kedua orang ini terlihat tato naga dan mereka pun terlihat berotot semua.
"Kenapa kamu membawa pedang itu nak?" kata orang yang tidak membuka kardus itu.
"Ini pedang milik keluargaku." kata Youmu.
"Apa....?!" kata orang itu.
Dan tiba-tiba keadaan menjadi tegang....
===============================Other Place==========
"Aaugh...."
Udonge berada di satu ruangan gelap. Namun entah mengapa, dia seperti mendengar suara orang di luar.
"Di...dimana aku?" katanya.
Tiba-tiba ruangan itu menjadi terang. Dia terkurung dalam suatu ruangan tertutup. Terlihat seperti kurungan yang besar dengan lubang-lubang kecil untuk melihat ke luar. Lalu muncul suara dari speaker di ujung ruangan.
"You're being arrested because you must be a part of them!" (Kamu ditahan karena kamu pasti salah satu dari mereka!) kata suara itu.
Udonge pun langsung menganalisis suara itu. Dan ia pun tahu bahwa dia bukan di benua timur, namun di benua barat. Udonge pun langsung berkonsentrasi untuk mengganti frekuensi dari otaknya supaya bisa telepati kepada orang yang berbicara sehingga suaranya keluar di speaker itu.
"Just a minute. You're from Japan? And you are....Oh.... I see...." (Sebentar. Kamu dari Jepang? dan kamu sedang men....Oh...Ya, aku mengerti...) kata orang itu.
Udonge pun hanya diam menunggu jawaban dari orang itu.....
===============================Other Place==========
"Aah... Dimana aku...?"
Nitori terlihat pusing sehabis keluar dari lubang itu. Dia keluar di sebuah ruangan yang terang, namun tidak ada siapapun di ruangan itu.
"Tempat apa ini?" katanya.
Dalam ruangan itu banyak sekali barang-barang yang aneh. Dari tabung yang berisi cairan-cairan sampai banyak komputer yang terlihat lebih canggih daripada komputer yang dimilikinya. Lalu dia pun mencoba melihat komputer itu dan mengutak atiknya.
"Hmm....Ini.....menggunakan bahasa lain. Aku harus menggunakan translatorku di tasku." katanya.
Lalu dia pun merogoh tas besarnya dan mencoba untuk mencari alat itu. Namun saat dia sedang mencari barang itu, pintu masuk dari ruangan itu terbuka dan terlihat kaki yang mengenakan celana panjang putih....
===============================Other Place==========
"Aaargh.... Sungguh sulit untuk mencari jalan ke kota ini." kata Sanae sambil menghela nafasnya.
Dia keluar di sebuah hutan yang tidak terlalu lebat dan dekat dari kota.
"Nah, ini dia! Tempat para cosplayer-cosplayer dan anime dan manga!!" katanya sambil melihat ke arah kota itu.
"Mungkin aku harus mencari....Oh, uang...." katanya sambil mencari uang di sakunya.
"Aah, aku tidak punya uang. Mungkin aku bisa mencari dia." kata Sanae.
Dan dia pun berjalan dengan senangnya di pinggir jalan menuju ke pusat kota itu.
"Shibuya! Aku datang!!!" katanya dengan senang hati.
"Ah! Apa ini?!" teriak Sanae.
"Aku tidak tahu!" kata Koishi.
"Ah! Aku di tarik!" teriak Momiji.
"Apa yang menarikmu?" kata Patchouli.
"Sesuatu! Aku tidak tahu itu apa!" teriak Momiji.
Tiba-tiba mereka seperti disedot oleh pusaran angin yang sangat besar. Semua pun berteriak ketakutan kecuali Patchouli yang hanya memejamkan matanya di dalam gelembung air yang lumayan besar.
"Jangaaaan.... Jangan...berpisah...!!!" teriak Momiji sambil mencoba meraih tangan orang yang dekat dengannya . Mereka pun mencoba meraih tangan orang lain, namun karena tarikan dari sesuatu yang mereka tidak tahu itu sangat besar, mereka pun terpisah. Walaupun masih terlihat, mereka seperti terpental satu dengan yang lainnya seperti kutup positif magnet dengan kutub positif magnet.
"Aku....Pusing..." kata Momiji.
Dan dia pun tertidur. Selagi dia tertidur, semua teman-temannya seperti terhanyut dalam arus laut dalam badai. Mereka tidak ada yang berhasil berpegangan tangan. Tiba-tiba datang angin yang menarik masing-masing dari mereka ke arah yang saling berlawanan. Seperti lubang hitam lainnya, mereka pun menyedot Sanae, Momiji, dan yang lainnya. Mereka pun hanya bisa berteriak dan pasrah.
.......................................................................
...............................
......................
..................
"Hitam...."
..................
..................
"Uhh......."
..................
"Ini...."
..................
Momiji pun membuka matanya perlahan. Dia seperti baru diterpa badai. Lemas. Dia pun merasakan seakan badanya berat.
"Ahh... Terlalu cerah....."
Matahari siang hari itu sangat panas dan menyilaukan mata Momiji. Setelah beberapa saat dia membuka matanya dan mencoba untuk melihat ke atas dengan jelas, dia akhirnya sadar bahwa dia sudah keluar dari lubang itu.
"Ini....Aku sudah ada diluar Gensokyoukah?" tanya Momiji kepada dirinya sendiri. Yang dia temui hanya pepohonan yang berdaun sangat hijau yang rindang.
"Sepertinya...kita sudah keluar dari situ." katanya.
"Ah! Kita sudah keluar! Teman-teman! kita sudah kelu...."
Namun saat ia melihat ke sekitarnya, yang ia temui hanya pohon, pohon, dan pohon.
"Ma...mana mereka?" katanya dengan cemas.
"Me...mereka....Ma....mana?" lanjutnya.
Dia mulai khawatir dengan teman-temannya karena setelah dia mencarinya, mereka belum ditemukan juga.
"Apa yang harus aku lakukan?! Me...mereka hilang! Mereka tidak ada di sini! Mereka...."
Dan dia pun ingat akan kejadian di lubang itu.
"........."
"Ya, kami terpisah." pikirnya.
"Jadi.....aku sendiri.... Untuk apa aku membawa teman kalau begitu? Aku hanya membuat mereka tersesat." pikirnya lagi.
Momiji pun merasa bersalah dan hanya terdiam di situ, merenungi perbuatannya.
"Tapi, Yuyuko-sama bilang bahwa aku membutuhkan teman....Tapi....Mengapa?" tanyanya dalam hati.
"Mungkin aku harus mencarinya di tempat yang lain." kata Momiji.
Dan dia pun memanjat ke atas pohon dan melihat ke kejauhan.
"Apa...itu....?" kata Momiji tercengang.
Dia melihat suatu yang tinggi, besar, dan banyak. Benda itu sepertinya mirip namun berbeda ukuran. Dan ada juga sesuatu yang besar. Sangat besar. Benda itu terbang tinggi di atas. Kecepatan terbangnya dapat disamakan dengan kecepatan terbang tengu.
"Hei!" kata seseorang dari bawah.
"Waa!" kata Momiji kaget dan terjatuh ke tanah.
"Sedang apa kamu?" kata orang itu.
"Aduuh... Aku sedang....melihat itu." kata Momiji sambil merintih kesakitan karena terjatuh dari atas pohon.
"Oh, tapi.... Kamu...." kata orang itu sambil melihat Momiji dengan lebih dekat.
"Hah? Ma....mau apa kamu?" kata Momiji sambil memperhatikan orang itu.
Orang itu melihat ke Momiji. Memperhatikan apa yang ia pakai dan apa yang ia bawa.
"Kamu....apakah kamu satu dari mereka?" kata orang itu ketakutan.
"Si...siapa?!" kata Momiji.
===============================Other Place==========
"Uuuh...." kata Koishi.
Dia pun terbangun dan mulai menatap sekitar.
"Di mana aku?" katanya lagi.
Dan saat ia memperhatikan dirinya lagi, dia baru sadar bahwa dia berada dalam satu rumah.
"Haa?!" katanya dengan kaget.
Lalu seseorang muncul dari balik pintu kamar.
"Ah, kamu sudah bangun ya? Maaf aku langsung membawamu kemari. Kamu terlihat pingsan di dalam gang, jadi aku membawamu ke rumahku. Merasa baikan?" tanya orang itu.
Dia masih muda dan mungkin seumuran dengan Reimu. Sekitar 19 tahunan.
"A...Aku baik-baik saja... tapi... di mana ini?" kata Koishi kebingungan.
"Oh, kita ada di Ikebukuro. Dan maaf aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Asuka." katanya.
"I..Ike...bukuro...." kata Koishi kebingungan.
"Oh, mungkin kamu ada dari daerah lain ya. Kalau begitu, kamu istirahat dulu saja ya." katanya dan Asuka pun meninggalkan Koishi dari kamar itu, membiarkan Koishi yang kebingungan dengan tempat itu.
"Ike...bukuro...." pikir Koishi......
===============================Other Place==========
"............ini......."
Patchouli keluar dari lubang itu dalam keadaan sadar dan dia pun keluar di tempat yang sepertinya dia kenal.
"Tempat ini familiar......" katanya lagi.
Dia pun melihat ke sekeliling. Keadaan di situ masih pagi dan dia dapat melihat rerumputan hijau di sekelilingnya dengan beberapa domba di situ. Dia sendiri berada di bawah pohon yang agak rindang.
"Ya....Ini dia tempatnya..." katanya lagi.
Dia pun yakin atas apa yang ia percayai dan pergi dari tempat itu ke sebuah rumah penduduk situ. Patchouli pun mengetuk pintu salah seorang rumah di situ. dengan menggunakan bahasa lain.
"Ursäkta mig"(Permisi) katanya.
"Ja, bara en minut"(Ya, sebentar) kata orang di dalam rumah itu.
Saat orang dari dalam membukakan pintu rumahnya, Patchouli pun berkata.
"Missade du mig?"(Kamu merindukanku?) kata Patchouli.
Orang itu langsung meneteskan air mata dan memeluk Patchouli.
"Kamu memang masih seperti yang dulu." kata Patchouli.
"Ya...Aku masih seperti yang dulu....kak..." kata orang itu.
Dan Patchouli pun di ajak masuk ke dalam rumah itu.
===============================Other Place==========
"Aah... aww..."
Youmu keluar di suatu tempat yang sempit dan gelap.
"Ah, di mana ini?" kata Youmu.
"Hah!? Ko...kotak ini berbicara!" kata seseorang dari luar.
"Heh? Berarti ada orang di dalam kardus itu! Cepat, keluarkan dia!" kata orang lain yang ada di luar situ.
Lalu Youmu pun melihat seseorang yang berkaca mata hitam yang membuka kardus itu.
"Anak kecil!" kata orang yang membuka kardus itu.
"Keluarkan saja dia." kata orang yang satunya lagi.
Dan setelah menyuruh Youmu keluar dari kardus itu, Youmu pun dapat melihat dengan jelas kedua orang itu dan tempat di mana dia berada.
"Siapa kamu dik?" kata orang yang membuka kardus itu.
"Aku...Youmu." kata Youmu sambil memperhatikan kedua orang ini.
Mereka sama-sama mengenakan kemeja warna hitam. Di tangan kedua orang ini terlihat tato naga dan mereka pun terlihat berotot semua.
"Kenapa kamu membawa pedang itu nak?" kata orang yang tidak membuka kardus itu.
"Ini pedang milik keluargaku." kata Youmu.
"Apa....?!" kata orang itu.
Dan tiba-tiba keadaan menjadi tegang....
===============================Other Place==========
"Aaugh...."
Udonge berada di satu ruangan gelap. Namun entah mengapa, dia seperti mendengar suara orang di luar.
"Di...dimana aku?" katanya.
Tiba-tiba ruangan itu menjadi terang. Dia terkurung dalam suatu ruangan tertutup. Terlihat seperti kurungan yang besar dengan lubang-lubang kecil untuk melihat ke luar. Lalu muncul suara dari speaker di ujung ruangan.
"You're being arrested because you must be a part of them!" (Kamu ditahan karena kamu pasti salah satu dari mereka!) kata suara itu.
Udonge pun langsung menganalisis suara itu. Dan ia pun tahu bahwa dia bukan di benua timur, namun di benua barat. Udonge pun langsung berkonsentrasi untuk mengganti frekuensi dari otaknya supaya bisa telepati kepada orang yang berbicara sehingga suaranya keluar di speaker itu.
"Just a minute. You're from Japan? And you are....Oh.... I see...." (Sebentar. Kamu dari Jepang? dan kamu sedang men....Oh...Ya, aku mengerti...) kata orang itu.
Udonge pun hanya diam menunggu jawaban dari orang itu.....
===============================Other Place==========
"Aah... Dimana aku...?"
Nitori terlihat pusing sehabis keluar dari lubang itu. Dia keluar di sebuah ruangan yang terang, namun tidak ada siapapun di ruangan itu.
"Tempat apa ini?" katanya.
Dalam ruangan itu banyak sekali barang-barang yang aneh. Dari tabung yang berisi cairan-cairan sampai banyak komputer yang terlihat lebih canggih daripada komputer yang dimilikinya. Lalu dia pun mencoba melihat komputer itu dan mengutak atiknya.
"Hmm....Ini.....menggunakan bahasa lain. Aku harus menggunakan translatorku di tasku." katanya.
Lalu dia pun merogoh tas besarnya dan mencoba untuk mencari alat itu. Namun saat dia sedang mencari barang itu, pintu masuk dari ruangan itu terbuka dan terlihat kaki yang mengenakan celana panjang putih....
===============================Other Place==========
"Aaargh.... Sungguh sulit untuk mencari jalan ke kota ini." kata Sanae sambil menghela nafasnya.
Dia keluar di sebuah hutan yang tidak terlalu lebat dan dekat dari kota.
"Nah, ini dia! Tempat para cosplayer-cosplayer dan anime dan manga!!" katanya sambil melihat ke arah kota itu.
"Mungkin aku harus mencari....Oh, uang...." katanya sambil mencari uang di sakunya.
"Aah, aku tidak punya uang. Mungkin aku bisa mencari dia." kata Sanae.
Dan dia pun berjalan dengan senangnya di pinggir jalan menuju ke pusat kota itu.
"Shibuya! Aku datang!!!" katanya dengan senang hati.
0
Kutip
Balas